SOSIOLOGI
SATRIA HUTAMA PP
F1C01413
PARA PERINTIS
SOSIOLOGI
LANJUTAN
CIRI-CIRI FAKTA SOSIAL :
Bersifat eksternal (ada di luar individu)
Bersifat memaksa (coercive)
Bersifat umum (tersebar luas dalam masyarakat)
Contohnya: hukum, moral, adat istadat, cara
berpakaian, arsitektur, dll.
Buku Suicide merupakan usaha DURKHEIM
menerapkan metode yang telah dirintisnya untuk
menjelaskan gejala bunuh diri dengan
menggunakan teknik distribusi frekuensi dan
tabulasi silang
LANJUTAN
PANDANGAN PARA AHLI SOSIOLOGI MASA KINI
C. WRIGHT MILLS
Menurut MILLS, khayalan sosiologis (sosiological
imagination) memungkinkan kita memahami
sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan
hubungan antara keduanya. Instrumennya:
personnel troubles of milieu dan public issues of
social structure. Misalnya: pengangguran, KDRT,
dsb.
Pokok bahasan sosiologi adalah kaitan antara
personnel troubles dengan public issues yang
seringkali melibatkan antagonisme dan kontradiksi
LANJUTAN
PETER L. BERGER
Menurutnya, ahli sosiologi bertujuan
memahami masyarakat, namun karena
things are not what they seem, maka
seorang sosiolog harus seeing through the
facades of social structures. Caranya
debunking motif (unmasking/ debunk =
membongkar kepalsuan)
Menurut Berger, masalah sosiologis tidak
sama dengan masalah sosial objek
kajian sosiologi tidak hanya perceraian,
pelacuran, kemiskinan, dll, tapi juga
perkawinan yang sukses, kemakmuran, dst.
PEMBAGIAN SOSIOLOGI
Menurut RANDALL COLLINS, sosiologi dipilah
menjadi:
SOSIOLOGI MIKRO: menganalisis apa yang
dilakukan, dikatakan, dan dipikirkan manusia
dalam laju pengalaman sesaat
Misalnya: perilaku orang saat berpapasan di
jalan
SOSIOLOGI MAKRO: menganalisis proses
sosial skala besar dan jangka panjang
Misalnya: perubahan sosial di Jogjakarta
KEBUDAYAAN
DAN
MASYARAKAT
PENDAHULUAN
MASYARAKAT adalah sekelompok orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Oki, tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan,
dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat
MELVILLE J. HERKOVITS memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang bersifat
superorganik: kebudayaan tetap eksis meskipun
anggota masyarakat pendukungnya bergantiganti (lahir-mati)
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur kebudayaan menurut KLUCKHOHN dalam
Universal Categories of Culture meliputi:
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, peralatan rumah tangga, senjata, alat
produksi, alat transportasi)
Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, distribusi, konsumsi)
Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi
politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
Bahasa (lisan maupun tertulis)
Kesenian (seni rupa, seni tari, seni suara, seni gerak,...)
Sistem pengetahuan
Religi (sistem kepercayaan, agama,...)
KEBUDAYAAN
Terkait dengan hubungan antarmanusia,
kebudayaan merupakan design for living
(RALPH LINTON) atau blue print for
behavior yang menetapkan aturan
mengenai apa yang harus, seharusnya,
selayaknya dilakukan atau tidak dilakukan
UNSUR NORMATIF
UNSUR NORMATIF KEBUDAYAAN :
UNSUR PENILAIAN (valuational
elements): baik-buruk, benar-salah,
menyenangkan-tidak menyenangkan
UNSUR PERINTAH (prescriptive
elements): boleh-tidak boleh, perintahlarangan
UNSUR KEPERCAYAAN (cognitive
elements): selamatan, upacara, ritual
KEBUDAYAAN SEBAGAI
SISTEM NORMA
KEBUDAYAAN menyangkut aturan yang
harus diikuti bersifat normatif
KEBUDAYAAN menentukan cara
bertindak, cara berpikir, dan cara merasa
yang dikenal dan diikuti secara umum oleh
para anggota masyarakat
KLASIFIKASI NORMA
MASYARAKAT
WILLIAM GRAHAM SUMNER dalam bukunya
Folkways, mengklasifikasikan norma-norma
masyarakat berdasarkan daya paksanya terhadap para
anggota masyarakat sbb:
KEBIASAAN (folkways): cara yang lazim dan wajar serta
dilakukan berulang-ulang dalam melakukan sesuatu
oleh sekelompok orang
Contoh: berjabat tangan, cara makan,
LANJUTAN
LEMBAGA SOSIAL (social institution): sistem hubungan
sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai
dan tata cara umum tertentu untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat
Contoh: lembaga keluarga, agama, pemerintahan,
pendidikan, ekonomi
KEBUDAYAAN DAN
KEPRIBADIAN
Setiap masyarakat memberikan pengalaman tertentu
yang tidak diberikan masyarakat lain kepada para
anggotanya
Timbul konfigurasi kepribadian yang khas dari para
anggota masyarakat tersebut disebut MODAL
PERSONALITY (DU BOIS)
Sebagian besar ciri kepribadian dimiliki oleh sebagian
besar anggota masyarakat tersebut KEBUDAYAAN
MODAL. Misalnya, orang Jawa halus dan tidak suka
terus terang, sementara orang Batak.
Kebudayaan modal hanya berlaku pada masyarakat
sederhana dengan kebudayaan yang solid
RELATIVISME KEBUDAYAAN
FUNGSI DAN ARTI SUATU UNSUR adalah
berhubungan dengan lingkungan/ keadaan
kebudayaannya. Oki, kita tidak bisa menganalisis
kelompok kebudayaan lain dengan motif,
kebiasaan, dan nilai-nilai kita RELATIVISME
KEBUDAYAAN
CONTOH:
Bagi masyarakat Indonesia hamil sebelum menikah
adalah buruk, sementara bagi masyarakat suku
Bontoc di Filipina adalah baik sebagai bukti bahwa
wanita tersebut subur
Bagi orang Madura, melakukan pembunuhan
dalam carok adalah mulia karena membela harga
diri dan kehormatan, namun menurut KUHP adalah
kriminal
ETNOSENTRISME DAN
XENOSENTRISME
ETNOSENTRISME adalah kecenderungan setiap
kelompok untuk menekankan keunggulan
kebudayaannya. Kebudayaan sendiri menjadi patokan
baik-buruk, benar-salah, tinggi-rendah, berharga-tidak
berharga,...
CONTOH: menyebut diri sebagai orang terpilih (Yahudi),
ras unggul (Jerman), sementara yang lain dianggap
kafir, barbar, tidak beradab, terbelakang,...
XENOSENTRISME adalah pandangan yang lebih
menyukai hal-hal yang berbau asing gagasan,
produk, gaya sendiri dianggap inferior
CONTOH: McDonald lebih prestisius dibanding Mbok
Berek
SOSIALISASI
LANJUTAN
If a child lives with fairness, he learns justice
If a child lives with security, he learns to
have faith
If a child lives with approval, he learns to like
himself
If a child lives with acceptance and
friendship, he learns to find love in the
world
LANJUTAN
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, dia belajar
menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, dia
belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia belajar
menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik
perlakuan,
dia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, dia
belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan
persahabatan, dia belajar menemukan cinta
dalam kehidupan
PENDAHULUAN
Menurut PETER L. BERGER, berbeda
dengan makhluk lain yang seluruh
perilakunya dikendalikan naluri (instinct),
manusia tidak dibekali naluri yang
lengkap. Oki, manusia mengembangkan
kebudayaan untuk mengisi kekosongan
yang tidak diisi naluri. Kebudayaan harus
dipelajari oleh setiap anggota baru
masyarakat melalui sosialisasi
TEORI SOSIALISASI
(1)
GEORGE HERBERT MEAD
Menurut MEAD, setiap anggota baru
masyarakat harus mempelajari perananperanan yang ada dalam masyarakat
pengambilan peran (role taking). Dalam
proses ini, orang belajar mengetahui
peran yang harus dijalankannya dan yang
harus dijalankan orang lain
TAHAP-TAHAPNYA
TAHAP BERMAIN (play stage): pada tahap ini
seorang anak meniru berbagai peran (ayah, ibu,
guru,) tanpa memahaminya
TAHAP PERMAINAN (game stage): pada tahap
ini anak sudah tahu peran yang harus
dijalankannya dan peran orang lain
TAHAP PENGAMBILAN PERAN (role taking):
pada tahap ini anak sudah dapat mengambil
peran orang lain (generalized others)
Dalam tahap awal sosialisasi, ada orang-orang
penting dalam proses sosialisasinya (significant
others), misalnya ayah, ibu, guru, tokoh idola,...
TAHAP-TAHAPNYA
Persepsi kita tentang bagaimana kita
dipandang orang lain
Persepsi kita tentang penilaian mereka
mengenai bagaimana kita dipandang
orang lain
Perasaan kita tentang penilaian-penilaian
tersebut
AGEN-AGEN SOSIALISASI
FULLER dan JACOBS mengidentifikasi agenagen sosialisasi utama, yakni :
KELUARGA (nuclear maupun extended family)
merupakan agen sosialisasi pertama dan utama
( tahap bermain)
TEMAN BERMAIN (peer group): agen
sosialisasi pada tahap permainan
SEKOLAH
MEDIA MASSA: saat ini terutama televisi
sebagai the first god (Jalaluddin Rakhmat) atau
the first evil ???
MACAM-MACAM SOSIALISASI
BERGER dan LUCKMANN memilah menjadi :
SOSIALISASI PRIMER (primary socialization):
sosialisasi pertama yang dijalani individu
semasa kecil melalui mana dia menjadi anggota
masyarakat
SOSIALISASI SEKUNDER (secondary
socialization): proses berikutnya yang
memperkenalkan individu yang telah
disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia
objektif masyarakatnya
POLA-POLA SOSIALISASI
JAEGER memilahnya menjadi:
REPRESSIVE SOCIALIZATION: menekankan
penggunaan hukuman terhadap kesalahan.
Cirinya penekanan pada hukuman dan imbalan,
menuntut kepatuhan anak, komunikasi satu arah,
nonverbal dan berisi perintah, tekanannya pada
keinginan orangtua, keluarga sebagai significant
other
PARTICIPATORY SOCIALIZATION:
penekanannya pada interaksi, komunikasi lisan,
anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan anak
penting, keluarga sebagai generalized other
INTERAKSI
SOSIAL
PENDAHULUAN
YANG MENDASARI
INTERAKSI SOSIAL DIDASARI OLEH
BERBAGAI FAKTOR, MELIPUTI:
IMITASI (peniruan)
SUGESTI (pandangan individu yang
diterima orang lain)
IDENTIFIKASI (kecenderungan dan
keinginan seseorang untuk seperti orang
lain)
SIMPATI (ketertarikan seseorang pada
pihak lain)
INTERAKSIONISME SIMBOLIK
(1)
INTERAKSIONISME SIMBOLIK (symbolic
interactionism)
merupakan salah satu pendekatan untuk
mempelajari interaksi sosial. Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran HERBERT MEAD.
Mengikuti pemikiran MEAD, HERBERT
BLUMER mengemukakan tiga pokok pikiran
interaksionisme simbolik, yakni:
Bahwa manusia bertindak (act) terhadap
sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning)
yang dimiliki sesuatu tersebut baginya
INTERAKSIONISME SIMBOLIK
(2)
Bahwa makna yang dimiliki sesuatu
tersebut berasal atau muncul dari interaksi
sosial antarindividu
Bahwa makna diperlakukan atau diubah
melalui proses penafsiran (interpretative
process) yang digunakan orang dalam
menghadapi sesuatu yang dijumpainya
DEFINISI SITUASI
Konsep DEFINI SITUASI (THE DEFINITION OF
SITUATION) berasal dari William Isac Thomas.
Menurutnya, seseorang tidak langsung
memberikan reaksi manakala dia mendapat
rangsang dari luar. Tindakan seseorang selalu
didahului tahap penilaian dan pertimbangan.
Rangsangan dari luar diseleksi melalui proses yang
disebutnya definisi atau penafsiran situasi. Dalam
proses ini, individu memberikan makna atas
rangsang yang diterimanya.
Menurut WI Thomas, if people define things as real,
they will be real in their cosequences (jika orang
mendefinisikan situasi sebagai nyata, maka
akibatnya akan nyata)
DRAMATURGI (1)
all the worlds a stage and all the men and women
merely players
(SHAKESPEARE)
LANJUTAN
Dalam setiap perjumpaan masing-masing pihak
membuat pernyataan (EXPRESSION) dan pihak
lain memperoleh kesan (impression)
PENGENDALIAN
SOSIAL,
KONFORMITAS,
DAN PENYIMPANGAN
PENGANTAR
Setiap anggota baru masyarakat disosialisasi
agar berperilaku sesuai dengan harapan
masyarakat KONFORMITAS
KETERTIBAN SOSIAL
Jika semua orang berperilaku konformis, maka
terjadi KETERTIBAN SOSIAL (social order),
yakni sistem kemasyarakatan, hubungan, dan
kebiasaan yang berlangsung secara lancar guna
mencapai tujuan masyarakat
perlu pengendalian sosial (social control),
yakni berbagai cara yang digunakan masyarakat
untuk menertibkan anggotanya yang
membangkang
(PETER L. BERGER)
LANJUTAN
KEKUATAN
Dalam masyarakat yang lebih kompleks,
kekuatan diperlukan untuk menjamin
berlangsungnya ketertiban sosial
Namun tidak ada sosialisasi yang sempurna
PENYIMPANGAN SOSIAL
LANJUTAN
PENYIMPANGAN ADA YANG DAPAT
DITERIMA ADA YANG DITOLAK.
Misalnya: Copernicus, Galileo Galilei, RA.
Kartini (penyimpangan yang dapat diterima),
Jack The Ripper, Robot Gedhek, Sumanto
(penyimpangan yang ditolak)
PENYIMPANGAN RELATIF (ex: naik motor
tidak berhelm standar) dan
PENYIMPANGAN MUTLAK (ex: merampok)
PENYIMPANGAN TERHADAP BUDAYA
NYATA ATAU BUDAYA IDEAL
LANJUTAN
PENYIMPANGAN BERSIFAT ADAPTIF:
penyimpangan merupakan ancaman sekaligus
alat pemelihara stabilitas sosial perilaku
menyimpang merupakan salah satu cara
menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan
sosial (COSER)
Penyimpangan yang sudah setengah
melembaga (semi-institutionalized) melahirkan
NORMA-NORMA PENGHINDARAN terjadi
apabila norma yang ada melarang suatu
perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh
banyak orang (ex: beli SIM, cafe sebagai tempat
kencan)
TIPOLOGI CARA-CARA
ADAPTASI INDIVIDU
(ROBERT K.MERTON)
No
1
2
3
4
5
Cara adaptasi
Konformitas
Inovasi
Ritualisme
Retretisme
Pemberontakan
Tujuan budaya
+
+
+/-
STATUS
DAN
PERANAN
PENDAHULUAN
Salah satu perhatian para ahli sosiologi adalah
struktur sosial (social structure). STRUKTUR
SOSIAL adalah pola perilaku yang berulangulang yang menciptakan hubungan antarindividu
dan antarkelompok dalam masyarakat
(KORNBLUM)
Dalam membahas struktur sosial, ada dua
konsep penting di dalamnya: STATUS dan
PERANAN
PERILAKU PERAN
PERILAKU PERAN adalah peran yang sesungguhnya
dilakukan oleh orang yang memiliki status tertentu.
Perilaku peran mungkin tidak sesuai atau berbeda
dari peran yang diharapkan
CONTOH: dosen penjadi PK, mahasiswa menjadi
PSK
Pakaian seragam, tanda pangkat, gelar, upacara
keagamaan, adalah ALAT BANTU PERILAKU PERAN
menyebabkan orang lain mengharapkan dan
merasakan perilaku yang diperlukan peran tersebut
dan mendorong si aktor berperan sesuai tuntutan
peran
CONTOH: polisi berseragam lebih berwibawa
daripada polisi preman
MANAJEMEN KESAN
Sebagian perilaku peran merupakan
pemeranan peran tanpa sadar karena
sudah terinternalisasi (internalized)
sebagai hasil sosialisasi yang panjang.
Namun beberapa perilaku peran
merupakan upaya sangat sadar untuk
memproyeksikan citra diri, menciptakan
kesan yang diinginkan orang lain
impression management (manajemen
kesan) (ERVING GOFFMAN)
MACAM-MACAM STATUS
STATUS YANG DIBERIKAN (ascribed status):
status yang diberikan masyarakat kepada individu
terlepas dari kualitas dan usaha individu, dibawa
sejak lahir
CONTOH: gelar kebangsawanan, ras, etnis,
gender, kebangsaan, agama, usia,...
STATUS YANG DIPERJUANGKAN (achieved
status): status yang menuntut kualitas tertentu yang
harus diraih melalui persaingan dan usaha pribadi,
perlu diperjuangkan
CONTOH: tingkat pendidikan, kekayaan,
kekuasaan,...
STRATIFIKASI
SOSIAL
APA ITU
STRATIFIKASI SOSIAL ?
STRATIFIKASI SOSIAL (social
stratification) adalah pembedaan anggota
masyarakat berdasarkan status yang
dimilikinya kelas sosial
KELAS SOSIAL
KELAS SOSIAL (Social Class)
merupakan subkultur yang memiliki sikap,
kepercayaan, nilai, dan norma perilaku yang
berbeda dibanding kelas sosial lainnya
ditentukan oleh kedudukan sosial
ekonominya dalam masyarakat (kekayaan,
penghasilan, pekerjaan, pendidikan, identifikasi
diri, keturunan, partisipasi kelompok, dan
pengakuan orang lain)
MACAM-MACAM STRATIFIKASI
BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH:
STATUS YANG DIPEROLEH (ascribed status):
Usia (age stratification), misalnya putra mahkota
umumnya adalah putra tertua, sistem senioritas
dalam pekerjaan, dsb
Jenis kelamin (sex stratification), misalnya status lakilaki dianggap lebih tinggi dibanding perempuan
Keagamaan (religious stratification), misalnya kasta
Etnis (ethnic stratification), misalnya di Israel warga
Arab dan Palestina hak-haknya tidak setara
dibanding warga Yahudi
Ras (racial stratification), misalnya di AS warga kulit
hitam masih dianggap sebagai the second class
LANJUTAN
Status yang diraih (achieved status):
Pendidikan (educational stratification)
Pekerjaan (occupational stratification)
Kekayaan (economic stratification)
LANJUTAN
BERDASARKAN KETERBUKAAN SISTEM
STRATIFIKASI (J. MILTON YINGER):
STATUS TERTUTUP, apabila setiap anggota
masyarakat tetap berada pada status yang
sama dengan orangtuanya
STATUS TERBUKA, apabila setiap anggota
masyarakat menduduki status yang berbeda
dari status orangtuanya (bisa lebih rendah atau
lebih tinggi)
MOBILITAS SOSIAL
MOBILITAS SOSIAL (social mobility) berarti
perpindahan status dalam strtatifikasi sosial
Mobilitas dapat terjadi pada kekuasaan,
privilese, maupun prestise (RANSFORD)
Mobilitas vertikal mengacu pada mobilitas ke
atas atau ke bawah (RANSFORD), sementara
mobilitas lateral mengacu pada perpindahan
geografis antara lingkungan setempat, kota, dan
wilayah (GIDDENS)
Dapat terjadi mobilitas sosial intragenerasi
atau antargenerasi
MENGAPA TERJADI
STRATIFIKASI ?
Stratifikasi memang dibutuhkan demi
kelangsungan hidup masyarakat
Stratifikasi timbul karena dalam
masyarakat berkembang pembagian kerja
yang memungkinkan terjadinya perbedaan
kekayaan, kekuasaan, dan prestise
SIMBOL STATUS
Menurut PETER L. BERGER, orang selalu
memperlihatkan kepada orang lain apa yang
telah diraihnya dengan memakai simbol
simbol status
CONTOH: cara menyapa, gaya bicara, bahasa,
pakaian, perhiasaan,...
Dalam setiap masyarakat pakaian paling tidak
memiliki tiga fungsi: manfaat, estetika, dan
simbol status (BARBER dan LOBEL)
STRATIFIKASI
DAN PELUANG HIDUP
Dalam buku Class, Status, and Power, BENDIX dan LIPSET
merangkum berbagai pemikiran tentang perbedaan perilaku
kelas. Perbedaan kelas melahirkan perbedaan:
Fertilitas (NOTENSTEIN)
Tingkat harapan hidup bayi waktu lahir (MAYER dan
HAUSER)
Kestabilan keluarga (HOLLINGSHEAD)
Kesehatan mental (GREEN)
Perilaku seks (KINSLEY, POMEREY, MARTIN)
Kehidupan beragama (POPE)
Mode (BARBER dan LOBEL)
Sikap politik (SAEBER)
CARA MENGURANGI
KETIDAKSAMAAN
Di negara-negara liberal melalui equality
of opportunity
Ex: pengenaan pajak progresif, di AS
melalui kesamaan peluang untuk meraih
american dreams ( rat race)
Di negara-negara komunis melalui prinsip
sama rata sama rasa
Di Indonesia ???
KELOMPOK
SOSIAL
LANJUTAN
KELOMPOK KEMASYARAKATAN
(societal group): kelompok yang hanya
memiliki kesadaran jenis (ex: laki-laki
perempuan)
KELOMPOK STATISTIK (statistical
group): kelompok yang tidak memenuhi
ketiga kriteria (ex: kelompok balita, wulan,
...)
Solidaritas mekanis
Pembagian kerja rendah
Kesadaran kolektif tinggi
Hukum represif
Individualitas rendah
Konsensus terhadap norma
Komunitas menghukum
penyimpang (deviant)
Interdependensi rendah
Bersifat pedesaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Solidaritas organis
Pembagian kerja tinggi
Kesadaran kolektif rendah
Hukum restitutif
Individualitas tinggi
Konsensus nilai abstrak
Badan kontrol sosial
menghukum penyimpang
Interdependensi tinggi
Bersifat perkotaan
LANJUTAN
UNIVERSALISM PARTICULARISM: dipakaitidaknya ukuran universal (guru-murid ><
orangtua-anak)
QUALITY PERFORMANCE: yang penting
faktor bawaan lahir atau prestasi (seks, usia,
hubungan kekerabatan >< prestasi)
SELF-ORIENTATION COLLECTIVE
ORIENTATION (hubungan dagang ><
rohaniawan
JARAK SOSIAL
HUBUNGAN
ANTARKELOMPOK
KONSEP-KONSEP DASAR
KINLOCH mendefinisikan KELOMPOK
MAYORITAS sebagai kelompok kekuasaan
yang menganggap dirinya normal, sedangkan
kelompok lain (MINORITAS) sebagai tidak
normal dan lebih rendah (tidak dikaitkan dengan
jumlah)
BERGHE mendefinisikan RAS (race) sebagai
kelompok yang didefinisikan secara sosial
berdasarkan kriteria fisik. Sementara BANTON
mendefinisikan RAS sebagai suatu tanda
peranan (role sign) berdasarkan perbedaan fisik
LANJUTAN
Menurut FRANCIS, KELOMPOK ETNIK (ethnic
group) merupakan sejenis komunitas yang
menampilkan persamaan bahasa, adat
kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap, dan sistem
politik (= kebudayaan)
BERGHE mendefinisikan RASISME sebagai
kepercayaan bahwa ciri tertentu yang dibawa
sejak lahir dikaitkan dengan ada-tidaknya ciri
dan kemampuan sosial tertentu sehingga
diskriminasi dibenarkan di tingkat praksis
(perilaku) disebut RASIALISME
KONSEP HUBUNGAN
ANTARKELOMPOK
HUBUNGAN ANTARKELOMPOK
(intergroup relations) adalah hubungan
antarkelompok yang mempunyai ciri-ciri
khusus
DIMENSI HUBUNGAN
ANTARKELOMPOK
KINLOCH memilah dimensi hubungan
antarkelompok menjadi:
Dimensi sejarah
Dimensi sikap (prasangka, stereotip)
Dimensi institusi (apartheid, WNI keturunan)
Dimensi gerakan sosial (Ku Klux Klan)
Dimensi perilaku (diskriminasi)
Dimensi perilaku kolektif (demonstrasi, huruhara)
LANJUTAN
INTEGRASI: pola hubungan yang
mengakui adanya perbedaan ras dalam
masyarakat tapi tidak memberikan makna
penting atasnya
PLURALISME: seperti integrasi, tapi
memberikan arti penting terhadap
kemajemukan
LANJUTAN
THE ID STEREOTYPE: bahwa suatu
kelompok memiliki karakter malas, bodoh,
tidak bertanggung jawab, dll (ex:
pandangan orang Malaysia terhadap
orang Indon, kulit putih terhadap negro di
AS, Tionghoa terhadap pribumi di
Semarang)
DIMENSI PERILAKU
DISKRIMINASI : perlakuan yang berbeda terhadap
orang yang dikelompokkan kategori khusus
jarak sosial (KORNBLUM)
CONTOH: kasus Sari Club Bali
RANSFORD memilah diskriminasi menjadi:
Diskriminasi individual
Diskriminasi institusi
LANJUTAN...
Prasangka sering melahirkan diskriminasi, tapi tidak selalu
demikian. Sebaliknya, ada kalanya diskriminasi tidak selalu
didahului prasangka. Menurut BANTON, diskriminasi
mewujudkan jarak sosial. Dengan menggunakan skala jarak
sosial (social distance scale), ilmuwan sosial dapat
mengukur jarak sosial antarkelompok (BOGARDUS)
SKALA JARAK SOSIAL memuat sejumlah pertanyaan
mengenai kesediaan seseorang untuk menikah, berteman,
bekerja bersama di kantor, bertetangga, sekadar kenal, tidak
tinggal sekawasan, dan tidak tinggal senegara dengan orang
lain.
LANJUTAN
FRUSTRATION-AGRESSION
THEORY : orang akan melakukan
agresi jika usahanya memperoleh
kepuasaan terhalang. Jika agresi
tidak dapat ditujukan kepada pihak
yang menghalangi usahanya, maka
agresi itu dialihkan (displaced) ke
kambing hitam /scapegoat (BANTON)
DIMENSI INSTITUSI
WHITE SUPREMACY: ideologi rasisme yang
menganggap kulit putih lebih unggul daripada
kulit berwarna
DISFRANCHISEMENT: kebijakan mencabut hak
pilih warga kulit hitam
APARTHEID: kebijakan segregasi spasial
antarwarga berdasar warna kulit
REVERSE DISCRIMINATION: kebijakan
memberi kuota tertentu bagi kelompok minoritas
(di AS)
CONTOH :
Black Panthers di Amerika Serikat dan
ANC di Afrika Selatan
Gerakan Ku Klux Klan di Amerika Serikat
bagian selatan
INSTITUSI
SOSIAL
INSTITUSI SOSIAL
KOENTJARANINGRAT menerjemahkan social
institution sebagai PRANATA SOSIAL, yakni
sistem tata kelakuan. Tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat. Di dalamnya terdapat empat
komponen:
SISTEM NORMA
KELAKUAN BERPOLA
PERSONAL PENDUKUNG PRANATA
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
SISTEM NORMA
SISTEM NORMA adalah penampilan dari
suatu orientasi nilai budaya tertentu yang
menghasilkan berbagai tingkatan norma
berdasarkan kekuatan mengikatnya
GILLIN dan GILLIN memilah sistem norma
menjadi:
CARA (usage)
KEBIASAAN UMUM (folkways)
TATA KELAKUAN (mores)
ADAT (custom)
LANJUTAN
CARA: norma yang paling lemah karena tanpa
sanksi masyarakat (ex: cara makan/minum)
KEBIASAAN UMUM: perbuatan berulang yang
diikuti banyak orang (ex: menghormati orangtua)
TATA KELAKUAN: merupakan norma pengatur;
sanksi lebih tegas dan keras sehingga
memunculkan rasa bersalah bagi yang
melanggar (ex: larangan pergaulan bebas)
ADAT: norma yang paling kuat karena
memberikan sanksi moral berdosa dan sanksi
masyarakat; dapat dihukum dengan beragam
hukuman, yang terberat pengucilan (ex:
larangan kumpul kebo)
KELAKUAN BERPOLA
KELAKUAN BERPOLA menggambarkan
adanya suatu pola tertentu dalam tindakan
seseorang atau sekelompok orang. Pola
menunjuk pada kejadian/ kegiatan yang
dilakukan secara berulang dalam bentuk yang
sama; diwariskan secara turun-temurun, namun
dapat bergeser sesuai orientasi nilai budaya
yang berlaku
CONTOH: cara berpakaian, cara mendidik anak,
cara menghormati orangtua/guru
PERSONAL PENDUKUNG
PRANATA
PERSONAL PENDUKUNG PRANATA
adalah pembentuk/pelaksana norma.
Norma tertentu akan terwujud apabila ada
pendukungnya yang memelihara,
mengembangkan, dan melestarikan.
Mereka pula yang menentukan
keberadaan lembaga sosial tersebut
INSTITUSI UTAMA
ADA LIMA INSTITUSI UTAMA DALAM
MASYARAKAT:
KELUARGA
PENDIDIKAN
AGAMA
EKONOMI
POLITIK
INSTITUSI KELUARGA
TIPE KELUARGA:
SISTEM KONSANGUINAL (menekankan
pentingnya ikatan darah, seperti umumnya
masyarakat Cina dan Jepang) dan
SISTEM KONJUGAL (menekankan
pentingnya hubungan perkawinan, seperti
umumnya masyarakat Barat)
KELUARGA BATIH (nuclear family) dan
KELUARGA LUAS (extended family)
ATURAN PERKAWINAN
INCEST TABOO: larangan hubungan
perkawinan dengan keluarga yang sangat dekat
CONTOH: larangan kawin antarsaudara
kandung, semarga (Batak, Minang)
BENTUK PERKAWINAN:
MONOGAMI (1 lk dengan 1 pr dalam waktu sama)
dan POLIGAMI (1 lk dengan >1 pr/poligini; 1 pr
dengan >1 lk/poliandri dalam waktu yang sama)
EKSOGAMI (larangan kawin dengan anggota
kelompok) dan ENDOGAMI (kewajiban kawin dengan
anggota kelompok)
LANJUTAN
ATURAN TENTANG KETURUNAN:
patrilineal, bilateral, matrilineal, keturunan
rangkap
POLA MENETAP: pola patrilokal, matripatrilokal, patri-matrilokal, bilokal,
neolokal, avuncolokal
FUNGSI KELUARGA
HORTON dan HUNT mengidentifikasi beberapa
fungsi keluarga:
Fungsi pengaturan seks
Fungsi reproduksi
Fungsi sosialisasi
Fungsi afeksi
Fungsi definisi status
Fungsi perlindungan
Fungsi ekonomi
INSTITUSI PENDIDIKAN
FUNGSI INSTITUSI PENDIDIKAN:
FUNGSI MANIFES: mempersiapkan
anggota masyarakat untuk mencari
nafkah, mengembangkan bakat,
melestarikan kebudayaan, menanamkan
ketrampilan, dll.
FUNGSI LATEN: pemupukan keremajaan,
pengurangan kontrol orangtua,
bertahannya sistem kelas sosial
INSTITUSI AGAMA
EMILE DURKHEIM: agama merupakan suatu
sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan
dan praktik yang berhubungan dengan hal yang
suci, yang mempersatukan semua orang yang
beriman ke dalam suatu komunitas: umat
ROBERT BELLAH: di luar institusi agama
dikenal adanya himpunan kepercayaan dan
ritual yang disebut civil religion (ex: pemujaan
pemimpin politik, bendera, lagu kebangsaan)
LIGHT, KELLER dan CALHOUN: unsur-unsur
dasar yang dijumpai pada agama yaitu
kepercayaan agama, simbol agama, praktik
agama, umat agama, dan pengalaman agama
FUNGSI AGAMA
FUNGSI AGAMA MELIPUTI:
FUNGSI MANIFES: berkaitan dengan
doktrin, ritual, dan aturan perilaku dalam
agama
FUNGSI LATEN: fungsi integrasi dan
disintegrasi masyarakat
INSTITUSI EKONOMI
IDEOLOGI EKONOMI:
KAPITALISME: merupakan sistem ekonomi yang
didasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana produksi
dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi
ke arah pemupukan modal melalui persaingan bebas.
Menurut ADAM SMITH prinsip dasar masyarakat
kapitalis adalah private property, profit motive, free
competitive
SOSIALISME: merupakan sistem ekonomi yang
bertujuan merombak masyarakat ke arah persamaan
hak dan pembatasan terhadap hak milik pribadi melalui
penguasaan alat produksi dan distribusi komoditas oleh
negara
INSTITUSI POLITIK
Menurut KORNBLUM, institusi politik
merupakan perangkat aturan dan status
yang mengkhususkan diri pada
pelaksanaan kekuasaan dan wewenang
CONTOH: lembaga eksekutif, legislatif,
yudikatif, militer, keamanan nasional,
partai politik
TIPE DOMINASI
DOMINASI KHARISMATIK: keabsahan
didasarkan pada kepercayaan bahwa
sang pemimpin memiliki kemampuan yang
luar biasa (ex: Soekarno, Gandhi, Tito, dll)
DOMINASI TRADISIONAL (ex: Sri Sultan
HB IX, Ratu Elizabeth, )
DOMINASI LEGAL RASIONAL (ex: SBY,
George Bush,)
PERILAKU
KOLEKTIF DAN
GERAKAN
SOSIAL
PERILAKU KERUMUNAN
Menurut HERBERT BLUMER, ada beberapa tipologi
perilaku kerumunan:
KERUMUNAN SAMBIL LALU (casual crowd)
Contoh: kerumunan penonton bakul jamu
KERUMUNAN KONVENSIONAL (conventional crowd)
Contoh: seminar, pertemuan ilmiah, sarasehan,...
KERUMUNAN EKSPRESIF (expressive crowd)
Contoh: kerumunan penonton Nidji or Linkin Park
KERUMUNAN BERTINDAK (acting crowd)
Contoh: pengeroyokan maling ayam
FAKTOR PENYEBAB
PERILAKU KERUMUNAN
Menurut LE BON, faktor-faktor penyebab
perilaku kerumunan adalah
Karena kebersamaannya dengan orang lain,
individu menjadi ANONIM sehingga rasa
tanggung jawab yang mengendalikan dirinya
lenyap
PENULARAN (contagion): dalam kerumunan
tiap perasaan dan tindakan bersifat menular
SUGGESTIBILITY: dalam kerumunan, individu
mudah dipengaruhi, percaya, dan taat
GENDER DAN
KETIDAKADILAN
GENDER
PENDAHULUAN
JENIS KELAMIN
Istilah gender seringkali dikacaukan dengan
konsep jenis kelamin, padahal keduanya
berbeda
JENIS KELAMIN (sex) adalah pembagian lakilaki dan perempuan yang ditentukan secara
biologis, terutama terkait dengan fungsi
reproduksi laki-laki dan perempuan bersifat
permanen, tidak dapat dipertukarkan, kodrati
(divine creation)
CONTOH: laki-laki memiliki penis, kala menjing,
menghasilkan sperma; perempuan memiliki
payudara, vagina, ovum, dapat menstruasi,
hamil, melahirkan...
GENDER
GENDER (gender) adalah sifat yang
dilekatkan kepada laki-laki dan perempuan
yang dikonstruksikan secara sosial dan
kultural bisa dipertukarkan, tidak bersifat
universal, berbeda antartempat, antarwaktu,
antarkelas (social construction)
CONTOH: laki-laki aktif, agresif,
independen, rasional, kasar, dsb,
sementara perempuan halus, lembut, pasif,
dependen, cengeng, dsb.
LANJUTAN
TEORI PENGASUHAN (NURTURE)
Perbedaan peran antara laki-laki dan
perempuan tidak ditentukan oleh faktor
biologis, melainkan HASIL KONSTRUKSI
MASYARAKAT
melahirkan PERAN GENDER (gender
role), yakni seperangkat harapan tentang
perilaku yang pantas/ tidak pantas
dilakukan seseorang dalam masyarakat
berdasarkan identitas gender yang
dimilikinya (KESSLER dan MCKENNA)
KETIDAKADILAN GENDER
Sejarah PERBEDAAN GENDER (gender
differences) terjadi melalui proses yang panjang:
ia dibentuk, disosialisasikan dan diperkuat
secara sosial dan kultural, bahkan melalui
ajaran agama. Akhirnya perbedaan gender
dianggap sebagai divine creation (ketentuan
Tuhan/kodrat)
Perbedaan gender sesungguhnya tidak menjadi
masalah sepanjang tidak melahirkan
KETIDAKADILAN GENDER (gender
inequalities), tapi kenyataannya tidak demikian.
Ketidakadilan gender merugikan laki-laki dan
(terutama) perempuan
MANIFESTASI KETIDAKADILAN
GENDER
...laki-laki dan perempuan memang
berbeda, tapi tidak boleh
dibeda-bedakan...
Ada beberapa manifestasi ketidakadilan
gender, namun semuanya saling berkaitan
dan saling mempengaruhi. Manifestasi
ketidakadilan gender ini meliputi:
MARGINALISASI
MARGINALIZATION (proses peminggiran
ekonomi/pemiskinan) karena dia perempuan.
Sumbernya antara lain kebijakan pemerintah,
tafsir agama, tradisi, bahkan asumsi ilmu
pengetahuan
CONTOH: Revolusi Hijau, hukum waris, UU
Perkawinan (perempuan sebagai pengelola
rumah tangga sehingga kalau bekerja dia
rawan PHK, diupah rendah,...) feminization
of poverty
SUBORDINASI
SUBORDINATION (anggapan tidak
penting/penomorduaan): adanya
anggapan bahwa perempuan emosional
dan tidak rasional menyebabkan mereka
dianggap tidak layak memimpin
CONTOH: rendahnya proporsi anggota
dewan perempuan perlu affirmative
action
STEREOTIP
STEREOTYPING (pelabelan negatif)
CONTOH: adanya anggapan perempuan
dandan untuk menarik perhatian laki-laki,
jika terjadi perkosaan misalnya, korban
disalahkan (blaming the victim)
BEBAN GANDA
DOUBLE BURDEN (beban ganda):
KEKERASAN
VIOLENCE (kekerasan): kekerasan yang
disebabkan bias gender disebut genderrelated violence
CONTOH: perkosaan (termasuk marital rape),
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sunat
perempuan (genital mutilation), pelacuran,
pornografi, pemaksaan sterilisasi KB (enforced
sterilization), menyentuh bagian tubuh
perempuan tanpa kerelaan yang bersangkutan
(molestation), pelecehan seksual (sexual
harassment)