Ampisilin and Sulbaktam
Ampisilin and Sulbaktam
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1.1 AMPISILIN
d. Akurasi
Akurasi dilakukan dengan metode simulasi (spiked-placebo recovery),
yaitu sampel sediaan injeksi ampisilin dan sulbaktam yang mengandung ampisilin
1000 mg dan sulbaktam 500 mg. ditimbang sebanyak 15 mg sampel sediaan
injeksi kemuian dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml, ditambahkan akuabides
hingga tanda batas dan dikocok hingga larut. Larutan yang telah dibuat tersebut
kemudian disebut larutan stok dengan kandungan 1000 ppm ampisilin dan 500
ppm sulbaktam.
Larutan stok yang mengandung 1000 ppm ampisilin dan 500 ppm
sulbaktam tersebut dibuat menjadi tiga konsentrasi yaitu 80%, 100%, dan 120%.
Untuk akurasi 80% dipipet larutan stok sebanyak 240 μl, di masukkan kedalam
labu ukur 10 ml dan ditambahkan akuabides hingga tanda batas lalu dikocok
hingga homogen, untuk akurasi 100% dipipet larutan stok sebanyak 300 μl,
dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan akuabides hingga tanda
batas lalu dikocok hingga homogen, untuk akurasi 120% dipipet larutan stok
sebanyak 360 μl, dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan
akuabides hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen. Larutan tersebut
kemudian disonikasi selama 10 menit dan di saring menggunakan membran filter
0,45 μm kemudian disuntikkan sebanyak 20 μl ke dalam KCKT, pengukuran
dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk masing-masing konsentrasi.
Dilakukan analisis, kemudian dihitung % recovery dari analit tersebut.
Rumus untuk menghitung perolehan kembali adalah :
e. Presisi
Pengukuran presisi dilakukan dengan cara memipet 300 μl larutan stok,
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan akubides
hingga tanda batas, dikocok hingga homogen. Larutan kemudian disonikasi
selama 10 menit dan disaring dengan membram filter 0,45 μm dan diinjeksikan ke
dalam KCKT. Pengukuran dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan. Analisis
Standar Deviasi Relatif (RSD) dari hasil pengukuran untuk menentukan presisi
dari sampel dengan rumus :
f. Selektivitas
Larutan stok dipipet sebanyak 300 μl, kemudian dimasukkan kedalam labu
ukur 10 ml dan ditambahkan akubides hingga tanda batas, dikocok hingga
homogen. Disonikasi selama 10 menit dan disaring dengan kertas saring 0,45 μm
kemudian disuntikkan sebanyak 20 μl HPLC dan diamati puncaknya pada
kromatogram. Larutan baku ampisilin dan sulbaktam dipipet masing-masing
sebanyak 500 μl kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml dan ditambahkan
akubides hingga tanda batas, dikocok hingga homogen Larutan kemudian
disonikasi selama 10 menit dan disaring dengan membram filter 0,45 μm dan
diinjeksikan ke dalam KCKT.
Hasil kromatogram antara larutan baku dan larutan uji ampislin sulbaktam
harus menunjukkan waktu retensi pada daerah sekitar waktu retensi yang sama
dan pada daerah sekitar waktu retensi tidak boleh ada gangguan yang dapat dilihat
dari kromatogram larutan blanko. Semua senyawa yang dipisahkan dari puncak
analit harus mempunyai resolusi (RS) ≥ 2.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Validasi metode analisis ampislin dan sulbaktam menggunakan KCKT
Shimadzu LC 20-AT terdiri dari beberapa rangkaian proses yaitu optimasi kondisi
analisis, uji kesesuaian sistem, pembuatan larutan standar dan kurva kalibrasi serta
uji validasi yang meliputi linieritas, limit deteksi, limit kuantisasi, akurasi, presisi,
dan selektivitas. Dari hasil penelitian validasi ampisilin dan sulbaktam,
didapatkan data-data tahapan sebagai berikut.
Dari percobaan komposisi fase gerak yang telah dilakukan untuk optimasi
kondisi analisis, didapatkan komposisi fase gerak pada percobaan ke-5 merupakan
komposisi yang memberikan kondisi yang optimum untuk analisis ampisilin dan
sulbaktam. Hasil optimasi kondisi analisis ampisilin dan sulbaktam adalah sebagai
berikut.
Hasil optimasi kondisi analisis senyawa ampisilin dapat dilihat pada gambar
kromatogram berikut.
Nilai RSD luas area dari ampisilin adalah 1.009%, dengan rata-rata
teroritical plate 543.3515 dan tailing factor sebesar 0,726, uji kesesuaian sistem
untuk ampislin telah memenuhi persyaratan pada farmakope edisi V.
Nilai RSD luas area dari sulbaktam adalah 0.664%, dengan rata-rata
teroritical plate 4212.938 dan tailing factor sebesar 1.376, nilai tailing factor dan
teoritical plate untuk sulbaktam telah memenuhi persyaratan pada farmakope
edisi V yaitu efisiensi kolom puncak sulbaktam tidak kurang dari 3500 lempeng
teoritis dengan faktor ikutan tidak lebih dari 1,5.
3.4.Validasi Metode Analisis
1. Uji Linieritas
Pembutan kurva kalibrasi diawali dengan melakukan pengenceran pada
larutan induk campuran ampisilin dan sulbaktam 1000 ppm, pengenceran
dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalahan dalam pengenceran.
Kurva Kalibrasi ampisilin dan sulbaktam dibuat menggunakan 6 variasi
konsentrasi, yaitu konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, dan 60
ppm untuk ampisilin, dan 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, dan 30 ppm
untuk sulbaktam. Keenam konsentrasi tersebut diinjeksikan kedalam KCKT
kemudian dihitung nilai regresi dan persamaan garisnya. Dari hasil validasi
linieritas, didapatkan data kurva kalibrasi sebagai berikut :
yaitu 9925 dan nilai slope (b) yaitu 20196,3. Sehingga didapatkan persamaan
garis Y=a+bx yaitu Y=9925+20196,3x.
Kurva Kalibrasi Ampisilin dan Sulbaktam Menggunakan Fase Gerak
Akuabides : Asetonitril (85:15)
4. Uji Presisi
Uji presisi dilakukan secara simultan dengan cara menginjeksi campuran
ampisilin dan sulbaktam dengan kadar masing-masing 30 ppm dan 15 ppm
sebanyak 6 kali pengulangan, luas area yang didapatkan dari hasil injeksi dihitung
rata-rata serta nilai %RSD.
5. Uji Selektivitas
Uji selektivitas dilakukan dengan membandingkan resolusi antara larutan uji
yang mengandung bahan-bahan tambahan lain dengan dengan larutan baku. Data
hasi uji selektivitas adalah sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA