Anda di halaman 1dari 33

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

PEMERINTAHAN

PSAP NO. 07
AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Agustus 2007

PERAN ASET TETAP

Bagian utama aset pemerintah, dan signifikan dalam penyajian


Neraca
Pencatatan hasil terutama dari Belanja Modal (capital expenditures)
Pembedaan antara current dan capital expenditures sangat penting
untuk tujuan analisa, transparansi dan pengambilan keputusan, yaitu
antara lain:
a. untuk menilai belanja operasi pemerintah dan effisiensi kegiatan
pemerintah
b. belanja investasi/modal akan menimbulkan aliran cost dan benefit di
masa datang, untuk membedakan dengan belanja yang mempunyai
pengaruh berbeda dalam jangka pendek.
c. Dalam membangun anggaran berbasis kinerja memerlukan pemisahan
antara running cost dan capital expenditures.
d. Kekurang perhatian (lack of focus) atas investasi/modal akan
menimbulkan kelemahan (shortsightedness) dalam formulasi kebijakan
2

DEFINISI ASET TETAP


Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Termasuk : aset tetap yang dimiliki oleh entitas
pelaporan tetapi dimanfaatkan oleh pihak lain dan
hak atas tanah
Tidak termasuk : aset yang dikuasai untuk
dikonsumsi dalam operasi pemerintah

KLASIFIKASI ASET TETAP

Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan

PENGAKUAN ASET TETAP


Harus berwujud dan memenuhi kriteria :

Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;


Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas;
Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya,

dan atau pada saat penguasaannya berpindah

PENGAKUAN ASET TETAP


Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan
pada umumnya didahului dengan pengakuan belanja modal
yang akan mengurangi Kas Umum Negara/Daerah.
Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah:
SKPD
Dr.
Belanja Modal Tanah
XXX
Cr.
Piutang dari BUD XXX
BUD
Dr.
Belanja Modal Tanah XXX
Cr.
Kas di Kas Daerah
XXX
6

PENGAKUAN ASET TETAP


Jurnal standar pada saat pengakuan suatu aset tetap di neraca adalah sbb:
Dr.
Tanah
xxx
Peralatan dan Mesin
xxx
Gedung dan Bangunan
xxx
Jalan, Irigasi, dan jaringan
xxx
Aset Tetap Lainnya
xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan
xxx
Cr.
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
xxx

Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui
belanja modal untuk mengakui penambahan aset tetap yang
bersangkutan.
7

PENGUKURAN ASET TETAP


aset tetap yang diperoleh atau dibangun
secara swakelola dinilai dengan biaya
perolehan
Aset tetap yang tidak diketahui harga
perolehannya disajikan dengan nilai wajar

KOMPONEN BIAYA
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga
belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor
dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung

Biaya persiapan tempat


Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya
simpan dan bongkar muat (handling cost)
Biaya pemasangan (instalation cost)
Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
Biaya konstruksi

10

Biaya aset tetap yang dibangun secara swakelola (1)

Biaya Langsung:
Tenaga kerja
Bahan baku

Biaya Tidak Langsung:

Biaya perencanaan dan pengawasan


Perlengkapan
Tenaga listrik
Sewa peralatan
dll
11

Biaya aset tetap yang dibangun secara swakelola (2)

Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan


merupakan suatu komponen biaya aset tetap
sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan
secara langsung pada biaya perolehan aset atau
membawa aset ke kondisi kerjanya.
Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi
serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset
kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke
kondisi kerjanya.
12

PENYUSUNAN NERACA AWAL


Untuk pemerintah yang baru pertama kali akan

menyusun neraca, nilai aset tetap di neraca


menggunakan nilai wajar aset tetap pada saat neraca
tersebut disusun
Aset tetap yang diperoleh setelah neraca awal
disajikan dinilai dengan harga perolehannya

13

CONTOH KASUS PEROLEHAN TANAH


Dinas X membeli tanah dengan harga Rp30 M, dimana di
atasnya berdiri bangunan senilai Rp10 M. Untuk
membuat tanah tersebut siap digunakan maka harus
dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran bangunan
sebesar Rp2 M, pematangan tanah Rp1 M, dan balik
nama Rp1 M. Atas transaksi ini nilai tanah yang harus
diakui di neraca adalah sebesar Rp34 M (30+2+1+1)

14

PEROLEHAN SECARA GABUNGAN


Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang
diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.

15

CONTOH KASUS PEROLEHAN SECARA GABUNGAN

Dinas X membeli 1 set furnitur ruangan rapat yang terdiri


1 set meja kursi rapat dan lemari buku dengan harga
Rp15 jt. Harga pasar 1 set meja kursi rapat Rp12 jt,
sedangkan 1 buah lemari buku Rp8 jt. Atas transaksi ini
harga perolehan 1 set meja kursi dicatat dengan nilai
sebesar 12/20 x 15 jt = Rp9 jt, sedangkan lemari buku
dengan nilai sebesar 8/20 x 15 jt = Rp 6 jt.

16

PERTUKARAN ASET (1)


Apabila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang tidak
serupa atau aset lainnya, maka aset tetap yang baru
diperoleh tersebut dinilai berdasarkan nilai wajarnya,
yang terdiri atas nilai aset tetap yang lama ditambah
jumlah uang yang harus diserahkan untuk mendapatkan
aset tetap baru tersebut

17

PERTUKARAN ASET (2)


Apabila suatu aset tetap ditukar dengan aset yang
serupa, yang memiliki manfaat yang serupa dan
memiliki nilai wajar yang serupa, atau kepemilikan aset
yang serupa, maka tidak ada keuntungan dan kerugian
yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru
diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount)
atas aset yang dilepas.

18

ASET DONASI
Aset Tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)

harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat


perolehan.
Perlakuan untuk hibah dalam bentuk barang ini
adalah dengan menganggap seolah-olah ada uang
kas masuk sebagai pendapatan hibah, kemudian
uang tersebut dibelanjakan aset tetap yang
bersangkutan.
19

CONTOH KASUS HIBAH DALAM BENTUK BARANG


Dinas X mendapat hibah dari perusahaan Y berupa 1 buah mobil dengan nilai wajar sebesar Rp100
jt.
Oleh Dinas X transaksi ini dijurnal:
Db. Utang Kepada BUD Rp 100 jt
Cr. Pendapatan Hibah
Db. Belanja modal
Rp 100 jt
Cr. Piutang dari BUD
Db. Aset Tetap- Peralatan dan Mesin
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Sedangkan oleh BUD akan dijurnal:
Db. Kas di Kas Daerah Rp 100 jt
Cr. Pendapatan Hibah
Db. Belanja modal
Rp 100 jt
Cr. Kas di Kas Daerah

Rp 100 jt
Rp 100 jt
Rp 100 jt
Rp 100 jt.

Rp 100 jt
Rp 100 jt

20

ASET BERSEJARAH

Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau


dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya
aset tetap tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang
berlaku dari segala macam tindakan yang dapat merusak
aset tetap tersebut
Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai
Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat
lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya
untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini
akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap
lainnya.

21

PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN


Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan
dapat dibedakan menjadi dua:
belanja untuk pemeliharaan untuk mempertahankan
kondisi aset tetap tersebut sesuai dengan kondisi awal
belanja untuk peningkatan memberi manfaat ekonomik
di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, masa manfaat, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja harus dikapitalisasi

22

PENYUSUTAN
Penyusutan : penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset bukan
alokasi biaya
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset
tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik
aset tersebut
Jurnal standar untuk penyusutan adalah sbb:
Dr
Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr
Akumulasi Penyusutan
xxx

23

PRASYARAT PENYUSUTAN
Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan
Identifikasi aset yang nilainya menurun.
Harus diketahui masa manfaatnya
Kondisi yang menyebabkan penurunan aset tetap

(misalnya yang mudah obsolet)


Perlukah memperhitungkan nilai residu ? .

24

METODE PENYUSUTAN
Metode garis lurus (straight line method); atau
Metode saldo menurun ganda (double declining

method); atau
Metode unit produksi (unit of production method)
Pemilihan metode penyusutan tergantung dari sifat
dan karakteristik aset tetap masing-masing

25

PENETAPAN MASA MANFAAT ASET TETAP

Untuk obyektifitas dalam penetapan masa manfaat


aset tetap (sebagai dasar menentu kan metode
penyusutan): disarankan agar penetapannya
diusulkan oleh instansi tehnis terkait dan selanjutnya
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dalam
bentuk Kebijakan Akuntansi yang berlaku untuk
pemerintah daerah masing-masing.

26

PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)

Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan,


pemerintah dapat melakukan penilaian kembali atas aset
tetap yang dimiliki agar nilai aset tetap pemerintah yang ada
saat ini mencerminkan nilai wajar sekarang. SAP mengatur
bahwa pemerintah dapat melakukan revaluasi sepanjang
revaluasi tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah yang berlaku secara nasional

Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan


dalam ekuitas dana pada akun Diinvestasikan dalam Aset
Tetap.

27

PENGHENTIAN
Untuk aset tetap yang karena kondisinya atau karena
alasan lain dihentikan dari penggunaan aktif maka aset
tetap tersebut dipindahkan ke pos aset lainnya.
Jurnal standar untuk mencatat transaksi ini adalah sbb:
Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Cr. Peralatan dan Mesin
Dr. Aset Lainnya
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

xxx
xxx
xxx
xxx
28

PELEPASAN
Suatu aset tetap harus dieliminasi dari neraca ketika

dilepaskan
Jurnal standar untuk mencatat transaksi tersebut
adalah sbb:
Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Cr.
Peralatan dan Mesin

xxx
xxx

29

PENYAJIAN
Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah sebagai berikut:
Aset
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Total Aset Tetap
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Total Ekuitas Dana Investasi

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)

xxx

xxx
xxx
30

PENGUNGKAPAN
Dalam CaLK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset
tetap sbb:
Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai
tercatat;
Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan: penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan
dan perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset tetap lainnya.
Informasi penyusutan meliputi: nilai penyusutan, metode
penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif
penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
31

LAMPIRAN
Nilai aset tetap yang ada dalam neraca merupakan
gabungan dari seluruh aset tetap yang dimiliki atau
dikuasai oleh suatu pemerintah. Apabila pembaca
laporan keuangan ingin mengetahui rincian aset tetap
tersebut, maka laporan keuangan perlu lampiran
tentang Daftar Aset yang terdiri dari nomor kode aset
tetap, nama aset tetap, kuantitas aset tetap, dan nilai
aset tetap

32

TERIMA KASIH
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
(KSAP)

Gedung Perbendaharaan II, Lt. 3, Departemen


Keuangan
Jl. Budi Utomo No. 6, Jakarta
Telepon/Faks (021) 352 4551,
website : www.ksap.org
Email: webmaster@ksap.org
33

Anda mungkin juga menyukai