Wafik Nurhalidah RS PERTAMINA
Wafik Nurhalidah RS PERTAMINA
Kelas : IV A / S1 keperawatan
Nim : 19142011050
Ruangan ICU / intensif care unit merupakan salah satu unit pelayanan rawat inap
dirumah sakit yang memberikan perawatan khusus pada penderita yang memerlukan
perawatan yang lebih intensif, yang mengalami gangguan pernafasan, dan mengalami
serangan penyakit akut.
ICU menyediakan berbagai, sarana dan prasarana serta peralatan khusus untuk mendukung
fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medis, perawat dan staf lain yang
berpengalaman dalam menjalankan keadaan-keadaan tersebut.
Berikut adalah peralatan minimal yang diharuskan berada di ruangan ICU RS diantaranya:
1. infus pump
2. ventilator
3. syringe pump
4. monitor non invasif : suhu, tekanan darah, saturasi oksigen dan respirasi.
Ventilator bekerja dengan cara memompa udara selama beberapa detik untuk menyalurkan
oksigen ke paru-paru pasien, lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya
dari paru-paru.
Cara Pemakaian Alat Ventilator
Sebelum memasang ventilator pada pasien, dokter akan melakukan intubasi untuk
memasukkan selang khusus melalui mulut, hidung, atau lubang yang dibuat di bagian depan
leher pasien. Prosedur ini disebut juga trakeostomi. Setelah intubasi selesai, ventilator akan
dihubungkan ke selang tersebut.
Penggunaan ventilator cukup rumit, sehingga pemasangan dan pengaturannya hanya boleh
dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk merawat pasien kritis. Alat ini sering
digunakan di ruang perawatan intensif (ICU) karena kondisi yang membutuhkan ventilator
biasanya merupakan kasus yang berat.
Selama terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak dapat bicara atau makan
melalui mulut, karena keberadaan selang yang masuk ke dalam tenggorokan. Meski begitu,
pasien masih dapat berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat.
Umumnya, pasien akan merasa tidak nyaman ketika ada selang yang masuk melalui mulut
atau hidungnya. Pasien juga terkadang melawan udara yang dihembuskan ventilator dan
membuat fungsi ventilator kurang efektif.
Bila seperti ini, dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri agar pasien
merasa lebih nyaman ketika terhubung dengan ventilator.
Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan pada pasien yang tidak
dapat bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuat pasien membutuhkan
mesin ventilator meliputi:
Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS (acure respiratory distress
syndrome), asma berat, pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis, dan
pembengkakan paru (edema paru)
Gangguan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan, koma, atau
stroke
Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti jantung
Keracunan karbon dioksida
COVID-19 dengan gejala berat
Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis
Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat
Syok
Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas,
misalnya pada pasien yang menjalani operasi
Penggunaan ventilator tidak untuk mengobati kondisi-kondisi tersebut, tetapi hanya sebagai
alat untuk membantu pasien bernapas. Hal ini membuat pasien membutuhkan pengobatan dan
perawatan lain selain ventilator untuk menyembuhkan atau memperbaiki kondisi pasien.
Selama penggunaan alat ventilator, beberapa efek samping samping berikut ini bisa terjadi
pada pasien:
Selain itu, pasien yang menggunakan ventilator harus berbaring dalam waktu lama sehingga
bisa meningkatkan risiko mengalami luka dekubitus. Hal ini terjadi akibat tekanan yang lama
pada kulit dan gangguan aliran darah akibat tromboembolisme.
Meski penggunaan ventilator memiliki peran penting dalam perawatan pasien, risikonya pun
tidak sedikit. Penggunaan alat ventilator juga umumnya membutuhkan biaya yang besar.
Makin lama pasien dirawat menggunakan ventilator, makin banyak biaya yang harus
dikeluarkan.
Oleh karena itu, pasien dan keluarganya perlu memahami keuntungan dan risiko dari
penggunaan mesin ini. Jika masih merasa ragu untuk memasang ventilator, disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter yang merawat agar mendapatkan penjelasan lebih detail.
Keputusan untuk Melepas Alat Ventilator
Lamanya waktu pasien harus terhubung dengan ventilator tidak dapat diperkirakan. Berapa
lama pasien perlu menggunakan ventilator dan kapan boleh melepaskannya akan ditentukan
berdasarkan perkembangan kondisi pasien dan penilaian klinis oleh dokter.
Beberapa pasien mungkin hanya terhubung dengan ventilator selama beberapa hari, tetapi ada
juga pasien yang membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Setiap hari dokter akan
mengevaluasi kondisi pasien, apakah sudah ada perbaikan dan mampu bernapas sendiri
dengan baik tanpa bantuan ventilator.
Selama perawatan, pasien yang terpasang ventilator akan mendapatkan pemantauan ketat dan
pemeriksaan secara berkala. Setelah menunjukkan perbaikan, baik dari hasil pemeriksaan
fisik maupun pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, atau foto Rontgen, alat
ventilator mungkin bisa dilepas.
Penggunaan ventilator diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien yang tidak dapat
bernapas sendiri. Jika anggota keluarga Anda harus dirawat di ICU dan memerlukan
ventilator, sebaiknya konsultasikan ke dokter yang merawat untuk mendapatkan informasi
lebih jauh mengenai manfaat dan risiko penggunaan mesin bantu napas ini.