Anda di halaman 1dari 6

Pengertian:

Pengertian Mitigasi Bencana

Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
(Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

https://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603

Pengertian Smart Building

Smart Building adalah struktur yang menggunakan proses otomatis untuk mengendalikan operasional
dalam sebuah bangunan seperti untuk pemanasan, ventilasi, penyejuk ruangan, pencahayaan,
keamanan dan sistem-sistem lainnya.

https://www.sales1crm.com/blog/smart-city-part-5-smart-building

Prinsip kerja dan Komponen Smart Buildig:

Prinsip kerja smart building ini adalah integrasi berbagai komponen pada bangunan. Dari komponen
yang diinstal ini selain dapat diatur secara otomatis juga terjalin komunikasi antar komponen. Secara
umum metode yang digunakan untuk bangunan pintar adalah dengan menggunakan sensor.

Berikut ini komponen dari smart building dan metode pengintegrasiannya:

1. Suhu dan Kelembapan


Komponen ini terkait dengan HVAC yang merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, Air
Conditioning. Biasa disebut juga dengan istilah tata udara. Dengan memonitoring secara
otomatis suhu dan kelembapan ruangan. Dengan menggunakan sensor temperatur dan suhu.
Bisa diatur pada suhu berapa AC atau pemanas dinyalakan atau dimatikan. Kapan tirai dan
jendela dibuka atau ditutup.
2. Pencahayaan
Pencahayaan atau penerangan termasuk komponen instalasi pada smart building. Gambaran
prinsip kerjanya, saat hari yang cerah, tirai dibuka, level cahaya cukup terang, maka lampu
secara otomatis bisa dimatikan. Namun bila cuaca mendung atau hujan, tidak cukup cahaya
untuk menerangi, lampu pun otomatis akan menyala. Tingkat pencahayaan juga bisa diatur lebih
detail lagi. Begitupun ketika jam operasional gedung sudah berakhir, maka lampu bisa dimatikan
seluruhnya. Terkecuali ruang keamanan, dimana disitu masih ada petugas. Sensor smart building
yang digunakan adalah optical sensors.
3. Energi
Semakin besar bangunan tentu membutuhkan energi yang lebih tinggi. Apabila pihak
manajemen properti masih mengelola secara manual, kecenderungannya ada faktor yang
terlewat. Sehingga menjadikan penggunaan energi semakin boros. Selain pencahayaan dan
HVAC, banyak komponen dari bangunan yang menggunakan listrik. Seperti pompa, dispenser,
komputer, televisi, dan sebagainya. Seharusnya mati atau tidak terkoneksi dengan aliran listrik
saat bangunan sedang kosong.
Prinsip kerja Electrical current (CT) sensors pada smart building adalah
memperhitungkan penggunaan energi. Bisa diterapkan pada sebuah sirkuit, zona, atau level
mesin. Dengan adanya sensor energi pada sistem smart building, kita bisa mengetahui adanya
pemborosan. Sehingga penghematan energi tentu bisa dimaksimalkan.
Dan ketika kita mengetahui tingkat penggunaan energi secara normal. Maka kita bisa
mengetahui apabila ada penggunaan energi yang berlebih. Yang bisa berarti adanya proses
overload pada sebuah mesin. Dengan segera bisa dilakukan perawatan atau perbaikan. Tanpa
perlu menunggu kerusakan yang lebih parah.
4. Keamanan
Adanya CCTV, door lock, sensor, dan alarm yang terintegrasi, menjadikan bangaunan
lebih aman. Saat ini sudah ada berbagai jenis door lock yang tersedia di pasaran. Mulai dari yang
menggunakan sidik jari, QR Code, barcode, RFID, dan sebagainya. Hal ini tentu mencegah
sembarang orang untuk bisa masuk. Apabila berhasil menerobos masuk pun, sensor akan
mengirim data saat pintu terbuka. CCTV pun siap merekam walau dalam keadaan gelap.
Pemantauan ini bisa dilakukan via Smart Phone atau layar monitor pihak security. Bagian yang
diterobos bisa dikunci secara paksa, sehingga penerobos tidak mungkin melarikan diri.

https://mti.binus.ac.id/2020/12/23/smart-building-management-system/

Keuntungan:

Keuntungan utama dari Smart Building adalah penghematan energi karena sistem dapat menentukan
kapan harus menyalakan/mematikan listrik, pompa atau menyalakan AC dengan tepat. Selain itu Smart
Building juga memiliki peran penting untuk mengantisipasi kebakaran atau bencana alam.

https://www.sales1crm.com/blog/smart-city-part-5-smart-building

Permasalahan pada Bangunan Pintar:

Desain dan pemeliharaan adalah dua kegiatan inti yang secara langsung berkontribusitehadap
kualitas dan kinerja bangunan pintar. Ada beberapa masalah terjadi di bangunanpintar, seperti :

1. Masih minim dalamhal pengetahuan desain dan pemeliharaan, pemeliharaan


jarangmempengaruhi desain. Jadi hanya desain yang di nomorsatukan.
2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman dikalangan profesional desain, karenadesainer
ditekan oleh waktu dan anggaran, konsultan desain sering tidak memilikipemahaman yang
cukup dan pengetahuan tentang isu-isu pemeliharaan selamatahap desain. Akibatnya, ada
pertimbangan terbatas untuk layanan pemeliharaanselama masa pakai bangunan.
3. Kurangnya data kebutuhan operasional, ada kekurangan data historis mengenaioperasional dan
kinerja pemeliharaan yang ada. Akibatnya desainer harus denganinformasi yang tidak memadai
atau tidak pantas.
4. Kesulitan dalam peramalan kondisi masa depan dan perubahan, peningkatanpemanasan gobal
mungkin tidak efek signifikan pada iklim karena kondisi cuacayang berubah-ubah. Hal ini
menyebabkan masalah servis membangun masa depandan efektifitas pemeliharaan.
5. Biaya pertama mahal

Masalah dan keterbatasan akan menyebabkan kemiskinan bangunan, denganpenggunaan


energiyang berlebihan dan peningkatan biaya sistem yang tinggi. Hanya dalambeberapa tahun terakhir,
telah beberapa usahayang dilakukan untuk menciptakankeseimbangan yang lebih baik antara desain
dan pemeliharaan. Salah satu pendekatan adalahmengkoordinasikandesain, kontruksi dan kegiatan
pemeliharaan. Di Singapura misalnya, adapersyaratan perencanaan untuk pengembang memperthankan
30% saham dalam gedungselama 10 tahun setelah selesai. Di Taiwan, ada juga aturan untuk
pengembang untuk menyerahkan over anggaran pemeliharaan untuk manajemen gedung. Masalah
desain danpemeliharaan perlu pendekatan terpadu untuk menigkatkan kinerja bangunan dan
mengurangibiaya siklus hidup

Sektor Energi Smart Building:

Terdapatnya 9 sektor energi yang akan menjadikan target terhadap bangunan yang dapat dikatakan
smart building.

Contoh Smart Building:


1. Leadenhall Street, London

2. Capital Tower, Singapura

3. David Brower Centre, California

4. Terminal B, Bandara Internasional Mineta San Jose


5. The New York Times Tower, New York

6. Terminal T3, Beijing Airport

7. The Gate’s Home, Washington


8. Port of Portland, Oregon

https://www.pcplus.co.id/2015/11/8-smart-building-tercanggih-di-dunia/

Anda mungkin juga menyukai