A. FORMULA ASLI
R/ Ibuprofen
B. RANCANGAN FORMULA
Ibuprofen 400 mg
Natrium Bikarbonat 25 %
Laktosa 20%
Avicel 5%
PVP 5%
C. PATOFISIOLOGI NYERI
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi maupun
rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang mengalami
nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K +
ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada
beberapa keadaan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan
peradangan inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamine yang akan merangasng nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia
atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga
bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi
oklusi pembuluh darah maka akan t erjadi iskemia yang akan menyebabkan
akumulasi K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor.
Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ni menyebabkan edema lokal,
tekanan jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor
terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen
terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga
menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh vasodilatasi, mungkin juga bertanggung
jawab untukserangan migrain . Perangsangan nosiseptor inilah yang menyebabkan
nyeri. (bachrudin , 2017)
D. MASTER FORMULA
2. TahunDisetujui : 2020
6. No Batch : A 022002
Ket. NomorRegistrasi
A : Tahun pengemasan
0 : Tahun produksi
22 : Kode produk
002 : Urutan obat jadi
Ibuprofen memiliki efek samping reaksi alergi paling rendah yang berkaitan
dengan intoleransi obat NSAID, sehingga ibuprofen menjadi alternatif yang baik
untuk pasien yang tidak toleran terhadap obat NSAID lainnya. Ibuprofen memiliki
profil keamanan yang baik pada jaringan tubuh (Nurahmanto, dkk., 2017).
Ibuprofen dipilih sebagai zat aktif karena ibuprofen salah satu obat analgetik-
antipiretik yang banyak digunakan setelah paracetamol. . Ibuprofen bersifat analgesik
dengan daya anti inflamasi yang tidak terlalu kuat, sehingga menjadi pilihan
dikalangan medis dalam penggunaannya. Ibuprofen diserap dengan mudah di dinding
saluran pencernaan. Kadar puncak dalam darah dicapai dalam waktu 1-2 jam setelah
pemberian oral dengan waktu paruh eliminasi selama dua jam (Mediansah dan
Soraya ,2017)
2. Farmakologi Zat Aktif
a. Farmakokinetik
b. Farmakodinamik
1. Asam sitrat adalah asam makanan yang paling umum digunakan. Asam sitrat
memiliki keunggulan yaitu mudah didapat, melimpah, relatif tidak mahal,
sangat mudah larut, memiliki kekuatan asam yang tinggi (Setiana dan Arif,
2018)
2. Natrium bikarbonat (NaHCO3) merupakan sumber utama basa dalam sistem
effervescent. Keunggulannya adalah tidak higroskopis, larut sempurna dalam
air, tidak mahal, banyak tersedia dipasaran dan dapat dimakan
(Setiana dan Arif, 2018).
Penambahan natrium bikarbonat dalam sediaan effervescent dapat
meningkatkan kadar total padatan terlarut dan dapat memperbaiki rasa
(Noerwahid, 2016).
3. Kombinasi Asam Sitrat dan Asam Tartrat sering digunakan dalam pembuatan
tablet dan granul Effervescent. Penggunaan asam sitrat sebagai asam tunggal
membuat campuran lengket dan sulit menjadi granul, sedang penggunaan
asam tartrat tunggal membuat granul mudah menggumpal (Rowe, 2009).
4. Natrium bikarbonat memiliki fluiditas yang buruk dan kompresibilitas yang
rendah sehingga perlu bahan tambahan seperti PVP untuk memperbaiki
kompresibilitas tanpa diubah menjadi natrium karbonat. Penambahan PVP
juga dapat memperbaiki sifat alir granul karena PVP dapat memperbaiki
ikatan antar partikel sehingga dapat mencegah timbulnya fines yang dapat
menyebabkan sifat alir yang buruk. Jadi dalam pembuatan sediaan granul
effervescent perlu pemilihan formula dengan konsentrasi bagian asam dan
basa serta bahan pengikat yang dapat menghasilkan granul effervescent yang
baik (Noerwahid, 2016).
5. Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi karena bersifat inert (tidak
bereaksi) hampir pada semua bahan Obat. Laktosa stabil secara kimia, fisika,
dan mikrobiologis. Umumnya formula dengan laktosa sebagai bahan pengisi
menunjukkan laju pelepasan obat yang baik. Selain itu, harga laktosa lebih
murah daripada banyak bahan pengisi lainnya (Setiana dan Arif, 2018).
6. Microcrystalline cellulose (MCC) atau avicel dapat digunakan sebagai bahan
pengisi dan bahan penghancur karena memberikan kohesi yang kompak
memiliki kompresibiltas yang sangat baik.(Damidjan, dkk ., 2010)
1. Metode
Metode granulasi basah
Granulasi basah melibatkan penggabungan campuran partikel serbuk
primer kering dengan menggunakan fluida granulasi cairan yang
mengandung pelarut yang harus mudah menguap sehingga bisa di
hilangkan dengan cara pengeringan. Metode granulasi basah memiliki
keuntungan diantaranya, menaikkan kohesifitas dari serbuk, distribusi
yang baik mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
produksi berlangsung.
Cara kerja pembuatan granul ;
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan-bahan serbuk untuk pembuatan granul
3. Dicampurkan semua bahan
4. Ditambahkan etanol 96% sebagai pembasah dengan jumlah sesuai
agar dapat membentuk agregat – agregat, kemudian dicampur
secara konsisten
5. Diayak massa lembab dengan ayakan nomor mesh 8 hingga
terbentuk granul
6. Dikeringkan granul dalam oven suhu 40-45° selama ±2-3
7. Dikeluarkan granul yang sudah kering lalu diayak dengan ayakan
dengan lubang lebih kecil.
8. Dievaluasi granul.
9.
2. Perhitungan
Perdosis :
Ibuprofen 400 mg
Natrium Bikarbonat 25% x 1000 mg = 250 mg
Laktosa 20% x 1000 mg = 200 mg
Asam Tartrat 2,5% x 1000 mg = 25 mg
Asam Sitrat 2,5 % x 1000 mg = 25 mg
Avicel 5% x 1000 mg = 50 mg
PVP 5% x 1000 mg = 50 mg
Perbatch :
Ibuprofen 400 mg x 1000 = 400 g
Natrium Bikarbonat 250 mg x 1000 = 250 g
Laktosa 200 mg x 1000 = 200 g
Asam Tartrat 25 mg x 1000 = 25 g
Asam Sitrat 25 mg x 1000 = 25 g
Avicel 50 mg x 1000 = 50 g
PVP 50 mg x 1000 = 50 g
J. KEMASAN DAN BROSUR
- kemasan primer