Anda di halaman 1dari 28

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu

Harrison (2008:550) dalam (Kriyantono, 2012) memberikan definisi bahwa


isu adalah berbagai perkembangan, biasanya di dalam arena publik, jika berlanjut,
dapt secara signifikan memengaruhi operasional atau kepentingan jangka panjang
dari organisasi. Dapat disebut bahwa isu merupakan titik awal munculnya konflik
jika tidak dikelola dengan baik.

isu muncul ketika ada ketidaksesuaian antara pengharapan publik dengan


praktek organisasi yang jika diabaikan bisa berdampak merugikan bagi organisasi.
Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai.
(Prayudi, 2008:36).

Dilakukannya identifikasi isu untuk mengetahui permasalah yang terjadi pada


unit kerja yang nantinya akan dijadikan sebagai langkah awal penyususnan
rancangan aktualisasi. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dilakukan
pengamatan dilingkungan unit kerja yang didukung dengan pendapat dan persepsi
atasan dan pegawai yang memiliki pengalaman lebih lama di unit kerja, serta
datadata eksisting sebagai pendukung. Beberapa permasalahan yang dimaksud
antara lain :

1. Belum adanya standar oprasional prosedur maintenance Airfield Lighting


System dan Constant Current Regulator berbasis QR CODE.
2. Belum adanya logbook peminjaman toolkit di unit listrik UPBU kelas III
Gewayantana.
3. Tidak adanya penanda atau stiker peringatan bahaya “Arus Tegangan
Tinggi” di setiap panel listrik dan panel ACOS Genset di Unit Listrik
Bandara Gewayantana..

16
Ketiga permasalahan yang teridentifikasi kemudian dijabarkan berdasarakan
data dan fakta pendukungnya, dampak yang dapat ditimbulkan serta kaitannya
dengan Mata Pelatihan Agenda lll yaitu Manajemen ASN dan SMART ASN.

Isu pertama : Belum adanya sosialisasi standar oprasional prosedur


maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current Regulator.
berbasis QR CODE.

Pada fasilitas listrik di bandara Gewayantana khusunya Airfield Lighting


System dan Constant Current Regulator saat ini masih menggunakan daya ingat
ataupun ketrampilan teknisi dalam melakukan kegiatan maintenance Airfield
Lighting System dan Constant Current Regulator.. Dampak jika isu tersebut tidak
diselesaikan yaitu resiko salah prosedur atau prosedur yang dilakukan oleh teknisi
tidak sesuai dengan standar prosedur yang dikeluarkan oleh pabrikan Airfield
Lighting System dan Constant Current Regulator di Bandara Gewayantana. Jika
melakukan maintenance tanpa prosedur yang dianjurkan dapat berakibat fatal
pada Constant Current Regulator bahkan hingga kerusakan. Dalam hal ini yang
dirugikan meliputi unit kerja, dan juga seluruh personel bandara dan publik yang
menggunakan jasa angkutan udara. Keterkaitan isu tersebut berkaitan dengan
SMART ASN yang dimana standar oprasional prosedur tersebut harus
diaktualisasikan dengan berbasis digitalisasi (Barcode) yang nantinya dapat
ditempel di Constant Current Regulator.

Gambar 3. 1 Maintenance dan Daily Check Genset

17
Isu kedua : Belum adanya logbook peminjaman toolkit di unit listrik
UPBU kelas III Gewayantana.

Pada unit listrik bandar udara Gewayantana belum adanya logbook


peminjaman alat alat atau toolkit. Saat ini pada unit listrik bandara
Gewayantana, kerap sekali kehilangan toolkit. Hal ini dikarenakan banyak yang
meminjam dan tidak dikembalikan ketempat semula. Jika ini tidak segera
ditangani maka akan berdampak pada teknisi listrik ketika ia sedang
memperbaiki atau memaintenance alat tidak ada toolkit yang dapat membantu
atau menunjang kinerja teknisi. Dengan adanya logbook berbentuk digital, maka
akan sangat mudah mengetahui siapa saja yang meminjam dan alat apa saja
yang dipinjam.

Isu ketiga : 2. Tidak adanya penanda atau stiker peringatan bahaya


“Arus Tegangan Tinggi” di setiap panel listrik dan panel ACOS Genset di Unit
Listrik Bandara Gewayantana..

Kondisi pada bandara udara gewayantana khususnya di unit listrik, untuk


saat ini tidak adanya penanda atau stiker peringatan bahaya “Arus Tegangan
Tinggi” di setiap panel listrik dan panel ACOS Genset di Unit Listrik Bandara
Gewayantana yang dapat membahayakan bagi penumpang dan para pekerja di
unit Listrik bandara.

18
Berdasarkan hasil identifikasi dan deskripsi beberapa isu aktual, tabulasi terkait rangkuman isu di di lingkungan
Direktorat Kajian Strategis dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Dampak
NO Isu Aktual Berkaitan dengan agenda III Jika ditinjak lanjuti Jika tidak ditinjak lanjuti
Belum adanya - Manajemen ASN : Manajemen ASN: Mengoptimalkan maintenance Kurangnya sosialisasi terhadap
1
sosialisasi standar Kurang optimalnya penerapan prinsip Airfield Lighting System dan Constant teknisi sehingga prosedur untuk
oprasional adaptif,berorientasi pelayanan, yang Current Regulator yang sesuai maintenance Airfield Lighting System
prosedur memerlukan adanya inovasi dan dengan standar prosedur yang dan Constant Current Regulator tidak
maintenance Airfield kreativitas. sesuai. sesuai dengan standar yang sesuai.
Lighting System dan - Smart ASN : Belum diterapkannya
Constant Current pemanfaatan teknologi digital dalam
Regulator berbasis sistem pengaduan pelayanan.
QR CODE
- Manajemen ASN : kurangnya kesadaran Menghindari miskomunikasi antar Terjadi miskomunikasi antar pegawai
2 Belum adanya
pegawai untuk membalikan alat atau pegawai, sehingga tidak ada alat yang meminjam toolkit dan yang
logbook peminjaman
toolkit yang dipinjam dan menyebabkan atau toolkit yang dipinjam tanpa dipinjamkan yang berakibat ketika
toolkit di unit listrik
miskomunikasi atar pegawai. sepengetahuan pegawai di unit yang pegawai yang meminjamkan toolkit
UPBU kelas III
- Smart ASN : Belum diterapkannya dipinjam toolkitnya. ingin melakukan maintenance toolkit
Gewayantana
pemanfaatan teknologi digital dalam tidak menunjang kegiatan tersebut.
memberikan informasi terkait
peminjaman alat atau toolkit.

19
Tidak adanya - Manajemen ASN : tidak dilakukannya Semoga dengan adanya tanda Dapat mengakibatkan kerugian bagi
3
penanda atau stiker peringatan tersebut dapat mengakibatkan peringatan bahaya “Arus Tegangan penumpang dan petugas bandara
peringatan bahaya kecelakaan dalam pekerjaan dan dapat Tinggi” di setiap panel Listrik yang sedang bekerja.
“Arus Tegangan membahayakan bagi penumpang. bandara dapat memberikan rasa
Tinggi” di setiap - Smart ASN : Belum diterapkannya aman kepada penumpang dan para
panel listrik dan peringatan pengamanan tegangan arus pegawai yang sedang bertugas.
panel ACOS Genset Listrik tinggi di panel Listrik bandara
di Unit Listrik Gewayantana.
Bandara
Gewayantana.
Tabel 3. 1 Rangkuman Isu di Unit Kerja

20
B. Penetapan Core Issue

Setelah menetapkan isu-isu yang terjadi pada lingkungan kerja. Selanjutnya


adalah menganalisis isu tersebut untuk menentukan isu utama (Core issue)
menggunakan teknik tapisan isu dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu teknik untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan dengan menentukan berdasarkan
tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu tersebut menggunakan skala
nilai 1-5. pengertian USG dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Urgency atau tingkat kepentingan dari masalah, yaitu melihat dari segi
waktu dan ketersediannya seberapa mendesak suatu isu harus, dianalisis
dan ditindaklanjuti untuk segera diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yaitu melihat seberapa
serius isu harus dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
terhadap produktivitas kerja.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah, yaitu melihat seberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya

Masing-masing isu akan dinilai tingkat risiko dan dampaknya menggunakan Skala
Likert 1 sampai dengan 5. Skala 1 menunjukkan tingkat USG paling rendah, dan
sebaliknya skala 5 menunjukkan tingkat USG yang tinggi sehingga
penanganannya perlu dilakukan sesegera mungkin. Jumlah skor dari ketiga
indikator akan menunjukkan prioritas masalah. Adapun parameter yang digunakan
untuk masingmasing indikator dapat dilihat pada tabel berikut.

Skala
Urgency Seriousness Growth
Likert

5 Perlu ditindaklanjuti dalam Dampak isu akan Memburuk dalam


kurun waktu 4 bulan berpengaruh pada kurun waktu 4
bulan

21
lingkup publik/ pihak
luar terkai

4 Perlu ditindaklanjuti dalam Dampak isu akan Memburuk dalam


kurun waktu 6 bulan berpengaruh pada kurun waktu 6
lingkup direktorat bulan

3 Perlu ditindaklanjuti dalam Dampak isu akan Memburuk dalam


kurun waktu 8 bulan berpengaruh pada kurun waktu 8
lingkup instansi bulan

2 Perlu ditindaklanjuti dalam Dampak isu akan Memburuk dalam


kurun waktu 1 tahun berpengaruh pada kurun waktu 1
lingkup unit kerja tahun

1 Perlu ditindaklanjuti dalam Dampak isu akan Memburuk dalam


kurun waktu > 1 tahun berpengaruh pada kurun waktu > 1
individu tahun
Tabel 3. 2 Deskripsi Parameter USG

Hasil scoring didapatkan melalui proses konsultasi dan diskusi dengan mentor dan
pegawai di unit kerja, dengan hasil sebagai berikut.

Kriteria
No
Isu U S G Jumlah Peringkat
Nilai Kualitas
Belum Adanya Standar Oprasional
1
Prosedur Maintenance Airfield 4 4 4 12 1
Lighting System dan Constant
Current Regulator Berbasis Digital
Belum Adanya Logbook
2
Peminjaman Toolkit di Unit Listrik 4 3 3 10 2
UPBU KELAS III GEWAYANTANA.

22
Tidak adanya penanda atau stiker
3
peringatan bahaya “Arus 4 3 3 10 3
Tegangan Tinggi” di setiap panel
listrik dan panel ACOS Genset di
Unit Listrik Bandara Gewayantana.
Tabel 3. 3 Hasil Penetapan Isu di Unit Kerja

Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih adalah sebagai
berikut: “Belum adanya Standar Oprasional Prosedur Maintenance Airfield
Lightning System dan Constant Current Regulator Berbasis Digital” dengan kalimat
rumusan isu : “DIGITALISASI STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
MAINTENANCE AIRFIELD LIGHTING SYSTEM DAN CONSTANT CURRENT
REGULATOR DI UNIT KERJA LISTRIK BERBASIS BARCODE DI WILAYAH
KERJA KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KELAS III
GEWAYANTANA, LARANTUKA”
a. Tingkat Urgency
Isu pertama perlu ditindaklanjuti terlebih dahulu karena sistem sosialisasi
perihal standar oprasional prosedur maintenance Airfield Lighting System dan
Constant Current Regulator masih belum sesuai. Saran yang disampaikan
dapat digunakan menjadi bahan evaluasi yang baik guna menyesuaikan
prosedur maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current Regulator.
Jika sosialisasi standar oprasional prosedur maintenance Airfield Lighting
System dan Constant Current Regulator tidak sesuai dapat mengakibatkan
salahnya maintenance yang dilakukan teknisi yang dapat berakibat fatal
terhadap fasilitas listrik. Isu kedua dan ketiga dapat ditangani dengan kurun 8
bulan hingga akhir tahun, karena dalam penyelesaiannya akan membutuhkan
waktu yang lama karena harus melakukan koordinasi pada seluruh pegawai di
Bandara Gewayantana.

b. Tingkat Seriousness
Berdasarkan tingkat keseriusan atau kefatalan, isu pertama apabila tidak
segera ditangani akan berakibat juga pada pihak luar dikarenakan isu tersebut

23
menyangkut tentang pandangan masyarakat mengenai pelayanan pada
Bandara Gewayantana. Jika tidak segera diselesaikan masyarakat pengguna
jasa pelayanan Bandara Gewayantana, akan merasa pelayanan pada Bandara
Gewayantana buruk karena listrik sangatlah penting guna menunjang
pelayanan bandara terhadap masyarakat. Isu kedua dan ketiga tidak begitu
serius karena tidak berdampak pada pihak luar yang merasakan pelayanan
pada Bandara Gewayantana.

c. Tingkat Growth
Apabila tidak ditangani dengan segera, isu kedua dan ke tiga dapat
memburuk dalam kurun waktu yang lebih pendek dibandingkan isu pertama.
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa Bandara merupakan satuan
pelayanan yang artinya tujuan adanya bandara adalah melayani masyarakat
yang akan menggunakan angkutan udara. Apabila satuan pelayanan tersebut
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka tujuan bandara tidak tercapai
dan lama kelamaan citra bandara sebagai tempat naik turunnya penumpang
dengan mengutamakan standar minimal pelayanan yang dibandara yaitu
keterjaminan, keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan,
kesetaraan dan keteraturan akan menurun dimata masyarakat.

A. Penentuan Penyebab Core Issue


Isu prioritas yang terpilih melalui penapisan dengan metode USG selanjutnya
akan dianalisis dengan menggunakan diagram fishbone, yang dapat diartikan
sebagai suatu alat penemuan sebab-akibat yang membantu mencari tahu alasan
terjadinya kegagalan atau kerusakan dalam suatu proses. Metode ini membantu
dalam menyelesaikan suatu masakah disetiap lapisan hingga potensi akar
penyebab yang berkontribusi pada efeknya. Dimana metode tersebut membantu
mengidentifikasi akar penyebab dari suatau masalah yang ada yang kemudian
dapat lebih mudah dalam menemukan solusi yang tepat.

24
Analisis Core Isu untuk menentukan gagasan isu tersebut yaitu
menggunakan diagram fishbone. Berikut lampiran diagramnya :

Belum Maintenance
tersedianya machine Airfield Lighting
sistem System dan
man secara digital Constant Current
Regulator saat ini
belum
Kurang update menggunakan
wawasan personel sistem digital
(barcode) yang
dapat mengetahui
Mengandalkan Terbiasa
prosedur yang
daya ingat dan menggunak
benar dalam me
pengalaman an cara
maintenance
lama

material method

Gambar 3. 2 Gambar Diagram Fishbone untuk Pemetaan Akar Penyebab Isu

Apabila dijabarkan lebih lanjut, akar penyebab isu dapat dibagi menjadi 2 faktor,
yaitu sebagai berikut.

a. Faktor Surroundings
Pegawai yang kurang mendapatkan sosialisasi mengenai standar oprasional
prosedur maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current
Regulator yang dapat berakibat fatal pada salah satu fasilitas penunjak
pelayanan Bandara Gewayantana yang dapat berakibat pada menurunnya
rasa percaya masyarakat untuk memberikan saran dan masukan.
b. Faktor Sistem
Sistem sosialisasi standar oprasional prosedur maintenance Airfield Lighting
System dan Constant Current Regulator masih menggunakan sistem manual.
Dimana hanya mengandalkan daya ingat dan kemampuan pegawai. Sehingga
dalam kegiatan maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current
Regulator tidak maksimal dan dapat berakibat fatal.

25
C. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Issue

Berdasarkan factor penyebab isu yang telah dianalisis menggunakan Teknik


analisis fishbone, maka gagasan kreatif penyelesaian core isu yaitu melakukan
pengoptimalan sosialisasi standar oprasional prosedur dengan digitalisasi
menggunakan QR Code. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, kegiatan kegiatan
yang akan dilakukan selama habituasi adalah sebagai berikut :

1. Persiapan sosialisasi Standar Oprasional Prosedur berupa digitalisasi


dengan menggunakan QR Code.
2. Membantu memberikan sosialisasi terhadap pegawai khususnya di unit
listrik mengenai Standar Oprasional Prosedur berupa digitalisasi
menggunakan QR Code.
3. Berkontribusi dalam berkoordinasi dengan pimpinan dan pegawai di unit
listrik terkait informasi terbaru dan terverifikasi.
4. Membuat konsep rancangan digitalisasi Standar Oprasional Prosedur
maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current Regulator
dengan menggunakan QR Code.
5. Realisasi sosialisasi Standar Oprasional Prosedur maintenance Airfield
Lighting System dan Constant Current Regulator menggunaka QR Code.

26
Belum adanya sosialisasi
SOP pemeliharaan Airfield
Lighting System dan
Constant Current Regulator
AKIBAT berbasis QR - Code
….…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Terdapat teknisi yang belum
mempunyai sertifikat
kompetensi pemeliharaan
PERMASALAHAN genset
….…………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Pemeliharaan Kurangnya
genset tidak pemeliharaan
sesuai dengan sesuai dengan
SKEP 157 jadwal yang
tahun 2015 ditetapkan
SEBAB pada Skep 157
``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Sosialisasi Pemeliharaan atau


Diadakan diklat untuk teknisi yang belum
Maintenance Airfield Lighting
mempunyai sertifikat kompetensi
System dan Constant Current
Maintenance Airfield Lighting System dan
Regulator berbasis digital
Constant Current Regulator
ALTERNATIF menggunakan QR - CODE
GAGASAN
….…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Gambar 3. 3 Pohon Masalah

27
Selanjutnya, pemilihan gagasan kreatif yang akan dilakukan dari keempat
alternatif gagasan tersebut diatas akan dilakukan dengan menggunakan teknik
tapisan Mc Namara. Teknik tapisan Mc Namara menggunakan tiga kriteria dalam
menentukan tingkat prioritas alternatif gagasan, yaitu berdasarkan tingkat
efektivitas, efisiensi, serta kemudahan pelaksanaan alternatif gagasan. Masing-
masing criteria akan menggunakan scoring dengan Skala Likert 1-5, dengan
penjabaran skala dan indikatorsebagaimana tabel berikut.

Skala Likert Tingkat Efektivitas Tingkat Efisiensi Tingkat Kemudahan

5 Sangat efektif Sangat efisien Sangat mudah dilakukan


4 Efektif Efisien Mudah dilakukan
3 Cukup efektif Cukup efisien Cukup mudah dilakukan
2 Kurang efektif Kurang efisien Kurang mudah dilakukan
1 Tidak efektif Tidak efisien Tidak mudah dilakukan
Tabel 3. 4 Deskripsi Indikator Mc Namara

28
Pemberian scoring dilakukan bersama dengan mentor dan pegawai di unit kerja
untuk meningkatkan justifikasi pemilihan gagasan. Hasil scoring keempat
alternatif gagasan dengan teknik tapisan Mc Namara adalah sebagai berikut.

No Alternatif Efektivitas Efisiensi Kemudahan Total Prioritas


.
Dirancangnya
suatu sistem baru
1. terkait Sosialisasi 5 4 4 13 II
Digitalisasi
maintenance
Airfield Lighting
System dan
Constant Current
Regulator
2. Mengembangkan 4 4 3 11 III
wawasan para
personel supaya
dapat
memaintenance
alat berbasis
teknologi digital

Meningkatkan
3. kompetensi dan 2 3 3 8 IV
kinerja para
pegawai agar bisa
beradaptasi pada
sistem berbasis
teknologi digital

Membuat
4. rancangan sistem 5 5 4 14 I
pelaporan berbasis
QR Code dalam
bentuk google
document

Tabel 3. 5 Hasil Penapisan Alternatif Gagasan

29
Total nilai tertinggi didapatkan oleh alternatif gagasan keempat yaitu
Membuat rancangan sistem pelaporan berbasis QR Code yang terintegrasi
google document dengan skor 14, dan menjadikannya sebagai gagasan
pemecahan isu terkait masih manualnya sosialisasi standar oprasional prosedur
maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current Regulator di unit kerja
Listrik Bandar Udara Gewayantana – Larantuka. Apabila dijabarkan lebih lanjut,
justifikasi penilaian masing-masing indikator sebagai berikut.
a. Berdasarkan tingkat evektifitas dalam memecahkan isu, dirancangnya
digitalisasi dalam bentuk google document dapat mempermudah
pencatatan dan pelaporan ceklist kendaraan operasional beserta
peralatannya. Para personel tidak akan lagi mengalami kesulitan dalam
melakukan pengisian laporan tersebut.
b. Berdasarkan tingkat efisiensi dalam memecahkan isu, dirancangnya
digitalisasi dalam bentuk google document bisa menjadikan
maintenance lebih cepat untuk diselesaikan. Bahkan dengan google
document, sosialisasi SOP maintenance Airfield Lighting System dan
Constant Current Regulator tidak akan menghabiskan waktu lebih lama
jika dibandingkan dengan sistem manual.
c. Berdasarkan tingkat kemudahan penyelesaian pekerjaan,
dirancangnya google document pastinya akan mudah digunakan oleh
personil Listrik Bandara dan para pegawai unit lainnya.

Hasil penapisan kemudian dirumuskan menjadi gagasan yang akan


diaktualisasikan oleh peserta, yaitu “Pembuatan Digitalisasi Standar Oprasional
Prosedur Maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current
Regulator Di Unit Kerja Listrik Bandara Berbasis QR Code Di Wilayah Kerja
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Gewayantana –
Larantuka”. Kaitannya dengan manajemen ASN, gagasan ini mendukung
peningkatan kualitas pegawai di unit kerja Listrik Bandara yang kompeten,
bertanggung jawab, dan tanggap terhadap tugas yang harus diselesaikan. Jika
dikaitkan dengan SMART ASN, gagasan ini dilakukan dengan memanfaatkan

30
teknologi dalam penyelesaian pekerjaan. Hal ini adalah bentuk ketanggapan dan
nilai kompetensi pegawai untuk menciptakan keefektifan dan keefisienan dalam
melakukan pekerjaan.

D. Matriks Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : UPBU Kelas III Bandara Gewayantana Larantuka Identifikasi
Isu :1. Belum adanya sosialiasi standar oprasional prosedur
maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current Regulator berbasis QR
CODE.
2. Belum adanya logbook peminjaman toolkit
di unit listrik UPBU kelas III Gewayantana.
3. Tidak adanya penanda atau stiker peringatan bahaya
“Arus Tegangan Tinggi” di setiap panel listrik dan panel
ACOS Genset di Unit Listrik Bandara Gewayantana.Isu
Prioritas : Belum adanya sosialiasi standar oprasional
prosedur maintenance genset berbasis QR CODE.

Alternatif Gagasan :Pengoptimalan sosialiasi standar oprasional prosedur


maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current
Regulator dengan digitalisasi menggunakan QR Code.

31
Kegiatan Tahapan Luaran Berkaitan dengan Nilai Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
NO
Kegiatan Kegiatan berAkhlak Visi Misi Organisasi Organisasi
Persiapan 1. menghubungi mentor untuk Review Harmonis : Membangun Proses konsultasi Meningkatkan
1
penyusunan core persiapan ke unit Listrik mekanisme diskusi yang baik kepada dan diskusi dalam wawasan dan
issue pada unit Bandara alur ke unit pimpinan menyiapkan kegiatan memanfaatkan
terkait terkait Kolaboratif : Kerja sama dan bentuk partisipasi teknologi untuk ide
yang sinergis kepada dalam mewujudkan yang solutif dan
Pimpinan optimalisasi di memastikan
Loyal : Mengikuti arahan wilayah kerja UPBU pekerjaan yang
pimpinan dalam Kelas III Bandara dilakukan akan tepat
melaksanakan kegiatan Gewayantana manfaat
Kompeten : Meminta
2. mengkonsultasikan kepada Mendalami
arahan dan masukan agar
kepala unit listik bandara dan
menghasilkan deskripsi
memahami
tugas yang berkualitas
core issue
Adaptif : Mengasah
kemampuan berfikir dan
kreatifitas dalam
mendiskusikan core isu
Berorientasi pelayanan :
3. melakukan diskusi dengan Mempelajari
Mempertimbangkan
kepala unit teknik Bandara sop
preferensi dan masukkan
Gewayantana maintenance
kendala yg jelas

32
Airfield Akuntabel : Cermat dalam
Lighting identifikasi kendala
System dan Kolaboratif : Bekerja sama
Constant untuk mengatasi kendala
Current yang ada
Regulator
yang sesuai
pada SKEP
157
Kolaboratif : Membangun
4. pengamatan langsung core Mengobservasi
kerja sama dengan rekan
issue dengan rekan kerja langsung dari
kerja untuk memberi
kendala yang
informasi kepada pegawai
ada
lain mengenai sosialisasi
standar oprasional prosedur
maintenance Airfield
Lighting System dan
Constant Current Regulator
Loyal : Mendapat arahan
terkait standar oprasional
prosedur maintenance
Airfield Lighting System dan
Constant Current Regulator

33
Kompeten : Banyak
masukan penyelesaian jika
terjadi kendala
Menentukan Berorientasi Pelayanan : Dalam merancang
2 1. menentukan standar Link akses Dalam merancang
standar Meningkatkan pelayanan SOP maintenance
oprasional prosedur standar oprasional
oprasional dalam merancang sop Airfield Lighting
maintenance Airfield Lighting prosedur
prosedur maintenance Airfield System dan
System dan Constant Current maintenance Airfield
maintenance Lighting System dan Constant Current
Regulator sesuai dengan skep Lighting System dan
Airfield Lighting Constant Current Regulator
157 Constant Current
System dan Regulator guna menunjang menggunakan QR
Regulator bersistem
Constant Current 2. memasukan SOP pelayanan bandara Code dapat
digital dengan
Regulator maintenance Airfield Lighting Akuntabel : mengatasi kendala
menggunakan QR
dengan tepat System dan Constant Current Bertanggung jawab kendala yang ada
Code dapat
untuk Regulator ke google document dalam menentukan SOP merupakan
menghasilkan
penginputan data dengan tepat pengalaman citra
efisiensi dan
Kompeten : manusia
efektifitas dalam
Meningkatkan kompetensi perhubungan ke-3
kegiatan perawatan
diri dalam merancang dan yaitu “tanggung
ataupun maintenance
menentukan SOP menghadapi
Airfield Lighting
maintenance Airfield tantangan”
System dan Constant
Lighting System dan
Current Regulator
Constant Current Regulator
sehingga kegiatan ini
Harmonis : menentukan

34
SOP maintenance Airfield penerapan dari visi
Lightning System dan Direktorat Jendral
Constant Current Regulator Perhubungan Udara
sesuai dengan SKEP 157 yaitu “berdaya saing,
supaya memudahkan rekan efektif, efisien,
kerja lain dan menciptakan berkualitas, ramah
lingkungan kerja yang lingkungan,
kondusif berkelanjutan, SDM
Loyal : Mendedikasikan diri yang profesional,
untuk kepentingan bersama mandiri, dan produktif
dalammerancang SOP
maintenance Airfield
Lighting System dan
Constant Current Regulator
berbasis digital
menggunakan QR Code
Adaptif : terus berinovasi
dan mengembangkan
rancangan SOP
maintenance Airfield
Lighting System dan
Constant Current Regulator
berbasis QR Code

35
Kolaboratif : Bertanya
kepada mentor dan
rekan kerja untuk meminta
masukan dan saran

Membuat QR Berorientasi Pelayanan : Dalam proses


3 Konversi link google document Mendapatkan Mewujudkan
Code dan solutif dalam melakukan pembuatan QR
ke dalam QR Code tampilan QR pemanfaatan
mengintegrasikan pekerjaan Code dan integrasi
menggunakan QR Code Airfield Code dan teknologi yang tepat
dengan SOP Akuntabel : membuat QR dengan google
Lighting System dan Constant akan muncul sasaran guna
maintenance Code dan integrasi dengan document untuk
Current Regulator Standar menunjang kinerja
Airfield Lighting google document dengan memudahkan dalam
Oprasional teknisi. Hal ini
System dan jujur dan bertanggung melakukan
Prosedur mendukung capaian
Constant Current jawab pekerjaan. Hal ini
maintenance visi misi Direktorat
Regulator yang Kompeten : selalu merupakan
Airfield Jendral Perhubungan
sesuai dengan memperbaharui penerapan nilai citra
Lighting Udara menjadi
SKEP 157 pengetahuan akan manusia
System dan pelayanan
perkembangan zaman perhubungan ke-3
Constant transportasi udara
untuk memudahkan dalam yakni “tangguh
Current yang berdaya saing
membuat QR Code dan menghadapi
Regulator
integrasi dengan google tantangan”
document
Harmonis : menghargai

36
masukan orang lain dalam
memberikan masukan
Loyal : berdedikasi dalam
membuat QR Code
Adaptis : terus berinovasi
dalam membuat QR Code
dengan google document
Kolaboratif : terbuka
dalam kerjasama dengan
rekan kerja lainnya
Mengarsipkan Berorientasi Pelayanan : Sesuai dengan visi
4 Mengunggah dokumen ataupun SOP Melakukan
Standar Solutif dalam melakukan misi Direktorat
standar oprasional prosedur maintenance pengarsipan
Oprasional suatupekerjaan Jendral
maintenance Airfield Lighting Airfield dokumen data
Prosedur Akuntabel :Melaksanakan Perhubungan Udara
System dan Constant Current Lighting dengan
maintenance tugas denganjujur dan untuk menjadi
Regulator sesuai dengan SKEP System dan memanfaatkan
Airfield Lighting bertanggung jawab pelayanan
157 kedalam google dokumen Constant google document
System dan Kompeten : Menggunakan transportasi yang
Current merupakan
Constant Current digital skill dalam handal dengan
Regulator perwujudan
Regulator ke pengarsipan dokumen indikasi transportasi
diunggah pemanfaatan
dalam google Harmonis : yang aman, selamat,
kedalam teknologi dan
dokumen Membuat lingkungan dan nyaman.
google mendukung suatu
kerjayang kondusif Dengan digitalisasi
document pelayanan agar lebih
karena pencarian SOP maintenance

37
dokumen lebih optimal dalam Airfield Lighting
efisien dan mudah mendukung System dan
Loyal : Mencintai pekerjaan pencapaian visi misi Constant Current
yang dijalankan dan Direktorat Jendral Regulator
menjaga namabaik jabatan Perhubungan
Adaptif : Aktif dan terus
berinovasidalam
menjalankan tugas
Kolaboratif :
Saling bekerja sama untuk
menghasilkan hasil yang
terbaik
Melakukan Berorientasi Pelayanan : Kegiatan sosialisasi
5 1. memaparkan tata cara Menerima Dengan
sosialisasi terkait Sosialisasi disampaikan tersebut untuk
penggunaan QR Code guna masukan dari mensosialisasikan
SOP dengan sikap ramah, terwujudnya
melihat Standar Oprasional rekan kerja terkait tata cara
maintenance cekatandan solutif kegiatan
Prosedur maintenance Airfield dan pimpinan maintenance Airfield
Airfield Lighting Akuntabel : maintenance Airfield
Lighting System dan Constant di unit terkait Lighting System dan
System dan Lighting System dan
Current Regulator yang sesuai Melaksanakan tugas Constant Current
Constant Current Constant Current
dengan SKEP 157 denganbenar dan disiplin Regulator
Regulator Regulator yang
Kompeten : menggunakan QR
menggunakan sesuai dengan
Membantu rekan kerja yang Code diharapkan
google document SKEP 157 berbasis
belum paham terkait SOP dapat menciptakan
QR Code. Kegiatan

38
maintenance Airfield Lighting kualitas pekerjaan ini merupakan nilai
2. mencatat masukan yang
System dan Constant yang baik. hal ini citra manusia
diberikan oleh rekan kerja atau
Current Regulator merupakan nilai citra perhubungan ke-5
pimpinan di unit terkait
Harmonis : menghargai perhubungan ke-5 yaitu “tanggung
perbedaan pendapat setiap yakni “tanggung jawab terhadap
orang agar tercipta jawab terhadap keselamatan dan
lingkungan yang harmonis keselamatan dan keamanan jasa
Loyal : melaksanakan keamanan jasa perhubungan”
sosialisasi dengan ikhlas perhubungan”
dan tanpa terburu buru
Adaptif : menyesuaikan diri
dalam menyampaikan tata
cara melaksanakan kegiatan
maintenance Airfield Lighting
System dan Constant
Current Regulator yang
sesuai dengan SKEP 157
menggunakan sistem QR
Code kepada rekan kerja
supaya lebih mudah
dipahami
Kolaboratif : memberikan
link google document

39
kepada rekan kerja
Melaksanakan Berorientasi Pelayanan : Dalam proses
6 Melakukan maintenance Airfield Sebelum Dengan
SOP Melayani kantor dengan meningkatkan
Lighting System dan Constant melaksanakan diterapkannya
maintenance melakukan perubahan keamanan dan
Current Regulator sesuai kegiatan sosialisasi SOP
Airfield Lighting dalammembuat laporan pelayanan bandara
dengan SKEP 157 maintenance maintenance Airfield
System dan yang lebih efisien sehingga
menggunakan sistem QR Code teknisi dapat Lighting System dan
Constant Current Akuntabel : tercapainya proses
melihat dan Constant Current
Regulator yang penyusunan SOP
mensesuaikan Konsisten menjalankan Regulator
sesuai dengan melalui google
SOP sistemyang telah dibuat menggunakan QR
SKEP 157 document untuk
maintenance Kompeten : Code agar kegiatan
menggunakan pendigitalisasian
Airfield Melakukan perubahan atau maintenance Airfield
QR Code yang baik dan
Lighting perbaikan jika ada Lighting System dan
digunakan secara
System dan kekuranganterhadap sistem Constant Current
efektif. Hal ini
Constant yang telah dibuat Regulator sesuai
merupakan
Current Harmonis : dengan SKEP 157.
penerapan nlai citra
Regulator Menjelaskan kepada rekan Diharapkan dapat
manusia
sesuai dengan kerja yang masih belum meningkatkan
perhubungan ke-3
SKEP 157 paham, sehingga tercipta pemeliharaan dan
yaitu “ tangguh
lingkungan kerja maintenance Airfield
menghadapi
yangharmonis. Lighting System dan
tantangan”
Loyal : Constant Current
Regulator. Hal ini
Memegang teguh tugas

40
yangdikerjakan merupakan visi misi
Adaptif : Direktorat Jendral
Perhubungan Udara
Beradaptasi dalam
yaitu “memenuhi
menggunakan
standar keamanan
pelaksanaanpelaporan
keselamatan
terbaru
penerbangan dan
Kolaboratif :
pelayanan”
Menerima masukan jika ada
kekurangan pada sistem
yang telah dirancang
Tabel 3. 6 Matriks Rancangan Aktualisasi

41
E. Matriks Rekapitulasi Nilai Dasar PNS

Pada proses rekapitulasi nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK akan diterapkan dalam seluruh tahapan kegiatan,
dengan rekapitulasi nilai dasar PNS BerAKHLAK sebagai berikut :
Kegiatan Aktualisasi Per
NO Nilai berAkhlak 1 2 3 4 5 Nilai
Berorientasi pelayanan 1 2 2 1 1 7
1
Akuntabel 1 2 1 1 1 6
2
Kompeten 2 2 1 1 1 7
3
Harmonis 1 1 1 1 1 5
4
Loyal 2 1 1 1 1 6
5
Adaptif 1 1 2 1 1 6
6
Kolaboratif 3 1 2 1 8
7
11 10 10 7 7 45
Aktualisasi PerKegiatan
Tabel 3. 7 Matriks Rekapitulasi Nilai Dasar PNS

42
F. Evaluasi Kebermanfaatan
Testimoni hasil dari sosialisasi kepada teknisi mengenai pemeliharaan atau
maintenance Airfield Lighting System dan Constant Current Regulator yakni teknisi
dapat melaksanakan pemeliharaan dengan baik dan benar yang telah sesuai
dengan SKEP 157 tahun 2015. Berikut foto hasil dari Kegiatan Aktualisasi.

Gambar 3. 4 Evaluasi Kebermanfaatan

43

Anda mungkin juga menyukai