Case
SUSPECT PANKREATITIS
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
2011
Pembimbing:
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
BAB I PENDAHULUAN
Pankreatitis merupakan salah satu penyakit pada pankreas yang saat ini tidak jarang ditemukan pada bagian Ilmu Penyakit Dalam. Pankreatitis merupakan suatu keadaan atau reaksi peradangan pada pankreas dengan perjalanan penyakit yang bervariasi. Keadaan ini sekali-kali juga dapat ditemukan di bagian bedah sewaktu melakukan laparatomi pada pasien dengan nyeri perut hebat tanpa dugaan pankreatitis sebelumnya.1 Insiden pankreatitis berbeda-beda pada masing-masing negara. Di negara barat penyakit ini sering ditemukan dan berhubungan erat dengan konsumsi alkohol yang berlebihan dan adanya penyakit hepatobilier. Frekuensi berkisar antara 10-15 pasien pada 100.000 penduduk. Di Amerika, pasien yang masuk rumah sakit akibat pankreatitis akut berjumlah hampir 220.000 orang setiap tahunnya. Saat ini penyakit pankreatitis sudah banyak dilaporkan di Indonesia dengan gejala berupa nyeri ulu hati hebat yang dulunya sering didiagnosis sebagai gastritis akut atau tukak peptik.1,2,3 Pankreatitis akut sering terjadi pada usia 60 tahun namun dapat pula ditemukan pada usia diatas 35 tahun dan jarang terjadi pada anak. Pada umumnya lebih sering terjadi pada laki-laki yang dihubungkan dengan konsumsi alkohol yang berlebihan (80-90%) , namun dari literatur ditemukan pula bahwa jika batu empedu merupakan penyebab utamanya maka lebih banyak terdapat pada perempuan (75%).1 Meskipun beberapa kasus pankreatitis hanya memerlukan terapi sederhana, namun tidak jarang terjadi kematian pada pasien pankreatitis. Mortalitas sangat tergantung dari berat ringannya penyakit, dimana angka kematian tinggi jika terjadi keadaan gagal organ. Sehingga diperlukan ketepatan diagnosis dan penatalaksanaan segera untuk mengobati penyakit tersebut dan mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk.
ANAMNESIS (Autoanamnesis dan heteroanamnesis pada tanggal 29 Januari 2011) Identitas : Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Suku Agama Pendidikan Terakhir Status Kawin : Ny. F : 50 tahun : Perempuan : Jl. AW Sjahrani 7 RT. 22 No. 6 : IRT : Bugis : Islam : SMA : Kawin
Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri ulu hati dialami pasien sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan tiba-tiba seperti rasa tertusuk di ulu hati. Nyeri ini terkadang juga
dirasakan tembus sampai ke belakang. Nyeri ulu hati ini disertai dengan rasa mual serta muntah. Menurut keluarga pasien, jika nyeri timbul terkadang pasien berbaring dengan posisi miring dan menekukkan lutut ke dadanya untuk menahan sakit. Pasien terkadang merasakan adanya rasa cepat kenyang dan perut sering terasa kembung dan tegang. Pasien juga mengeluhkan adanya demam dan adanya penurunan nafsu makan. Keadaan seperti ini terus menerus dirasakan pasien dan bertambah berat sejak 12 jam sebelum MRS. Tidak ada sesak dan keringat dingin. Tidak ada keluhan mata atau badan menjadi kuning. BAB normal seperti biasa dengan konsistensi lunak, berwarna kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir, frekuensi 1 kali per hari. BAK normal seperti biasa, berwarna kuning. Sejak 2 tahun yang lalu, pasien sering merasakan keluhanan nyeri ulu hati ini. Keluhan-keluhan yang sering menyertai rasa nyeri ulu hati ini, antara lain perut kembung, mual dan muntah, namun pasien mengaku tidak mengalami penurunan berat badan. Pasien tidak pernah mengalami muntah darah, BAB berdarah, BAB hitam ataupun pucat seperti dempul. Pasien berpikir bahwa keluhan ini merupakan sakit maag. Menurut keluarga pasien, sejak 2 tahun yang lalu, jika keluhan nyeri ulu hati timbul pasien berobat ke puskesmas. Pasien mengaku sering mendapat obat suntik saat berobat dipuskesmas dan setelah itu keluhan dirasakan berkurang dan berangsur-angsur membaik. Namun dalam waktu satu minggu terakhir keluhan tersebut terus menerus dirasakan, tidak berkurang bahkan bertambah berat disertai penurunan nafsu makan.
Riwayat Penyakit Dahulu Menurut keluarga, pasien pernah mengalami sakit kuning ketika masih kecil Riwayat Tekanan Darah Tinggi tidak diketahui Riwayat Diabetes Mellitus tidak diketahui Tidak ada riwayat Penyakit jantung
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang mengalami keadaan yang serupa
Riwayat Kebiasaan Pasien mengaku tidak sering makan makanan yang berlemak namun pssien juga tidak membatasi makanan berlemak tersebut Tidak ada riwayat konsumsi alkoohol
PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 29 Januari 2011) Keadaan Umum Kesadaran Keadaan sakit : compos mentis : sakit sedang
Tanda Vital Tekanan Darah Nadi Pernafasan Suhu tubuh : 140/100 mmHg : 82 x / menit : 20 x / menit : 36 C
Kepala dan Leher Umum Ekspresi Rambut Kulit muka : sakit sedang : normal : normal
Mata Alis Palpebra Konjungtiva Sclera Pupil : normal : edema (-/-) : anemis (-/-) : ikterik (-/-) : isokor diameter 3mm/3 mm
Perdarahan
: (-/-)
Mulut Bibir Gusi Mukosa Lidah Faring : pucat (-), sianosis (-) : berdarah (-) : pigmentasi (-), hiperemis (-), pucat (-) : makroglosia (-), mikroglosia (-) : hiperemis (-)
Leher Umum Kelenjar limfe Trachea Tiroid V. Jugularis : simetris : membesar (-) : di tengah : membesar (-) : tidak terdapat peningkatan JVP
Thorax Bentuk Axilla Sternum : simetris : pembesaran KGB (-) : nyeri tekan (-)
Paru Inspeksi Palpasi : bentuk dada normal, simetris, gerak simetris, retraksi(-/-) : gerak dada simetris, ICS melebar (-/-), fremitus raba seimbang (d=s), nyeri (-/-) Perkusi Auskultasi : sonor |, nyeri ketok (-/-) : suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)
Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : ictus cordis (-) tampak, pulsasi jantung (-)terlihat : ictus cordis (+) teraba, thrill (-) : batas jantung kanan garis parasternal kanan pada RAI III batas jantung kiri garis midklavikula kiri pada RAI V Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, gallop S3 (-), murmur jantung (-)
Abdomen Inspeksi : bentuk datar Hernia umbilicalis (-), ingunalis (-/-) Pembesaran KGB inguinal (-/-) Vena kolateral (-), scar (-) Palpasi : turgor kulit Normal Tonus Normal Nyeri tekan epigastrium
Hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, lien tidak teraba, massa (-) Perkusi : timpani, nyeri ketok hepar (-), nyeri ketok CVA (-/-), shifting dullness (-) Auskultasi : peristaltik usus bising usus normal
Ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan Leukosit Hb Hct Trombosit GDS GDP GD2PP SGOT SGPT Alkali fosfatase Gamma-GT Bilirubin total Bil. Direck Bil. Indireck Protein total Albumin Globulin Ureum Creatinin Na K Cl Amilase Lipase HbA1C LED 4,8 20 23,3 0,8 138 3,9 103 469 634 18 18 53 70 0,9 0,3 0,6 9,5 4,1 5,4 20/01/2011 7.700 15,5 48,5 269.000 265 229 143 197 21/01/2011 22/01/2011 24/01/2011 11.200 12,5 39,5 170.000 133 156 96 238 110 25/01/2011 26/01/2011 28/01/2011 29/01/2011 31/01/2011
Tanggal 22 Januari 2011 Dilakukan pemeriksaan USG Kesimpulan : ditemukan pembesaran pankreas, penebalan dinding kandung empedu
Penatalaksanaan Puasa
IVFD RL 500cc/6 jam + tramadol (drip) 28 tpm
Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv) Inj.Primperan 3x1amp Inpepsa syr 3 x 10cc Nexium 2x40mg Ceftriaxone 2x1gr Captopril 3x25 mg Pronalges supp extra (prn) Paracetamol 3 x 500mg Metronidazole inf 500 mg/12 jam Diet DM 1700 kal
PROGNOSIS Dubia
Anamnesis FAKTA PASIEN - Nyeri ulu hati hebat dan tiba-tiba - menjalar tembus sampai belakang (punggung) TEORI - Nyeri ulu hati/epigastrik yang tibatiba, rasa terbakar di epigastrium, agak ke kanan atau kiri menjalar sampai belakang - berbaring dengan posisi menekuk lutut - Menahan untuk menahan nyeri - Mual - Muntah - Perut rasa kembung dan tegang - Nafsu makan menurun - Rasa cepat kenyang - BAB normal - BAK normal berlebihan (-) - Riwayat konsumsi alkohol (-) - Riwayat batu empedu (-), trauma (-) - Mual - Muntah - Perut terasa kembung dan tegang - Nafsu makan menurun - Rasa cepat kenyang - BAB normal - BAK normal sering makan makanan berlemak - Riwayat sering mengkonsumsi alkohol - Riwayat batu empedu atau trauma abdomen2,4,6 nyeri dengan posisi membungkuk atau menekuk lutut
Anamnesa yang didapat dari pasien ini menunjukkan kesesuaian dengan teori mengenai gejala klinis yang mengarah kepada diagnosa pankreatitis. Kesesuaian ini dapat dilihat dari keluhan yang dirasakan pasien dimana pasien mengeluhkan adanya keluhan nyeri ulu hati yang hebat yang dirasakan tiba-tiba seperti rasa tertusuk dan terkadang juga dirasakan tembus sampai ke belakang, Terkadang pasien berbaring dengan posisi miring dan menekukkan lutut ke dadanya untuk
menahan sakit. Keluhan tersebut disertai mual serta muntah, rasa cepat kenyang dan perut sering terasa kembung dan tegang. Pasien juga mengeluhkan adanya demam dan adanya penurunan nafsu makan. Gejala klinis dari yang paling sering ditemukan dari penyakit pankreatitis berupa nyeri ulu hati yang hebat dan mendadak. Kebanyakan nyeri terletak di daerah epigastrium kadang-kadang agak ke kiri atau kanan dan dapat menjalar ke punggung. Perasaan nyeri tersebut dapat bekurang bila penderita mengambil posisi membungkukkan badan atau posisi menekuk lutut ke dada. Gejala gastritis seperti mual muntah biasanya sering menyertai keluhan nyeri ulu hati ini.2,5 Gejala klinis berupa nyeri ulu hati ini umumnya timbul setelah mengkonsumsi alkohol yang berlebihan. Hal ini diduga karena alkohol dapat merangsang sekresi enzim pankreas, dan dapat mengurangi jumlah inhibitor tripsin sehingga pankreas lebih mudah dirusak oleh tripsin dan terjadi suatu peradangan yang ditandai oleh adanya nyeri di daerah epigastrium.1,2,5 Selain konsumsi alkohol yang berlebihan, keadaan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pankreatitis yaitu adanya obstruksi seperti batu empedu; trauma pada pancreas atau suatu keaaan hipertrigeliseridemia. Namun pankreatitis juga merupakan suatu penyakit idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui dan hal ini diduga terjadi pada pasien Ny. F, karena dari anamnesa tidak ditemukan adanya riwayat konsumsi alkohol, batu empedu, trauma, maupun suatu keadaan hipertrigeliseridemia atau diabetes melitus.
Pemeriksaan Fisik
FAKTA PASIEN Nadi Pernafasan Suhu tubuh - Anemis (-) - Ikterik (-) - Paru & Jantung : Normal - Abdomen : Inspeksi : Distended (-) Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium (+), defans lokal (-), massa (-) Perkusi : Tympani Auskultasi : BU (+) Normal - Abdomen: Inspeksi : distesi +/Palpasi : - nyeri tekan epigastrium (+) - Ikterus ringan (+/-) Vital sign : : : 82 x / menit 20 x / menit 36,7 C - Demam Tekanan Darah : 140/80 mmHg TEORI
- teraba
massa
(+/-)
pankreas
membengkak - tanda peritonitis umum atau peritonitis lokal (+/-) Auskultasi : BU (+ normal / )2,4,5
Pada kasus, dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda anemia, ikterus, kelainan jantung maupun paru, dan pada pemeriksaan abdomen dalam batas normal, hanya ditemukan nyeri tekan epigastrium positif yang menunjang adanya keluhan nyeri ulu hati pada kasus. Sehingga pada pemeriksaan fisik kasus tidak menunjukan adanya kelainan-kelainan sistemik lain diluar keluhan epigastrium.
Pemeriksaan Penunjang
TEORI Pemeriksaan Laboratorium (darah lengkap, fungsi pankreas) Radiologi (USG, CT scan)
Kardiologi : Norm
Pemeriksaan penunjang sangat berperan dalam diagnostik pankreatitis, dimana diagnosa tersebut umumnyadapat ditegakkan bila pada pasien dengan keluhan nyeri perut bagian atas yang timbul tiba-tiba didapatkan kenaikan amylase serum atau urin ataupun lipase dalam serum sedikitnya dua kali harga normal tertinggi. Sedangkan pada pasien ini ditemukan peningkatan kadar amilase dan lipase serum lebih dari dua kali harga normal tertinggi.1,2,5,4 Selain pemeriksaan darah, radiologi juga memiliki peran penting dalam diagnosa pankreatitis. Pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan adalah pemeriksaan USG abdomen yang dapat menunjukkan adanya pembengkakan setempat pada pankreas,dan juga dapat berperan untuk menilai saluran empedu, ada tidaknya batu ataupun adanya pelebaran dari kandung empedu maupun duktus koledokus. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan USG, dan didapatkan hasil adanya pembengkakan pada pankreas.1,2,5 Selain USG, pemeriksaan rasdiologi lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksan CT scan, namun pada pasien ini pemeriksaan CT scan tidak sempat dilakukan.1,2,5
Penatalaksanaan
FAKTA PASIEN Puasa Analgetik: tramadol (drip) Pronalges supp extra (prn) Nutrisi: IVFD RL 500cc/6 jam + 28 tpm Diet DM 1700 kal Antiemetik: Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv) Inj.Primperan 3x1amp Inpepsa syr 3 x 10cc Nexium 2x40mg Antipiretik: Paracetamol 3 x 500mg Antibiotik: Ceftriaxone 2x1gr Metronidazole inf 500 mg/12 jam Antihipertensi: Captopril 3x25 mg Puasa
TEORI
Penatalaksanaan pada pasien pankreatitis bertujuan menghentikan proses peradangan dan autodigesti atau menstabilkan keadaan klinis. Penatalaksanaan berupa tindakan konservatif berupa puasa, pemberian nutrisi dan analgetik untuk menghilangkan nyeri.1,2,5 Terapi pada pasien ini sesuai dengan literatur dimana pasien mendapatkan terapi analgetik untuk menghilangkan nyeri, pada kasus ini diberikan analgetik berupa tramadol. Selain itu pasien diberi terapi pronalgess suppositoria yang hanya diberikan bila diperlukan atau jika nyeri dirasakan sangat berat. Namun pada pasien ini tindakan untuk puasa tidak langsung dilakukan. Pasien dipuasakan pada hari ke tujuh perawatan. Dan setelah pasien dipuasakan,
kemudian diberi nutrisi parenteral berupa Martos dan Pan Amin G serta cairan elektrolit berupa Ringer Laktat. Tindakan puasa dan pemberian nutrisi parenteral ini bertujuan untuk mengistirahatkan pankreas. Pada beberapa literatur negatakan bahwa perlu dilakukan pemasaangan NGT ppada pankreatitis namun pada pasien ini tidak dilakukan karena sebenarnya pemasangan NGT ditujukan untuk kasus yang berat sehingga memerlukan penghisapan cairan lambung yang bertujuan untuk mengurangi gastrin dan mengurangi rangsangan pada pankreas serta berguna untuk dekompresi bila terjadi ileus paralitik.1.2 Pemberian obat-obatan simtomatis tidak banyak dibahas dalam literatur. Meskipun dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa pemberian terapi antikolinergik, glucagon, antasida, penghambat reseptor H2 atau penghambat pompa proton diragukan khasiatnya, namun antasida dan penghambat reseptor H2 dapat memberikan manfaat terutama bila terdapat riwayat dispepsia sebelum menderita pankreatitis, terapi ini juga mungkin bermanfaat untuk mencegah terjadinya tukak akibat stress. Pada pasien ini juga diberikan injeksi ranitidin dan primperan, diberikan pula pelindung mukosa berupa sukralfat serta Nexium.2,3,4 Pada pasien ini juga diberikan terapi antipiretik untuk menurunkan demam selain itu diberikan pula antibiotik berupa ceftriaxone dan metronidazole. Berdasarkan literatur pemberian antibiotik pada kasus pankreatitis tidak rutin diberikan. Antibiotik diberikan jika terdapat demam tinggi selama lebih dari 3 hari atau bila pasien menderita pankreatitis karena batu empedu atau pada pankreatitis berat. Pada pasien ini awalnya juga dicurigai adanya batu empedu sehingga pasien diberikan terapi antibiotik.2,3 Pada kasus ini, pasien juga mengalami keadaan hiperglikemia yang sempat didiagnosa sebagai diabetes melitus. Keadaan hiperglikemia ini diduga oleh karena adanya peradangan pada pankreas, namun biasanya keadaan ini terjadi pada kasuskasus yang bersifat kronis. Dan untuk itu pada pasien ini diberikan terapi insulin selama hari perawatan namun pada saat pulang pasien tidak diberikan insulin ataupun obat hipoglikemi oral karena dari pemeriksaan ditemukan kadar gula
darahnya kembali dalam batas normal serta mengingat pasien juga tidak memiliki keluhan-keluhan khas penyakit diabetes melitus.5,6 Selain itu psien juga menderita hipertensi grade 1 dan pada pasien ini diberikan terapi dengan obat-obatan golongan ACE inhibitor berupa captopril.
Prognosis penderita pankreatitis dapat dinilai berdasarkan kriteria Ranson. Namun pada pasien ini tidak dapat dilakukan penilaian krieria Ranson tersebut dikarenakan tidak dilakukannya beberapa pemeriksaan sesuai dengan kriteria Ranson. Selain kriteria Ranson, penilaian prognostik penyakit pankreatitis ini juga dapat menggunakan skor APACHE II dan skor Balthazar. Namun pada pasien ini juga tidak dapat dilakukan kerena tidak dilakukannya beberapa pemeriksaan yang dibutuhkan dalam kriteria kriteria tersebut. Oleh karena itu prognostik pada pasien ini hanya bisa dikatakan dubia.4,5,2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dilaporkan kasus Pasien Ny. F, usia 50 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri ulu hati hebat yang timbul mendadak. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang dapat disimpulkan suatu diagnosa yang mengarah pada suspect pankreatitis yang disertai dengan keadaan hiperglikemia dan hipertensi grade 1. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG dan pemeriksaan serum amilase dan lipase untuk menegakkan diagnosa penyakit. Dan penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini sesuai dengan literatur yaitu puasa, pemberian nutrisi parenteral serta analgetik. Selain itu diberikan pula terapi untuk simtomatis serta terapi untuk penyakit penyerta. Beberapa pemeriksaan pada pasien ini tidak dilakukan, sehingga terdapat kesulitan untuk menilai kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan prognostiknya, sehingga prognosis pada pasien ini masih dubia.
FOLLOW - UP
Tanggal / Hari Perawatan 20/01/2011 Hari I S Nyeri ulu hati (+), muntah 1x isi makanan campur air, BAB & BAK normal Nyeri ulu hati (+), demam (+), riwayat sakit kuning usia 8 tahun O CM, N = 80x/i; TD = 140/90 mmHg; RR = 24x/i, T = 36,6; an (-/-), ikt (-/-), Rh (-/-), Wh (-/-), NTE (+), BU (+) normal CM; N = 108x/i; TD = 140/90 mmHg; RR = 24x/i; T = 38,1; an (-/-), ikt (-/-), Sn.vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-), NTE (+), BU (+) normal Gastritis A - IVFD RL 20 tpm P
21/01/2011 Hari II
CM, N = 98x/i; TD = 140/80 mmHg; RR = 20x/i; T = 37,3; an (-/-); ikt (-/-); NTE (+)
Nyeri ulu hati (+), demam (+), mual (+), muntah (+), BAB cair (+) warna kuning, ampas (+).
- HT grade I
Tgl 25/01/2011
- Susp. Pancreatitis dd
Hari VI
RR = 22x/i; T = 36,2;
cholesistitis - DM
- HT grade I
CM, N = 78x/i, TD = 140/90 mmHg; RR = 22x/i; T = 36,3; an(-/-), ikt(-/-), NTE (+)
Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv) Inpepsa syr 3 x 10cc Nexium 2x40mg Ceftriaxone 2x1gr Captopril 3x25 mg Pronalges supp extra (prn) Paracetamol 3 x 500mg Diet DM 1700 kal Metro nidazole inf 500 mg/12 jam Puasa Actrapid 8 IU 2:1:1 27 tpm Ceftriaxone 2x1 gr Metronidazole 3 x 500 mg iv Nexium 2 x 40mg iv Inpepsa syr 4 x C1 Captopril pulv 3x1 SL Puasa Actrapid 8 IU 2:1:1 27 tpm Ceftriaxone 2x1 gr Metronidazole 3 x 500 mg iv Nexium 2 x 40mg iv Inpepsa syr 4 x C1 Captopril pulv 3x1 SL Puasa Actrapid 8 IU 2:1:1 27 tpm Ceftriaxone 2x1 gr Metronidazole 3 x 500 mg iv Nexium 2 x 40mg Inpepsa syr 4 x C1 Captopril pulv 3x1 SL Puasa
- HT grade I
CM, N = 80x/i; TD = 130/80 mmHg; RR = 20x/i; T = 36,4; an (-/-); ikt (-/-), NTE (+)
- Susp. Pancreatitis dd
cholesistitis - DM - HT grade I
CM; N = 84x/i; TD = 150/80 mmHg; RR = 22x/i, T = 36,5; an (-/-), ikt (-/-), NTE (+)
- Metronidazole 3 x 500 mg iv - Nexium 2 x 40mg - Inpepsa syr 4 x C1 - Captopril pulv 3x1 SL Blh pulang (KRS) Tx pulang: - Inpepsa 3xC1 - Nexium cap 2x1 - Captopril 3x25mg - Paracatamol 3x500mg (prn) - Metoklopramid 3x1tab
DAFTAR PUSTAKA
128, 2000 Hal 37-40. (Online) 1 Maret 2011. (http://www.kalbe.co.id/files /cdk/files/PenatalaksanaanPankreatitisAkut.pdf. diakses tanggal 1 Maret 2011)
2. Gardner TB. Pancreatitis, Acute. eMedicine Medscape, (Online); 19 November
Medicine Medline Plus. (Online); 20 Januari 2010. (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000287.htm, diakses tanggal 7 Maret 2011)
4. Hadi, S. Pankreatitis. Gastroenterologi, Edisi VII. Bandung: Balai Alumni
23 Februari 2011. (http://en.wikipedia.org/wiki/Acute_pancreatitis. diakses tanggal 7 Maret 2011) 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1996; hal 385-97.
6. Nurman, A. Pankreatitis Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ke-