Anda di halaman 1dari 27

PENETAPAN KADAR CAMPURAN ISONIAZID DAN VITAMIN B6

DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI


ULTRAVIOLET SECARA PERHITUNGAN PERSAMAAN
MULTIKOMPONEN DAN MATRIKS

OLEH :
BETHARINA TARIGAN
094301089
Dosen Pembimbing:
Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt.
Nilsya Febrika S.Farm, M.Si., Apt.
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2013

LATAR BELAKANG
Isoniazid diperkenalkan pada tahun 1952 sebagai obat
yang cukup efektif dalam pengobatan tuberkulosis dan
sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat
ini (Katzung, 1998).
Piridoksin HCl (vitamin B6) ditemukan pada tahun 1938
dalam bentuk kristal dari kulit beras maupun dari ragi
(Schunack, 1998).
Isoniazid dalam perdagangan sering dikombinasi
dengan vitamin B6 yang bertujuan untuk mencegah efek
samping dari isoniazid yang berupa neuritis perifer.

Kombinasi
bahan
aktif
tersebut
dapat
menimbulkan masalah dalam analisis kuantitatif
untuk kontrol kualitas sediaan. Masalah ini
disebabkan oleh senyawa yang terkandung
mempunyai sifat fisiko kimia yang hampir sama,
atau profil kurva serapan masing-masing komponen
saling tumpang tindih pada daerah tertentu
sehingga serapan yang diperoleh merupakan
jumlah serapan dari masing-masing komponen
tersebut. Isoniazid dan vitamin B6 memiliki struktur
molekul kimia yang mengandung gugus kromofor
dan ausokrom.

Menurut Moffat (1986) isoniazid dapat diidentifikasi


secara spektrofotometri ultraviolet dalam larutan asam
dan mempunyai serapan maksimum pada panjang
gelombang 266 nm dengan A11= 390a dan dalam larutan
basa mempunyai serapan maksimum pada panjang
gelombang 298 nm, sedangkan vitamin B6 dapat
diidentifikasi dalam larutan asam mempunyai serapan
maksimum pada panjang gelombang 290 nm dengan A11 =
523a dan dalam larutan buffer phospat pH 6,88
mempunyai serapan maksimum pada panjang gelombang
254 nm dengan A11= 219a atau pada panjang gelombang
324 nm dengan A11= 426a.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis


tertarik untuk menetapkan kadar campuran
isoniazid dan vitamin B6 dalam sediaan tablet
dengan menggunakan metode spektrofotometri
ultraviolet dengan perhitungan multikomponen
dan persamaan matriks.

PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah kombinasi isoniazid dan vitamin B6 dalam bentuk
sediaan

tablet

spektrofotometri

dapat

ditentukan

ultraviolet

kadarnya

dengan

secara

perhitungan

multikomponen dan persamaan matriks yang memenuhi uji


validasi metode?
2. Apakah kadar kombinasi isoniazid dan vitamin B6 dalam bentuk
sediaan tablet yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan
kadar yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi IV?
6

HIPOTESIS

1. Metode Spektrofotometri Ultraviolet dapat digunakan


untuk menetapkan kadar kombinasi isoniazid dan
vitamin B6 dalam bentuk sediaan tablet dan memenuhi
uji validasi metode.
2. Kadar kombinasi isoniazid dan vitamin B6 dalam bentuk
sediaan tablet yang terdapat dipasaran memenuhi
persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope
Indonesia Edisi IV.

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk menentukan validasi spektrofotometri
ultraviolet pada penetapan kadar tablet kombinasi
isoniazid dan vitamin B6.
2. Untuk menentukan kesesuaian kadar kombinasi
isoniazid dan vitamin B6 yang terdapat dipasaran
dengan persyaratan kadar yang ditetapkan
Farmakope Indonesia edisi IV.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan


sebagai metode alternatif penentuan kadar campuran
Isoniazid dan Vitamin B6 dalam sediaan tablet dan
menjadi informasi bagi instansi terkait, peneliti
sendiri dan masyarakat tentang kadar campuran
Isoniazid dan Vitamin B6 dalam sediaan tablet
dengan nama dagang yang beredar di pasaran.

Pembuatan Larutan Induk Baku Isoniazid BPFI


BPFI
Isoniazid 50
mg

Masukkan dalam labu tentukur 50 ml,


larutkan dengan HCl 0,1N, cukupkan
volumenya hingga garis tanda.

Larutan Induk Baku I (1000


g/ml)
Pipet 10,0 ml, encerkan di dalam labu
tentukur 100 ml, cukupkan volumenya
dengan HCl 0,1N sampai garis tanda.
Larutan Induk Baku II
(100 g/ml)

Pembuatan Larutan Induk Baku Vitamin B6 BPFI


BPFI Vitamin
B6 50 mg
Masukkan dalam labu tentukur 50 ml,
larutkan dengan HCl 0,1N, cukupkan
volumenya hingga garis tanda.
Larutan Induk Baku I (1000
g/ml)
Pipet 2,5 ml, encerkan di dalam labu
tentukur 100 ml, cukupkan volumenya
dengan HCl 0,1N sampai garis tanda.
Larutan Induk Baku II
(25 g/ml)

Pengukuran panjang gelombang Isoniazid

Larutan Induk Baku II


(100 g/ml)
Pipet 5,5 ml, encerkan di dalam labu
tentukur 50 ml, cukupkan volumenya
dengan HCl 0,1N sampai garis tanda.
Larutan
(11 g/ml)

Diukur serapannya pada panjang


gelombang maksimum 200-400 nm

Diperoleh absorbansi maksimum


sebagai panjang gelombang maksimum

Kurva Serapan Panjang Gelombang Isoniazid

13

Pengukuran panjang gelombang Vitamin B6

Larutan Induk Baku II


(25 g/ml)
Pipet 8,0 ml, encerkan di dalam labu
tentukur 25 ml, cukupkan volumenya
dengan HCl 0,1N sampai garis tanda.
Larutan
(8 g/ml)

Diukur serapannya pada panjang


gelombang maksimum 200-400 nm

Diperoleh absorbansi maksimum


sebagai panjang gelombang maksimum

Kurva Serapan Panjang Gelombang


Vitamin B6

15

Penentuan Kurva Serapan Gabungan (Overlay) Isoniazid BPFI dan


Vitamin B6 BPFI

LIB II
(Isoniazid &
Vitamin B6)
Pipet masing-masing LIB II (Isoniazid &
Vitamin B6) 10,0 ml dan 1,0 ml, masukkan
dalam labu tentukur 25 ml, dencerkan
dan cukupkan volumenya hingga garis
tanda dengan HCl 0,1N.
C Isoniazid 40 g/ ml dan C
Vitamin B6 1 g/ml

Diukur masing-masing serapan pada


rentang panjang gelombang 200-400.
Kurva Overlay

Kurva Serapan Gabungan (Overlay)

17

Penentuan harga absorptivitas Isoniazid dan Vitamin B6 (40:1)

A. Penentuan harga absorptivitas Isoniazid

LIB II Isoniazid (100


g/ml)
Pipet 10,0 ml, encerkan di dalam labu
tentukur 25 ml, cukupkan volumenya
dengan HCl 0,1N sampai garis tanda.
C Isoniazid 40 g/ ml
Ukur serapan pada panjang gelombang
maksimum Isoniazid (267,0 nm)
dan
panjang gelombang maksimum Vitamin
B6(290,6 nm).
Dihitung harga absorptivitas
Isoniazid

B. Penentuan harga absorptivitas Vitamin B6

LIB II Vitamin B6 (25


g/ml)
Pipet 1,0 ml, encerkan di dalam labu
tentukur 25 ml, cukupkan volumenya
dengan HCl 0,1N sampai garis tanda.
C Vitamin B6 1 g/ ml
Ukur serapan pada panjang gelombang
maksimum Isoniazid (267,0 nm) dan
panjang gelombang maksimum Vitamin
B6(290,6 nm).
Dihitung harga absorptivitas
Vitamin B

Dengan cara yang sama untuk


tiga sampel
perbandingan dan komposisi yang berbeda.

lainnya

dengan

Penetapan Kadar Sampel yang Beredar di Pasaran

20 tablet sampel
Timbang 20 tablet, gerus hingga
homogen. Timbang serbuk setara 200
mg Isoniazid dan 5 mg Vitamin B6,
masukkan ke dalam labu tentukur 100
ml,
larutkan
dengan
HCl
0,1N,
cukupkan volumenya dengan HCl 0,1N
sampai garis tanda lalu saring.
Larutan Induk Baku I
(C Isoniazid = 2000 g/ml)
(C Vitamin B6 = 50 g/ml)
Pipet 1,0 ml, encerkan di dalam labu
tentukur 50 ml, cukupkan volumenya
dengan HCl 0,1N sampai garis tanda.

Larutan Induk Baku II


(C Isoniazid = 40 g/ml)
(C Vitamin B6 = 1 g/ml)
Ukur
serapan
pada
panjang
gelombang
maksimum
Isoniazid
(267,0 nm) dan panjang gelombang
maksimum Vitamin B6 (290,6 nm).
Absorbansi (Isoniazid &
Vitamin B6)
Dihitung kadarnya

Hasil

HASIL PENETAPAN KADAR ISONIAZID DALAM SEDIAAN


TABLET

22

HASIL PENETAPAN KADAR Vitamin B6 DALAM SEDIAAN


TABLET

23

Dari hasil penetapan kadar campuran Isoniazid dan


kofein secara perhitungan persamaan multikomponen
dan matriks diperoleh kadar yang tidak berbeda.
Semua sediaan tablet yang dianalisis memenuhi
persyaratan kadar yang tercantum dalam Farmakope
Indonesia edisi IV (1995), yaitu mengandung Isoniazid
dan kofein tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari
110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.

24

KESIMPULAN
Isoniazid dan Vitamin B6 dalam bentuk campuran pada
sediaan tablet dapat ditetapkan kadarnya secara
spektrofotometri ultraviolet dengan metode perhitungan
multikomponen dan matriks serta memberikan uji
validasi metode yang memenuhi syarat.

Hasil penetapan kadar Isoniazid dan Vitamin B6 dalam


beberapa sediaan tablet yang beredar di pasaran
secara spektrofotometri ultraviolet dengan metode
perhitungan multikomponen dan matriks memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia Edisi IV (1995).

25

SARAN
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
melakukan penetapan kadar Isoniazid dan
Vitamin B6 dalam bentuk campuran dengan
menggunakan
metode
lain
misalnya
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

26

Terima kasih

27

Anda mungkin juga menyukai