Anda di halaman 1dari 119

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA DEATH BY CHOCOLATE (DBC) & SPAGETI RESTAURANT KOTA BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

NURMALA MAULINA H34066097

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2009

RINGKASAN NURMALA MAULINA. Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA) Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Salah satu tempat untuk orang dapat memperoleh makanan adalah restoran. Seiring dengan berubahnya gaya hidup masyarakat perkotaan yang semakin dinamis dan meningkatnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, menuntut sebuah restoran untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik. Secara geografis kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik untuk perkembangan bisnis restoran. Saat ini jumlah usaha restoran yang didirikan di kota Bogor semakin meningkat setiap tahunnya. Melihat kondisi tersebut para pengusaha mulai berfikir untuk membuka usaha restoran dikota Bogor. Death By Chocolate & Spageti (DBC & Spageti) Restaurant adalah sebuah restoran yang menyajikan berbagai menu unik berbahan dasar coklat dan spageti. Restoran ini merupakan restoran khusus produk olahan coklat, baik itu sebagai makanan pembuka (appetizer), ataupun makanan penutup (dessert) saja. Alasan berdirinya restoran ini yaitu karena produk olahan coklat sangat digemari oleh masyarakat kita sejak dahulu hingga sekarang. Permasalahan yang di hadapi saat ini yaitu tingkat penjualan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant di rasa masih kurang optimal itu bisa di lihat dari hanya hari-hari tertentu saja restoran tersebut ramai oleh pembeli. Letak Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam lokasi usaha yang kurang strategis. Promosi yang masih kurang gencar dan masih bersifat spontanitas serta kurang terencana juga menjadi salah satu permasalahan yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Kurangnya papan penujuk lokasi mengakibatkan konsumen kurang mengetahui ataupun mengenal Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. (2) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant sehingga menjadi parameter dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang tepat. (3) Menyusun dan memberikan alternatifalternatif strategi pengembangan usaha yang dapat di terapkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Death By Chocolate & Spageti Restaurant merupakan restoran yang menyajikan berbagai menu utama yang berbahan dasar coklat dan spageti dengan menu andalan yaitu Death By Chocolate (DBC). Death By Chocolate & Spageti Restaurant berdiri pada tanggal 18 Agustus 2006 oleh Baby Ahnan, Tintin Kuraesin, dan Susi Gunadi. Mereka bertiga merupakan pendiri sekaligus owner dari restoran tersebut yang tergabung dalam Apple Pie Group (APG). Mereka juga sekaligus pendiri dari Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, Lasagna Gulung dan yang terbaru adalah Pastel & Pizza Rijsttafel. Penelitian dilakukan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant pada Bulan Oktober 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data

primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks IFE dan Matriks EFE, Matriks IE, matriks SWOT dan Matriks QSPM dengan bantuan pengolahan data menggunakan software EXCEL. Hasil pengolahan matrik ini untuk mengetahui kondisi perusahaan dari lingkungan internal dan eksternalnya sehingga kita bisa mengetahui posisi perusahaan saat ini berada pada posisi mana. Setelah menganalisis faktor eksternal dan internal perusahaan maka dapat di rumuskan strategi-strategi yang cocok untuk pengembangan usahanya. Hasil analisis lingkungan perusahaan kemudian di identifikasi faktorfaktor lingkungan internal yang merupakan identifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi aspek sumber daya manusia, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran. Faktor-faktor eksternal pada umumnya berdiri sendiri dan berada diluar jangkauan perusahaan, akan tetapi dapat mempengaruhi perusahaan dan kemampuan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro. Berdasarkan hasil analisis faktor internal yang telah dilakukan pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat diketahui kekuatan yang dimilikinya meliputi modal usaha sepenuhnya modal sendiri, situasi yang nyaman, rasa dan kualitas produk yang baik, pelayanan konsumen yang memuaskan, dan pelanggan yang loyal. Sedangkan kelemahan yang dimiliki meliputi pencapaiaan target penjualan yang belum stabil, masih kurangnya kegiatan promosi, kurang efektifnya kegiatan pemasaran, belum adanya pemasok bahan baku, dan pangsa pasar yang masih rendah. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant, peluang yang dimilikinya meliputi perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran, banyaknya masyarakat yang menggemari coklat, semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan akan makanan jadi, dan belum ada restoran sejenis Death By Chocolate & Spageti Restaurant dikota Bogor. Sedangkan ancaman dari luar Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi tingkat persaingan diantara pengusaha restoran, ancaman masuknya pendatang baru, hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah, kenaikan harga bahan baku, dan ancaman produk subtitusi atau pengganti. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE didapat total skor sebesar 3,093 dan hasil analisis matriks EFE didapatkan total skor sebesar 2,359. Hasil analisis dari IFE dan EFE pada matrik IE menunjukan bahwa posisi Death By Chocolate & Spageti Restaurant saat ini berada pada sel IV, yaitu strategi growth ang build (tumbuh dan kembang). Strategi yang dapat diterapkan pada posisi ini adalah strategi intensif atau integrasi. Hasil analisis SWOT menghasilkan enam alternatif strategi yang dapat dijalankan Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu 1) Mempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk menarik konsumen; 2) Melayani pangsa pasar menengah ke bawah; 3) Meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan; 4) Melakukan Diversifikasi Produk; 5) meningkatkan loyalitas; 6) Meningkatkan kemampuan manajemen untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar. Hasil analisis matriks QSPM menunjukan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA DEATH BY CHOCOLATE (DBC) & SPAGETI RESTAURANT KOTA BOGOR JAWA BARAT

NURMALA MAULINA H 34066097

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2009

Judul

: Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.

Nama Mahasiswa NIM

: Nurmala Maulina : H34066097

Disetujui, Pembimbing

Ir. Juniar Atmakusuma, MS. NIP. 130 804 891

Mengetahui : Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. NIP. 131 415 082

Tanggal Lulus :

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi

Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor,

Februari 2009

Nurmala Maulina H34066097

RIWAYAT HIDUP Nurmala Maulina, dilahirkan di Kota Bogor, pada Tanggal 25 November 1985. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Nunu Sudiana dan Ibu Harida Isniani. Pada tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal III Bogor, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan I Bogor pada Tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 12 Bogor pada Tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum PGRI I Bogor pada tahun 2003. Penulis diterima sebagai mahasiswa Pogram Studi Diploma III Manajemen Bisnis dan Koperasi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003 dan pada Tahun 2006 penulis melanjutkan ke jenjang Strata I di Program Studi Agribisnis Penyelenggaran Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................. DAFTAR GAMBAR ......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1 Latar Belakang .............................................................. 1.2 Perumusan Masalah ...................................................... 1.3 Tujuan ........................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2.1 Definisi Restoran ........................................................... 2.2 Coklat ............................................................................ 2.3 Spageti ........................................................................... 2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................... III. KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................ 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................ 3.1.1 Pemasaran ...................................................... 3.1.2 Strategi Pemasaran ......................................... 3.1.3 Analisis Lingkungan Internal .......................... 3.1.4 Analasis Lingkungan Eksternal ...................... 3.1.5 Analisis SWOT .............................................. 3.1.6 Analisis QSPM ............................................... Kerangka Pemikiran Operasional ................................. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ Pendekatan Penelitian ................................................... Populasi dan Sampel ..................................................... Jenis dan Sumber Data .................................................. Metode Pengumpulan Data ........................................... Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................... 4.6.1 Analisis Matriks EFE dan Matriks IFE ........... 4.6.2 Matriks IE ...................................................... 4.6.3 Analisis SWOT .............................................. 4.6.4 Matriks QSPM ............................................... vi vii viii 1 1 4 8 8 9 9 12 13 14 19 19 19 24 25 27 30 31 31 35 35 35 35 36 36 37 37 41 43 45 47 47 50 51

3.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6

IV. METODE PENELITIAN .............................................................

V. GAMBARAN UMUM USAHA .................................................. 5.1 Sejarah dan Perkembangan Death By Chocolate & Spageti Restaurant ..................................................................... 5.2 Lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ....... 5.3 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ................................

5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 6.1

Struktur Organisasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ....................................................................... Strategi Pemasaran ........................................................ Sumber Daya Fisik ........................................................ Proses Produksi Death By Chocolate ............................ Proses Produksi Frittata dan Spageti ............................. Analisis Lingkungan Internal ........................................ 6.1.1 Sumber Daya Manusia ................................... 6.1.2 Produksi atau Operasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ......................................... 6.1.3 Penelitian dan Pengembangan ....................... 6.1.4 Keuangan ....................................................... 6.1.5 Pemasaran ...................................................... 6.1.6 Segmentasi Pasar ............................................ Analisis Lingkungan Eksternal ..................................... 6.2.1 Lingkungan Makro ......................................... 6.2.2 Lingkungan Mikro ......................................... Matriks Internal Factor Evaluation ............................... Matriks Eksternal Factor Evaluation ............................. Matriks Internal-Eksternal ............................................ Analisis Matriks SWOT ................................................ Matiks QSPM ................................................................

52 54 56 57 58 60 60 60 62 63 64 64 65 66 65 67 70 70 72 74 76 80 81 81 82 83 85

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ............................

6.2

VII. FORMULASI STRATEGI ......................................................... 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 8.1 Kesimpulan ................................................................... 8.2 Saran .............................................................................. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ LAMPIRAN .......................................................................................

DAFTAR TABEL
Nomor 1. 2. 3. 4. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota Bogor Tahun 2004-2008 ........................................................ Data Konsumsi Industri Coklat Olahan Di Indonesia Dari Tahun 2001-2005 . .................................................................. Kandungan Gizi Coklat Per 100 Gram .................................. Perbandingan Antara Rata-Rata Penjualan Perhari Death By Chocolate & Spageti Restaurant Dengan Kapasitas Produksi Per Hari .................................................................................. Jumlah Produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant dari Tahun 2006- Juli 2008 .................................................... Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ................................... Contoh Matriks EFE (External Factor Evaluation) ................ Contoh Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) .................. Penelitian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan Eksternal Menurut Metode Paired Comparison Matriks SWOT ...................................................................... Matriks QSPM ....................................................................... Divisi dan Jumlah Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant ............................................................................. Karakteristik Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant Berdasarkan umur dan Pendidikan Terakhir Tahun 2008 ............................................................................ Matriks IFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant ....... Matriks EFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant ...... Matriks SWOT Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... Halaman 2 3 3

5 7 15 37 38 39 44 46 53

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

61 71 73 79

14. 15. 16.

10

DAFTAR GAMBAR
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Alur Konsep Inti Pemasaran .................................................. Unsur-Unsur dalam Bauran Pemasaran ................................. Kekuatan-Kekuatan Yang Memicu Persaingan Industri ........ Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................. Matriks Internal Eksternal (IE) .............................................. Struktur Organisasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Saluran Distribusi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant .............................................................................. Proses Produksi Death By Chocolate ..................................... Proses Produksi Frittata Dan Spageti .................................... Matriks IE Death By Chocolate & Spageti Restaurant ......... Halaman 19 21 29 34 41 52 55 58 59 75

11

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kuisioner Penelitian ............................................................... Hasil Kuisioner Penelitian ..................................................... Hasil Rata-Rata Proses Pembobotan IFE ............................... Hasil Rata-Rata Proses Pembobotan EFE .............................. Hasil Matriks QSPM .............................................................. Gambar Produk-Produk Death By Chocolate & Spageti Restaurant ............................................................................... Daftar Menu dan Harga Death By Chocolate & Spageti Restaurant ............................................................................... Denah Lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ...... Halaman 85 91 101 102 103 104 105 106

12

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Salah satu tempat untuk orang dapat memperoleh makanan adalah restoran. Seiring dengan berubahnya gaya hidup masyarakat perkotaan yang semakin dinamis dan meningkatnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, menuntut sebuah restoran untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik. Makanan yang enak, kenyamanan tempat makan dan suasana restoran itu sendiri menjadi salah satu bagian yang menjadi pertimbangan konsumen. Pada saat sekarang ini restoran tidak hanya sebagai tempat makan saja, akan tetapi juga sebagai tempat berkumpul bersama keluarga dan teman-teman, tempat pertemuan dengan rekan bisnis, tempat beristirahat hingga tempat berwisata. Usaha restoran ini merupakan bisnis yang memiliki prospek yang bagus. Peluang dan kesempatan untuk berkembang di bisnis ini masih terbuka lebar sejalan dengan perkembangan pasar. Secara geografis kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik untuk perkembangan bisnis restoran. Saat ini jumlah usaha restoran yang didirikan di kota Bogor semakin meningkat setiap tahunnya. Pada saat sekarang ini masyarakat yang hidup di perkotaan pada umumnya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk menyiapkan makanan. Tingkat mobilitas mereka diluar rumah yang tinggi menjadi salah satu penyebab kurangnya waktu untuk berada dirumah. Peningkatan pendapatan dan pendidikan serta kemudahan dalam memperoleh informasi, menjadikan masyarakat yang hidup di perkotaan lebih menyukai segala sesuatu yang praktis. Berikut ini Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.

13

Tabel 1.

Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota Bogor Tahun 2004-2008.

Tahun Restoran Rumah Makan 2004 64 124 2005 86 136 2006 91 157 2007 93 176 2008 88 123 Sumber : Buku Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, Dinas Informasi Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008. Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah restoran di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2008 jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan, karena ada sebagian restoran dan rumah makan yang mengalami kebangkrutan. Menurut Krisnamurthi (2005), Ide bisnis datang dari pemahaman atas kebutuhan diri sendiri, dari rekan-rekan dan keluarga, dan dapat dicari dengan melihat berbagai usaha yang telah dilakukan orang lain atau dari pengamatan terhadap pasar dan toko. Perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha restoran dan rumah makan dikota Bogor masih memiliki prospek usaha yang menjanjikan. Death By Chocolate & Spageti (DBC & Spageti) Restaurant adalah sebuah restoran yang menyajikan berbagai menu unik berbahan dasar coklat dan spageti. Restoran ini merupakan restoran khusus produk olahan coklat, baik itu sebagai makanan pembuka (appetizer), ataupun makanan penutup (dessert) saja. Alasan berdirinya restoran ini yaitu karena produk olahan coklat sangat digemari oleh masyarakat kita sejak dahulu hingga sekarang. Berikut ini adalah data konsumsi industri coklat olahan di Indonesia dari tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Tabel 2.

14

Tabel 2. Data Konsumsi Industri Coklat Olahan Di Indonesia Dari Tahun 2001-2005. Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber : Data BPS. Jumlah Konsumsi Coklat (dalam 000 ton) 87 105 115 120 115

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa data konsumsi industri coklat olahan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Itu berarti bahwa coklat sangat di gemari oleh masyarakat, namun pada tahun 2005 jumlah konsumsi coklat olahan menurun. Itu disebabkan oleh industri pengolahan coklat dalam negeri kesulitan mendapatkan bahan baku, sehingga kapasitas produksi tidak dapat terpenuhi. Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan bahan baku, menyebabkan produksi industri coklat olahan menjadi berkurang sehingga otomatis mempengaruhi tingkat konsusmsi coklat di masing-masing industri. Ada berbagai alasan orang memakan coklat yaitu, selain rasanya yang enak akan membuat orang yang memakan coklat selalu mengginginkan untuk mengkonsumsinya kembali. Coklat juga termasuk makanan yang bergizi dan baik untuk kesehatan. Kandungan flavonoid yang terkandung dalam coklat tersebut dapat memberikan khasiat yang baik bagi yang mengkonsumsi coklat. Kandungan gizi dalam coklat pada setiap 100 gram dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan Gizi Coklat Per 100 Gram. Zat Gizi Coklat Susu Energi (Kal) 381 Protein (g) 9 Lemak (g) 35,9 Kalsium (mg) 200 Fosfor (mg) 200 Vit A (SI) 30 Sumber : Http://www.Kolompacific.Net.Id. 5 Agustus 2008. Coklat Pahit 504 5,5 52,9 98 446 60

Death By Chocolate & Spageti Restaurant memiliki pesaing sejenis di kota Jakarta, yaitu DBC Cabang Internasional Limited New Zealand di Pondok Indah Mall, sedangkan di kota Bogor yang menjadi pesaingnya adalah toko kue dan roti yang menghasilkan produk subtitusi dari produk-produk yang ditawarkan

15

di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dan restoran-restoran yang meyajikan menu spageti. Berkembangnya beragam jenis restoran di kota Bogor baik itu restoran tradisional maupun restoran moderen, merupakan reaksi atas beragamnya permintaan konsumen. Fenomena ini menunjukan persaingan yang semakin ketat diantara restoran-restoran yang ada. Persaingan untuk menarik perhatian konsumen sangat diperlukan guna mempertahankan dan merebut target pasar. Konsekuensinya adalah masing-masing restoran harus memiliki strategistrategi khusus guna pengembangan usahanya dengan melihat faktor-faktor eksternal maupun internal yang ada di sekitar maupun diluar perusahaan. Sebagai contohnya yaitu memberikan produk yang unik, promosi yang menarik, kemudahan untuk mendapatkan produk yang ditawarkan dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian pelanggan.

1.2 Perumusan Masalah Death By Chocolate & Spageti Restaurant merupakan restoran yang menawarkan berbagai menu olahan coklat dan spageti. Restoran ini terletak di jalan Ceremai No. 22 kota Bogor. Restoran ini masih terbilang baru didirikan, yaitu pada tanggal 18 agustus 2006. restoran ini merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki oleh Appel Pie Group (APG) yang diprakarsai oleh ibu Baby Ahnan, ibu Tintin Kuraesin, dan ibu Susi Gunadi. Unit usaha lainnya yang dimiliki APG adalah Pia Appel Pie (PAP), Macaroni Panggang (MP) yang sudah lebih dahulu dikenal, Lasagna Gulung (LG) dan yang terbaru Pastel & Pizza Rijsttafel. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant adalah produknya yang bernama Death By Chocolate (DBC). Death by Chocolate ini sebenarnya adalah cake coklat mirip brownies tetapi dengan campuran coklat yang lebih banyak. Berbentuk seperti kuburan (oval) ditambah dengan hiasan batu nisan diatasnya yang dibuat dari coklat dan terdiri dari tiga lapis dengan lelehan coklat pada lapisan ke dua. Harga yang ditetapkan pada produk-produk Death By Chocolate & Spageti Restaurant menunjukan bahwa restoran ini ditujukan untuk pangsa pasar golongan ekonomi menengah hingga kalangan atas. Harga yang diterapkan untuk

16

produk DBC yaitu Rp. 35.000, Frittata Rp.19.000 Rp.28.000, dan spageti Rp.33.000 - Rp.37.000. Selain produk-produk olahan tersebut, yang dijual di Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu seperti flower by chocolate, chocolate stick dan coklat berbentuk telur khusus untuk hari raya paskah. Meskipun produk olahan coklat tergolong ke dalam makanan yang cukup mahal. Namun orang tetap mengkonsumsi produk olahan coklat karena rasanya yang lezat dan bergizi. Mengkonsumsi produk olahan coklat juga sudah menjadi gaya hidup yang akan menunjukan prestise seseorang. Hal tersebut menunjukan prospek usaha yang bagus disektor produk olahan coklat. Tingkat penjualan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant di rasa masih kurang optimal itu bisa di lihat dari hanya hari-hari tertentu saja restoran tersebut ramai oleh pembeli. Hal tersebut menyebabkan tingkat penjualan ini belum sesuai dengan kapasitas produksinya. Perbandingan antar rata-rata penjualan per hari DBC & Spageti Restaurant dengan kapasitas produksi per hari dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perbandingan Antara Rata-Rata Penjualan Per Hari Death By Chocolate & Spageti Restaurant dengan Kapasitas Produksi Per Hari. No Produk Kapasitas Penjualan rata-rata Penjualan rata-rata produksi per hari regular per hari weekend (senin-kamis) per hari (jumat-minggu) 1. DBC 90 Loyang 20 Loyang 40 Loyang 2. Frittata 60 Loyang 20 Loyang 35 Loyang 3. Spageti 45 Piring 15 Piring 25 Piring Sumber : Laporan Death By Chocolate & Spageti Restaurant, 2008. Tabel 4. menunjukan bahwa penjualan rata-rata per hari DBC & Spageti Restaurant untuk produk DBC pada saat regular hanya 22,22 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya dan pada saat weekend hanya 44,44 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya. Produk frittata pada saat regular hanya 33,33 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya dan pada saat weekend hanya 58,33 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya. Produk spageti pada saat regular hanya 33,33 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya dan

17

pada saat weekend hanya 44,44 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya. Kapasitas produksi perhari untuk produk DBC di dasarkan pada kemampuan Death By Chocolate & Spageti Restaurant setiap harinya mampu membuat tiga kali adonan kue DBC. Satu kali adonannya bisa menghasilkan kurang lebih 30 loyang kue DBC, sehingga jika tiga adonan dapat menghasilkan kira-kira 90 loyang kue DBC. Kapasitas produksi untuk Produk Frittata didasarkan pada jumlah adonan spageti yang mampu di buat setiap harinya yaitu sebanyak empat adonan. Satu kali adonan itu mampu menghasilkan 15 piring spageti sehingga jika tiga adonan dapat menghasilkan 60 piring spageti. Kapasitas produksi untuk produk spageti didasarkan pada jumlah adonan spageti yang mampu di buat setiap harinya yaitu sebanyak tiga adonan. Satu kali adonan itu mampu menghasilkan 15 piring spageti, sehingga jika tiga adonan dapat menghasilkan 45 piring spageti. Tingkat penjualan yang lebih kecil yang tidak sesuai dengan kapasitas produksi merupakan hal yang sangat di sayangkan, karena menyebabkan tingkat keuntungan yang di dapat oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant menjadi belum optimal. Hal ini menjelaskan bahwa jumlah penawaran masih lebih besar dari pada jumlah permintaan. Itu berarti di Death By Chocolate & Spageti Restaurant masih belum memenuhi target penjualanya dan harus terus di tingkatkan agar sesuai dengan kapasitas produksi. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang tepat untuk meningkatkan penjualan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Pada Tabel 5 berikut ini menunjukan bahwa jumlah produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant mulai dari tahun 2006 hingga bulan juli 2008 setiap tahunnya mengalami peningkatan. Jumlah produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant dari tahun 2006 - Juli 2008 dapat dilihat pada Tabel 5.

18

Tabel 5. Jumlah Produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Dari Tahun 2006- Juli 2008. Produk DBC Frittata (Loyang) (Piring) 1. 2006 1.120 560 2. 2007 8.880 6.480 3. Juli 2008 5.600 4.760 Sumber : Laporan Death By Chocolate & Spageti Restaurant, 2008. No. Tahun Spageti (Piring) 1.120 5.760 3.780

Dapat dilihat bahwa dari awal berdiri restoran tersebut selain dilihat dari tingkat penjualanya yang masih belum optimal, tingkat persaingan dalam dunia bisnis restoran memperlihatkan gejala yang semakin ketat. Itu bisa dilihat pada Tabel 1 yaitu data perkembangan restoran dan rumah makan di kota Bogor yang terus meningkat. Baru atau lamanya suatu restoran berdiri, belum menjamin kestabilan usahanya dalam aktivitas bisnisnya. Banyaknya pendatang baru yang mencoba merebut hati konsumen dengan strategi-strategi yang beraneka ragam guna menarik konsumen, harus menjadi perhatian khusus bagi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Letak Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam lokasi usaha yang kurang strategis. Hal ini dapat ditunjukan oleh posisinya yang tidak terletak di jalan yang sering dilalui oleh banyak kendaraan dan banyak orang dan kurangnya papan penujuk lokasi. Hal tersebut menyebabkan masih banyaknya sebagian masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan ataupun letak dari Death By Cocolate & Spageti Restaurant di kota Bogor. Selain itu dikota Bogor banyak terdapat restoran yang menyajikan menu spageti dan toko-toko kue serta roti yang menghasilkan produk subtitusi dari produk-produk yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Promosi yang masih kurang gencar dan masih bersifat spontanitas serta kurang terencana juga menjadi salah satu permasalahan yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut maka permasalahan yang bisa diangkat dan dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang telah dilakukan Death By Chocolate & Spageti Restaurant selama ini.

19

2. Faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant dalam pengembangan usahanya. 3. Bagaimana alternatif strategi yang tepat bagi pengembangan usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant untuk meningkatkan penjualannya. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. 2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant sehingga menjadi parameter dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang tepat. 3. Menyusun dan memberikan alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat di terapkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan memberikan informasi tentang strategi-strategi pengembangan usaha bagi restoran dan manfaat yang akan didapat sebagai berikut : 1. Bagi pihak manajemen Death By Chocolate & Spageti Restaurant, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pengembangan usaha sehingga skala usahanya dapat mengalami perkembangan kearah yang lebih baik. 2. Bagi pihak lain yang membutuhkan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya kegiatan lain yang bersangkutan. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan agar mengetahui kenyataan yang terjadi di lapangan dan membandingkan dengan teori serta menambah pengetahuan

20

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Restoran Restoran adalah suatu tempat atau bagian yang diorganisasikan secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya dan produk berupa makanan atau minuman (Soekresno,2001). Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang berarti tempat menyediakan makanan. Makna aslinya berarti restoran menyajikan beragam makanan lengkap mulai dari pembuka, makanan utama, hingga pencuci mulut. Jenis pelayanan yang diberikan oleh sebuah restoran biasanya mempunyai jenis makanan yang dihidangkan agak banyak sehingga pelanggan dapat dengan leluasa memilih dan menikmati makanan yang dikehendakinya (Moehyi,1992). Menurut Torsina (2000) usaha restoran meliputi usaha yang terus menerus melibatkan semua bidang pengadaan peralatan dan bahan mentah, quality control untuk bahan dan produksi standarisasi resep dan proses, berurusan dengan segisegi hukum, reklame, promosi dan publisitas, mengenai pegawai, keluhan langganan, dekorasi, identitas dan ciri restoran, merendahkan kebocoran uang dan barang, menetapkan menu yang seimbang, kalkulasi harga-harga pokok dan tingkat waste (kerusakan makanan), strategi harga, sampai kepada penanganan sampah, air, listrik, dan lain-lain. Usaha restoran terbagi kedalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan target pasar sasaran, tujuan utamanya, lokasi, dekorasi tempat serta jenis menu dan makanan yang disediakan. Menurut Torsina (2000), membagi jenis restoran kedalam sepuluh jenis restoran yang ada sekarang yaitu : 1. Family Conventional Restoran yang ditujukan pada tradisi keluarga. Prioritas utama menyediakan menu makanan dan minuman yang enak, suasana yang nyaman dan harga yang bersahabat. Restoran ini menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana. 2. Fast Food Restoran ini lebih menekankan pada kecepatan penyajian. Makanan dan minuman yang dipesan akan segera tersedia dalam waktu yang paling singkat.

21

Jenis menu relatif terbatas dan harga yang ditawarkan relatif tidak mahal. Lebih mengutamakan banyak pelanggan. Dekorasi tempat dengan warna-warna utama dan terang. Restoran jenis ini erat kaitanya dengan eat-in (makan direstoran) dan take-out (dibawa keluar). Restoran jenis ini lebih mengutamakan turnover yang tinggi dari pengunjung. 3. Speciality Restaurants Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian, harga yang relatif mahal, tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat keramaian yang ditujuan utamanya untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin menteraktir teman bisnis, keluarga dalam suasana yang khas dan unik. Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam restoran jenis Speciality Restaurants. Karena memiliki ciri-ciri seperti produk yang unik dengan cara penyajian yang unik seperti produk Death By Chocolate (DBC). Lokasinya cukup jauh dari keramaian, harga yang cukup mahal karena produknya berkualitas, unik dan bergizi. 4. Kafetaria Restoran jenis ini dapat dilihat dengan jelas dari tempatnya berada. Biasanya terletak diperkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah dan pabrik-pabrik. Target konsumen utama sesuai dengan lingkunganya berada. Menu terbatas, harga murah dan berganti-ganti setiap hari seperti menu makanan yang berada di rumah. 5. Coffee Shop Ciri khas dari jenis restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan cepat untuk menandakan suasana tidak formal.pelayanan pesanan makanan yang cepat, lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik dan puast perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu utama ditujukan untuk coffee break. 6. Gourmet Restoran yang memiliki suasana sangat nyaman dengan dekorasi tempat yang sangat artistik. Restoran ini yang termasuk restoran yang berkelas ditunjukan untuk konsumen yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi. Biasanya restoran ini membidik target pasar dengan standar prestise yang tinggi. 7. Etnik

22

Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang berasal dari daerah tertentu yang spesifik. Pakaian seragam dari pelayannya di sesuaikan dengan asal daerah makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana etnik tertentu. 8. Snack Bar Restoran ini ditunjukan untuk orang-orang yang ingin jajan dan makanan kecil. Banyak menawarkan pesanan take-out. Dekorasi tempat sederhana serta berukuran kecil hanya untuk beberapa orang. 9. Buffet Ciri utama buffet yaitu berlakunya satu harga untuk makanan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet. Produk minuman berupa wine, linquor dan bir yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang peranan penting dalam promosi. 10. Drive In Drive Thru or Parking Restoran jenis ini melayani pembelian dengan diantar hingga ke mobil pelayan untuk eat-in (sementar parkir) atau take away dengan kemasan makanan yang dibungkus dengan praktis. Dalam melakukan usahanya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh sebuah restoran agar usahanya dapat berhasil. Menurut Mukhtar (2004), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal yang disebut G-factors, yaitu : 1. Good Food (G-1) Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan perlengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen. 2. Good Location & Parking Facilities (G-2) Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan konsumen. Oleh sebab itu restoran harus mudah terlihat, mudah dijumpai, memiliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian.

23

3. Good Atmsphere (G-3) Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja yang berkulitas baik dan table set up yang lengkap. 4. Good Reputation (G-4) Restoran harus memiliki reputasi yang baik yang meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi yang mempengaruhi pendapat masyarakat. 5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5) Tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan dan memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi tamu mereka yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah. 2.2 Coklat Kata coklat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka. Cortes kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orangorang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts, Amerika Serikat. Dalam perkembangannya coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Selain rasanya enak, coklat ternyata berkhasiat menurunkan risiko penyakit jantung, khususnya pada wanita pengidap diabetes. Menurut kepercayaan suku Maya, coklat adalah makanan para dewa. Rasa asli biji coklat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah melalui proses rekayasa maka dihasilkan coklat sebagai makanan yang disukai oleh siapapun. Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino

24

triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan. Lemak coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol. Untuk tetap menekan lemak jenuh agar tidak terlalu tinggi, ada baiknya membatasi memakan cokelat hanya satu batang saja per hari. Sepertiga lemak yang terdapat dalam coklat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh 1 . Makan coklat tidak akan menimbulkan ketergantungan, tetapi bagi sebagian orang rasa coklat yang enak mungkin menyebabkan perasaan ingin terus untuk mengkonsumsinya kembali. Ini yang disebut chocolate craving. Dampak coklat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) terkait erat dengan chocolate craving. Perasaan ingin terus untuk mengkonsumsi coklat bisa karena aromanya, teksturnya, rasa manis dan pahitnya, dsb. Hal ini juga sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamine yaitu suatu substansi mirip amphetanine yang dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Coklat juga mengandung theobromine dan kafein. Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita kembali bersemangat. Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang merupakan adonan coklat manis, cocoa butter gula dan susu. Selain itu ada pula coklat pahit yang merupakan coklat alami dan mengandung 43% padatan coklat 2.3 Spageti Spageti adalah mie ala Italia yang berbentuk panjang seperti lidi. Pada umumnya spageti dimasak selama 9-12 menit didalam air mendidih hingga al dente. Al dente artinya tidak lengket di gigi, tidak terlalu mentah atau terlalu matang. Cara memakannya bervariasi tetapi yang sangat dikenal adalah spaghetti

Ali Komsan. 2002 Coklat baik Http://www.Kolompacific.Net.Id. 5 agustus 2008.

Untuk

Jantung

Dan

Suasana

Hati.

25

alla bolognese yaitu dengan saus daging cincang lalu di taburi keju parmesan parut. Hampir semua orang mengira bahwa spageti adalah bakmie yang dibawa pulang Marco Polo dalam perjalannya dari Tiongkok pada tahun 1292. Tetapi setelah di selidiki oleh banyak pihak, sejak zaman dahulu bangsa Romawi yang menang dari medan perang selalu menyantap spageti. Spageti merupakan salah satu jenis pasta yang dikenal oleh bangsa Italia sejak zaman manusia bercocok tanam kira-kira 10.000 tahun yang lalu. Spageti terbuat dari tepung yang dihasilkan oleh mereka pada saat itu lalu di olah dengan sedikit air dan telur menjadi sebuah adonan yang disebut pasta. Setelah itu, pasta di giling tipis menjadi lembaran-lembaran, yang merupakan induk pasta yang dikenal sebagai Lasagna. Saat ini telah berkembang jenis-jenis pasta lainnya seperti Fusili, Penne, Tagliatelle. Frittata yaitu menu lain dari spageti, merupakan salah satu menu yang di sajikan atau di tawarkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Berbahan dasar spageti di campur dengan daging, sayuran, keju dan susu yang kemudian di bakar. Menu frittata ini lebih di kenal dengan sebutan spageti bakar. Itu yang membedakan antara frittata dengan spageti pada umumnya.

2.4 Penelitian Terdahulu Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi, studi literatur juga dilakukan dengan mempelajari dan mencari informasi dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan judul skripsi. Penelitian terdahulu tidak hanya mengacu pada satu tahun yang sama tetapi pada dua hingga tiga tahun yang berbeda agar diperoleh perbandingan mengenai skripsi-skripsi untuk setiap tahunnya. Penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan usaha dan literatur yang berhubungan dengan penelitian diambil dari lima skripsi. Ringkasan dari penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dilihat pada Tabel 6.

26

Tabel 6. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu. No 1. Peneliti/tahun Deden Dani Tahun 2006 Topik Metode

2.

Yoshida

2006

3.

Yulia

2006

Jeffri Kurniawan

2008

Sri Wahyu Lestari

2008

6.

Alam Lazuardi

2008

Analisis Strategi AHP Pemasaran Perusahaan Roti Merek Sari Roti & Boti Di Bogor Analisis Hierarki AHP Startegi Pemasaran Ayam Gepuk Pada Rumah Makan ECO RAOS, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Analisis Strategi QSPM Pengembangan Usaha Rajungan Di PT Muara Bahari International Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Formulasi Strategi Road Map Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pda Loka Farm Cilember, Bogor. Analisis Strategi AHP Promosi Death By Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor Formulasi Strategi QSPM Pengembangan Usaha Restorant Macaroni Panggang (MP) Bogor

Berdasarkan tabel diatas maka ringkasan hasil-hasil penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut, menurut Deden Dani (2006) strategi produk yang dijalankan perusahaan Sari Roti dan Boti mencakup tiga aspek yaitu rasa, kualitas dan kemasan. Strategi harga yangh ditetapkan oleh perusahaan didasarkan pada metode penetapan harga berdasarkan biaya. Berdasarkan hasil pengolahan metode

27

pengambilan keputusan proses herarki analisis (PHA) terhadap strategi bauran pemasaran yang dijalankan untuk sari roti dan boto, diketahui bahwa tujuan yang diprioritaskan adalah untuk meningkatkan penjualan. Dari hasil analisis pengambilan keputusan maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan perusahaan adalah dengan tetap mempertahankan rasa dengan harga yang sama dengan pesaing yang sama serta kualitas yang sama pula dan mendistribusikan ke took-toko pengecer. Menurut Yoshida (2006), kegiatan strategi bauran pemasaran yang diterapkan pada rumah makan Eco Raos adalah menggunakan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari strategi produk, harga, tempat dan promosi. Berdasarkan hasil analisis metode Proses Hierarki Analisis (PHA) terhadap strategi bauran pemasaran yang dijalankan untuk produk ayam gepuk, diketahui bahwa tujuan yang diprioritaskan adalah pertumbuhan penjualan dengan tujuan mendapatkan keuntungan pada jangka pendek. Untuk mencapai tujuan ini maka strategi bauran pemasaran yang diprioritaskan adalah strategi produk. Dengan kebijakan yang menjadi prioritas utama yaitu kualitas produk dan kuantitas produk menempati posisi prioritas kedua. Menurut Yulia (2006), perumusan strategi manajemen yang tepat bagi perusahaan dapat dilakukan melalui identifikasi terhadap factor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh bagi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi faktor internal dan eksternal menempatkan perusahaan pada kuadran II itu berarti perusahaan memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki dan keadaan yang kuat dalam merespon peluang yang ada sehingga dapat menghindari ancaman dimana perusahaan tersebut beroperasi. Posisi pada kuadran II itu berarti berada pada posisi tumbuh dan bina dimana strategi yang dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pemasarn dan pengembangan produk. Strategi yang di prioritaskan berdasarkan hasil matriks QSPM yaitu strategi mempertahankan kualitas dan meningkatkan kuantitas produk untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada dan menarik pelanggan potensial Menurut Jeffri Kurniawan (2008), berdasarkan penggabungan matriks EFE dan IFE menempatkan posisi perusahaan pada kuadran V yaitu Hold and

28

Maintain yaitu pertahankan dan pelihara dengan strategi yang tepat adalah strategi penetrasi pasan dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis SWOT dihasilkan 11 alternatif strategi, kemudian di petakan menggunakan asitektur strategi (Road Map). Urutan kegiatanya dibagi menjadi tiga yaitu persiapan menuju tahap pengembangan usaha, melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan usaha. Startegi yang dilakukan meliputi perencanaan produksi, optimalisasi produksi, melakukan kemitraan, alternatif memperoleh modal usaha, melakukan kerja sama dengan pemasok dan sebagainya. Strategi ini dilakukan untuk mencapai tujuan atau sasaran loka farm yaitu meningkatkan produksi dan kualitas bunga krisan. Menurut Sri Wahyu Lestari (2008), DBC & Spageti Restaurant telah menjalankan berbagai kegiatan promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, humas dan publisitas. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode AHP pada hierarki pertama dapat diketahui bahwa tujuan utama yang ingin dicapai oleh pihak restoran dalam menjalankan kegiatan promosinya adalah memperkenalkan produk dan lokasi. Faktor konsumen merupakan faktor utama yang mempengaruhi DBC & Spageti Restaurant dalam menyusun strategi promosinya. Karena itu dalam menyusun strategi promosinya, pihak manajemen berusaha untuk mendesain kegiatan promosi yang sedemikian rupa sehingga loyalitas konsumen yang diharapkan pun dapat terbentuk pada setiap konsumennya. Menurut Alam Lazuardi (2008), berdasarkan hasil analisis faktor internal maupun ekstrenal menempatkan perusahaan berada dalam kuadran V, kondisi ini menunjukan bakwa perusahaan pada saat ini berada dalam posisi pertahankan dan pelihara. Strategi yang bisa diterapkan pada kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM, strategi yang diprioritaskan berdasarkan hasil analisis tersebut yaitu strategi memperluas pasar dengan membuka cabang baru di daerah Bogor. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini mengambil topik mengenai analisis strategi pengembangan usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor. Selain itu, perbedaan

29

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan yang diteliti merupakan restoran produk olahan coklat. Alat analisis data yang digunakan adalah Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) yang nantinya menghasilkan urutan prioritas pemilihan strategi yang dapat dilakukan restoran berdasarkan angka kemenarikannya yang tertinggi.

30

III. KERANGKA PEMIKIRAN


3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan bagian dari tahap yang akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pemasaran sangat penting artinya dalam dunia perekonomian global, karena menyangkut segala aktivitas ekonomi, tidak hanya menjual atau menawarkan barang dan jasa. Perusahaan harus mempertahankan posisinya di pasar apabila ingin meningkatkan penjualannya. Menurut Rangkuti (2005), mendefinikan pemasaran sebagai suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari berbagai faktor tersebut maka masing-masing individu maupun kelompok untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukar produk yang memiliki nilai komoditas. Pemahaman mengenai kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen akan produk dimana konsumen mengharapkan sebuah nilai dari produk tersebut bermanfaat serta sesuai dengan biaya atau pengorbanan yang telah dikeluarkan merupakan suatu awal dari pemasaran. Produk tersebut mudah di temui di pasar dalam sebuah transaksi dengan produsen atau pemasarannya. Berikut ini merupakan alur konsep pemasaran tersebut dapat dilihar pada Gambar 1.

Pemahaman kebutuhan keinginan permintaan

Penciptaan produk

Konsep dan nilai budaya kepuasan

Pasar

Pemasaran dan Pemasar

Gambar 1. Alur Konsep Inti Pemasaran. Sumber : Kotler (1997) Rangkuti (2005) mengklasifikasikan unsur-unsur utama dalam pemasaran sebagai berikut : 1. Unsur strategi persaingan a. Segmentasi pasar

31

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri. b. Targeting Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki dan ditunjukan untuk pembeli. c. Positioning Positioning adalah penetapan posisi pasar yaitu suatu tindakan yang membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok istimewa dari produk di dalam pasar. Arti pengertian ini mengandung makna tempat suatu produk atau merek sekelompok produk didalam benak konsumen relatif terhadap penawaran pesaingnya. 2. Unsur taktik perusahaan a. Differensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasarn dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. b. Selling, mengacu pada usaha membuat konsumen membeli tawaran sesuai dengan strategi pemasaran. c. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat atau distribusi. Unsur-unsur bauran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 2.

32

Bauran Pemasaran

Pasar Sasaran

PRODUK Ragam Produk Mutu Merek Desain Bentuk Kemasan Ukuran pelayanan

HARGA Daftar harga Diskon Rabat Kredit Jangka waktu pembayaran

TEMPAT Saluran Lokasi Persediaan Pengangkutan

PROMOSI Periklanan Promosi Penjualan Perseorangan Hubungan Masyarakat

Gambar 2. Unsur-Unsur Dalam Bauran Pemasaran. Sumber : Kotler (1997) 1) Produk Kotler (1997) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Istilah lain produk adalah penawaran (offering), dan pemecahan (solution). Produk dibedakan menjadi 3 jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. Produk yang bermutu jelas merupakan kepentingan produsen atau perusahaan terutama untuk memperluas wilayah pemasarannya untuk konsumen yang ingin dipuaskan keinginan dan kebutuhannya. Penetapan mutu produk yang diinginkan pasar sebagai salah satu sasaran atau strategi perusahaan bisa menjadi salah satu persyarat utama perusahaan bersaing. Mutu produk dapat memberi kontribusi sebagai salah satu keunggulan differensial bagi perusahaan untuk menguasai pasar. Disamping mutu, merek tidak bisa di abaikan sebagai aspek instrisik dari startegi produk. Merek yang baik dapat memberi nilai tambah bagi suatu produk yang berakibat turut memperlancar penjualan. Perusahaan yang tidak memperhatikan merek akan mengalami kesulitan dalam menciptakan brand image bagi konsumen yang berarti akan menghambat tercapainya kesetiaan

33

konsumen terhadap merek produknya (brand loyality). Pelayanan merupakan penunjang pemasaran produk dan dapat dilihat sebagai salah satu keseluruhan paket produksi untuk memenuhi kebutuhan selera langganannya. Pelayanan tersebut bisa berbentuk perhatian perorang, pengiriman jaminan uang kembali, pelayanan purna jual dan sebagianya. Pengemasan adalah segala kegiatan merancang dan mengahasilkan atau bungkus suatu produk. Kemasan diperlukan oleh produk fisik untuk memberikan manfaat-manfaat seperti perlindungan, manfaat ekonomi, kemudahan dan promosi. 2) Harga Kotler (1997) mendefinisikan harga sebagai sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan konsumen atau pembeli untuk mendapatkan produk. Harga perlu disesuaikan dengan spesifikasi atau citra produk di pasaran. Konsumen tidak lagi sekedar membeli secara fisik atas dasar kebutuhan, tetapi lebih dari pada itu membeli fungsi, citra maupun status. Salah satu sarana efektif untuk menentukan citra atau status produk adalah harga. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Selain itu, produsen juga memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Strategi harga seperti diskon, rabat, sistem kredit dan sebagianya merupakan promosi dalam bentuk harga. Strategi promosi harga tersebut bisa memperbesar volume penjualan, walaupun tingkat keuntungan jangka panjang akan berkurang. Banyak perusahaan yang tidak menangani penetapan harga dengan baik. Secara umum kesalahan yang terjadi adalah penetapan harga yang selalu berorientasi pada biaya, harga yang kurang direvisi untuk mengambil keuntungan dari perubahan pasar, harga ditentukan secara independent dari bauran pemasaran lainnya dan bukan sebagai unsur intrinsik dari posisi pasar, serta kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk, segmen pasar dan saat pembelian (Kotler,1997) 3) Distribusi Distribusi pemasaran atau penyaluran produk adalah proses pemindahan produk dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Proses ini biasanya melalui lembaga tata niaga atau saluiran perantara, tetapi bisa juga

34

produsen atau perusahaan menjual langsung ke konsumen. Kotler (2005) hubungan kerja yang baik antar saluran pemasaran sangat diperlukan untuk membentuk rantai pemasaran yang kohesif dan kuat dalam melayani konsumen. Produsen harus berusaha menarik distributor atau penyalur yang berada dalam posisi independent dan seringkali menguntungkan karena dekat dengan pasar atau konsumen, perlu menjalin kerjasama antara lain dengan memberi informasi pasar dan memahami kesulitan dan kepentingan produsen. 4) Promosi Kotler (2005) mendefinisikan promosi sebagai unsur dalam pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Promosi adalah usaha yang dilakukan untuk memperkenalkan atau memberikan informasi produk kepada konsumen. Promosi pada dasarnya suatu usaha dalam bidang informasi, himbauan (bujukan) dan komunikasi dengan tujuan untuk mengubah sikap ataupun mendorong orang dalam bertindak. Menurut Kotler (2005) ada beberapa faktor yang menyebabkan perlunya pelaksanaan promosi yaitu sebagai berikut: a) Jumlah konsumen yang potensial semakin meningkat. b) Persaingan antar perusahaan meningkat. c) Adanya kelesuan-kelesuan ekonomi. d) Adanya perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dimana kegiatan pemasaran tidak hanya berhenti setelah produk dikembangkan, ditentukan harganya dan didistribusikan pada konsumen tetapi lebih jauh lagi produk terseebut harus dikomunikasikan kepada calon konsumen dengan promosi. Menurut Kotler (2005), metode promosi dibagi menjadi lima jenis yaitu : Periklanan (Advertising), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Hubungan Masyarakat (Public Relation), Penjualan Pribadi (Personal Selling), Pemasaran Langsung (Direct Marketing).

35

3.1.2 Strategi Pemasaran Menurut David (2002), perumusan startegi pemasaran adalah

pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut Pearce dan Robinson (1997) startegi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan terbaik sumberdaya dan keunggulan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Kotler (1997), startegi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti,2005). Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disususn. Konsep-konsep strategi tesebut meliputi : 1. Distinctive Strategy Distinctive Strategy yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagian perusahaan yang Distinctive Strategy. Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan suatu perusahaan dapat unggul dibandingkan dengan pesaingnya adalah keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumberdaya yang dimiliki. Keahlian sumberdaya manusia yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibandingkan pesaingnya. 2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan startegi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya jika dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga pesaingnya dengan nilai atau kualitas yang sama harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh

36

perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya.

3.1.3 Analisis Lingkungan Internal David (2003) mengemukakan bahwa lingkungan internal adalah lingkungan yang terjadi didalam aktifitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan adanya kekuatan dan kelemahan. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan juga akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman. Aspek-aspek internal perusahaan yang dapat dianalisis pada umumnya dibagi dalam aspek sumber daya manusia, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan, pemasaran, dan segmentasi pasar. 1. Sumber Daya Manusia Menganalisis kemampunan sumber daya manusia yang ada, baik ditingkat manajemen dan tenaga kerja. Setiap faktor sumberdaya dan karyawan dapat menambah kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan berhubungan dengan proses seleksi, penerimaan, penilaian motivasi, pelatihan dan pengembangan karyawan, keterampilan karyawan dan jumlah karyawan yang dibutuhkan. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu bentuk usaha. 2. Produksi atau Operasi Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pabrikasi dan produksi serta teknologi yang digunakan, diperlukan evaluasi biaya dan ketersediaan bahan baku serta hubungan dengan pemasok. Sistem pengendalian persediaan serta perputaran persediaan, lokasi, fasilitas, tata letak dan kegunaan fasilitas. Dalam mengoperasikan sebuah sistem produksi akan menghasilkan jumlah produk atau jasa yang dibutuhkan dengan kualitas tertentu, pada harga yang sudah ditentukan dan dalam waktu yang sudah ditetapkan. 3. Penelitian dan Pengembangan Merupakan keunggulan bersaing dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan. Penelitian dan pengembangan dapat juga meningkatkan proses bahan untuk

37

mendapatkan

keunggulan

biaya

melalui

efisiensi.

Penelitian

dan

pengembangan memulai pengembangan produk baru sebelum dilakukan pesaing, memperbaiki mutu produk atau memperbaiki proses pengolahan untuk mengurangi biaya. 4. Keuangan Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sistem yang telah dijalankan melalui kinerja keuangan perusahaan. Beberapa hal yang dapat dianalisis adalah mengenai bagaimana kemampuan perusahaan mendapatkan modal, bagaimana sistem akuntansi perusahaan dan bagaimana biaya modal relatif terhadap biaya modal industri atau pesaing. Cara yang dapat dilakukan misalnya dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan dan bisa juga dengan menganalisis tingkat nilai tambah individual perusahaan dibanding pesaing. 5. Pemasaran Faktor-faktor kunci internal yang termasuk dalam aspek ini adalah produk perusahaan, keleluasaan lini produk, kemampuan perusahaan mengumpulkan informasi pasar, konsenterasi penjualan pada sedikit produk atau kepada sedikit pelanggan, kemampuan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan tentang pasar, saluran distribusi, strategi pendapatan harga dan fleksibilistas penetapan harga, layanan purna jual dan tindak lanjut, loyalitas merek dan promosi. Menurut Pearce dan Robinson (1997), Perusahaan tidak mungkin mengevaluasi semua faktor kunci internal untuk mengembangkan atau merevisi suatu strategi, manajer akan memilih beberapa faktor yang paling mungkin menjadi landasan keberhasilan. Faktor strategik tiap perusahaan akan berbeda menurut industri, segmen pasar, siklus hidup produk dan posisi perusahaan pada saat tertentu. 6. Segmentasi Pasar Posisi pasar menunjukan pada pilihan bidang-bidang khusus bagi konsenterasi pemasaran dan dapat diekspresikan dalam bentuk pasar, produk, dan lokasi geografis. Melalui penelitian pasar perusahaan mempraktekan segmentasi pasar dengan beragam produk atau jasa untuk membantu manajer menemukan

38

posisi mana yang akan dikejar, jenis produk baru apa untuk dikembangkan, dan bagaimana memastikan bahwa produk-produk perusahaan tidak bersaing secara langsung satu sama lain. Penggunaan pemasaran segmentasi untuk mengidentifikasikan pelanggan potensial untuk meningkatkan kinerja finansial perusahaan.

3.1.4 Analisis Lingkungan Eksternal Menurut David (2003), mengemukakan bahwa analisis eksternal adalah pengungkapan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga dengan adanya peluang maka akan didapatkan keuntungan, sebaliknya dengan adanya ancaman maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya. Lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1 Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. a. Faktor Politik Politik dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok tertentu yang berwenng untuk mempengaruhi dan membatasi aktivitas tertentu dari suatu perusahaan. Beberapa contoh adalah undang-undang perdagangan, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan politik dalam dan luar negeri dapat mempengaruhi perusahaan bisa menjadi ancaman ataupun peluang. b. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Daya beli diperlukan dalam pasar. Daya beli yang tersedia dalam perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, hutang dan ketersediaan kredit saat ini. Perusahaan harus memperhatikan dengan cermat arah atau urutan kejadian utama dalam waktu tertentu dari segi pendapatan dan pola pembelanjaan. Tingkat

39

inflasi, pola konsumsi, kurs mata uang, dan sebagainya mungkin merupakan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi daya beli konsumen. c. Faktor Sosial Faktor sosial yang dapat mempengaruhi adalah kepercayaan, nilai-nilai, norma, keyakinan, opini, gaya hidup, dan sebagainya. Kesemuanya itu secara sadar atau tidak telah terbentuk berdasarkan lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya saja masuknya tenaga kerja wanita kedalam pasar tenaga kerja hal ini tidak hanya mempengaruhi kebijakan tetapi juga dapat merubah permintaan terhadap produk yang dibutuhkan karena ketiadaan wanita di rumah. d. Faktor Teknologi Perusahaan harus waspada terhadap perubahan teknologi yang mungkin dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam hal tekhnik produksi dan pemasaran. Perkembangan teknologi atau penemuan-penemuan baru terhadap teknologi dapat mempengaruhi pola konsumsi pasar yang dapat mempengaruhi juga terhadap perusahaan. 2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro pelakunya adalah yang langsung terkait dengan perusahaan dan langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya yaitu, pemasok, perantara pasar, pelanggan dan pesaing. Analisis lingkungan mikro dilakukan berdasarkan konsep Competitive Strategy Porters. Lima kekuatan bersaing ini terdiri dari ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan persaingan antar perusahaan industri. Kekuatankekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri dapat dilihat pada Gambar 3.

40

Pendatang Baru

Pesaing Industri Pemasok Persaingan Diantara Perusahaan Yang Sudah Ada Pembeli

Produk Subtitusi Gambar 3. Kekuatan-Kekuatan Yang Memicu Persaingan Industri. Sumber : David (2003) a. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar (Market share) dan sering kali sumber daya yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk tergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Ancaman pendatang baru didalam industri ditentukan oleh beberapa parameter yang disebut hambatan masuk (barrier to entry) antara lain yaitu skala ekonomi, diferensiasi produk, banyaknya modal yang dibutuhkan, akses ke pemasok dan pengaruh kebijakan pemerintah. b. Ancaman Produk Pengganti Dengan menetapkan batas harga tertinggi, produk atau jasa subtitusi membatasi potensi suatu indutri. Jika indutri tidak mampu meningkatkan kualitas produk atau mendiferensiasikannya, laba dan pertumbuhan industri akan terancam. Beberapa faktor yang mempengaruhi ancaman produk pengganti adalah jumlah produk yang memiliki fungsi yang sama, tingkat perkembangan teknologi produk pengganti dan tingkat biaya peralihan.

41

c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli atau pelanggan yang kuat dapat juga menekan harga menurut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba antar sesama anggota industri. Semua hal ini dapat menurunkan harga industri. Kekuatan tawar menawar pembeli ditentukan oleh beberapa faktor yaitu besarnya jumlah pembelian, ciri produk, kemudahaan pembelian beralih ke produk pesaing, kesempatan integrasi kebelakang, keuntungan yang diperoleh pembeli dan informasi yang dimiliki oleh pembeli. d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para anggota industri dengan menaikan harga atau menurunkan kualitas barang dan jasa yang dijualnya.pemasok yang kuat karenanya dapat menekan kemampuan laba suatu industri yang tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya dengan menaikan harganya sendiri. Pemasok yang kuat dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan harga, pengurangan kualitas produk yang dipasok, peran produk yang dipasok bagi pelanggan, ancaman produk pengganti dan ancaman integrasi kedepan oleh pemasok. e. Persaingan Antar Perusahaan Industri Persaingan dikalangan anggota industri terjadi karena mereka berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk, dan persaingan iklan. Tingkat persaingan antar perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi beberapa faktor yaitu jumlah pesaing, karakteristik pesaing, biaya tetap yang dibutuhkan peningkatan kapasitas oleh pesaing, pertumbuhan industri dan hambatan keluar industri.

3.1.5

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analisis SWOT dapat mengidentifikasikan berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT dilakukan secara logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan dan kebijakan perusahaan.

42

Perencanaan strategis

harus menganalisis faktor-faktor strategis

perusahaan dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi dan yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan cara yang sistematik dapat dilakukan untuk semua aspek situasi pemasaran.

3.1.6

Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) Disamping membuat peringkat strategi untuk menghasilkan daftar

prioritas, hanya ada satu teknik analisis yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dan alternatif tindakan yang layak. Matiks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) yang termasuk dalam tahap akhir dari kerangka kerja analisis perumusan strategi, teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif dan dengan penilaian intuitif yang baik berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Setelah melewati tahap input dan pencocokan, perusahaan harus dapat mengambil keputusan tentang strategi terbaik dan yang paling cocok diterapkan dengan kondisi lingkungan internal dan eksternalnya.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengetahui kondisi Death By Chocolate & Spageti Restaurant pada saat sekarang ini, dengan mengkaji strategi pemasaran yang sedang ataupun sudah dilakukan. Saat ini kondisi yang terjadi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu penjualan yang masih kurang yang tidak sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk memproduksi produknya, sehingga keuntungan yang didapatkan belum maksimal. Pelaksanaan strategi pengembangan usaha dilakukan oleh perusahaan agar mampu meningkatkan nilai jual produknya dan memperoleh laba. Selain itu promosi yang masih kurang juga menjadi salah satu faktor permasalahan yang

43

dihadapi oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Produsen ingin memberikan kepuasan kepada konsumen dalam harga yang menguntungkan, sedangkan konsumen menginginkan mutu yang baik dengan harga yang murah untuk itu diperlukan strategi pengembangan usaha yang tepat. Dalam melakukan strategi pengembangan usaha maka perusahaan harus dapat melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Perumusan penentuan alternatif strategi bagi perusahaan adalah dengan melakukan analisis lingkungan internal yang berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan ekternal yang berupa peluang dan ancaman. Kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dianalisis meliputi aspek sumber daya manusia yaitu karyawan, produksi atau operasi yaitu proses produksi suatu produk, penelitian dan pengembangan, keuangan perusahaan, dan pemasaran yang diterapkan di perusahaan. Sedangkan untuk peluang dan ancaman perusahaan yang di analisis meliputi lingkungan mikro yang terdiri dari ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan persaingan antar perusahaan industri. Kemudian lingkungan makro yang terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi Analisis di atas dilakukan untuk mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dalam lingkungan pemasaran yang akan mempengaruhi keberadaan dan pemasaran produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Tahap berikutnya adalah memasukan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang berasal dari lingkungan internal kedalam matriks IFE dan faktor-faktor peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal kedalam matriks EFE. Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE selanjutnya kedua matriks tersebut di analisis dengan matriks SWOT yang bertujuan untuk memperoleh alternatif-alternatif strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Hasil dari matriks IFE dan EFE juga digunakan untuk analisis IE. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting dalam pemilihan strategi yang akan ditetapkan. Tahap terakhir adalah tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSPM. Analisis ini ditujukan untuk mendapatkan prioritas strategi yang akan digunakan oleh perusahaan. Hal ini diperoleh melalui perpaduan antara matriks IE dan matriks SWOT. Strategi dengan nilai TAS (total attractiveness

44

score) yang paling tinggi merupakan alternatif strategi yang terbaik yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut. Secara singkat kerangka pemikiran operasional penelitian ini disajikan dalam Gambar 4.

45

Kondisi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Saat Ini: Penjualan Yang Belum Optimal dan Promosi Yang Masih Kurang Menganalisis Lingkungan Perusahaan

Lingkungan Internal 1. Faktor sumber daya manusia 2. Faktor Produksi atau Operasi 3. Faktor Keuangan 4. Faktor Penelitian &Pengembangan 5. Faktor Pemasaran Matriks EFI

Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Mikro 2. Lingkungan Makro

Matrik EFE

Matriks IE Mengetahui Posisi Perusahaan Saat Ini

Analisis SWOT Menghasilkan Beberapa Alternatif Strategi

Matriks QSPM Menentukan Urutan Strategi Yang Diprioritas

Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian.

46

IV. METODE PENELITIAN


4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran yang bernama Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Restoran ini terletak di jalan Ceremai No. 22 kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Death By Chocolate & Spageti Restaurant merupakan satu-satunya restoran yang menyediakan produk olahan coklat di kota Bogor. Aspek masalah yang di analisis mencakup kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant pada saat sekarang ini. Pengumpulan data akan dilakukan selama dua bulan yang akan di mulai dari bulan November hingga bulan Desember 2008. 4.2 Pendekatan Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus

untuk menjawab masalah yang dihadapi perusahaan dan strategi bisnis yang dilakukan. Menurut Nazir (2005), penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang dapat menggambarkan sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan (status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu hipotesis, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa) dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. 4.3 Populasi dan Sampel Teknik pengambilan contoh dilakukan secara sengaja dengan metode Judgement sampling, karena mempertimbangkan keahlian dan pengetahuaan responden, dimana objek organisasi yang diteliti dan pihak-pihak yang menjadi responden dipilih secara sengaja. Responden dipilih dengan sengaja yang memiliki kontribusi besar dalam perumusan dan pelaksanaan strategi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Pemilihan responden tersebut dilakukan dengan alasan dapat mewakili Death By Chocolate & Spageti Restaurant dan mewakili wewenang mengenai data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini membutuhkan lima orang responden dari dalam perusahaan, kelima

47

orang tersebut adalah tiga orang pemilik sebagai pemegang wewenang dan penasehat perusahaan, satu orang supervisor dan satu orang wakil supervisor yang sehari-hari melakukan aktivitas bisnis di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Dari pihak luar diambil konsumen Death By Chocolate & Spageti Restaurant yang sedang datang berkunjung dan komentar-komentar konsumen di internet mengenai Death By Chocolate & Spageti Restauran. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka tentang Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

4.4 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen atau pemilik melalui wawancara, pengamatan langsung di lapangan (observasi) dan pengisian kuisioner dengan pihak yang dianggap paling berkompeten di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dan dari pihak luar yaitu konsumen melalui wawancara langsung serta komentar konsumen di internet. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen Death By Chocolate & Spageti Restaurant, serta literaturliteratur atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian.

4.5 Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung di Death By Chocolate & Spageti Restaurant untuk mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Wawancara dan pengisian Kuisioner oleh responden terpilih yang sudah di tetapkan. Responden yang dipilih merupakan orang yang memiliki kontribusi besar dalam perumusan dan pelaksanaan strategi dalam hal ini pemilik atau pengelola usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Dalam hal pengisian kuisioner dipandu oleh peneliti. Wawancara dan kuisioner dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam kinerja Death By Chocolate & Spageti Restaurant serta penentuan bobot dan peringkat untuk masing-masing faktor tersebut. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan perusahaan, literatur-literatur yang relevan dengan penelitian.

48

4.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi dalam penelitian ini diperoleh dari kondisi Death By Chocolate & Spageti Restaurant diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksud untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan secara menyeluruh visi, misi, dan tujuan perusahaan serta mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Disamping itu analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan mikro dan makro yang diperlukan dalam penentuan posisi bertahan yang terbaik bagi perusahaan untuk merumuskan strategi jangka panjang.

4.6.1 Analisis Matriks EFE dan Matriks IFE Analisis data dimulai dengan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal. Data dan informasi faktor-faktor internal maupun eksternal yaitu data dan informasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman. Pada analisis matriks EFE dikembangkan daftar peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2003), matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan mengevaluasi mengenai ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Contoh matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Contoh Matriks EFE (External Factor Evaluation) Faktor Eksternal Peluang 1. 2. 3. Ancaman 1. 2. 3. Total Sumber : David, 2003 Bobot Rating Skor Perkalian Bobot dan Rating Perkalian Bobot dan Rating

49

Menurut David (2003), evaluasi faktor internal (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa kegiatan fungsional perusahaan yang terdiri dari aspek keuangan, SDM, pemasaran, penelitian dan pengembangan dan produk atau operasi. Untuk lebih jelasnya, contoh matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Contoh matrik IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor Eksternal Peluang 1. 2. 3. 4. Ancaman 1. 2. 3. 4. Total Sumber : David, 2003 Bobot Rating Skor

Perkalian Bobot dan Rating Perkalian Bobot dan Rating

Matriks IFE dan EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah sebagai berikut : 1. Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal Dan Internal Perusahaan Langkah pertama, tentukan faktor eksternal perusahaan yang berupa peluang dan ancaman yang ada. Kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasikan faktor internal yang berupa kekuatan maupun kelemahan yang ada pada perusahaan. Usahakan dalam mengidentifikasi faktor internal dan eksternal harus spesifik, gunakan persentase, rasio dan angka perbandingan. 2. Pembobotan Berikan bobot dengan kisaran 0 ( tidak penting) hingga 1(terpenting) pada setiap faktor. Bobot tertinggi diberikan kepada faktor-faktor yang memiliki pengaruh terbesar pada prestasi perusahaan. Penentuan bobot dengan menggunakan metode paired comparison metode tersebut digunakan untuk

50

memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal serta faktor-faktor dalam struktur industri. Penentuan bobot dari setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3. Bentuk dari nilai pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal Dan Eksternal Menurut Metode Paired Comparison.
Faktor Penentu Kekuatan/ peluang A. B. C. ... Kelemahan/ ancaman D. E. F. ... Total A B C ... E F G ... Total

Sumber : David, 2003 Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, dan 3 dimana arti nilai tersebut adalah sebagai berikut : Nilai 1 : Jika indikator horisontal kurang penting dari pada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horisontal lebih penting dari pada indikator vertikal Bobot dari setiap faktor dengan menentukan proporsi nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ai = Xi

Xi
i =1

Keterangan : ai = bobot faktor ke-i Xi = nilai faktor ke-i i = 1,2,....,n

51

3. Pemberian peringkat atau rating Pada matriks EFE peringkat diberikan mulai 1 sampai 4 untuk setiap faktor eksternal, hal ini bertujuan untuk menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini. Arti angka dalam peringkat berbanding terbalik antar peluang dan ancaman. Skala nilai 1 hingga 4 peluang menunjukan bahwa : Nilai 1 : Jika faktor tersebut kurang berpengaruh / respon buruk Nilai 2 : Jika faktor tersebut berpengaruh sedang/ respon umum Nilai 3 : Jika faktor tersebut berpengaruh baik / respon baik Nilai 4 : Jika faktor tersebut sangat berpengaruh / respon sangat baik Pada pemberian peringkat matriks IFE juga dimulai dari 1 hingga 4 tetapi dalam angka peringkat yang sama namun arti yang berlawanan. Skala nilai 1 hingga 4 peluang menunjukan bahwa : Nilai 1 : Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh / kelemahan besar bagi perusahaan Nilai 2 : Jika faktor tersebut kurang berpengaruh / kelemahan kecil bagi perusahaan Nilai 3 : Jika faktor tersebut berpengaruh besar/ kekuatan kecil bagi perusahaan Nilai 4 : Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar/ kekuatan utama bagi perusahaan 4. Nilai yang dibobot Nilai pembobotan adalah hasil kali dari setiap bobot faktor dengan peringkat, penjumlahan secara vertikal. Hal ini dilakukan untuk menentukan nilai yang dibobot pada setiap variabel. 5. Total skor Jumlahkan total nilai yang dibobotkan untuk setiap variabel menentukan total nilai yang dibobot untuk perusahaan, nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internal dan eksternal perusahaan. Total skor pembobotan berkisar antara 1 hingga 4. Pada matriks EFE total skor 4 menunjukan bahwa perusahaan merespon peluang maupun ancaman yang dihadapi dengan baik. Sedangkan untuk matriks EFI total skor 4 berarti kondisi internal perusahaan baik.

52

4.6.2 Matriks IE Menurut David (2003), matriks IE merupakan alat analisis yang digunakan untuk memetakan skor terbobot total dari matriks EFE dan IFE yang dihasilkan dari pengolahan data sebelumnya. Matriks ini terdiri dari sembilan sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai bobot dari matrik EFE dan IFE. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.

Skor IFE 4.0 4.0 Tinggi 3.0 Sedang 2.0 Lemah 1.0 Gambar 5. Matriks Internal Eksternal (IE). Sumber : David (2003) Sumbu horizontal pada matriks IE memperlihatkan skor total IFE, sedangkan sumbu vertikal menunjukan skor total EFE. Pada sumbu horizontal skor antara 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal perusahaan yang lemah, skor 2,0 sampai 2,99 menunjukan posisi rata-rata dan skor 3,0 sampai 4,00 menunjukan respon yang tinggi dari perusahaan terhadap kondisi lingkungan eksternalnya. Demikian pula pada sumbu vertikal 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal perusahaan yang lemah, skor 2,0 sampai 2,99 menunjukan posisi rata-rata dan skor 3,0 sampai 4,00 menunjukan respon yang tinggi dari perusahaan terhadap kondisi lingkungan internalnya. Daerah-daerah yang di petakan dalam matriks IE akan memberikan gambaran strategi (grand Strategy) yang dapat diambil oleh perusahaan meliputi : 1. Daerah tumbuh dan kembang (growth and build) yang berada pada kuadran I, II, dan IV. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan Kuat I IV VII 3.0 Rata-Rata II V VII 2.0 Lemah III VI IX 1.0

Skor EFE

53

pengembangan produk) atau integrasi (integrasi kebelakang. Integrasi kedepan dan integrasi horizontal) merupakan strategi yang cocok untuk daerah ini. 2. Daerah pelihara dan pertahankan (hold and Maintain) yang berada pada kuadran III, V dan VII. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang cocok digunakan pada daerah ini. 3. Daerah panen dan divertasi (harvest and divest) yang berada pada kuadran VI, VIII dan IX. Strategi panen dan diversitasi adalah strategi yang paling cocok digunakan pada daerah ini. Perusahaan yang berada dalam kelompok ini harus memilih menyelamatkan atau menutup usahanya. Penjelasan secara spesifik mengenai kesembilan strategi yang terdapat pada sembilan sel matriks IE adalah : 1 Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy ) Direncanakan untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga meningkatkan profit. 2 Penetrasi Pasar Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. 3 Pengembangan Pasar Strategi memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru. 4 Pengembangan Produk Strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. 5 Integrasi Ke Belakang Strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada perusahaan pemasok.

54

Integrasi Ke Depan Strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer.

Integrasi Horizontal Merujuk kepada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing.

4.6.3 Analsis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats) Setelah mengolah dan menganalisi lingkungan internal dan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant, penelitian diteruskan dengan perumusan strategi. Perumusan startegi dilakukan dengan alat analisis SWOT untuk mendapatkan alternatif-alternatif startegi yang akan digunakan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant. SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strengths) kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancama (threats). Analisis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis SWOT dilakukan secara logika yang memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (opportunities) kemudian meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil. Terdapat delapan langkah dalam membuat matriks SWOT yaitu: 1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. 2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan. 5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi SO dalam sel yang telah ditentukan. 6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasi strategi WO dalam sel yang telah ditentukan. 7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi ST dalam sel yang telah ditentukan.

55

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi WT dalam sel yang telah ditentukan. Penggunaan analisis SWOT akan menghasilkan suatu strategi yang baik, karena ada empat strategi pencocokan yang dihasilkan oleh analisis SWOT yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahanancaman yang merupakan taktik difensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman lingkungan. Skema matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 10. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel diantaranya terdapat empat sel faktor utama yang menentukan, empat sel strategi dan satu sel yang dibiarkan kosong. Empat sel strategi dengan gabungan SO, WO, ST, dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci yaitu S, W, O, dan T. Tabel 10. Matriks SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (opportunities) 1. 2. 3. Daftar peluang 4. Kekuatan (strengths) 1. 2. 3. Daftar kekuatan 4. Strategi S-O 1. 2. Gunakan Kekuatan Untuk 3. Memanfaatkan peluang 4. Kelemahan (weakness) 1. 2. 3. Daftar kelemahan 4. Strategi W-O 1. 2. Atasi Kelemahan dengan 3. Memanfaatkan peluang 4. Strategi W-T 1. 2. Meminimalkan Kelemahan 3. dan menghindari Ancaman 4.

Ancaman (Threaths) 1. 2. 3. Daftar Ancaman 4.

Strategi S-T 1. 2. Gunakan Kekuatan Untuk 3. Menghindari ancaman 4.

Sumber : David, 2003

56

4.6.4

Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) Tahap keputusan menentukan strategi alternatif terbaik yang dipilih oleh

perusahaan dengan menggunakan alat analisis yang digunakan untuk menentukan prioritas strategi terbaik adalah QSPM. Matriks QSPM adalah alat yang memungkinkan strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif dan dengan penilaian intuitif yang baik, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang telah diketahui sebelumnya. QSPM mengungkap daya tarik relatif dari strategi berdasarkan pada sejauh mana faktorfaktor sukses kritis ekstrenal dan imternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM terdiri dari kolom faktor kunci eksternal dan internal yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE, bobot, baris teratas terdiri dari strategi alternatif yang layak dari matriks SWOT yang dibagi dalam kolom-kolom dimana setiap kolomnya berisi nilai daya tarik dan total nilai daya tarik, serta baris paling bawah yaitu jumlah total nilai daya tarik. Tahap terakhir dalam penyusunan formulasi startegi yaitu menetapkan suatu strategi yang paling baik melalui QSPM. Setelah itu maka akan diperoleh suatu strategi yang terbaik dari berbagai alternatif strategi yang direkomendasikan melalui matriks SWOT. Ada enam langkah-langkah dalam penyusunan strategi terpilih melalui QSPM yaitu : 1. Mendaftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Input datanya diperoleh dari matriks IFE dan EFE yang telah dibuat. 2. Memberikan bobot untuk masing-masing peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Bobot ini harus identik dengan bobot yang diberikan pada matriks IFE dan EFE. 3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari matriks SWOT yang layak untuk diimplementasikan. 4. Menetapkan skor kemenarikan relatif (attractiveness score atau AS) untuk masing-masing strategi alternatif yang terpilih. Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 2 = Agak Menarik Nilai 3 = Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik

57

5. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) yang diperoleh dari perkalian bobot dengan AS pada masing-masing baris. TAS menunjukan relative attractiveness dari masing-masing alternatif startegi. 6. Menghitung Total Attractiveness Score, dengan cara menjumlahkan semua Total Attractiveness Score pada setiap kolom QSPM. Nilai TAS yang tertinggi menunjukan Tabel 11. Tabel 11. Matriks QSPM
Faktor kunci Peluang 1. 2. Ancaman 1. 2. Kekuatan 1. 2. Kelemahan 1. 2. Total Bobot Strategi I AS WAS Alternatif strategi Startegi II AS WAS Staretgi III AS WAS

bahwa

strategi

tersebut

yang

paling

baik

untuk

diimplementasikan. Untuk lebih jelasnya matrik QSPM dapat dilihat pada

Sumber :David, 2002

58

V. GAMBARAN UMUM USAHA


5.1 Sejarah Dan Perkembangan Death By Chocolate & Spageti Restaurant Death By Chocolate & Spageti Restaurant merupakan restoran yang menyajikan berbagai menu utama yang berbahan dasar coklat dan spageti Death By Chocolate & Spageti Restaurant berdiri pada tanggal 18 Agustus 2006 oleh Baby Ahnan, Tintin Kuraesin, dan Susi Gunadi. Mereka bertiga merupakan pendiri sekaligus owner dari restoran tersebut yang tergabung dalam Apple Pie Group. Mereka juga sekaligus pendiri dari Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, Lasagna Gulung dan yang terbaru adalah Pastel & Pizza Rijsttafel. Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant berawal dari research and development yang dilakuan oleh owner sehingga didapatkan produk yang beda, memiliki rasa yang enak dan bernilai jual yang tinggi. Ide untuk membuka usaha di bidang coklat ini ditemukan melalui pengamatan adanya peluang pasar akan produk olahan coklat yang hampir dapat dikatakan digemari oleh semua orang. Menu utama dari restoran ini adalah Death By Chocolate (DBC). Pada nama tersebut, terdapat keunikan istilah dari death yang berarti kematian. Hal ini dapat mengingatkan pada peristiwa Perang Dunia II yang terjadi ketika zaman Nazi dahulu. Ketika itu Hitler menggempur Inggris dengan strategi memasukan bom kedalam batangan-batangan coklat. Serdadu Inggris yang memakan coklat tersebut, meninggal setelah bom yang ada didalamnya meledak dalam hitungan waktu tujuh detik. Makna DBC dalam sejarah kuliner, dimulai ketika salah seorang chef Inggris membuat kue coklat pertama dengan nama tersebut. Tentu hal tersebut ada kaitannya dengan sejarah Perang Dunia II dan sejarah kuliner tersebut mengenai pergeseran makna kematian. Makna kematian yang dimaksud untuk kue DBC bukan seperti makna yang sebenarnya melainkan maksudnya adalah pengunjung bisa mati karena kelezatanya. Death By Chocolate (DBC) merupakan nama sebuah resep yang pertama kali ditemukan oleh seorang chef sebuah restoran di Inggris. Resep ini berkembang menjadi nama sebuah nama restoran. Di Indonesia, terdapat dua restoran yang bernama DBC. Restoran DBC yang pertama berlokasi di Pondok

59

Indah Mall (PIM) Jakarta yang merupakan cabang dari DBC International Limited yang ada di New Zealand. Restoran yang kedua adalah Death By Chocolate & Spageti Restaurant yang berlokasi di jalan Ceremai No. 22 Kota Bogor, yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini. Kemiripan nama ini menimbulkan anggapan bahwa keduanya merupakan cabang usaha yang memiliki konsep restoran dan menu yang sama. Tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Maka dari itu DBC di Bogor mengubah namanya menjadi Death By Chocolate & Spageti Restaurant untuk membedakan dengan restoran yang ada di Jakarta. DBC Jakarta mengusung tema lux atau mewah yang dapat dilihat dari lay out yang elegant semua menu yang disajikan mengandung coklat semua, sedangkan Death By Chocolate & Spageti Restaurant Bogor mengusung tema gothic dengan lay out yang didominasi oleh warna hitam yang melambangkan kematian dan coklat yang berarti coklat itu sendiri. Selain itu tidak semua menu di Death By Chocolate & Spageti Restaurant Bogor mengandung coklat, DBC hanya merupakan menu utama di restoran tersebut, Cara penyajian produk yang unik, serta memiliki ritual yang unik (sensasi Death By Chocolate) dan menjadi ciri khas dari Death By Chocolate & Spageti Restaurant Bogor ini. Selain itu pangsa pasar yang di tuju oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant Bogor dengan DBC Jakarta pun berbeda. Berdasarkan informasi dari para pelanggan yang datang ke Death By Chocolate & Spageti Restaurant Bogor rata-rata menyukai rasa dari kue DBC. Sensasi DBC yang di ciptakan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant akan memberikan kesan yang mendalam bagi pelanggan yang memakannya. Kemiripan nama antara DBC PIM Jakarta dan Death By Chocolate & Spageti Restaurant Bogor, tidak akan memberikan persepsi negatif apabila konsumen telah mendatangi Death By Chocolate & Spageti Restauran, Bogor dan mencicipi produk-produk yang ditawarkannya. Meskipun demikian persepsi negatif tesebut akan tetap ada dan sedikit mempengaruhi kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Karena itu strategi pemasaran yang tepat untuk pengembangan usahanya Death By Chocolate & Spageti Restaurant sangat diperlukan.

60

Death By chocolate yang merupakan menu andalan di restoran ini, berupa kue coklat yang disajikan secara khas ala Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Kue ini mirip dengan kue brownis namun dengan jumlah coklat yang lebih banyak. Berbentuk oval menyerupai kuburan plus batu nisan yang terbuat dari coklat dan terdiri dari tiga lapisan dengan lelehan coklat pada lapisan kedua. Kue Death By chocolate mengandung sedikit tepung dan menggunakan banyak butiran coklat. Selain produknya yang khas, restoran ini juga memiliki cara penyajian yang unik pula pada hari-hari tertentu yang menjadi daya tarik konsumen. Setiap hari jumat, sabtu dan minggu pada pukul 20:00 WIB, seluruh lampu dalam ruangan restoran akan dimatikan. Dalam kegelapan muncul tiga sosok yang mengenakan jubah hitam berjalan secara beriringan dengan membawa lonceng dan diiringi dengan musik kematian. Ketiga sosok itu akan datang ke meja para pengunjung secara satu persatu untuk memberikan kesan yang khas dari Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Setelah mendatangi pengunjung dari arah dalam ke arah luar restoran, ketiga sosok itu masuk kembali dengan membawa obor yang sudah menyala. Mereka kemudian mendatangi meja para pengunjung dan mengucapkan selamat datang kepada para pengunjung. Anda yang hidup seakanakan dapat bercakap-cakap dengan sosok-sosok di dunia kematian. Hal tersebut merupakan sensasi Death By chocolate yang sengaja di ciptakan oleh tim Death By Chocolate & Spageti Restaurant agar menimbulkan kesan yang berbeda dari restoran-restoran yang lain. Dengan adanya kegiatan tersebut menurut para pengunjung Death By Chocolate & Spageti Restaurant menjadi daya tarik tersendiri. Ritual yang di sajikan menurut sebagian konsumen merupakan usaha dalam menarik konsumen dan menjadi ciri khas Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Persepsi para konsumen mengenai ritual yang diciptakan oleh tim Death By Chocolate & Spageti Restaurant ada sebagian yang menyukai, namun ada sebagian lagi yang tidak menyukai. Karena menurut mereka kegiatan yang dilakukan malah akan membuat konsumen ketakutan dan enggan untuk datang berkunjung kembali. Namun semua itu tidak membuat Death By Chocolate & Spageti Restaurant menjadi kecewa, menurut mereka itu semua tergantung pada

61

tingkat kesukaan ataupun ketertarikan pelanggan terhadap ritual tersebut yang tujuannya untuk promosi. Produk Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat dinikmati secara langsung direstoran dan dibawa pulang dengan sistem take away. Sistem take away ini hanya berlaku untuk produk Death By chocolate saja, karena bersifat cukup tahan lama dan rasanya tidak akan berubah. Sistem ini tidak diberlakukan pada produk lainnya seperti frittata karena frittata akan lebih enak jika dinikmati pada saat panas dan rasanya akan berubah jika sudah dingin. Death By Chocolate & Spageti Restaurant beroperasi pada hari seninminggu mulai pukul 07.00-22.30 WIB. Restoran ini mulai beroperasi pada pagi hari karena ingin menjangkau konsumen yang tidak sempat untuk sarapan pagi dirumah dan menginginkan menu makanan yang siap saji. Pasar sasaran restoran ini adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah hingga kalangan atas dengan kelompok konsumen dari kalangan remaja, mahasiswa, pekerja kantoran dan keluarga. Pada awalnya produk yang ditawarkan oleh restoran ini sebanyak 45 jenis. Akan tetapai saat ini jenis produk yang ditawarkan bertambah tiga jenis sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 48 jenis. Selain itu, dalam perkembanganya, restoran ini terus mengembangkan idenya untuk membuat produk baru. Flower by chocolate (FBC), chocolate stik dan coklat telur paskah merupakan produkproduk yang relatif baru dikembangkan oleh restoran ini. Seiring dengan berjalanya waktu, karena harga bahan baku yang semakin meningkat, maka harga yang diterapkan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant pun mengalami peningkatan untuk sebagian produknya.

5.2 Lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant berada di Jalan Ceremai No. 22 Kota Bogor. Lokasi ini berada didalam kawasan taman kencana. Restoran ini mengusung tema yang khas. Suasana interior restoran yang unik mengusung tema ghotic, karena didominasi warna hitam dan coklat ini sesuai dengan sensasisensasi yang ingin diciptakan oleh manajemen Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Selain itu relung-relung jendela dibuat setengah lingkaran,

62

menggunakan batu-batu kali didinding yang dicat hitam, kursi dan meja memakai warna hitam serta cahaya lampu minyak dimeja melengkapi kesan seram yang ingin diciptakan restoran ini. Denah lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat dilihat pada Lampiran 8.

5.3 Visi, misi dan Tujuan Perusahaan Death By Chocolate & Spageti Restaurant belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi dan misi. Padahal untuk bersaing dalam industri, Death By Chocolate & Spageti Restaurant harus memiliki arahan yang jelas. Death By Chocolate & Spageti Restaurant hanya memiliki tujuan perusahaan yang sama dengan Appel Pie Group. Tujuan utama Appel Pie Group adalah mendapatkan keuntungan. Selain itu perusahaan ini juga sangat memperhatikan kesejahteraan dan kemajuan karyawannya. Karyawan-karyawan yang berkerja pada perusahaan ini memiliki tingkat pendidikan yang beragam, mulai dari karyawan yang sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah hingga lulusan SLTA. Salah satu bukti dari perhatian perusahaan akan kemajuan karyawannya terutama bidang pendidikan. Perusahaan memberikan beasiswa pendidikan bagi karyawan yang berprestasi, memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan telah berkerja dalam jangka waktu tertentu. Budaya kerja yang bersifat kekeluargaan dan pelayanan yang ramah kepada para pengunjung juga termasuk kedalam tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Budaya kekeluargaan ini diwujudkan dalam fleksibilitas fungsional dalam manajemen dan kebiasaan saling membantu yang dikembangkan oleh para karyawan dan ownernya. Karyawan yang memiliki keterampilan dan keahlian seperti mengendarai motor, mobil dan mengoperasikan komputer, mengajari karyawan lain yang belum memiliki keterampilan dan keahlian tersebut. Keramahan para pelayan memberikan kenyamanan dan kepuasan tersendiri bagi para pengunjung.

63

5.4 Srtuktur Organisasi DBC & Spageti Restaurant Death By Chocolate & Spageti Restaurant memiliki struktur organisasi yang masih bersifat sederhana. Pembagian pekerjaanya pun terkadang sangat fleksibel sehingga tumpang tindih jabatan pun tidak dapat dihindari. Hal ini dapat dilihat dari semua jabatan dapat beralih fungsi pada saat kapan pun menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Struktur organisasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant masih menganut sistem klasik dengan puncak kepemimpinan dan penentuan kebijakan dipegang oleh supervisor yang mengawasi kerja karyawan lainnya. Owner hanya berfungsi sebagai evaluator dan controller serta pengambil kebijakan dengan melakukan musyawarah bersama tim manajemen. Struktur hirarki dari Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat dilihat pada Gambar 6

OWNER

SUPERVISOR

WAKIL SUPERVISOR

KASIR/ BAGIAN KEUANGAN

PRODUKSI DBC

WAITER

BAR

DAPUR PRODUKSI

GUDANG

UMUM

Gambar 6. Struktur Organisasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Sumber : Buku Laporan By Chocolate & Spageti Restaurant. Seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dibantu oleh seorang wakil supervisor. Mereka mengawasi para karyawan lainnya yang terbagi kedalam tujuh divisi. Divisi dan jumlah karyawan yang berada didalamnya dapat dilihat pada Tabel 12.

64

Tabel 12. Divisi dan Jumlah Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant No. Nama Divisi Jumlah Karyawan (orang) 1. Waiter 4 2. Bar 4 3. Kasir mencakup bagian keuangan 2 4. Produksi 4 5. Dapur produksi 4 6. Umum 4 7. Gudang 2 Sumber : Wawancara Dengan Pihak Death By Chocolate & Spageti Restaurant, 2008. Supervisor berfungsi sebagai pemimpin, pengawas serta pemegang tanggung jawab penuh untuk seluruh kegiatan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Wakil supervisor memiliki kewajiban membantu supervisor dalam menjalankan tugasnya, menggantikan peran supervisor jika sedang tidak berada ditempat. Divisi kasir yang mencakup bagian keuangan bertugas melayani proses pembayaran para konsumen dan membuat laporan keuangan untuk dipertanggungjawabkan kepada owner. Divisi produksi DBC memiliki kewajiban memproduksi (mencampur adonan, mencetak, hingga memanggang) DBC, serta menjaga kualitas dan ke higienisan DBC. Divisi produksi DBC juga harus selalu mengontrol persediaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksinya. Divisi waiters bertugas melayani para pengunjung, mulai dari pemesanan menu hingga penyajiaannya serta merapihkan meja setelah para pengunjung selesai menyantap hidangan. Selain itu waiter juga memiliki kewajiban memberikan informasi menu spesial di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dan deskripsi dari setiap menu agar pengunjung mendapatkan gambaran tentang menu yang akan dipesan nantinya. Divisi bar memiliki kewajiban membuat minuman seperti Hot by Chocolate, Euporia by Chocolate, Granitta Chocolate, Granitta Strawberry, Granitta Orange dan berbagai minuman lainnya. Divisi dapur produksi bertugas memproduksi menu makanan selain DBC seperti berbagai menu frittata, spageti, appertizer, rice, soup, dan aneka dessert lainnya. Selain itu divisi dapur produksi juga harus selalu mengawasi persediaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksinya.

65

Tugas dari divisi gudang adalah belanja bahan baku. Mereka biasa berbelanja ke pasar anyar dan pasar kapuk Bogor, selain itu divisi gudang juga bertanggung jawab atas persediaan bahan baku yang ada digudang. Divisi umum seperti divisi gudang, juga memiliki kewajiban belanja. Bagian umum juga bertangung jawab akan masalah kebersihan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. 5.5 Strategi Pemasaran Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan owner, supervisor dan wakil supervisor. Strategi pemasaran yang sudah dijalankan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant terbagi dalam empat strategi pemasaran yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan strategi promosi yaitu sebagai berikut : 1. Strategi Produk Strategi produk yang dijalankan Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu dengan menawarkan produk yang berbeda dengan restoranrestoran yang sudah ada sebelumnya. Produk-produk yang ditawarkan yaitu ratarata yang berbahan dasar coklat dan spageti. Produk yang ada merupakan produk yang bermutu dan berkualitas baik yang telah di uji oleh tim dari Death By Chocolate & Spageti Restaurant sebelumnya. Death By Chocolate & Spageti Restaurant menyajikan makanan dengan menu yang bervariasi, disajikan semenarik mungkin dengan ala Death By Chocolate & Spageti Restaurant dengan menu andalan kue Death By Chocolate (DBC). Minuman yang disajikan Death By Chocolate & Spageti Restaurant cukup beragam juga dimulai dari minunan dingin hingga minuman panas. Menu yang ada mulai dari appertizer, main course hingga dessert tersedia di DBC & Spageti Restaurant. Produk-produk yang ditawarkan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat dilihat pada Lampiran 6. 2. Strategi Harga Harga yang di tetapkan untuk produk-produk yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant untuk makanan dari harga Rp.13.000 Rp.37.000. Untuk minuman berkisar dari harga Rp.3.000 Rp.30.000. Penentuan harga produk yang di tetapkan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant berorientasi pada biaya seperti harga bahan baku yang digunakan ditambah

66

persentasi keuntungan yang di tetapkan untuk setiap produk-produknya. Harga setiap menu yang ditawarkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat dilihat pada Lampiran 7. 3. Strategi Tempat Death By Chocolate & Spageti Restaurant terletak di jalan Ceremai No. 22 Kota Bogor. bauran tempat yang digunakan yaitu dengan mengusung tema gothic dengan lay out yang didominasi oleh warna hitam yang melambangkan kematian dan coklat yang berarti coklat itu sendiri. Strategi tersebut dimaksud agar membedakan dengan restoran yang lain, selain itu juga untuk menarik perhatian konsumen agar tertarik untuk datang ke Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Bertempat di bangunan tua dan tembok yang dominan berwarna hitam dan coklat membuat suasana yang berbeda. Pada bagian kanan, bangunan terbagi menjadi tiga bagian dan di masing-masing tembok pembatas terdapat jendela sehingga kita bisa melihat sampai ke bagian belakang. Kursi-kursi yang dipakai juga berwarna hitam dan meja yang digunakan berwarna coklat. Ini bisa dilihat bahwa Death By Chocolate & Spageti Restaurant ingin menampilkan kesan seram bagi pengunjungnya. Pada bagian belakang terdapat taman kecil dimana kita bisa memandangnya dan merasakan hembusan angin. Tempat yang dipilih oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant memang bukan berada di jalan utama yang bisa dilalui oleh banyak orang dan kendaraan. Tetapi tempat tersebut berada di kawasan taman kencana yang sudah banyak dikenal orang. Berikut ini merupakan gambar saluran distribusi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat dilihat pada Gambar 7.

Death By Chocolate & Spageti Restaurant

Konsumen Akhir Unit-Unit Bisnis APG Konsumen Akhir

Gambar 7. Saluran Distribusi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Sumber : Wawancara dengan pihak Death By Chocolate & Spageti Restaurant

67

4. Strategi Promosi Suatu usaha dalam pelaksanaanya sangat memerlukan promosi. Tujuan dari kegiatan promosi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan keunggulan yang terdapat pada suatu produk serta meyakinkan dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Kegiatan promosi jika dilakukan dengan efektif akan menghasilkan penjualan dan keuntungan, akan tetapi manfaat dari kegiatan promosi ini tidak akan langsung terasa. Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk usaha yang masih terbilang baru karena baru berdiri sekitar dua tahun. Sampai saat ini, kegiatan promosi yang sudah dijalankan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant masih bersifat tidak kontinu. Frekuensi promosi yang tidak kontinu maksudnya adalah lebih bersifat spontanitas dan musiman. Menyebabkan kegiatan promosi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant belum optimal. Bentuk-bentuk promosi yang sudah dijalankan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu dari sisi periklanan seperti brosur, mini banner, papan reklame dan spanduk. Untuk bidang humas dan publisitas dengan wawancara di radio, tayangan di televisi dalam acara wisata kuliner, jelang siang, good morning dan masih banyak. Selain itu dari sisi promosi penjualan Death By Chocolate & Spageti Restaurant memberikan discount sebesar 20 persen pada saat awal berdiri dan hari-hari raya keagamaan. Menjadi peserta food expo yang diselenggarakan oleh IPB di IPB international convention center (IICC) juga salah satu bentuk dari promosi. Kemudian yang terakhir adalah sensasi death by chocolate yang merupakan kegiatan promosi yang cukup efektif untuk menarik perhatian pelanggan yang di selenggarakan setiap hari jumat-minggu pada pukul 20.00 WIB yang berlangsung sekitar 10 menit.

5.6 Sumber Daya Fisik Death By Chocolate & Spageti Restaurant dalam menjalankan usahanya didukung oleh beberapa sumber daya berupa fisik. Sumber daya fisik tersebut meliputi bangunan restoran yang terdiri dari ruangan tempat pengunjung menikmati makanan dan minumannya, dapur sebagai tempat proses produksi, ruang meeting, ruang musolah sekaligus sebagai tempat untuk melakukan

68

kegiatan administratif restoran, kamar mandi, peralatan produksi, peralatan administrasi restoran, fasilitas komunikasi dan fasilitas transportasi. Peralatan administrasi restoran untuk mendukung kegiatan transaksi di bagian kasir dan kegiatan rekapitulasi data terdiri dari dua unit komputer dan satu unit printer. Fasilitas transportasi terdiri dari satu unit motor dan satu unit mobil. Fasilitas transportasi ini biasanya digunakan untuk kegiatan belanja bahan baku dan kegiatan mengangkut yang berhubungan dengan kepentingan Death By Chocolate & Spageti Restaurant lainnya. Peralatan produksi terdiri dari lima buah kompor gas, dua buah oven, mixer, belender, mesin penggilingan spageti, 300 loyang DBC, 200 loyang frittata, 200 piring spageti, kulkas besar dan peralatan produksi lainnya yang menunjang dalam proses produksi. Fasilitas komunikasi yang tersedia di Death By Chocolate & Spageti Restaurant adalah telepon. Peralatan lainnya yang sangat penting dan dimiliki oleh restoran ini adalah 18 meja dan 79 kursi.

5.7 Proses Produksi Death By Chocolate (DBC) Proses pembuatan DBC terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah penimbangan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat adonan DBC. Tahap penimbangan ini dilakukan di gudang. Ukuran banyaknya bahan yang di timbang disesuaikan dengan resep yang ada. Tahap kedua yaitu pembuatan adonan DBC. Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian dicampur secara berurutan ke dalam mixer. Adonan yang dibuat untuk membuat DBC terdiri dari dua adonan yaitu adonan kue dan adonan coklat. Tahap yang ketiga adalah pencetakan. Dua adonan yang sudah dibuat dimasukan kedalam loyang DBC yang sudah dialasi oleh aluminium foil agar tidak lengket diloyang dengan kombinasi lapisan adonan berupa lapisan atas dan bawah merupakan adonan kue dan lapisan tengah merupakan adonan coklat. Bentuk loyang dan penggunaan aluminium foil sebagai alas DBC, merupakan inovasi yang dilakukan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant agar memiliki ciri khas yang dapat membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh restoran lainnya. Setelah pencetakan, tahap terakhir dari proses produksi DBC ini adalah pemanggangan. Adonan yang telah dicetak dimasukan kedalam

69

oven untuk dipanggang hingga matang. DBC yang sudah matang dikeluarkan dari oven dan setelah agak dingin, DBC siap untuk dilengkapi dengan pemasangan batu nisan yang juga terbuat dari coklat dan sudah dicetak sebelumnya pada salah satu bagian ujung loyangnya. Seluruh tahap produksi DBC ini dapat dilihat pada Gambar 7.

ADONAN KUE

BAHAN BAKU

TIGA LAPIS DBC

DEATH BY CHOCOLATE

ADONAN COKLAT

Gambar 8. Proses Produksi Death by Chocolate. Sumber : Wawancara dengan pihak Death By Chocolate & Spageti Restaurant 5.8 Proses Produksi Frittata dan Spageti Tahap pertama yang dilakukan dalam pembuatan frittata dan spageti adalah pembutan spagetinya itu sendiri. Spageti dibuat sendiri oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant agar kesegaran dari produk yang dihasilkan dapat terjamin dan memiliki ciri khas tersendiri dilidah para konsumennya. Pertama-tama, bahan baku yang diperlukan untuk membuat adonan spageti ditimbang sesuai dengan resep. Proses penimbangan ini dilakukan di gudang. Tahap selanjutnya yaitu pencampuran bahan baku sampai menjadi adonan. Adonan spageti yang telah dibuat, digiling dengan menggunakan mesin penggilingan spageti sampai ketebalannya sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah proses penggilingan, proses berikutnya yaitu pemotongan adonan spageti yang disesuaikan dengan panjang loyang frittata dan yang dikehendaki untuk spageti biasa. Spageti yang telah dipotong lalu direbus sampai al-dente dan ditiriskan. Spageti yang telah direbus dan ditiriskan kemudian dimasukan kedalam loyang yang sebelumnya telah dialasi oleh aluminium foil sampai hampir

70

memenuhi permukaan loyang. Bahan lain seperti potongan daging asap dan kacang merah ditaruh diatasnya. Tahap terakhir yaitu spageti disiram campuran saus mayones dan susu murni lalu dipanggang hingga matang. Lain halnya dengan spageti bakar, spageti biasa tidak mengalami proses pemanggangan. Spageti sebanyak ukuran tertentu yang telah direbus dan ditiriskan dimasukan kedalam piring. Setelah itu saus tomat dengan daging cincang disiramkan keatasnya dan parutan keju parmesan ditaburkan pula diatasnya. Menu frittata dan spageti yang lainya memiliki proses produksi yang sama. Hanya saja taburan atau bahan tambahan yang digunakannya saja yang berbeda sesuai dengan menu yang dipesan. Proses produksi frittata dan spageti dapat dilihat pada Gambar 8.

FRITTATA

BAHAN BAKU

ADONAN SPAGETI

SPAGETI AL-DENTE ANEKA SPAGETI

Gambar 9. Proses Produksi Frittata dan Spageti. Sumber : Wawancara dengan pihak Death By Chocolate & Spageti Restaurant

71

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN


6.1 Analisis Lingkungan Internal Identifikasi faktor-faktor lingkungan internal merupakan identifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi aspek sumber daya manusia, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran. Identifikasi aspek-aspek tersebut ditujukan untuk mendapatkan faktor strategis internal yang mempengaruhi perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan.

6.1.1

Sumber Daya Manusia Tenaga kerja yang diperkerjakan oleh Death By Chocolate & Spageti

Restaurant adalah sebanyak 24 orang yang terbagi dalam tujuh divisi dengan umur dan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Karyawan yang dipekerjakan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant semuanya berstatus karyawan tetap. Di Death By Chocolate & Spageti Restaurant berlaku sistem mutasi atau pemindahan karyawan. Karyawan yang mengalami mutasi atau pemindahan adalah karyawan yang sudah cukup lama bekerja, memiliki potensi dan keterampilan dan dedikasi tinggi serta loyalitas pada perusahaan. Mereka yang dimutasikan biasanya mengalami kenaikan jabatan di tempat bekerjanya yang baru yang masih merupakan unit usaha dari Apple Pie Group. Karakteristik karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant berdasarkan umur dan pendidikan terakhir tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 13.

72

Tabel 13. Karakteristik Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant Berdasarkan Umur Dan Pendidikan Terakhir Tahun 2008 Jenis kelamin Umur (tahun) Pendidikan terakhir (L/P) 1. Supervisor L 32 SMA 2. Wakil Supervisor P 25 SMA 3. Divisi Waiter L 21 SMA L 25 SMA L 22 SMA P 20 SMA 4. Divisi Kasir L 23 SMA P 20 SMA 5. Divisi Bar P 23 SMA P 23 SMA P 22 SMA L 25 SMA 6. Divisi Dapur L 23 SMA P 20 SMA P 45 SD P 43 SD P 32 SD P 38 SD 7. Divisi Umum L 24 SMP L 25 D3 L 24 SMA L 20 Tidak Sekolah 8. Divisi Gudang L 32 SMA L 23 SMA Sumber : Wawancara Dengan Pihak Death By Chocolate & Spageti Restaurant, 2008 Berdasarkan pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja adalah laki-laki (L), berumur 20-25 tahun dengan tingkat pendidikan terakhir rata-rata SMA. Selain itu juga dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan bukan merupakan persyaratan utama untuk dapat menjadi karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Karyawan-karyawan yang dipekerjakan di Death By Chocolate & Spageti Restaurantini hanya dilihat dari kejujuran, sifat kerja keras, kemauan untuk belajar dan loyalitas yang tinggi kepada Death By Chocolate & Spageti Restaurant dan Apple Pie Group (APG). Sistem perekrutan bersifat kekeluargaan, artinya tenaga kerja umumnya memiliki hubungan kekeluarga ataupun kekerabatan baik dengan owner maupun No. Jabatan

73

karyawan yang sudah dipekerjakan oleh APG. Calon karyawan terlebih dahulu diwawancarai oleh tim khusus yang terdiri dari tiga orang, yaitu dua orang yang mengerti tentang ilmu psikologi dan satu orang yang sudah sering bertemu dengan banyak orang sehingga dapat langsung menilai karakter seseorang. Tim khusus tersebut juga masih merupakan karyawan APG. Setelah lolos dari tahap wawancara, calon karyawan harus melaksanakan training selama dua minggu. Selama melaksanakan training, calon karyawan tersebut dilihat kinerja dan tingkah lakunya. Penilaian yang baik dari pihak manajemen akan membuat calon karyawan tersebut diangkat sebagai karyawan tetap. Jam kerja yang diberlakukan di restoran ini adalah sembilan jam kerja. Setiap minggunya, karyawan memiliki kesempatan libur sebanyak satu hari antara hari senin-kamis. Diluar hari libur pada setiap minggunya itu, para karyawan tetap bekerja termasuk pada saat libur nasional.jadwal pembagian kerja karyawan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant terbagi dalam tiga shift. Budaya kerja antar karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah. Hal ini menyebabkan para pengunjung merasa nyaman untuk makan, minum dan berlama-lama direstoran ini. Mereka juga menjadi tidak segan untuk datang kembali ke Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

6.1.2

Produksi atau Operasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Proses produksi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dimulai dari

persediaan bahan baku hingga menghasilkan produk yang siap untuk di konsumsi. Persediaan bahan baku yang digunakan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant selalu terjaga dengan baik. Bahan baku yang bersifat perishable atau mudah rusak, selalu di pasok setiap hari agar kualitas bahan baku tetap terjaga kesegarannya. Bahan baku yang tahan lama dipasok setiap dua minggu sekali. Bahan baku utama yang digunakan diantaranya coklat, susu kental manis, terigu, dan telur. Bahan baku biasanya di beli di Pasar Anyar dan Pasar Kapuk Bogor. Selain itu jika keperluan bahan baku sangat mendesak maka pembelian bahan baku di supermarket atau toko-toko terdekat. Jadi pihak restoran tidak

74

memiliki pemasok langsung yang khusus memasok bahan baku di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Bahan baku yang dibutuhkan untuk menbuat DBC yaitu coklat blok, telur, gula putih, cocoa powder dan susu kental manis. Spageti yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan frittata dan spageti biasa dibuat sendiri oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant agar memiliki ciri khas dan cita rasa tersendiri karena dibuat mendadak. Bahan baku utama yang diperlukan untuk membuat spageti tersebut yaitu tepung terigu dan telur. Produk frittata memerlukan bahan baku tambahan berupa susu murni, ayam, jamur, tuna cincang, daging sapi, saus tomat, dll. Alat-alat yang diperlukan untuk membuat DBC, spageti dan frittata antara lain kompor, oven, mixer, belender, teflon, panci, loyang, alumunium foil, microwave, dan sebagainya.

6.1.3

Penelitian Dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang mempengaruhi

pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari suatu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, Death By Chocolate & Spageti Restaurant terus melakukan penelitian yang ditujukan saran dari konsumen. Berdasarkan potensi sumber daya manusia yang tinggi untuk meningkatkan mutu produk, maka Death By Chocolate & Spageti Restaurant bertanggung jawab penuh atas kualitas input (bahan baku) maupun output secara keseluruhan. Pengawasan terhadap mutu sangat penting sekali untuk menarik kepercayaan konsumen, maka dari itu Death By Chocolate & Spageti Restaurant selalu melakukan diversifikasi produk agar produknya lebih variatif lagi. Contoh nyata yang telah dilakukan Death By Chocolate & Spageti Restaurant dalam bidang pengembangan produknya yaitu flower by chocolate, coklat berbentuk telur khusus untuk hari raya paskah dan chocolate stick. untuk meningkatkan kualitas produk. Perbaikan kualitas produk dilakukan berdasarkan kritik maupun

75

6.1.4

Keuangan Sumber dana dan permodalan pada Death By Chocolate & Spageti

Restaurant berasal dari modal sendiri para owner yang tergabung dalam Appel Pie Group (APG). Pada saat sekarang ini kondisi keuangan DBC & Spageti Restoran cukup baik. Itu terlihat dari modal yang tersedia sepenuhnya menggunakan modal sendiri dan tidak memiliki beban hutang. Pencatatan keuangan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dilakukan secara moderen dengan sistem komputerisasi dan tercatat dengan baik. Dokumen-dokumen laporan keuangan terdiri dari laporan pembelian bahan baku, laporan pengeluaran, laporan penerimaan dan laporan rugi laba yang setiap bulannya harus dipertanggungjawabkan oleh supervisor kepada owner. Dari laporan tersebut maka dapat dilihat perkembangan Death By Chocolate & Spageti Restaurant setiap bulannya mengalami peningkatan atau penurunan.

6.1.5

Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mencapai hasil pertukaran yang di inginkan dengan pasar sasaran. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant mengacu pada konsep pemasaran. Konsep pemasaran yang dimaksud yaitu yang berfokus pada kebutuhan pembeli yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen melalui sarana-sarana produk yang tersedia, menciptakan sebuah produk yang baik, menjualnya ke pasar hingga akhirnya dikonsumsi oleh konsumen. Konsep pemasaran yang di gunakan Death By Chocolate & Spageti Restaurant terdiri dari pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terarah dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep tersebut mempunyai perspektif dari luar ke dalam. Maksudnya adalah konsep itu dimulai dari pasar. Berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan pelanggan. Pemasaran yang baik dan terarah adalah salah satu usaha perusahaan untuk mempertahankan keberadaan produknya.

76

6.1.6

Segmentasi pasar Segmentasi pasar merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh produsen

untuk mengidentifikasi dan membedakan kelompok-kelompok pembeli yang mungkin lebih menyukai atau memerlukan berbagai produk dengan melihat prilakunya. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant adalah berdasarkan pisikografis yang terdiri dari gaya hidup dan kepribadian serta berdasarkan demografis yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan kelas sosial. Gaya hidup masyarakat perkotaan yang semakin dinamis dan meningkatnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah. Membuka peluang serta kesempatan untuk berkembang di bisnis restoran. Selain itu masyarakat yang hidup di perkotaan lebih menyukai segala sesuatu yang praktis. Berdasarkan daerah pemasarnya maka produk-produk Death By Chocolate & Spageti Restaurant pada saat ini masih menjual produknya hanya di kota Bogor. Pasar yang dituju oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu dari kalangan menengah hingga kalangan atas. Sedangkan untuk target konsumen yaitu dari kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswasta, ibu-ibu rumah tangga, keluarga, dan sebagainya.

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Faktor-faktor eksternal pada umumnya berdiri sendiri dan berada diluar jangkauan perusahaan, akan tetapi dapat mempengaruhi perusahaan dan kemampuan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari analisis eksternal dapat ditentukan peluang dan ancaman yang timbul bagi perusahaan berdasarkan perkembangan dan kecenderungan yang terjadi pada faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro.

6.2.1

Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar

perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi

77

kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. a. Faktor Politik Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan politik. Lingkungan itu dibentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Pada saat bulan ramadan untuk menjaga kesucian bulan puasa menjadi perhatian serius Pemkot Bogor. Selain melarang tempat hiburan beroperasi selama bulan puasa, Pemkot Bogor pun mengimbau pengusaha restoran agar tidak beroperasi pada siang hari saat umat Muslim tengah menjalankan ibadah puasa. Imbauan itu pun tertuang dari Surat Edaran (SE) Wali Kota No. 451.13/2375-Sos. Peraturan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan proteksi kepada perusahaan yang bergerak di bidang obat dan makanan yang ada di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari praktek-praktek ilegal yang dilakukan oleh pengusaha yang bisa merugikan konsumen. Selain itu BPOM juga selalu mengawasi pengusaha dalam penetapan strandar mutu produk yang akan di jual ke konsumen. Dengan adanya SK dari BPOM maka acuan standar tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam negeri. b. Faktor Ekonomi Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa bulan yang lalu mengakibatkan harga-harga bahan baku di pasar menjadi naik. Tidak hanya itu saja otomatis bukan hanya biaya transportasi saja yang naik. Biaya operasional Death By Chocolate & Spageti Restaurant juga ikut-ikutan menjadi naik mengikuti harga bahan baku di pasar. Akibat dari hal tersebut untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka Death By Chocolate & Spageti Restaurant beberapa bulan yang lalu menaikan semua harga produk-produknya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan sekitar 20 persen hingga 30 persen. c. Faktor Sosial Faktor sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen biasanya berasal dari keluarga, teman, status sosial dan peran serta di

78

masyarakat. Loyalitas pelanggan terhadap pembelian produk DBC & Spageti Restaurant beberapa diantaranya dipengaruhi oleh faktor kualitas, keunikan dan kepuasan terhadap hasil produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Dalam hal ini Death By Chocolate & Spageti Restaurant sebaiknya tetap menjaga kualitas produk dan hubungan baik dengan pelanggan, serta bertindak cepat dalam merespon keluhan dari pelanggan. Hal-hal tersebut dilakukan agar image yang terbentuk di masyarakat tentang Death By Chocolate & Spageti Restaurant tetap terjalin dengan baik. d. Faktor Teknologi Teknologi yang digunakan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant sudah cukup moderen. Itu bisa dilihat dari adanya tempat pendingin bahan baku, mikrowave, oven listrik, mixer untuk membuat adonan DBC, mesin pembuat spageti dan sebagainya. Dengan pemakaian alat-alat yang moderen maka dalam melakukan proses produksi diperlukan kehati-hatian agar kualitas dari produk yang dihasilkan tidak berkurang. Oleh sebab itu penggunaan teknologi yang baik dapat menyebabkan kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak.

6.2.2

Lingkungan Mikro Lingkungan mikro biasanya pelakunya adalah yang langsung terkait

dengan perusahaan dan langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Lingkungan mikro terdiri dari ancaman pendatang baru, tingkat persaingan antar perusahaan, ancaman produk pengganti, kekuatan tawarmenawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar pembeli. a. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru pada industri restoran akan memberikan implikasi pada penurunan pangsa pasar. Ancaman pendatang baru ini tergantung pada seberapa besar penghalang atau hambatan untuk masuk ke dalam industri. Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri restoran bila dilihat dari skala ekonomi dan kebutuhan modal relatif rendah. Itu disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha restoran tidak diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal yang relatif kecil, tergantung pada pangsa pasar sasaran yang mau diraih. Selain itu untuk hambatan differensiasi produk cukup tinggi

79

karena semakin produk itu berbeda maka konsumen semakin penasaran untuk mencobanya. b. Tingkat persaingan antar perusahaan Tingkat persaingan antar pengusaha restoran di kota Bogor saat ini cenderung kompetitif. Itu bisa dilihat dari jumlah restoran dan rumah makan yang ada di kota Bogor yang dari tahun ke tahun semakin bertambah. Restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti restoran memang tidak ada di kota bogor, namun Death By Chocolate & Spageti Restaurant menghadapi pesaing dari pengusaha yang menghasilkan produk subtitusi berbahan dasar coklat seperti rumah coklat, keik house, bread talk, roti bogor permai, brownis amanda, miscele bread, holland bakery, de paris dan lain-lain. Selain itu juga restoran dan rumah makan yang menyediakan menu spageti juga ikut menjadi pesaing dari Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Contohnya seperti daily cafe, Mcd, KFC, CFC, warung steik, obonk steak, cerry cafe, solaria cafe, pizza hut dan sebagainya. c. Ancaman produk pengganti Setiap perusahaan dalam suatu industri persaingan pasti akan menghadapi ancaman produk pengganti. Biasanya produk pengganti muncul dalam bentuk yang berbeda namun memiliki kegunaan yang sama. Ancaman produk pengganti yang di hadapi oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi produkproduk yang berbahan dasar coklat seperti aneka kue-kue coklat seperti kue Brownies Amanda, produk-produk seperti coklat stik yang di hasilkan oleh Dapur Coklat, menu-menu spageti dan pasta yang di jual di beberapa restoran di kota Bogor, dan sebagainya. d. Kekuatan tawar-menawar pemasok Di Death By Chocolate & Spageti Restaurant tidak memiliki pemasok bahan baku yang khusus dipilih oleh manajemen untuk memasok bahan baku langsung ke Death By Chocolate & Spageti Restauran. Bahan baku yang di perlukan diperoleh dengan belanja langsung ke pasar dan supermarket. Dapat dikatakan bahwa Death By Chocolate & Spageti Restaurant tidak memiliki kekuatan tawar dalam hal harga bahan baku, karena harga sudah di tetapkan oleh pasar. Melihat banyaknya penjual di pasar maka pemasok tidak memiliki kekuatan tawar menawar dalam hal harga jual.

80

e. Kekuatan tawar-menawar pembeli Konsumen di Death By Chocolate & Spageti Restaurant tidak memiliki kekuatan tawar menawar pembeli. Harga setiap produk yang di jual di Death By Chocolate & Spageti Restaurant di tetapkan berdasarkan harga bahan baku yang di beli dan disesuaikan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Melihat dari hal tersebut maka konsumen tidak memiliki kemampuan untuk menetapkan harga beli setiap produk yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

81

VII. FORMULASI STRATEGI


7.1 Matriks Internal Factor Evaluation (Matriks IFE) Alat perumusan strategi matriks IFE digunakan untuk merangkum dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha. Matriks IFE juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang fungsional tersebut. Pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor strategis internal yang dimaksud lebih penting dibandingkan angkanya sendiri. Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor internal perusahaan maka dibuat matriks IFE yang berisi kekuatan dan kelemahan. Penetapan bobot dan rating dilakukan bersama-sama dengan pihak perusahaan (supervisor, wakil supervisor dan tiga orang owner). Hasil proses rata-rata pembobotan IFE dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan penilaiaan responden terhadap faktor-faktor kunci internal perusahaan, didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 3,093 (Tabel 14). Hal ini berarti bahwa posisi strategi perusahaan Death By Chocolate & Spageti Restaurant berada pada posisi kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi kelemahan internal perusahaan. Hasil dari matriks IFE death by chocolate & spageti restaurant dapat dilihat pada Tabel 14.

82

Tabel 14. Matriks IFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant Faktor internal Kekuatan A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal Kelemahan F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah Jumlah Sumber : Data Yang Diolah Bobot Rating Bobot skor 0.087 0.090 0.103 0.098 0.104 4 4 4 4 3 0.348 0.325 0.410 0.353 0.353 1.789 0.356 0.250 0.230 0.138 0.331 1.304 3.093

0.127 0.089 0.115 0.069 0.118 1.000

3 3 2 2 3

Pada Tabel 14 berdasarkan hasil perhitungaan matriks IFE terlihat bahwa rasa dan kualitas produk yang baik merupakan kekuatan utama yang dimiliki perusahaan dengan jumlah skor 0,410. Pelayanan kepada konsumen yang memuaskan dengan jumlah skor 0,353 merupakan penentu untuk mendapatkan loyalitas pelanggan sehingga konsumen ingin datang berkunjung kembali. Pelanggan yang loyal dengan jumlah skor 0,353 merupakan hal yang sangat di harapkan oleh perusahaan. Modal sepenuhnya merupakan modal sendiri yang digunakan untuk kegiatan usaha berasal dari modal sendiri para ownernya dengan skor 0,348 merupakan kekuatan perusahaan yang harus terus ditingkatkan. Situasi yang nyaman dengan skor 0,325 merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Karena dengan lingkungan yang nyaman maka dapat menunjang jalannya kegiatan pemasaran, sehingga pelanggan akan datang berkunjung kembali. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, bahwa kelemahan utama Death By Chocolate & Spageti Restaurant adalah pencapaian target perusahaan yang belum stabil dengan jumlah skor 0,356, kelemahan ini didukung oleh pangsa pasar yang masih rendah dengan jumlah skor 0,331. Faktor lain yang menjadi kelemahan

83

perusahaan adalah masih kurangnya kegiatan promosi dengan jumlah skor 0,250. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran dengan jumlah skor 0,230 dan belum adanya pemasok bahan baku dengan skor 0,138.

7.2 Matriks External Factor Evaluation (Matriks EFE) Matriks EFE berisi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Alat perumusan strategi matriks EFE digunakan untuk merangkum peluang dan ancaman utama dalam suatu usaha. Matriks EFE dapat membantu para ahli strategi dalam mengevaluasi pasar dan industri. Pemberian bobot pata matriks EFE sama seperti pemberian bobot pada matrik IFE. Hasil proses rata-rata pembobotan pada matriks EFE dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, diperoleh jumlah skor rata-rata untuk faktor kunci eksternal adalah sebesar 2,359 yang artinya kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancamanancaman yang dihadapi perusahaan berada pada kondisi sedang atau rata-rata. Hasil dari matriks EFE death by chocolate & spageti restaurant dapat dilihat pada Tabel 15.

84

Tabel 15. Matriks EFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant Faktor eksternal Bobot Rating Bobot skor Peluang A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat 0.079 3 0.238 B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran 0.111 3 0.332 C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat 0.085 4 0.306 D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi 0.122 4 0.488 E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor 0.085 4 0.306 1.670 Ancaman F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran 0.107 2 0.172 G. Ancaman masuknya pendatang baru 0.116 1 0.116 H. Hambatan untuk masuk industri makanan 0.106 2 0.213 relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku 0.078 1 0.078 J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti 0.110 1 0.110 0.689 Jumlah 1.000 2.359 Sumber : Data Yang Diolah Pada Tabel 15 terlihat bahwa semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi dengan jumlah skor 0,488 dan pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran dengan skor 0,332 merupakan peluang yang paling mungkin dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan pengusaha restoran lainnya. Hal ini juga didukung dengan banyaknya masyarakat yang menggemari coklat dengan skor 0,306 dan belum adanya restoran sejenis dengan Death By Chocolate & Spageti Restaurant dikota Bogor dengan skor 0,306, serta perubahan pola dan gaya hidup masyarakat dengan jumlah skor 0,238. Faktor-faktor yang menjadi ancaman perusahaan dalam usaha restoran berasal dari pesaing. Adapun ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah dengan jumlah skor 0,213. Selain itu tingkat persaingan diantara pengusaha restoran yang tinggi dengan jumlah skor 0,172 merupakan ancaman selanjutnya yang mempengaruhi keberadaan perusahaan di industri restoran. Faktor lain yang dapat berpengaruh

85

sebagai ancaman adalah ancaman masuknya pendatang baru dengan jumlah skor 0,116 dan ancaman produk subtitusi atau pengganti dengan jumlah skor 0,110. Sedangkan ancaman yang lain adalah kenaikan harga bahan baku yang bisa mempengaruhi harga jual produk dan biaya produksi perusahaan dengan jumlah skor 0,078

7.3 Matriks Internal-External (IE) Tahap selanjutnya dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka akan lebih dipertajam dengan analisis internal-eksternal yang menghasilkan matriks Internal-External (IE) sehingga dapat diketahui posisi perusahaan. Matriks ini selanjutnya bisa digunakan untuk mempermudah dalam memberikan pemilihan alternatif strategi. Informasi spesifik tentang lingkungan internal maupun eksternal perusahaan mengacu pada satu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategi antar peluang eksternal dan kekuatan internal. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam usaha restoran. Dengan nilai matriks IFE sebesar 3,093 maka Death By Chocolate & Spageti Restaurant memiliki faktor internal yang berada pada kondisi kuat dalam memanfaatkan faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan. Nilai matriks EFE sebesar 2,359 memperlihatkan respon yang diberikan perusahaan terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang atau rata-rata. Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal dipetakan kedalam matrik IE, maka posisi perusahaan saat ini adalah pada Sel IV dapat dilihat pada Gambar 10. Pada sel ini posisi perusahaan berada pada daerah tumbuh dan kembang (growth and build) yang terdiri dari strategi intensif atau integrasi. Pada posisi ini perusahaan di tuntut agar dapat meningkatkan kemampuan perusahaan seiring perkembangan usaha dengan melihat faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang terjadi di perusahaan. Pada sel IV daerah tumbuh dan kembang terdapat beberapa strategi yang dapat dijalankan yaitu strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, strategi integrasi ke belakang, strategi integrasi ke depan dan strategi integrasi horizontal.

86

Strategi penetrasi pasar ini maksudnya adalah dengan meningkatkan pangsa pasar untuk produk yang sudah ada melalui pemasaran yang lebih gencar lagi. Misalnya dengan melakukan promosi secara intensif melalui pemasangan plank penunjuk lokasi di jalan-jalan utama yang menunjukan keberadaan Death By Chocolate & Spageti Restaurant, penyebaran kupon potongan harga, ikut dalam event-event festival makanan, dan sebagainya. Startegi pengembangan pasar yaitu strategi memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografis yang baru. Sedangkan untuk strategi pengembangan produk yaitu dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang sudah ada untuk meningkatkan penjualan. Misalnya dengan menciptakan produk baru untuk menambah variasi menu, memperbaiki rasa produk agar lebih baik lagi, dan sebagainya. Integrasi ke belakang maksudnya adalah strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada perusahaan pemasok. Integrasi ke depan yaitu strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Sedangkan integrasi horizontal yaitu merujuk kepada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing.

Skor IFE 4.0 4.0 Tinggi 3.0 Sedang 2.0 Lemah 1.0 Kuat I 3.0 Rata-Rata II 2.0 Lemah III 1.0

Skor EFE

IV
DBC&Spageti Restauran

VI

VII

VII

IX

Gambar 10. Matriks IE Death By Chocolate & Spageti Restaurant Strategi yang dihasilkan pada matrik IE hanya menghasilkan alternatif strategi secara umum tanpa adanya implementasi strategi yang lebih teknis pada

87

tingkat perusahaan. Oleh karena itu matriks IE dilengkapi oleh matriks SWOT yang berupa langkah-langkah kongkrit yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pengembangan dari matiks IE.

7.4 Analisis Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analisis menggunakan matriks SWOT adalah identifikasi sistematis atas kondisi internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan perusahaan dapat menyusun strategi bersaing berdasarkan kombinasi antar faktor internal dan eksternal yang telah disajikan dalam matriks IFE dan EFE, sehingga pada akhirnya didapatkan strategi yang sesuai berdasarkan posisi dan kondisi perusahaan. Strategi ini terdiri dari Strategi S-O, Strategi S-T, Strategi W-O, Dan Strategi W-T. Hasil analisis matriks SWOT Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat dilihat pada Tabel 15. berdasarkan analsis matriks SWOT dapat dirumuskan empat alternatif strategi yang terdiri dari : Strategi S-O (Strengths-opportunities) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada guna memperoleh keuntungan oerusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu : 1. Mempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk menarik konsumen. Keunggulan produk yang beragam dapat dimanfaatkan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant sebagai strategi pemasaran untuk membuat image produk yang berkualitas sehingga dapat menarik konsumen agar loyalitas pelanggan dapat terbentuk sehingga menguntungkan Death By Chocolate & Spageti Restaurant. 2. Melayani pangsa pasar menengah ke bawah. Selama ini pangsa pasar yang dituju oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurants sangat jelas yaitu kalangan menengah atas. Keberadaan kalangan menengah ke bawah juga tidak menuntup kemungkingan menjadi pangsa pasar selanjutnya, sebab kalangan menengah ke bawah

88

umumnya memiliki jumlah yang lebih besar dari pada kalangan menengah ke atas. Melihat dari hal tersebut sebaiknya pihak manajemen mulai memikirkan untuk menciptakan produk untuk menangkap potensi masyarakat menengah ke bawah. Misalnya menciptakan produk dengan porsi-porsi khusus, atau pun pengadaan paket-paket hemat dan sebagainya . Strategi W-O (Weakness-opportunities) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu : 1. Meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant hingga saat ini masih bersifat spontaitas. Kegiatan pemasaran yang intensif dan berkelanjutan perlu dilakukan guna meningkatkan penjualan dan memperluas pasar. Usaha kegiatan pemasaran yang intensif dan berkelanjutan yang dapat dilakukan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant misalnya dengan penyebaran kupon discount, pemasangan spanduk dan papan penunjuk lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant di jalan-jalan utama, pemberian sampel gratis dan sebagainya.

Strategi S-T (Strengths-Threats) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu : 1. Melakukan diversifikasi produk. Diversifikasi produk perlu dilakukan guna mengatasi ancaman dari pesaing dan produk-produk subtitusi atau pengganti. Dengan melakukan diversivikasi produk menjadikan variasi produk yang ditawarkan lebih beragam sehingga konsumen bisa memilih produk dengan banyak pilihan yang sesuai dengan keinginan mereka.

89

2. Meningkatkan loyalitas Loyalitas pelanggan terhadap suatu perusahaan sangat penting, akan tetapi untuk menjadikan konsumen loyal kepada perusahaan kita merupakan suatu pekerjaan yang tidaklah mudah. Loyalitas konsumen tercipta tidak hanya tertuju pada rasa dan kualitas makanan saja akan tetapi pelayanan yang memuaskan juga mempengaruhi keloyalitasan konsumen kepada perusahaan. Melihat dari hal tersebut maka Death By Chocolate & Spageti Restaurant selalu memberikan yang terbaik kepada para konsumen dengan tidak lain tujuannya adalah keloyalitasan konsumen terhadap Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

Strategi W-T (Weakness-Threats) Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki serta dapat menghindari ancaman dari luar. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu : 1. Meningkatkan kemampuan manajemen untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar. Melalui peningkatan kemampuan manajemen yang baik maka jalannya perusahaan akan semakin baik. Selain itu dengan peningkatan kemampuan manajemen, pangsa pasar yang lebih besar untuk produk-produk Death By Chocolate & Spageti Restaurant akan dapat diraih perusahaan. Usaha peningkatan kemampuan manajemen perusahaan dapat diraih misalnya dengan koordinasi diantara karyawan harus terjalin dengan baik dan memperkerjakan orang yang benar-benar menguasai manajemen perusahaan dengan baik. Selain itu juga bisa dengan diadakannya pelatihan-pelatihan untuk karyawan sehingga kemampuannya dapat meningkat.

90

Tabel 15. Matriks SWOT Death By Chocolate & Spageti Restaurant


Kelemahan (weakness) 1. Pencapaian target penjualan yang belum stabil 2. Masih kurangnya kegiatan promosi 3. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran 4. Belum adanya Faktor Eksternal pemasok bahan baku 5. Pangsa pasar yang masih rendah Peluang (opportunities) Strategi S-O Strategi W-O 1. Perubahan pola dan 1. Mempertahankan kualitas 1. Meningkatkan kegiatan dan keunggulan produk pemasaran untuk gaya hidup masyarakat untuk menarik konsumen. meningkatkan 2. Pasar yang masih (S1,S2,S3,S4,S5, penjualan. terbuka untuk usaha O2,O3,O4,O5) restoran (W1,W2,W3,W5,O1,O 2,O5) 3. Banyaknya masyarakat 2. Melayani pangsa pasar yang menggemari menengah kebawah coklat (S4,O1,O3,O4) 4. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi 5. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota Bogor Faktor Internal Ancaman (Threaths) Strategi S-T Strategi W-T 1. Meningkatkan kemampuan manajemen untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar. (W5,T1,T2,T3) Kekuatan (strengths) 1. Modal sepenuhnya modal sendiri 2. Situasi yang nyaman 3. Rasa dan kualitas produk yang baik 4. Pelayanan konsumen yang memuaskan 5. Pelanggan yang loyal

1. Tingkat persaingan 1. Melakukan diversifikasi produk. diantara pengusaha (S1,S3,S4,T1,T2,T3,T5) restoran 2. Ancaman masuknya 2. Meningkatkan loyalitas pendatang baru pelanggan 3. Hambatan untuk (S2,S3,S4,T1,T2,T3) masuk industri makanan relatif rendah 4. Kenaikan harga bahan baku 5. Ancaman produk subtitusi atau pengganti

Sumber : Wawancara Dengan Pihak Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

91

7.5 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix) Pada tahap selanjutnya untuk mengambil keputusan dalam menentukan prioritas strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan terlebih dahulu, maka dilakukan analisis QSPM. Responden dalam analisis ini adalah supervisor, dengan pertimbangan bahwa beliau yang paling mengetahui dan mengerti segala sesuatu yang dibutuhkan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Selain itu beliau merupakan penyusun strategi-strategi perusahaan yang terbaik untuk dijalankan, walaupun bukan pengambil keputusan utama yang bersifat strategis dalam perusahaan. Berdasarkan hasil analisis QSPM dapat dilihat pada Lampiran 5, bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah meningkatkan kegiatan pemasaran guna meningkatkan penjualan. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan target penjualan yang selama ini belum memenuhi kapasitas produksi perusahaan melalui pemasaran yang lebih gencar dan intensif. Strategi meningkatkan pemasaran guna meningkatkan penjualan dengan nilai TAS (Total Attraciveness Score) tertinggi yaitu sebesar 6,410. Seluruh alternatif-alternatif strategi tersebut dapat diperingkatkan sebagai berikut : 1. Meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan. (TAS = 6,374) 2. Mempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk menarik konsumen. (TAS = 6,158) 3. Meningkatkan kemampuan manajemen untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar. (TAS = 5,245) 4. Melayani pangsa pasar menengah ke bawah. (TAS = 5,215) 5. Melakukan diversifikasi produk. (TAS = 4,884) 6. Meningkatkan loyalitas pelanggan. (TAS = 4,845)

92

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN


8.1 Kesimpulan 1 Strategi pemasaran yang sudah dijalankan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant terbagi dalam empat strategi pemasaran yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan strategi promosi. Strategi produk yang dijalankan yaitu dengan menawarkan produk yang berbeda. Produk-produk yang ditawarkan yaitu rata-rata yang berbahan dasar coklat dan spageti. Strategi harga yaitu harga yang di tetapkan untuk produk-produk yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant untuk makanan dari harga Rp.13.000 Rp.37.000. Untuk minuman berkisar dari harga Rp.3.000 Rp.30.000. Penentuan harga produk yang di tetapkan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant berorientasi pada biaya. Strategi tempat yaitu tempat yang digunakan mengusung tema gothic dengan lay out yang didominasi oleh warna hitam yang melambangkan kematian dan coklat yang berarti coklat itu sendiri. Strategi promosi yaitu dari sisi periklanan seperti brosur, mini banner, papan reklame dan spanduk. Untuk bidang humas dan publisitas dengan wawancara di radio, tayangan di televisi dalam acara wisata kuliner, jelang siang, good morning dan sebagainya. Selain itu dari sisi promosi penjualan Death By Chocolate & Spageti Restaurant memberikan discount sebesar 20 persen pada saat awal berdiri dan hari-hari raya keagamaan dan menjadi peserta food expo 2 Berdasarkan hasil analisis faktor internal yang telah dilakukan pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat diketahui kekuatan yang dimilikinya meliputi modal sepenuhnya modal sendiri, situasi yang nyaman, rasa dan kualitas produk yang baik, pelayanan konsumen yang memuaskan dan pelanggan yang loyal. Sedangkan kelemahan yang dimiliki meliputi pencapaiaan target penjualan yang belum stabil, masih kurangnya kegiatan promosi, kurang efektifnya kegiatan pemasaran, belum adanya pemasok bahan baku, dan pangsa pasar yang masih rendah. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant, peluang yang dimilikinya meliputi perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pasar yang

93

masih terbuka untuk usaha restoran, banyaknya masyarakat yang menggemari coklat, semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan akan makanan jadi, dan belum ada restoran sejenis Death By Chocolate & Spageti Restaurant dikota Bogor. Sedangkan ancaman dari luar Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi tingkat persaingan diantara pengusha restoran, ancaman masuknya pendatang baru, hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah, kenaikan harga bahan baku, dan ancaman produk subtitusi atau pengganti. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE didapat total skor sebesar 3,093 dan hasil analisis matriks EFE didapatkan total skor sebesar 2,359. Hasil analisis dari IFE dan EFE pada matrik IE menunjukan bahwa posisi Death By Chocolate & Spageti Restaurant saat ini berada pada sel IV, yaitu daerah tumbuh dan kembang ( growth and build). Strategi yang dapat diterapkan pada posisi ini adalah strategi intensif atau strategi integrasi. 3 Hasil analisis SWOT menghasilkan dijalankan Death By Chocolate enam alternatif strategi yang dapat & Spageti Restaurant yaitu 1)

Mempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk menarik konsumen; 2) Melayani pangsa pasar menengah ke bawah; 3) Meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan; 4) Melakukan Diversifikasi Produk; 5) meningkatkan loyalitas pelanggan; 6) Meningkatkan kemampuan manajemen untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar. Hasil analisis matriks QSPM menunjukan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan.

1.1 Saran Adapun saran yang dapat dipertimbangan oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu sebagai berikut : 1. Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan 2. Meningkatkan kegiatan pemasaran khususnya di bidang promosi yang semula hanya bersifat spontanitas menjadi lebih intensif lagi.

94

DAFTAR PUSTAKA
Dani, Deden. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Perusahaan Roti Merek Sari Roti & Boti Di Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. David, Ferddy. R. 2002. Manajemen Stretegis: Konsep-Konsep. Edisi kesembilan. PT Index Kelompok Gramedia. Jakarta. David, Hunger dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Edisi kedua. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Death By Chocolate & Spageti Restaurant. 2008. Buku Laporan Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Bogor. Dinas Informasi Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Bogor. 2008. Perkembangan Jumlah Restoran Di Kota Bogor 2004-2008. Dinas Informasi Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Bogor. Bogor. Khomsan, Ali. 2002. Coklat Baik Untuk Jantung Dan Suasana Hati. Http://www.Kolompacific.Net.Id. 5 Agustus 2008. Khrisnamurthi, Bayu dan Lusi Fausia. 2005. Langkah Sukses Memulai Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Prehalindo. Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium Jilid 1. PT. Prehalindo. Jakarta. Kurniawan, Jeffri. 2008. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember, Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lazuardi, Alam. 2008. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Industri Dan Jasa Boga. Bhratara, Jakarta. Mukhtar. 2004. Perlunya Standar Lingkup Dan Permasalahan Pelayanan Sebuah Restoran Hotel. Jurnal. Program Studi Pariwisata. Fakultas Sastra. Universitas Sumatera Utara.

95

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Galia Indonesia. Jakarta. Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Terjemahan. Binarupa Aksara. Jakarta. Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Soekresno. 2001. Manajemen Food And Beverage Service Hotel. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Torsina, M. 2000. Usaha Restoran Yang Sukses. PT. Bhuana Ilmu Popular.Kelompok Gramedia. Jakarta. Wahyu Lestari, Sri. 2008. Analisis Strategi Promosi Death By Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yosida. 2006. Analisis Hierarki Strategi Pemasaran Ayam Gepuk Pada Rumah Makan Eco Raos, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yulia. 2006. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Rajungan Di PT Muara Bahari International Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

96

LAMPIRAN

97

LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL IDENTITAS RESPONDEN

Nama Jabatan

: :

Saya sangat berharap agar bapak/ ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui adalah:

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA DEATH BY CHOCOLATE (DBC) & SPAGETI RESTORAN KOTA BOGOR JAWA BARAT

Oleh NURMALA MAULINA H. 34066097

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

98

Kuesioner Penentuan Bobot dan Rating Faktor Internal Dan Eksternal Petunjuk Pengisian Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (vertikal dan horizontal) berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3 dengan keterangan skala sebagai berikut : Nilai 1 : Jika indikator horisontal kurang penting dari pada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horisontal lebih penting dari pada indikator vertikal I. Penentuan Bobot Faktor Internal
Faktor Penentu Modal sepenuhnya modal sendiri H. Situasi yang nyaman I. Rasa dan kualitas produk yang baik J. Pelayanan konsumen yang memuaskan K. Pelanggan yang loyal L. Pencapaian target penjualan yang belum stabil M. Masih kurangya kegiatan promosi N. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran O. Belum adanya pemasok bahan baku P. Pangsa pasar yang masih rendah G. A B C D E F G H I J

II. Penentuan Bobot Faktor Eksternal


A. B. C. D. E. F. G. H. Faktor Penentu Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat Semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan makanan jadi Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran Ancaman masuknya pendatang baru Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah Kenaikan harga bahan baku Ancaman produk subtitusi atau pengganti A B C D E F G H I J

I. J.

99

III. Penentuan Rating Faktor Internal Tujuan penentuan rating : Penentuan peringkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masingmasing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal ini terdiri dari faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang mungkin dapat diatasi dalam upaya Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran di Bogor. Penentuan Pengisian Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut : 1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dalam Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran di Bogor. 2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran di Bogor. berikut ini dengan menggunakan tanda () pada pilihan Bapak/Ibu. 3. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1 : Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh / kelemahan besar bagi restoran Nilai 2 : Jika faktor tersebut kurang berpengaruh / kelemahan kecil bagi restoran Nilai 3 : Jika faktor tersebut berpengaruh besar/ kekuatan kecil bagi restoran. Nilai 4 : Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar/ kekuatan utama bagi restoran. Menurut Bapak / Ibu bagaimana kondisi Strategi Pegembangan Usaha Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran di Bogor, terhadap faktor-faktor berikut :
Faktor internal Kekuatan Q. R. S. T. U. V. X. Y. Z. Modal sepenuhnya modal sendiri Situasi yang nyaman Rasa dan kualitas produk yang baik Pelayanan konsumen yang memuaskan Pelanggan yang loyal Pencapaian target penjualan yang belum stabil Kurang efektifnya kegiatan pemasaran Belum adanya pemasok bahan baku Pangsa pasar yang masih rendah 1 2 3 4

Kelemahan W. Masih kurangnya kegiatan promosi

100

IV. Penentuan Rating Faktor Eksternal Tujuan penentuan rating : Penentuan peringkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masingmasing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor eksternal ini terdiri dari faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang mungkin dapat dihindari dalam upaya Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran di Bogor. Penentuan Pengisian Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis eksternal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut : 1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dalam Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran di Bogor. 2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor peluang dan ancaman dalam Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran di Bogor berikut ini dengan menggunakan tanda () pada pilihan Bapak/Ibu. 3. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1 : Jika faktor tersebut kurang berpengaruh / respon buruk Nilai 2 : Jika faktor tersebut berpengaruh sedang/ respon umum Nilai 3 : Jika faktor tersebut berpengaruh baik / respon baik Nilai 4 : Jika faktor tersebut sangat berpengaruh / respon sangat baik Menurut Bapak / Ibu bagaimana kondisi Strategi Pegembangan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restoran, terhadap faktor-faktor berikut :
Faktor eksternal Peluang A. B. C. D. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran 1 2 3 4

Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat Semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Ancaman F. G. H. I. J. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran Ancaman masuknya pendatang baru Hambatan untuk masuk industri restoran relatif rendah Kenaikan harga bahan baku Ancaman produk subtitusi atau pengganti

101

VI. Penentuan Alternatif Strategi dengan QSPM Tujuan : Untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attrctiveness) dari alternatifalternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT, guna menetapkan strategi mana yang paling tepat untuk dilaksanakan terlebih dahulu oleh pihak manajemen Death By Chocolate & Spageti Restoran di masa yang akan datang. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT : 1. Mempertahankan kualitas dan keunggulan produk untuk menarik konsumen 2. Melayani pangsa pasar menengah ke bawah 3. Meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan. 4. Melakukan diversifikasi produk. 5. Meningkatkan loyalitas 6. Meningkatkan kemampuan manajemen untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar. Petunjuk Pengisian : 1 Tentukan attractive score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi bagaimana tersebut diatas dengan cara memberikan nilai daya tarik. Nilai daya tarik itu adalah : 1 : Tidak Menarik 2 : Agak Menarik 3 : Cukup Menarik 4 : Sangat Menarik 2 Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor penentu internal dan eksternal, satu persatu dengan mengajukan pertanyaan apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat?. bila jawaban ini ya, maka anda dapat memberikan nilai daya tarik pada strategi dalam set tersebut. Bila jawaban pertanyaan diatas tidak, anda tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada set tersebut, karena faktor penentu tidak mempunyai pengaruh terhadap pemilihan alternatif strategi yang telah dibuat.

102

Matriks QSPM Pada Death By Chocolate & Spageti Restorant


Strategi 1 AS TAS Alternatif Strategi Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS Strategi 4 AS TAS Strategi 5 TAS TAS Strategi 6 AS TAS

Faktor kunci Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 Kekuatan 4 Kekuatan 5 Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Kelemahan 4 Kelemahan 5 Peluang 1 Peluang 2 Peluang 3 Peluang 4 Peluang 5 Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman 3 Ancaman 4 Ancaman 5 Total

Bobot

Keterangan : Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 Kekuatan 4 Kekuatan 5 Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Kelemahan 4 Kelemahan 5 Peluang 1 Peluang 2 Peluang 3 Peluang 4 Peluang 5 Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman 3 Ancaman 4 Ancaman 5

: Modal sepenuhnya modal sendiri : Situasi yang nyaman : Rasa dan kualitas produk yang baik : Pelayanan konsumen yang memuaskan : Pelanggan yang loyal : Pencapaian target penjualan yang belum stabil : Masih kurangnya kegiatan promosi : Kurang efektifnya kegiatan pemasaran : Belum adanya pemasok bahan baku : Pangsa pasar yang masih rendah : Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat : Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran : Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat : Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi : Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran di kota Bogor : Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran : Ancaman masuknya pendatang baru : Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah : Kenaikan harga bahan baku : Ancaman produk subtitusi atau pengganti

103

LAMPIRAN 2. Hasil Kuesioner Penelitian Nama : Pak Harsono Jabatan : Supervisor I. Penentuan Bobot Faktor Internal
Faktor Penentu A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah A B 3 1 3 2 2 3 1 3 1 2 2 3 1 1 3 3 1 1 3 2 2 1 2 C 1 2 D 2 2 3 E 2 1 3 2 2 3 2 2 1 2 1 3 1 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1 2 3 F 1 3 1 1 3 G 3 3 2 2 1 3 H 1 1 2 2 3 2 2 I 3 1 3 3 3 3 3 3 J 1 3 2 1 2 3 1 2 1 Total 17 17 21 16 20 22 16 20 11 19 179 Bobot 0.095 0.095 0.117 0.089 0.112 0.123 0.089 0.112 0.061 0.106 1.000

3 1 Total

II. Penentuan Bobot Faktor Eksternal


Faktor Penentu A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti A B 1 3 2 1 C 2 3 D 1 2 1 E 1 2 3 F 1 2 1 G 1 2 1 H 1 2 1 I 1 3 3 J 1 2 1 Total 10 21 14 Bobot 0.056 0.117 0.078

23

0.128

3 3 3 3 3

2 2 2 2 1

1 3 3 3 1 3

1 1 2 1 1 3 3 3 1 1 2

1 2

3 2 2

3 3 3 3

2 2 2 2 1

17 21 22 19 11 22 180

0.094 0.117 0.122 0.106 0.061 0.122 1.000

2 2 1 2 2 1 2

1 2 3

3 2 Total

104

Matriks IFE
Faktor Internal Kekuatan

Bobot 0.095 0.095 0.117 0.089 0.112

Rating 4 4 4 3 4

Bobot skor 0.380 0.380 0.469 0.268 0.447 1.944

A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal
Kelemahan

F. G. H. I. J.

Pencapaian target penjualan yang belum stabil Masih kurangnya kegiatan promosi Kurang efektifnya kegiatan pemasaran Belum adanya pemasok bahan baku Pangsa pasar yang masih rendah

0.123 0.089 0.112 0.061 0.106


1.000

3 3 2 2 3

Jumlah

0.369 0.268 0.223 0.123 0.318 1.302 3.246

Matriks EFE
Faktor Eksternal Peluang A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Ancaman F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti Jumlah Bobot 0.056 0.117 0.078 0.128 0.094 Rating 3 3 3 4 3 Bobot skor 0.167 0.350 0.233 0.511 0.283 1.544 0.117 0.122 0.211 0.061 0.122 0.633 2.178

0.117 0.122 0.106 0.061 0.122 1.000

1 1 2 1 1

105

Nama Jabatan

: Ibu Mugi : Wakil Supervisor

I. Penentuan Bobot Faktor Internal


Faktor Penentu A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah A B 2 2 2 2 3 3 1 3 3 1 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 C 2 3 D 2 2 2 E 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 3 1 2 3 F 1 1 1 2 2 G 3 2 2 3 2 3 H 1 1 1 3 2 2 1 I 1 3 2 3 2 3 3 3 J 1 1 2 1 2 1 1 2 1 Total 14 17 15 20 19 22 14 22 13 24 180 Bobot 0.078 0.094 0.083 0.111 0.106 0.122 0.078 0.122 0.072 0.133 1.000

3 3 Total

II. Penentuan Bobot Faktor Eksternal


A. B. C. D. E. F. G. H. Faktor Penentu Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran Ancaman masuknya pendatang baru Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah Kenaikan harga bahan baku Ancaman produk subtitusi atau pengganti A B 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 C 2 3 D 2 2 1 E 2 2 2 3 F 3 2 2 2 1 G 1 2 2 2 1 2 H 1 2 2 3 2 2 2 I 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 J 1 2 2 2 1 2 2 2 2 Total 17 19 16 21 14 18 20 19 16 18 178 Bobot 0.096 0.107 0.090 0.118 0.079 0.101 0.112 0.107 0.090 0.101 1.000

I. J.

3 2 Total

106

Matriks IFE
Faktor Internal Kekuatan A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal Kelemahan F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah Jumlah Bobot 0.078 0.094 0.083 0.111 0.106 Rating 4 4 4 4 3 Bobot skor 0.311 0.378 0.333 0.444 0.317 1.783 0.367 0.233 0.244 0.144 0.400 1.389 3.172

0.122 0.078 0.122 0.072 0.133 1.000

3 3 2 2 3

Matriks EFE
Faktor Eksternal Peluang A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Ancaman F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti Jumlah Bobot 0.096 0.107 0.090 0.118 0.079 Rating 3 3 4 4 4 Bobot skor 0.287 0.320 0.360 0.472 0.315 1.753 0.202 0.112 0.213 0.090 0.101 0.719 2.472

0.101 0.112 0.107 0.090 0.101 1.000

2 1 2 1 1

107

Nama Jabatan

: Ibu Baby : Owner

I. Penentuan Bobot Faktor Internal


Faktor Penentu A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah A B 2 2 2 2 3 3 1 3 3 1 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 3 1 2 3 C 2 3 D 2 2 2 E 1 2 2 2 F 1 1 1 2 2 G 3 2 2 3 2 3 H 1 1 1 3 2 2 1 I 1 3 2 3 2 3 3 3 J 1 1 2 1 2 1 1 2 1 Total 14 17 15 20 19 22 14 22 13 24 180 Bobot 0.078 0.094 0.083 0.111 0.106 0.122 0.078 0.122 0.072 0.133 1.000

3 3 Total

II. Penentuan Bobot Faktor Eksternal


Faktor Penentu A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti A B 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 C 2 3 D 2 2 1 E 2 2 2 3 F 3 2 2 2 1 G 1 2 2 2 1 2 H 1 2 2 3 2 2 2 I 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 J 1 2 2 2 1 2 2 2 2 Total 17 19 16 21 14 18 20 19 16 18 178 Bobot 0.096 0.107 0.090 0.118 0.079 0.101 0.112 0.107 0.090 0.101 1.000

3 2 Total

108

Matriks IFE
Faktor Internal Kekuatan A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal Kelemahan F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah Jumlah Bobot 0.078 0.094 0.083 0.111 0.106 Rating 4 3 4 3 4 Bobot skor 0.311 0.283 0.333 0.333 0.422 1.683

0.122 0.078 0.122 0.072 0.133 1.000

3 3 2 2 3

0.367 0.233 0.244 0.144 0.400 1.389 3.072

Matriks EFE
Faktor Eksternal Peluang A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Ancaman F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti Jumlah Bobot 0.096 0.107 0.090 0.118 0.079 Rating 3 3 3 4 3 Bobot skor 0.287 0.320 0.270 0.472 0.236 1.584 0.101 0.112 0.213 0.090 0.101 0.618 2.202

0.101 0.112 0.107 0.090 0.101 1.000

1 1 2 1 1

109

Nama Jabatan

: Ibu Susi : Owner

I. Penentuan Bobot Faktor Internal


Faktor Penentu A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah A B 3 1 3 2 2 3 1 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1 2 3 C 1 2 D 2 2 3 E 2 1 3 2 F 1 1 1 1 2 G 3 1 2 2 1 3 H 1 1 2 2 2 2 2 I 3 1 3 3 3 3 3 3 J 1 1 2 1 2 3 1 2 1 Total 17 11 21 16 18 25 18 21 11 21 179 Bobot 0.095 0.061 0.117 0.089 0.101 0.140 0.101 0.117 0.061 0.117 1.000

3 3 Total

II. Penentuan Bobot Faktor Eksternal


Faktor Penentu A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti A B 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 1 3 1 3 3 3 1 3 1 1 2 1 1 3 3 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 C 2 3 D 1 2 1 E 1 2 3 3 F 1 2 1 3 1 G 1 2 1 2 1 2 H 1 2 1 3 3 2 2 I 1 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 J 1 2 1 1 2 2 2 2 1 Total 10 21 14 23 17 21 22 19 11 22 180 Bobot 0.056 0.117 0.078 0.128 0.094 0.117 0.122 0.106 0.061 0.122 1.000

3 2 Total

110

Matriks IFE
Faktor Internal Kekuatan A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal Kelemahan F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah Jumlah Bobot 0.095 0.061 0.117 0.089 0.101 Rating 4 4 4 4 3 Bobot skor 0.380 0.246 0.469 0.358 0.302 1.754 0.279 0.201 0.235 0.123 0.352 1.190 2.944

0.140 0.101 0.117 0.061 0.117 1.000

2 2 2 2 3

Matriks EFE
Faktor Eksternal Peluang A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Ancaman F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti Jumlah Bobot 0.056 0.117 0.078 0.128 0.094 Rating 3 3 4 4 4 Bobot skor 0.167 0.350 0.311 0.511 0.378 1.717 0.233 0.122 0.211 0.061 0.122 0.750 2.467

0.117 0.122 0.106 0.061 0.122 1.000

2 1 2 1 1

Nama

: Ibu Tintin

111

Jabatan

: Owner

I. Penentuan Bobot Faktor Internal


Faktor Penentu A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah A B 3 1 3 2 2 3 1 3 2 2 2 3 1 3 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 1 3 2 2 2 C 1 2 D 2 2 3 E 2 1 3 2 F 1 3 1 1 2 G 3 1 2 2 1 3 H 1 3 2 2 2 2 2 I 2 3 2 3 2 3 3 2 J 1 3 2 1 2 3 1 2 2 Total 16 19 20 16 17 23 18 18 14 18 179 Bobot 0.089 0.106 0.112 0.089 0.095 0.128 0.101 0.101 0.078 0.101 1.000

3 1 Total

II. Penentuan Bobot Faktor Eksternal


Faktor Penentu A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti A B 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 C 2 3 D 2 2 1 E 2 2 2 3 F 3 2 2 2 1 G 1 2 2 2 1 2 H 1 2 2 3 2 2 2 I 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 J 1 2 2 2 1 2 2 2 2 Total 17 19 16 21 14 18 20 19 16 18 178 Bobot 0.096 0.107 0.090 0.118 0.079 0.101 0.112 0.107 0.090 0.101 1.000

3 2 Total

112

Matriks IFE
Faktor Internal Kekuatan A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal Kelemahan F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah Jumlah Bobot 0.089 0.106 0.112 0.089 0.095 Rating 4 3 4 4 3 Bobot skor 0.358 0.318 0.447 0.358 0.285 1.765 0.385 0.302 0.201 0.156 0.201 1.246 3.011

0.128 0.101 0.101 0.078 0.101 1.000

3 3 2 2 2

Matriks EFE
Faktor Eksternal Peluang A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Ancaman F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti Jumlah Bobot 0.096 0.107 0.090 0.118 0.079 Rating 3 3 4 4 4 Bobot skor 0.287 0.320 0.360 0.472 0.315 1.753 0.202 0.112 0.213 0.090 0.101 0.719 2.472

0.101 0.112 0.107 0.090 0.101 1.000

2 1 2 1 1

LAMPIRAN 3. Hasil Rata-Rata Proses Pembobotan IFE

113

I. Penentuan Bobot Faktor Internal


Faktor Penentu A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah A 1 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 1 2 B 3 C 1 2 D 2 2 3 E 2 1 3 2 F 1 2 1 1 2 G 3 2 2 2 1 3 H 1 1 2 2 2 2 2 I 2 2 2 3 2 3 3 3 J 1 2 2 1 2 2 1 2 1 3 Total 16 16 18 18 19 23 16 21 12 21 179 Bobot 0.087 0.090 0.103 0.098 0.104 0.127 0.089 0.115 0.069 0.118 1.000

2 2 3 2 Total

II. Matriks IFE


Faktor Internal Kekuatan A. Modal sepenuhnya modal sendiri B. Situasi yang nyaman C. Rasa dan kualitas produk yang baik D. Pelayanan konsumen yang memuaskan E. Pelanggan yang loyal Kelemahan F. Pencapaian target penjualan yang belum stabil G. Masih kurangnya kegiatan promosi H. Kurang efektifnya kegiatan pemasaran I. Belum adanya pemasok bahan baku J. Pangsa pasar yang masih rendah Jumlah Bobot 0.087 0.090 0.103 0.098 0.104 Rating 4 4 4 4 3 Bobot skor 0.348 0.325 0.410 0.353 0.353 1.789 0.356 0.250 0.230 0.138 0.331 1.304 3.093

0.127 0.089 0.115 0.069 0.118 1.000

3 3 2 2 3

LAMPIRAN 4. Hasil Rata-Rata Proses Pembobotan EFE

114

I. Penentuan Bobot Faktor Eksternal


Faktor Penentu A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti A B 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 C 2 3 D 2 2 1 E 2 2 2 3 F 2 2 2 2 1 G 1 2 2 2 1 2 H 1 2 2 3 2 2 2 I 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 J 1 2 2 2 1 2 2 2 2 Total 14 20 15 22 15 19 21 19 14 20 179 Bobot 0.079 0.111 0.085 0.122 0.085 0.107 0.116 0.106 0.078 0.110 1.000

3 2 Total

II. Matriks EFE


Faktor Eksternal Peluang A. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B. Pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran C. Banyaknya masyarakat yang menggemari coklat D. Semakin banyak wanita yang bekerja, sehingga menambah permintaan makanan jadi E. Belum ada restoran yang sejenis dengan DBC & Spageti Restoran dikota bogor Ancaman F. Tingkat persaingan diantara pengusaha restoran G. Ancaman masuknya pendatang baru H. Hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah I. Kenaikan harga bahan baku J. Ancaman produk subtitusi atau pengganti Jumlah Bobot 0.079 0.111 0.085 0.122 0.085 Rating 3 3 4 4 4 Bobot skor 0.238 0.332 0.306 0.488 0.306 1.670 0.172 0.116 0.213 0.078 0.110 0.689 2.359

0.107 0.116 0.106 0.078 0.110 1.000

2 1 2 1 1

LAMPIRAN 5. Hasil Matriks QSPM

115

Matriks QSPM Pada Death By Chocolate & Spageti Restorant


Alternatif Strategi Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS 1 0.087 4 0.348 2 0.181 2 0.181 4 0.410 1 0.103 4 0.392 3 0.294 3 0.311 4 0.415 4 0.508 4 0.508 1 0.089 3 0.268 2 0.230 4 0.459 1 0.069 1 0.069 3 0.355 4 0.473 2 0.159 4 0.318 3 0.332 4 0.443 4 0.340 3 0.255 2 0.244 4 0.488 3 0.255 4 0.340 3 0.322 4 0.430 2 0.233 3 0.349 2 0.213 2 0.213 3 0.157 4 0.313 4 0.329 1 0.110 5.215 6.374

Faktor kunci Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 Kekuatan 4 Kekuatan 5 Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Kelemahan 4 Kelemahan 5 Peluang 1 Peluang 2 Peluang 3 Peluang 4 Peluang 5 Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman 3 Ancaman 4 Ancaman 5 Total

Bobot 0.087 0.090 0.103 0.098 0.104 0.127 0.089 0.115 0.069 0.118 0.079 0.111 0.085 0.122 0.085 0.107 0.116 0.106 0.078 0.110 2.000

Strategi 1 AS TAS 4 0.348 4 0.361 4 0.410 4 0.392 4 0.415 2 0.254 1 0.089 2 0.230 3 0.207 3 0.355 1 0.079 4 0.443 4 0.340 4 0.488 4 0.340 3 0.322 2 0.233 3 0.319 4 0.313 2 0.219 6.158

Strategi 4 AS TAS 4 0.348 1 0.090 4 0.410 4 0.392 1 0.104 3 0.381 1 0.089 1 0.115 1 0.069 1 0.118 1 0.079 1 0.111 3 0.255 2 0.244 1 0.085 4 0.430 4 0.465 4 0.425 3 0.235 4 0.438 4.884

Strategi 5 AS TAS

1 4 4 4 2 2 3 1 2 3 2 3 1 2 3 4 3 1 1 2

0.087 0.361 0.410 0.392 0.207 0.254 0.268 0.115 0.138 0.355 0.159 0.332 0.085 0.244 0.255 0.430 0.349 0.106 0.078 0.219 4.845

Strategi 6 AS TAS 2 0.174 2 0.181 2 0.205 3 0.294 4 0.415 2 0.254 1 0.089 1 0.115 1 0.069 4 0.473 2 0.159 2 0.221 2 0.170 3 0.366 3 0.255 4 0.430 4 0.465 4 0.425 2 0.157 3 0.329 5.245

LAMPIRAN 6.

Gambar Produk-Produk Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

116

Frittata (Spageti bakar)

Nasi Hitam Cumi

Death By Chocolate (DBC)

Flower By Chocolate (FBC)

Chocolate Mouse

Granita Strawberry, Granita Chocolate, dan Granita Orange

Chocolate Stick

Flower By Chocolate (isi 12 buah)

LAMPIRAN 7. Daftar Menu dan Harga Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

117

LAMPIRAN 8. Denah Lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant

118

119

Anda mungkin juga menyukai