DISUSUN OLEH :
Warda Sari M. Jabura
Nim : 202101177
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Nilai yang hidup dan berkembang di daerah Buol,
yang masih di pertahankan dan sudah mulai hilang atau memudar” tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah pendidikan Pancasila. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. oleh karna itu saya
akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
BAB I PEMBAHASAN…………………………………………………………..3
A. Gambaran umum daerah buol………….…………………………………...3
B. Nilai-nilai yang ada di daerah buol…………….……………………………4
C. Nilai-nilai daerah buol yang sudah hilang ataupun memudar……………..5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..5
BAB I
PEMBAHASAN
Kabupaten buol adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi tengah,
Indonesia. Yang di bentuk berdasarkan undang-undang RI nomor 51 tahun 1999 tentang
pembentukan kabupaten buol.tepatnya tanggal 12 oktober 1999 kabupaten buol
diresmikan. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota buol. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 4.043,57 km2 dan berpenduduk sebanyak 145,254 jiwa (2020) dengan kepadatan
penduduk sebanyak 36,49 jiwa/km2. Sebelumnya, pada pembentukan negara Indonesia
timur (NIT), buol merupakan daerah Swapraja yang tergabung dalam daerah Gorontalo.
Selanjutnya, melalui undang-undang RI Nomor 29 tahun 1959 gabungan Swapraja toil-toli
dan Swapraja buol menjadi kabupaten buol toil-toli. Sejak tanggal 16 februari 1966 melalui
keputusan DPR-GR provinsi Sulawesi tengah, buol diusulkan menjadi kabupaten dan
keinginan ini terlkasana dengan pembentukan kabupaten buol pada tanggal 12 oktober
1999 M.
Dahulu di wilayah suku Buol terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Buol.
Sehingga diperkirakan bahwa orang Buol merupakan keturunan orang-orang dari Kerajaan
Buol. Sistem penggolongan dalam masyarakat suku Buol juga memperkuat dugaan asal
usul mereka seperti dibawah ini:
Pada masa kerajaan setiap golongan dapat dibedakan dengan atribut pakaiannya.
Hingga agama Islam masuk sistem penggolongan masyarakat sudah banyak ditinggalkan.
Dan saat ini, sistem penggolongan masyarakat suku Buol lebih didasarkan pada status
tingkat pendidikan.
Suku Buol merupakan etnis bangsa yang terdapat di kabupaten Toli-Toli provinsi
Sulawesi Tengah. Keberadaan masyarakat Buol tersebar di beberapa kecamatan seperti di
Biau, Bunobugu, Paleleh dan Momunu, sebagian kecil tersebar ke daerah dekat wilayah
Gorontalo. Suku Buol juga memiliki kearifan adat yang merupakan kebiasaan dan
berhubungan dengan perlindungan sumber daya alam, baik berupa tanah, air, alam dan
hutan. Suku buol juga memiliki Bahasa tersendidri yaitu bahasa Buol. Bahasa tersebut
masih berkerabat dengan bahasa Toli-Toli dan mirip dengan bahasa Gorontalo. Karena
terdapat kemiripan bahasa antara Buol dengan Gorontalo, suku Buol sering dianggap
sebagai sub-suku Gorontalo.
Saat ini mayoritas masyarakat suku Buol menganut agama Islam dan merupakan
penganut Islam yang taat. Ajaran agama Islam berpengaruh kuat dalam kehidupan mereka.
Tetapi unsur-unsur kepercayaan sebelumnya juga masih melekat dalam kehidupan
masyarakat Buol, contohnya masih percaya bahwa alam gaib berpengaruh dalam
kehidupan dan hasil panen mereka. Mereka takut pada tempat-tempat keramat dan sering
mencari bantuan dukun untuk mengobati anggota mereka yang sakit atau mengusir roh-
roh jahat.
Dikabupaten buol terdapat nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat setempat salah
satunya yaitu, terdapat beberapa etnik (suku bangsa) di provinsi Sulawesi tengah yang saat
ini sama-sama tumbuh dan berkembang. Hanya saja masing-masing suku memiliki ciri
khas yang berbeda termasuk perbedaan pada busana adat perkawinan. Di kabupaten buol
memiliki dua busana adat yaitu samada ( busana adat pengantin pria untuk golongan raja)
dan songgo taud (busana adat untuk pengantin pria). Adapun perbedaannya terletak pada
nama dan kedudukan dari busana adat tersebut. Namun pada dasarnya fungsi dari kedua
busana adat tersebut sama yaitu sebagai penutup kepala pengantin pria. Kemudian untuk
busana pengantin wanita yaitu uumu. Uumu merupakan busana adat yang diletakan di atas
kepala pengantin dan ditusukkan pada pungut tetembu (konde atau mahkota atau sanggul).
Dikabupaten buol juga terdapat nilai moral yang berkaiatan dengan ketuhanan pada
perkawinan adat suku buol yang mencerminkan nilai ketuhanan yaitu dalam setiap upacara
perkawinan masyrakat suku buol selalu meminta petunjuk dan perlindungan kepada tuhan
yang Maha Esa. Setiap pelaksanaan perkawinan melibatkan unsur-unsur keagamaan.
C. NILAI-NILAI DAERAH BUOL YANG SUDAH HILANG ATAUPUN
MEMUDAR
Perkembangan zaman dan majunya IPTEK telah membawa berbagai macam perubahan
khususnya bagi masyrakat buol. Salah satu contoh adalah budaya mopalus/mapalus
(gotong royong) dapat bertahan dan berkembang karena didalamnya terdapat azas-azas dan
nilai-nilai yang menjiwai kehidupan mopalus/mapalus sehingga keasliannya sudah mulai
luntur dan hilang dalam kehidupan masyarakat buol terutama di desa botugolu.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Buol
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/EduCivic/article/download/11204/8653 -
:~:text=Nilai%20moral%20yang%20berkaitan%20dengan%20KetuhananPada%20perkawinan%20Adat%
20Suku%20Buol,perkawinan%20melibatkan%20unsur%2Dunsur%20keagaman
http://siat.ung.ac.id/
https://www.budayanusantara.web.id/