Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 6 No 1 Hal 13- 18, Mei 2018

Jurnal Keperawatan Volume 6 No 1, Hal 13 - 18, Mei 2018 ISSN 2338-2090 (Cetak)
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

STATUS PSIKOLOGIS IBU DENGAN PERSALINAN PREMATUR


Istioningsih1, Linda Wariska1, Yuni Puji Widiastuti1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
istioningsih.ns@gmail.com

ABSTRAK
Persalinan prematur merupakan kondisi janin lahir sebelum genap 37 minggu, dan pada janin yang lahir
kurang dari 32 minggu beresiko mengalami kematian 70 kali lebih besar akibat imaturitas organ tubuh janin,
berdasarkan hal tersebut prematuritas merupakan kondisi penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada
neonatus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran status psikologis responden pada persalinan
prematur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
sebanyak 54 responden dengan purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan: usia terendah responden
adalah 14 tahun dan usia tertinggi adalah 48 tahun rerata usia responden adalah 26 tahun. Sebagian besar
responden merupakan pada kategori usia yang aman sebesar 57,4%. Sebagian besar respondenmengalami
stress sejumlah 83,3% baik itu stress ringan, sedang maupun parah. Sebesar 81,5% responden mengalami
anxiety dari ringan sampai sangat parah. Status psikologis depresi pasien sebagian besar sebanyak 79,6%
adalah normal dan ada sejumlah 20,4% mengalami depresi. Tenaga kesehatan disarankan melakukan upaya
promotif dan preventif dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan, mempersiapkan pendidikan
psikologis ibu hamil untuk mencegah persalinan prematur. Ibu hamil juga disarankan untuk mempersiapkan
kondisi fisik dan psikologis sebelum kehamilan.

Kata kunci: Persalinan Prematur, Psikologis

THE PSYCHOLOGICAL STATUS OF MOTHER WITH PREMATURE LABOR

ABSTRACT
Premature labor is a condition of the fetus born before even 37 weeks, and in fetuses born less than 32 weeks
the risk of death is 70 times greater due to immaturity of fetal organs, based on this prematurity is the main
cause of mortality and morbidity in neonates. The purpose of this study is to describe the psychological
status of respondents in preterm labor. This research is a descriptive study with a cross sectional approach.
The number of samples was 54 respondents with purposive sampling. The results were obtained: the lowest
age of respondents was 14 years and the highest age was 48 years the average age of respondents was 26
years. Most of the respondents were in the safe age category of 57.4%. Most of the respondents experienced
83.3% stress, both mild, moderate and severe stress. 81.5% of respondents experienced anxiety from mild to
very severe. The psychological status of depressed patients is mostly 79.6% is normal and there are a
number of 20.4% experiencing depression. Health workers are advised to carry out promotive and
preventive efforts in the form of providing health education, preparing psychological education for pregnant
women to prevent premature labor. Pregnant women are also advised to prepare physical and psychological
conditions before pregnancy.

Keywords: Premature labor, psychology

PENDAHULUAN dapat muncul. Berdasarkan hal tersebut


Persalinan prematur merupakan suatu kondisi prematuritas merupakan sebuah kondisi yang
dimana janin lahir sebelum usianya genap 37 manjadi penyebab utama dari mortalitas dan
minggu, sedangkan pada janin yang lahir kurang morbiditas pada neonatus yang mampu memberi
dari 32 minggu beresiko mengalami kematian 70 dampak jangka panjang terhadap kondisi
kali lebih besar akibat organ tubuh yang belum kesehatan janin (Beck, Wojdyla, Say et al., 2010).
sempurna (Krisnaldi, 2009). Kematian pada bayi
prematur sering disebabkan karena banyak hal Prematuritas sendiri merupakan penyebab
seperti perdarahan intraventricular, sindrom terbanyak dari kematian neonatus, dimana
gawat nafas, displasia bronkopulmoner, serta terdapat 35% kematian dikarenakan komplikasi
sepsis dan masih banyak lagi masalah lain yang yang terjadi akibat dari prematuritas itu sendiri.
13
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 6 No 1, Hal 13 - 18, Mei 2018
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Diperkirakan terdapat 15 juta persalinan Kesehatan (PF) sebesar 85 % pada akhir tahun
premature pertahun yang terjadi di Dunia dengan 2019 (DITJEN Kesmas, 2016).
1,1 juta diantaranya tidak mampu bertahan hidup,
dan persalinan prematur terbanyak terdapat di Menurut Krisnadi (2009), prematuritas sendiri
Afrika serta Asia Selatan dengan kejadian bayi disebabkan oleh banyak factor resiko diantaranya
preterm lebih dari 60% (WHO, 2014). Indonesia yaitu : (1) Idiopatik; (2) Iatrogenik (Elektif) yang
masuk ke urutan lima Dunia pada tahun 2009 disebabkan baik karena kondisi ibu maupun janin;
dengan jumlah persalinan premature yang (3) Sosio Demografik, yang meliputi Faktor Psiko
mencapai angka 675.700 kelahiran (Beck, Sosial seperti stres dan Faktor Demografik seperti
Wojdyla, Say et al., 2010). WHO (2012) mencatat usia ibu, status marital dan kondisi ekonomi; (4)
bahwasanya prematuritas yang terdapat di Faktor Ibu; (5) Penyakit Medis Dan Keadaan
Indonesia untuk tahun 2010 adalah 15,5 per 100 Kehamilan; (6) Infeksi; (7) serta Genetik.
kelahiran hidup. Sedangkan jumlah bayi berat
lahir rendah di Jawa Tengah pada tahun 2012 Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
sebanyak 21.573 (3,75%) meningkat apabila tanggal 9 September 2017 di RSUD Dr.
dibandingkan tahun 2011 yang sebanyak 21.184 Soewondo Kendal pada tiga bulan terakhir
(3,73%) (Dinkes Jateng, 2013). tercatat adanya peningkatan angka kejadian
persalinan prematur secara signifikan, selama tiga
Berbagai kebijakan pemerintah telah dibuat guna bulan berturut-turut yaitu pada bulan Juli 2017
menekan angka kematian bayi yang salah satunya terdapat 24 kejadian prematuritas, sedangkan pada
disebabkan oleh persalinan prematur meliputi, bulan Agustus 2017 meningkat menjadi 29
program Sistem Informasi Jejaring Rujukan persalinan prematur, selanjutnya pada bulan
Maternal Dan Neonatal (SIJARI EMAS) yang September 2017 semakin meningkat dengan 32
merupakan sebuah sistem informasi dan kelahiran prematur.
komunikasi kegawatdaruratan dan persiapan
kegawatdaruratan yang memiliki tujuan METODE
menyelamatkan nyawa ibu dan dan bayi baru Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif,
lahir. SIJARIEMAS khusus dikembangkan guna dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
mendukung program pemerintah Republik Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ibu
Indonesia dalam menurunkan AKI (angka bersalin di RSUD dr. H. Soewondo Kendal,
kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi) sedangkan sampel yang digunakan adalah ibu
sesuai dengan amanat MGDs 4 dan 5 yang yang bersalin di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
memiliki tujuan menurunkan angka kematian pada bulan Januari - Oktober 2017 sebanyak 314
pada bayi dan ibu pada tahun 2011-2016 sebesar orang, sehingga estimasi besar sampel adalah 54,
25% yang dilaksanakan di tiap propinsi dan sampling yang digunakan dalam penelitian ini
kabupaten dengan jumlah kematian neonatal serta adalah purposive sampling. Pengukuran status
ibu yang besar. Selain itu adapula Program psikologis responden meggunakan kuesioner
Kesehatan Masyarakat oleh Kementrian DASS 42.
Kesehatan yang bertujuan menurunkan AKI,
AKB dan prevalensi gizi kurang dengan indikator HASIL
kinerja program Persalinan di Fasilitas Pelayanan Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.
Karakteristik responden berdasarkan usia (n= 54)
Min Max Mean Median SD SD Low SD Up
14 48 26 25 7,83 22 36

Tabel 2.
Karakteristik responden berdasarkan karakteristik usia (n=54)
Variabel F %
Resiko 23 42,6
Aman 31 57,4
Dari tabel 1 dan 2 menjelaskan bahwa usia adalah 26 tahun. Sebagian besar responden
terendah responden adalah 14 tahun dan usia merupakan pada kategori usia yang aman sebesar
tertinggi adalah 48 tahun rerata usia responden 57,4%.

14
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 6 No 1 Hal 13- 18, Mei 2018
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 3
Status Psikologis responden (n= 54)
Variabel f %
Stress
a. Normal 9 16,7
b. Ringan 18 33,3
c. Sedang 26 48,1
d. Parah 1 1,9
Anxiety
a. Normal 10 18,5
b. Ringan 10 18,5
c. Sedang 30 55,6
d. Parah 3 5,6
e. Sangat Parah 1 1,9
Depression
a. Normal 43 79,6
b. Ringan 9 16,7
c. Sedang 1 1,9
d. Sangat Parah 1 1,9
Dari tabel 3 didapatkan hasil bahwa responden (2016) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
sebagian besar mengalami stress sejumlah 83,3% Persalinan Preterm di Rsud Prof. Dr. Margono
baik itu stress ringan, sedang maupun parah. Soekarjo Purwokerto, dimana pada penelitian
Sebesar 81,5% responden mengalami anxiety dari tersebut distribusi frekuensi usia pada kelompok
ringan sampai sangat parah. Status psikologis kasus sebagian besar memiliki usia beresiko
depresi pasien sebagian besar sebanyak 79,6% sebanyak 58,4% sedangkan pada kelompok
adalah normal dan ada sejumlah 20,4% kontrol sebagian besar memiliki usia aman
mengalami depresi. sebanyak 66,2%. Pada penelitian ini didapatkan
sebagian besar persalinan prematur terjadi pada
PEMBAHASAN kelompok karakteristik usia yang aman. Hal ini
1. Usia menunjukkan bahwa meskipun usia menjadi
Usia ibu hamil yang disarankan adalah 20-35 faktor resiko dari persalinan prematur namun ibu
tahun, pada rentang usia ini keamanan repsoduksi hamil yang berada pada kelompok usia aman juga
relatif lebih mudah dipelihara dan sudah matur. memiliki resiko yang sama.
Sedangkan pada ibu hamil yang berusia kurang
dari 20 dan lebih dari 35 tahun memiliki resiko 2. Status Psikologis
pada kehamilan (Krisnadi, et all., 2009). Hal ini Stress merupakan suatu pengalaman emosional
dikarenakan pada usia kurang dari 20 tahun, negatif yang disertai perubahan biokimia,
wanita masih dalam kondisi fisik dan psikis yang kognitif, fisiologis, serta perilaku yang semuanya
belum matang (Widyastuti, 2009). Sedangkan saling berkaitan dan memberi dampak terhadap
pada usia lebih dari 35 tahun kondisi tubuh kondisi tubuh. Suatu kondisi yang menciptakan
cenderung mengalami kemunduran dan stress disebut stresor (Taylor, 2009). Kondisi
penurunan system imun serta mulai munculnya stress sendiri dalam Depression Anxiety Stress
efek dari degeneratif, dan pada usia lebih dari 35 Scale (DASS 42) dikategorikan menjadi normal,
tahun beresiko lebih tinggi mengalami penyulit ringan, sedang, parah, dan sangat parah.
obstetri serta morbilitas dan mortalitas perinatal,
serta peningkatan dalam masalah persalinan Stress berkaitan erat dengan terjadinya persalinan
prematur (Cunningham, 2009). prematur. Stress pada kehamilan menurut Taylor
(2009), merupakan suatu kondisi stress pada ibu
Hasil penelitian Masyita (2010) tentang faktor- yang sedang dalam kondisi hamil yang dapat
faktor yang berhubungan dengan kejadian membahayakan kehamilan ibu. Hal tersebut
prematur (Studi di RSUD Tugurejo Semarang) dikarenakan stress dapat mempengaruhi sistem
menunjukkan bahwa usia ibu merupakan faktor kekebalan tubuh dan system endokrin yang secara
resiko dan peluang mengalami persalinan langsung akan mempengaruhi pertumbuhan dan
prematur 2,606 kali lebih besar. Distribusi perkembangan janin. Perubahan pada system
frekuensi usia yang diperoleh pada penelitian ini kekebalan tubuh dan endokrin tersebut berpotensi
berbeda dengan penelitian milik Anasari, Tri menyebabkan kelahiran prematurserta berat badan

15
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 6 No 1, Hal 13 - 18, Mei 2018
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

lahir rendah pada neonatus. Selain itu kondisi yang ada didalam otak yang berperan besar
stress yang dialami pada saat kehamilan mampu sebagai pengontrol emosi, salah satunya adalah
memicu perubahan fisiologik, terjadinya hormone noradrenalin yang pada kondisi
peningkatan kadar hormonal serta resistensi depression mengalami penurunan, dan pada
terhadap aliran darah arteri yang dampaknya wanita perubahan hormone dihubungkan dengan
aliran darah menuju plasenta mengalami kelahiran anak. Adanya peningkatan pada tingkat
gangguan. Stress pada ibu hamil dapat stres, kecemasan dan perasaan depresi pada
meningkatkan risiko keguguran, berat badan lahir kehamilan dapat mengubah parameter fisiologis
rendah (BBLR) dan meningkatkan insiden yaitu peningkatan aktivitas regulasi hypothalamic
kelahiran prematur (Scetter dan Glynn, 2008). pituitary adrenal (HPA) axis. HPA adalah salah
satu sistem stres utama dalam tubuh manusia yang
Anxiety adalah perasaan takut yang tidak jelas dan mengatur pelepasan glukokortikoid yaitu kortisol.
tidak didukung oleh situasi. Selain itu gangguan Akibat dari peningkatan HPA berdampak
anxiety merupakan sekolompok kondisi yang terhadap janin. Aktivasi endokrin janin yang
memberi gambaran penting tentang anxietyyang terlalu cepat menyebabkan peningkatan
berlebihan yang disertai respon perilaku, corticotropic releasing hormon (CRH) plasenta
emosional dan fisiologis individu yang mengalami sehingga merangsang sekresi prostaglandin yang
gangguan anxiety (Sheila, 2008). Kondisi anxiety menyebabkan kontaksi uterus, pecah ketuban
dalam Depression Anxiety Stress Scale (DASS sehingga terjadi persalinan prematur
42) dikategorikan menjadi normal, ringan, sedang, (Cunningham et al., 2014).
parah, dan sangat parah.
Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh
Anxiety berkaitan dengan terjadinya persalinan Gorsuch dan Key pada tahun 1974 mengenai
prematur. Anxiety selama kehamilan merupakan kecemasan dan depresi pada ibu dalam artikel
kondisi yang relatif umum, dimana sekitar 10-15 Krisnadi, ternyata sulit memisahkan faktor tingkat
% wanita hamil merasakan anxiety selama fase kecemasan dengan faktor depresi. Dari 11
transisi dalam kehamilan (Dayan et al. 2008). penelitian prospektif yang menghubungkan antara
Tingginya level anxiety akan memiliki efek tingkat depression ibu dengan kejadian persalinan
terhadap kesehatan ibu dan juga bayi dalam prematur, ternyata 9 menyimpulkan adanya
kandungan. Anxiety saat kehamilan berhubungan hubungan depression dengan prematuritas,
dengan kelahiran prematur dan BBLR ( Schetter sedangkan 2 penelitian menyimpulkan adanya
dan Tanner, 2012). Hal ini juga sejalan dengan hubungan antara depressiondengan gangguan
penelitian Rasyid dkk di RSUD Prof. Dr. H. Aloer pertumbuhan janin, bukan dengan usia kehamilan
Saboe di Gorontalo tahun 2011 yang menyatakan dan hanya pada golongan kulit putih. Penelitian
bahwa stress dan anxiety berhubungan dengan yang terkait dilakukan oleh Rasyid dkk di RSUD
kejadian BBLR, selain itu kondisi psikologis Prof. Dr. H. Aloer Saboe Gorontalo tahun 2011
dengan gangguan anxiety dan depression pada ibu kondisi psikologis dengan gangguan anxiety dan
hamil berpengaruh terhadap timbulnya penyakit depression pada ibu hamil berpengaruh terhadap
dan komplikasi kehamilan dan persalinan, baik timbulnya penyakit dan komplikasi kehamilan dan
pada ibu maupun bayi. persalinan, baik pada ibu maupun bayi.

Depression menurut Lubis (2009), merupakan Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
suatu gangguang (efek) yang ditandai dengan efek psikologis ibu yaitu mengalami stress dan anxiety
disforik (kehilangan kegembiraan atau gairah) meskipun tidak mengalami depresi karna hanya
disertai dengan gejala-gejala lain seperti kesulitan sebagian kecil yang mengalami depresi. Hasil
tidur dan menurunnya selera makan. Orang yang penelitian ini sesuai dengan teori yang
mengalami depression umumnya akan mengalami diungkapkan oleh Scetter dan Glynn (2008), yang
gangguan yang meliputi keadaan emosi, mengatakan bahwa kondisi stress yang dialami
fungsional, motivasi, kognisi serta gerakan pada saat kehamilan mampu memicu perubahan
tingkah laku. Kondisi depression dalam fisiologik, terjadinya peningkatan kadar hormonal
Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42) serta resistensi terhadap aliran darah arteri yang
dikategorikan menjadi normal, ringan, sedang, dampaknya aliran darah menuju plasenta
parah, dan sangat parah. mengalami gangguan. Stres pada ibu hamil dapat
meningkatkan risiko keguguran, berat badan lahir
Depression berkaitan dengan terjadinya rendah (BBLR) dan meningkatkan insiden
persalinan prematur. Taylor (2009) dalam kondisi kelahiran prematur.
depression terjadi perubahan jumlah bahan kimia

16
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 6 No 1 Hal 13- 18, Mei 2018
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Roesch, et al (2007) dalam penelitiannya pertumbuhan janin, bukan dengan usia kehamilan
menyebutkan bahwa terdapat beberapa bukti dan hanya pada golongan kulit putih. Penelitian
bahwa stress yang dialami pada periode akhir yang terkait dilakukan oleh Rasyid dkk di RSUD
kehamilan dibandingkan dengan stress pada awal Prof. Dr. H. Aloer Saboe Gorontalo tahun 2011
kehamilan, lebih berpengaruh dalam memprediksi kondisi psikologis dengan gangguan anxiety dan
bagaimana proses kelahiran akan berlangsung. depression pada ibu hamil berpengaruh terhadap
Ditemukan juga bukti bahwa stress selama akhir timbulnya penyakit dan komplikasi kehamilan dan
trimester kedua dan awal trimester ketiga persalinan, baik pada ibu maupun bayi.
diasosiasikan dengan kemunduran usia kehamilan.
Banyak yang berpendapat bahwa peningkatan SIMPULAN DAN SARAN
stress pada trimester kedua diasosiasikan dengan Simpulan
peningkatan resiko kelahiran prematur. Ini 1. Usia terendah responden adalah 14 tahun dan
memungkinkan bahwa stres yang dialami selama usia tertinggi adalah 48 tahun rerata usia
masa hamil bisa mempengaruhi proses kelahiran. responden adalah 26 tahun. Sebagian besar
Penelitian ini didukung oleh penelitian responden merupakan pada kategori usia yang
sebelumnya yang dilakukan oleh Mayasari (2016) aman sebesar 57,4%.
di STIKES Hang Tuah Surabaya tentang Analisa 2. Sebagian besar respondenmengalami stress
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Partus sejumlah 83,3% baik itu stress ringan, sedang
Prematurus Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit maupun parah. Sebesar 81,5% responden
Pura Raharja Surabaya, diperoleh hasil bahwa ada mengalami anxiety dari ringan sampai sangat
hubungan antara terdapat hubungan antara stres parah. Status psikologis depresi pasien
dengan partus prematurus di Rumah Sakit Pura sebagian besar sebanyak 79,6% adalah normal
Raharja Surabaya dengan p value 0,01. dan ada sejumlah 20,4% mengalami depresi.

Hasil penelitian Schetter dan Tanner (2015) Saran


bahwa Anxiety saat kehamilan berhubungan Penelitian selanjutnya dapat menilai stressor yang
dengan kelahiran prematur dan BBLR. Selain itu, medasari pada status psikologis ibu, sehingga
beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan penanganan secara preventif dapat dilakukan
stres dan kecemasan ibu dengan peningkatan untuk menghindari resiko persalinan prematur.
tekanan darah arteri serta penurunan aliran darah
pada rahim yang dapat mempengaruhi fungsi DAFTAR PUSTAKA
plasenta sehingga beresiko tinggi terjadi kelahiran Anasari, Tri (2016). Faktor-Faktor yang
prematur. Hal ini sejalan dengan penelitian yang Mempengaruhi Persalinan Preterm di Rsud
dilakukan oleh Novianti (2015) di Universitas Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Siliwangi Tasikmalaya tentang Korelasi Tingkat Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto.
Kecemasan Maternal Dan Kejadian prematuritas
diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara Beck S, Wojdyla D, Say L, Betran AP, Merialdi
tingkat kecemasan maternal dengan kejadian M, Requjo JH, et al. (2010). The Worldwide
prematuritas. Incidence of Preterm Birth: A Systematic
Review of Maternal Mortality and
Lobel et al (2008) yang menjelaskan bahwa stress Morbidity. Bull World Health Organ.
psikososial seperti depression selama prenatal dan
lebih spesifik adanya depression pada saat Cunningham, et al, (2009). Williams Obstetrics,
kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan Edisi 23. USA: TheMc Graw-Hill
janin termasuk menghambat dan kegagalan Companies USA
pertumbuhan serta lamanya gestation yang akan
memicu adanya kelahiran prematur serta berat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2009).
bayi lahir rendah. Penelitian ini sesuai dengan Profil Kesehatan ProvinsiJawa Tengah
penelitian yang dilakukan oleh Gorsuch dan Key Tahun 2009. Jawa Tengah.
pada tahun 1974 mengenai kecemasan dan depresi
pada ibu dalam artikel Krisnadi, dari 11 penelitian Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2013).
prospektif yang menghubungkan antara tingkat Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012.
depression ibu dengan kejadian persalinan Http://www.dinkesjatengprov.gp.id/dokum
prematur, ternyata 9 menyimpulkan adanya en/2013/, diperoleh 25 Juli, 2017.
hubungan depression dengan prematuritas,
sedangkan 2 penelitian menyimpulkan adanya Kementerian Kesehatan RI. (2012). Survey
hubungan antara depression dengan gangguan demografi dan kesehatan Indonesia 2012.
17
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 6 No 1, Hal 13 - 18, Mei 2018
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

BPS. BKKBN. Jakarta.Kemenkes RI & ICF the United States. American Journal of
International. Epidemiology.

Krisnadi SR. (2009). Faktor Risiko Persalinan Saifuddin, A. B. (2009). Buku Acuan Pelayanan
Prematur, dalam :Effendi JS, Pribadi Adhi. Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta.
Prematuritas. Bandung. Refika Aditama. YBPSP.

Krisnadi, Sofie Rifayani. Mengenal Faktor Resiko Sayle AE, Savitz DA, Williams JF. 2007.
Persalinan Prematur Sebagai Upaya Accuracy of reporting of sexual activity
Rasional Menurunkan Kejadian Persalinan during late pregnancy. Paed and Peri Epid
Prematur, ;17(2): 143-147.
https://www.academia.edu/12372435/Meng
enal_Faktor_Resiko_Persalinan_Sebagai_U Scetter CD & Glynn LM. (2008) Stress In
paya_Rasional_Menurunkan_Kejadian_Per Pregnancy Empirical Evidence And
salinan_Prematur, diperoleh 20 September, Theorithical Issues Guides Interdisiplinary
2017. Research. (diunduh pada tanggal 23 Juli
2014). Tersedia dari URL
Krisnaldi. (2009). Persalinan Prematur. Jakarta. http://www.health.psych.ucla.edu.
EGC.
Schetter, Christine and Lynlee Tanner. (2015).
Lobel M , Cannella DL, Graham JE, DeVincent Anxiety, depression and stress in
C, Schneider J, Meyer BA . (2008). pregnancy: implications for mothers,
Pregnancy-Specific Stress, Prenatal Health children, research, and practice. Curr Opin
Behaviors, And Birth Outcomes. Health Psychiatry. 2012 Mar; 25(2): 141–148.
Psychol. 2008 Sep;27(5):604-15. doi: doi: 10.1097/YCO.0b013e3283503680.
10.1037/a0013242. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/188 PMC4447112
23187
Taylor E. Sheldrley. (2009). Health Psychology.
Mayasari, Ayu Citra. (2016). Analisa Faktor yang Sevent Edition. Chapter 6-7 Halaman 146-
Mempengaruhi Kejadian Partus 198.
Prematurus pada Ibu Bersalin di Rumah
Sakit Pura Raharja Surabaya.STIKES Tria. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Hang Tuah Surabaya Dengan Persalinan Premature Di Indonesia
Tahun 2010 (Analisis Data Riskesdas
Novianti. Siti. (2015). Korelasi Tingkat 2010). Depok. Universitas Indonesia.
Kecemasan Maternal Dan Kejadian
prematuritas. Universitas Siliwangi Wahyuni, Rini.(2017). Faktor-Faktor Yang
Tasikmalaya. Mempengaruhi Persalinan Prematur.
Akademi Kebidanan Medica Bakti
O’Campo, P, Burke, J, G, Culhane, J, Elo, I, T, Nusantara.
Eyster, J, Holzman, C, Messers, L, C,
Kaufman, J, S, Laraia, B, A (2007). WHO. (2014). Maternal Mortality. World Health
Neighborhood Deprivation and Preterm Organization.
Birth Among Non-Hispanic Black and
White Women in Eight Geograpic Areas in

18

Anda mungkin juga menyukai