Anda di halaman 1dari 87

ETIKA PROFESI

KEBIDANAN

KONSEP DASAR ETIKA


PENGERTIAN
Etika:
Ukuran tingk-laku masy yg baik,tepat sesuai moral
pd umumnya
Moral:
Nilai2 & norma yg menjdi pegangan bg Kel atau
seseorang dlm mengatur tingkah laku
baik atau
buruk dimasy
Etiket : Sopan Santun
Persamaan Etika & Etiket
-

Sama2 menyangkut perilaku manusia

- Norma prilaku yang boleh & yg tidak

PERBEDAAN
Etiket
1.Cara perbuatan
yg dilakukan
2.Berlaku dl
pergaulan
3.Relatif
4.Memandang
manusia dr segi
Lahiriah

Etika
1.Tdk terbatas
pd cara
memberi nilai
2.Selalu berlaku
3.Absolut
4.Manusia
dari segi
Batiniah

Kode Etik:
Norma 2 yg hrs diindahkan setiap profesi
dimasyarakat.

Hukum:
Aturan2 tertulis dlm UU mempunyai
kepastian & bersifat obyektif serta
berkaitan dg moral

PERBEDAAN
HUKUM:

MORAL:

1. Tertulis dlm UU
bersifat Obyektif

1. Subyektif,tdk
tertulis,tdk pasti

2. HK membatasi
tingk laku lahir
legalitas

2. Menyangkut
sikap batih
seseorang

3. Memaksa
punya sanksi

3. Tdk memaksa
hati
tuhan

4. Dsr
KHDK.Masy dan
negara
dpt
berubah.Tdk
menilai moral

4. Dsr
Norma2
> masy & negara
tdk dapat
merubah menilai
hukum

Guna Etika :
memberi arah prilaku manusia
Kode Etik profesi : norma2 yg hrs diindahkan oleh
setiap angg profesi
Tujuan umum: merumuskan kode etik adalah u/
keptg angg meliputi:

Menjunjung tinngi martabat citra profesi

Menjaga dan memlihara kesjaht angg

me pengabdian para angg profesi

me mutu profesi
Dimensi Kode Etik:

Angg profesi dan klien

Angg profesi & system

Angg profesi dan profesi

Semua Angg profesi

PENGENALAN ETIKA UMUM


1.Hati nurani
2.Kebebasan dan tanggung jawab
3.Nilai dan norma

Norma kesopanan

Norma hukum

Norma Moral
4.Hak dan Kewajiban
Faktor-faktor yang melandasi etika :

Nilai2

Norma

SOSBUD

Religius

Kebijakan

PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DLM


PELAYANAN KEBIDANAN

KODE ETIK BIDAN INDONESIA

1.Kewajiban terhadap klien dam masyarakat.


2.Kewajiban terhadap tugasnya
3.Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga
kesehatan lainnya
4.Kewajiban Bidan terhadap Profesinya
5.Kewajiban Bidan terhadap diri sendiri
6.Kewajiban Bidan terhadap
Pememerintah.Nusa,Bangsa dan Tanah
Air
7 Penutup,setiap Bidan dalam tugasnya sehari-hari
senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Bidan Indonesia

ETIKA MORAL DAN NILAI DALAM PRAKTEK


KEBIDANAN
Tiga Fase dalam Klarifikasi nilai-nilai yg perlu dipahami bidan
Fase I:* Pilihan bebas memilih kepercayaan
* Menghargai keunikan individu
* Perbedaan kehidupan
* Keyakinan
Fase II:* Bangga dan Bahagia dgn pilihan sendiri
* Dapat mempertahankan nilai-nilai tsb
Fase III:
* Cab.Nilai2 tsb dlm khdpan se-hari2
* Konsisten menghargai martabat manusia dlm khdpan
pribadi & profesional

A. Ciri-ciri Profesional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Memp.Visi,Wawasan,Positif ,Pertimb Rasional.


Pendididkan khusus
Profesional
Diakui Pemerintah
Terikat bekerja seumur hidup
Motivasi,memiliki Penget,dan Keterampilan
Keptsan berdsrkan prinsip2 &teori
Orientasi pd yan dan kebthan Klien
Menget apa yg baik utk klien,otonomi dlm
mempertahankan tindkan
Memp.kekuatan status & penget khusus
Tdk boleh mengadakan advertensi klien

Perilaku Etis Profesional


Bidan hrs memiliki komitmen yg tinggi dlm memberikan asuhan
kebidanan yg berkualitas berdasarkan standar yg berlaku
melalui dua
pendekatan yaitu ;
1.
Pendekatan berdsrkan prinsip, tindk sbg
penghargaan,hindari kesalahan,
bermanfaat,keadilanmenjelaskan ttg resiko
2.
Pendekatan berdasarkan asuhan; berpst pd hub
interpersonal,meningkatkan martabat klien,tanggung
jawab profesional dan tanggung jawab moral
1.

2.

Yg hrs diingat dlm memberikan asuhan keb; loyalitas staf


dan kolega,prioritas utma thd pasien & kelg.peduli thd
otonomi klien
Bidan hrs menampilkan prilaku profesional,melakukan
tindakan sesuai wewenang dan kemampuan,bermoral
tinggi,memberikan perlindungan bagi anggota profesi.

Hak dan Kewajiban Pasien dan Bidan


Etika Pelayanan Kebidanan
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan menggunakan
tehnologi manajemen kebidanan dgn langkah-langkah ; pengkajian
data,interpretasi data indentifikasi masalah,antisipasi
tindakan,rujukan,rencana tindakan,pelaksanaan dan evaluasi.
Semua langkah tsb didokumentasikan yang gunanya adalah ;
1. Sebagai data /fakta utk mendukung ilmu
pengetahuan.
2. Merupakan alat utk mengambil
keptsan,perencanaan,dan pengontrolan
3.Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap
aman,terpelihara dgn baik
Pelaksanaan Etika dalam pelayanan Kebidanan
* Etika dalam pelayanan Kontrasepsi
* Etika dalam Penilitian Kebidanan

TUJUAN KONSELING

Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya


sendiri.
Calon Akseptor mempunyai penget.yang baik tentang alasan berKB dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi.
Sebagai konselor bidan harus memiliki kepribadian sbb:
a. Minat utk menolong oang lain.
b. Mampu u/ empati
c. Menjadi pendengar yang aktif dan baik
d.Terbuka terhdp pendapat org lain
e. Mampu mengenali hambatan psikologis sosbud

Langkah-langkah konseling :
a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya.
b. Menggali permasalahan yang dihadapi calon aseptor.
c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat2 kontrasepsi.

ASPEK LEGAL DAN LEGISLASI DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

Latar belakang tenaga Bidan Indonesia


* U.U.D 1945
* U.U.No.23 tahun 1972 tentang Kesehatan
Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan
Bidan memiliki legitimasi kewenangan yg luas,hal otonomi.mandiri utk
bertindak profesional
Mutu Yan Keb hrs ditingkatkan melalui
* Pddkan dan Pelat
* Pengemb IPTEK kebidanan
* Akreditasi
* Sertifikasi
* Registrasi
* Uji Kompetensi
* Lisensi

Dasar dalam Otonomi Pelayanan Kebidanan

KepMenkes 900/2000 ttg registrasi dan Praktik Keb


Standar YanKeb
UU Kes No.23./1992 ttg t Kes
PP No 23/1996 ttg tenaga Ke
KepMenKes 1277/2001 ttg Organisasi dan tata kerja
DepKes
UU No22/1999 ttg Otonomi daerah
UU No 13 /2003 ttg ketenaga kerjaan
UU tentang Aborsi,Adopsi,Bayi tabung,dan Transplantasi

Legislasi Dalam Pelayanan Kebidanan

Peran Legislasi
* Menjamin perlindunganbagi masy dan Profesi
* Berperan besar dalam pemberian pelayanan Profesional
Kretiria Profesional ;
* Mandiri
* berdasarkan Evidence based
* penggunaan sbg sumber informasi.
Sumber ketidak puasan pasien:
* Pelayanan yang aman
* Sikap petugas
* Komunikasi
* Prosedur
* Sarana prasaran
* Informasi atau pddkan kes

Legislasi adalah proses pembuatan UU melalui


kegiatan sertifikasi,registrasi,dan lisensi

Tujuan Legislasi : 1. Mempertahan kan kualitas pelayanan


2. Memberikan Kewenangan
3. Menjamin Perlindungan hukum
4. Meningkatkan Profesionalisme
MODEL DASAR PRAKTIK BIDAN
Ibu,Bayi,Keluarga
Pengalaman
pendidikan bidan

Pendidikan
Berkelanjutan
Tujuan

Kebutuhan

Praktik
Bidan

Kepuasan

Analisa bidan
Faktor Lingkungan

Praktik masa depan

2. Sertifikasi ;adalah Dokumen penguatan kompetensi tertentu


melalui pendidikan formal maupun non formal

Tujuan Umum Sertifikasi: a. Melindungi Masy.pengguna jasa


Profesi
b. Meningkatkan mutu pelayanan
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan
pelayanan
Tujuan Khusus :a. menyatakan kompetensi tenaga profesi
b. Menyatakan Penget,keteramp,prilaku Profesi
c. Menetapkan kualifikasi ,tkt dan lingkup pddkan
tambahan tenaga profesi
d. Menetapkan kualifikasi dan lingkup profesi
e. Memenuhi syarat untuk dapat nomor registrasi

Registrasi : Proses dimana seorang tenaga pfofesi pendaftaran


dirinya pada suatu badan secara priodik guna
mendapatkankewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya.

Tujuan

Umum :
Melindungi masy. dari mutu pelayanan profesi

Tujuan

Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi
dalam mengadopsi IPTEK
b. Meningkatakan mekanisme yang obyaktif
dalam penyelesaian kasus mal praktik .
c. Mendata jumlah dan katagori melakukan
praktik

3. Lisensi ; Proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah


atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan
kepada tenaga profesi yang telah terregistrasi untuk pelayanan
mandiri.
Tujuan Umum ; Melindungi masyarakat dari pelayanan profesi
Khusus:
a. Memberikan kejelasan batas wewenang
b. Menetapkan sarana dan prasarana

Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidananan adalah ;SIPB

ISUE ETIK DAN MORAL


DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Isue Etik dlm yan keb; Etik.Moral, Norma (nilai-nilai)

Masalah Etik dalam kehidupan :


1. Persetujuan dalam peroses melahirkan .
2. Memilih (mengambil keputusan) dalam prsalinan.
3. Kegagalan dalam proses persalinan.
4. Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
5. Konsep normal dalam pelayanan kebidanan.
6. Bidan dan pendidikan Sex

Masalah Etik dgn Tehnologi :


Perawatan intensif pada bayi.
2. Skeening bayi.
3. Transplantasi organ.
4. Tehnik Reproduksi dan kebidanan

1.

Hubungan Etik dengan profesi :


1. Pengabilan keputusan dan penggunaan Etik.
2. Otonomi bidan dan kode Etik profesional.
3. Etik dalam penelitian kebidanan.
4. Penelitian masalah kebidanan yang sensitif.
Tanggung jawab profesional :
1. Tindakan ditujukan untuk kenyamanan,kesejahteraan
klien.
2. Jaminan tidak ada yang menghilangakan sesuatu, di
sertai tanggung jawab memperhatikan kondisi dan
keamanan pasien

Konflik moral ;

1. konflik yang berhubungan dengan prinsif.


2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.

Hal Hal yang harus diperhatikan dalam mengambil


keputusan askeb:

1. Bdn hrs memp.resfonbility dan accoutability.


2. Bdn hrs menghargai wanita sbg individu dan melayani dgn
rasa hormat.
3. Pst perhatian Bdn adalah Safety and wellbeing mother.
4. Bdn hrs berush menyokong pemahaman ibu ttg
kesejahteraan dan menyatakan pilihannya pd pengalamam.
5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan
adalah : a. Knowladge,
b. .intrinsti.
c. kritis,kemampuan membuat keputusan klinis yang logis

B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

Ciri pengambilan keputusan yang etis :


a. Mempunyai pertimbangan benar salah.
b. Sering menyangkut pilihan yang sukar.
c. Tidak mungkin dielakkan.
d. Dipengaruhi oleh norma,situasi,iman,lingkungan sosial.
Situasi :
a. Mengapa kita perlu mengerti situasi ;
* Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
* Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan
berguna.
* Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu
diperhatikan.
b. Kesulitan-kesulitan dalam mengert situasi:
* Kerumitan situasi dan keterbatasan penegtahuan
kita.
* Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi
oleh kepentingan,prasangka dan faktor-faktor
subyektif lain.

c. Bagaimana kita memperbaiki pengertiankita tentang situasi :


* Melakukan penyelidikan yang memadai.
* Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan
ahli.
* Memperluas pandangan tentang situasi.
* Kepekaan terhjadap pekerjaan.
* Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

D. DEMENSI ETIK DALAM KEBIDANAN

Menurut

United Kingdom Central Council


( UKKCC ) 1999. Tanggung jawab bidan
meliputi :
1.

Mempertahankan dan meningkatkan keamanan


ibu dan bayi.
2. Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan
informasi dan nasehat yang tidak bias
berdasarkan pada evidence based.
3. Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat
bekerjasama dalam profesi dan memberikan
pelyanan tanggung jawab yang sama termasuk
dgn teman sejawat dan kolega.

Dimensi Kode Etik meliputi :


1. Antara anggota profesi dan klien.
2. antara anggota profesi dan sistem kesehatan.
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan.
4. Sesama anggota profesi.
Prinsip kode Etik terdiri dari :
1. Menghargai otonomi.
2. Melakukan tindakan yang benar.
3. Mencegah tindakan yang merugikan.
4. Memperlakukan manusia dengan adil.
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji.
7. Menjaga kerahasian.

MENGHADAPAI MASALAH ETIK MORAL DAN DELEMA


DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
A. Masalah Etik Moral Dan Delema Dalam Praktik Kebidanan.
Bidan dikatakan profesional ,bila menerapkan etika dalam
menjalankan praktik kebianan.
B. INFORM CHOICE
Adalah membuat pilihan setelah mendapat penjelasan tentang
alternatif asuhan yang akan dialaminya.
C. INFORM CONSENT
Persetujuan pasien atau wali yang berhak terhadap bidan,utk
melakukan suatu tindakan,setelah ada informasi lengkap

Beda pilihan dengan persetujuan.


PERSETUJUAN ATAU CONSENT
Penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek
hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan
dilakukan bidan.
PILIHAN ATAU CHOICE
Penting dari sudut pandang kliensebagai penerima jasa asuhan
kebidanan,yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukan
pilihannya sendiri

Menghindari konflik.
1. Informasi yang lengkap,jujur,mudah dipahami,adanya
alternatif.
2. Membantu Ibu untuk guna menggunakan haknya dan
menerima tanggung jawab atas keputusan yang sudah
diambil.
3. Pemberi pelayanan perlu merencanakan,mengembangkan
umber daya, memonitor.
4. menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidance
based,menekan terjadinya konflik.
5. Percaya diri dalam menghadapi konflik

4 Hal pencegahan konflik :


1. Inform Consent.
2. Negosiasi.
3. Persuasi.
4. Komite Etik

4 Komponen yang harus dipahami untuk suatu Consent :


1. Sukarela.
2. Informasi.
3. Kompetensi.
4. Keputusan

2 Demensi Inform Consent :


1. Dimensi hukum merupakan perlindungan hukum.
a. keterbukaan informasi.
b. informasi mudah dimengerti.
c. kesempatan pasien memperoleh yang terbaik
2. Dimensi Etik,mengandung nila-nilai ;
a. Menghargai otonomi pasien.
b. Tidak melakukan intervensi.
c. Menggali keinginan pasien secara subyektif dan
rasional

Syarat sahnya perjanjian:


1. Adanya kata sepakat.
2. Kecakapan,mampu memberikan persetujuan.
3. Suatu hal tertentu, identitas hrs jelas tertulis.
4. Halal isi persetujuan tidak bertentangan dengan undangundang.

Inform Consent mengandung beberapa segi hukum :


1. Adanya persetujuan kedua belah pihak secara
tertulis,tidak bisa dibatalkan oleh sepihak.
2. Tidak mencegah adanya tuntutan dipengadilan.
3. segala akibat dari tindakan yang dilakukan menjadi
tanggung jawab pasien tidak kepada bidan,atau RB

APAKAH INFORM CONSENT :


a. hak pasien atau wali untuk memberikan persetujuan.
b. Merupakan suatu proses.
c. Berlaku sejak th 1981, PP No. 8 Tahun 1981.
Sbg bukti jaminan .
Merupakan dialog antara pasien dan klien.
Pernyatan kesediaan atau penolakan akan tindakan yang
akan dilakukan.
berperan dalam mencegah konflik tapi tidak mengatasi
konflik.

d.
e.
f.
g.

URUTAN PELAKSANAAN INFORM CONSENT

Pasien
Pasien

Bidan
Bidan
Informasi
Informasi

Keputusan
Keputusan
Consent(Persetujuan)
Consent(Persetujuan)
Menandatangani
tangani
Menanda
FormPersetujuan
Persetujuan
Form

Menolak
Menolak
MenolakMenanda
Menanda
Menolak
TanganiForm
Form
Tangani
Persetujuan
Persetujuan

Masalah yang dihadapi bidan atau RS, RB, dalam


melaksanakan Inform Consent
1. Pengertian kemapuan secara hukum dari orang yang
menjalani tindakan,serta siapa yang hendak menanda
tangani surat persetujuan.
2. Masalah Wali yang sah,menentukan siapa saksi secara
hukum untuk meyatakan persetujuan.
3. Seberapa jauh kejelasan informasi yang diterima
pasien/wali.
4. Bagaimana menetukan saksi apakah ikut menanda
tangani
formolir yang tersedia.
5. Dalam keadaan darurat apakah ada perlindungan
hukum
bagi bidan dalam melaksanakan tindakan dalam
upaya
menyelamatkan jiwa ibu dan janinnya.

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN

STANDAR I : METODE ASUHAN


Asuhan Kebidanan dilaksanakan dengan metode kebidanan
dengan langkah-langkah :
a. Pengumpulan data.
b. Analaisis Data.
c. Penentuan dan diagonsis perencanaan.
d. Pelaksanaan.
e. Evaluasi dan Dokumentasi

Difinisi Oprasional :
1. Ada format kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan
medis.
2. Format manajemen kebidanan terdiri dari :
* Format pengumpulan data.
* Rencana format pengawasan resume.
* RTL catatan kegiatan evaluasi

STANDAR II : PENGKAJIAN

Pengumpulan data secara sistematis, berkesinambungan,dicatat


dan dianalisis.
Difinisi oprasional : 1. Ada format pengumpulan data.
2.
Pengumpula data dilakukan secara sitematis,terpokus yang
meliputi data :
* Demografi identitas klien.
* Riwayat penyakit terdahulu.
* Riwayat kesehatan
reproduksi. * Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan
reproduksi. * Analisis data. 3. Data dikumpulkan dari :
* Klien.keluarga,sumberlain.
* Tenaga kesehatan.
*
Individu dalam lingkungan terdekat. 4. Data diperoleh dengan cara
:
* Wawancara. * Observasi. * Pemeriksaan fisik.
* Pemeriksaan penunjang.

STANDAR III ; DIAGNOSA KEBIDANAN

Diagonosa Kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis yang telah


dikumpulkan.
Difinsi Oprasional :
1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai kesenjangan yang
dihadapi oleh klien,tindakan sesuai dengan
wewenang
bidan.
2. diagnosa kebidanan dirumuskan dengan
padat,jelas,sistematis,mengarah pada asuhan
kebidanan yg
diperlukan klien.

STANDAR IV :RENCANA ASUHAN

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa


kebidanan.
Difinisi Oprasional :
1. Ada format rencana asuhan kebidanan.
2. Format rencana asuhan kebidana terdiri dari
diagnosa,rencana tindakan dan evaluasi

STANDAR V ; TINDAKAN

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan


perkembangan pasien,dilanjutkan dengan evaluasi
Difinisi oprasional ;
1. ada format terdiri dari tindakan dan evaluasi.
2. tindakan sesuai dengan rencana dan perkembangan pasien
dan sesuai protap dan wewenang bidan atau tugas
kolaborasi.
3. tindakan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik dan
etika kebidanan dengan pertimbangan akan hakm klien an
nyaman.
4. Seluruh tindakan dicatat pada format yang telah tersedia.

STANDAR VI : PARTISIPASI PASIEN

Tindakan kebidanan dilaksanakanbersama-sama partisipasi pasien


dan keluarga dalam rangka pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
Difinisi Orasional :
Klien/Keluarga mendapatkan informasi tentang ;
* Status kesehatan saat ini.
* Rencana tindakan yang akan dilaksanakan.
* Peranan klie/keluarga dalam tindakan kebidanan.
* Peran petugas kesehatan dalam tindakan
kebidanan.
* Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan.
Klien/keluarga bersama-sama dengan petugas
melaksanakan tindakan/kegiatan

1.

2.

STANDAR VII ; PENGAWASAN

Monitoring/pengawasan dilaksanakan secara terus menerus untuk


mengetahui perkembanagan pasien.
Difinisi Oprasional :
1. Adanya format.
2. Dilaksanakan secara terus menerus.
3. dicatat

STANDAR VIII : EVALUASI

Asuhan kebidanan dievaluasi secara terus menerus bersamaan


dengan tindakan yang dilaksanakan dan dievaluasi dari rencana
yang telah dirumuskan.
Difinisi Oprasional :
1. Evaluasi dilaksanakan setelah ada tindakan sesuai
standar yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi untuk mengukur rencana yang akan
dirumuskan.

STANDAR IX : DOKUMENTASI

Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar yang


telah ditetapkan.
Difinisi oprasional :
1. Dokumentasi dilaksanakan disetiap langkah
manajemen kebidanan.
2. dilaksanakan sercra jujur sistematis jelas dan
bertanggung jawab.
3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari
pelaksanaan asuhan kebidanan.

PERAN DAN FUNGSI MAJELIS PERTIMBANGAN KODE


ETIK PROFESI

Sasaran penyusunan Majelis Pertimbangan Etika Profesi adalah


Majelis Pembinaan dan Pengawasan Etik Pelayanan Medis (MP2
EPM) meliputi :
1. Kepmenkes RI No. 554/Per/XII/1982. memberikan
pertimbangan,pembinaan dan melaksanakan pengawasan
terhadap semua profesi tenaga kesehatan dan sarana
pelayanan medik.
2. Peraturan Pemerintah No. 1 Th 1998 Bab V psl 11
Pembinaan dan pengawasan Dr.Gigi dan tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya dilakukan oleh MenKes atau
pejabat yang ditunjuk.
3. Surat KepMenKes No.640/MenKes/Per/X/1991, tentang
pembentukan MP 2 EPM.

Dasar pembentukan Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK)


:
1. Pasal 4 ayat 1 UUD 1945.
2. UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
3. Keputusan Presiden Tahun 1995 tentang pembentukan
DDTK.

TUGAS DAN WEWENANG MP2EPM TK PUSAT ;


1. Memberikan pertimbangan tentang etik danstandar profesi
tenaga kesehatan kepada mentri.
2. Membina,mengembangkan dan mengawasi secara aktif
pelaksanaan kode etik Kedokteran Gigi, Perwat,Bidan
Sarjana Farmasi, dan Rumah Sakit.
3. Menyelesaikan persoalan,menerima rujukan dan
mengadakan konsultasi dengan instansi terkait.
4. MP2EPM pusat atas Mentri berwenang mereka yang
ditunjuk mengurus persoalan etik tenaga kesehatan.

TUGAS DAN WEWENANG MP2EPM TK PROVINSI .


1. Menerima dan memberi pertimbangan mengaweasi
persoalan kode etik,dan mengadakan konsultasi dengan
instansi terkait dengan persoalan kode etik.
2. Memberi nasehat,membina dan mengembangkan serta
mengawasi secara aktif etik profesi tenaga kesehatan dalam
wilayahnya bekerjasama dengan organisasi profesi seperti
IDI,PDGI,PPNI,IBI,ISFI,PRS21.
3. Memberi pertimbangan dan saran kepada instansi terkait.
4. MP2EPM provinsi atas nama Kanwil Kesehatan Provinsi ber
wenang memanggil mereka yang bersangkutan dalam suatu
etik profesi.

TUGAS MAJELIS DISIPLIN TENAGA KESEHATAN ;


Meneliti dan menentukan ada tidaknya kesalahan atau
kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.

MAJELIS ETIKA PROFESI BIDAN


Merupakan badan perlindungan hukum terhadap bidan
sehubungan dengan tuntutan dari klien akibat pelayanan yang
diberikan dan tidak melakukan indikasi penyimpangan hukum.
Realisasi Majelis Etika Profesi Bidan adalah Majelis Pertimbang
Etika Bidan ( MPEB ) dan Majelis Peradilan Profesi (MPA).
Latar belakang pembentukan MPEB ;
1. Pemeriksa pelayanan untuk pasien.
2. Sarana pelayanan kesehatan.
3. Tenaga pemberi pelayanan,yaitu bidan.
Tujuan dibentuknya Majelis Etika Bidan ; Untuk memberi
perlindungan hukum yang seimbang dan onyektif kepada bidan dan
penerima pelayanan

LINGKUP MAJELIS ETIKA KEBIDANAN MELIPUTI :


a. Melakukan peningkatan fungsi pengetetahuan sesuai
standar profesi pelayanan bidan(Kepmenkes
No.900.Kepmenkes/vii/2002.
b. Melakukan suvervisi lapangan,apakah pelaksananan prakti
bidan sesuai standar profesi, tandar pelayanan,batas
kewenangan bidan.
c. Membuat pertimbangan bila terjadi kasus2 praktik
kebidanan.
d. Melakukan pembinaan,pelatihan hukum kesehatan
yang
berkaitan dengan praktik kebidanan.

PENGORGANISASIAN MAJELIS ETIKA KEBIDANAN.


1. Majelis Etika Kebidanan merupakan lembaga organisasi
yang mendiri,otonom dan non struktural.
2. Majelis Etika Kebidanan dibentuk ditingkat Provinsi dan
Pusat ,berkedudukan diibu kota negara dan ibu kota
Provinsi.
3. Majelis etika Kebidanan dibantu oleh sekretaris.
4.Jumlah masing- masing terdiri dari lima orang.
5.Masa bakti Majelis Etika Kebidanan selama tiga tahun,jika
berdasarkan evaluasi masih memenuhi ketentuan yang
berlaku,maka anggota tersebut dapat dipilih kembali.
6.Anggota Majelis Kebidanan diangkat dan diberhentikan oleh
Mentri Kesehatan.
7. Anggota Majelis Etika Kebidanan diangkat oleh Mentri
Kesehatan.
8. Susunan Organisasi Majelis Etika Kebidanan terdiri dari :
a. Ketua dengan kualifikasi mempunyai kompetensi
tambahan dibidang hukum.
b. Sekretaris merangkap anggota.
c. Anggota Majelis Etika Bidan

TUGAS MAJELIS ETKA KEBIDANAN.


a. Meneliti dan
menetukan apakah ada dan tidaknya
kesalahan
atau kelalaian dalam menerapkan standar frofesi
yang
dilakukan bidan.
b. Penilaian bedasarakan permintaan
pejabat,pasien,dan
keluarga yang dirugikan oleh pelayanan
kebidanan. c. Pemohonan secara tertulis dan disertai data-data.
d . Keputusa tingkat provinsi bersigfat final dan bisa konsul ke
MEK Tk Pusat.
e. Sidang paling lambat tujuh hari
setelah menerimapengaduan
dengan menghadirkan bidan
dan saksi2 . f. Keputusan paling lambat 60 hari.kemudian
disampaikan
secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang . g. Biaya dibebankan kepada anggaran PP IBI atau PD
IBI

BADAN KONSIL KEBIDANAN


* Dibentuk dalam rangka melindungi masyarakat penerima
jasa dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
* Konsil Kebidanan merupakan lembaga otonom dan
independent,bertanggung jawab kepada Presiden.
TUGAS KONSIL KEBIDANAN;
1.Melakukan registrasi tenaga bidan.
2.Menetapkan standar pendidikan bidan.
3.Menapis dan merumuskan arah perkembanga IPTEK,
4.Melakukan pembinaan terhadap pelanggaran praktik
kebidanan.

WEWENANG BADAN KONSIL KEBIDANAN


1. Menetapkan standar registrasi bidan.
2. Menguji persyaratan registrasi bidan.
3. Menyetujui dan menolak permohonan registrasi.
4. Menerbitkan dan mencabut sertifikat registrasi.
5. Menetapkan tehnologi kebidanan yang dapat
diterapkan diIndonesia.
6. Melakukan pembinaan bidan mengenai
pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan
organisasi profesi.
7. Melakukan pencatatan bidan yang dikenakan sanksi
oleh profesi.

KEANGGOTAAN KONSIL KEBIDANAN;


1. Depkes 2 orang.
Depatemen Pendidikan Nasional 1 Orang.
Lembaga Konsumen 1 Orang.
10 Orang.
terkait 4 orang.
orang.
PERSYARATAN ANGGOTA KONSIL;
1. WNI.
jasmani dan rohani.
baik.
40 tahun.
kebidanan minimal 10 tahun.
yang tinggi

2.
3.
4. Bidan
5. Organisasi
6. Ahli hukum 1

2. Sehat
3. Berkelakuan
4. Umur minimal
5. Pernah praktik
6. Memiliki moral etika

KEANGGOTAAN KONSIL BERHENTI KARENA:


1. Berakhirnya jabatan.
2. Meninggal dunia.
3. Mengundurkan diri.
4. Bertempat tinggal diluar wilayah RI.
5. Gangguan kesehatan.
6. Diberhentikan karena melanggar aturan konsil
MEKANISME TATA KERJA KONSIL;
1. memelihara dan menjaga registrasi bidan.
2. Mengadakan rapat pleno,dikatakansah bila dihadiri separuh
tambah 1 unsur pimpinan.
3. Rapat pleno memutuskan :
a. Menolak permohonan registrasi.
b. Membentuk sub-sub komite dan
anggota.
c. menetapkan peraturan dan kebijakan

1.

MEKANISME TATA KERJA KONSIL;


memelihara dan menjaga registrasi bidan

2. Mengadakan rapat pleno,dikatakansah bila dihadiri separuh


tambah 1 unsur pimpinan.
3. Rapat pleno memutuskan :
a. Menolak permohonan registrasi.
b. Membentuk sub-sub komite dan
anggota.
c. menetapkan peraturan dan kebijakan
4. Konsil Kebidanan melakukan rapat pleno sekurangkurangnya empat kali dalam setahun.
5. Kosil Kebidanan daerah hanya mengambil keputusan yang
berkaitan dengan persoalan eti profesi.
6. Ketua konsil,wakil ketua konsil,ketua komite peradilan
profesi merupakan unsur pimpinan harian konsil.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG


MELANDASI TUGAS,FUNGSI,DAN PRAKTIK BIDAN

Hukum Kesehatan adalah:


Rangkaian peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pelayanan medik dan sarana medik.
Pokok-pokok Pengertian Hukum Kesehatan :
a. Kesehatan menurut WHO,adalah keadaan yang meliputi
kesehatan badan,jiwa,dan sosial,bukan hanya keadaan
bebas dari penyakit,cacat,dan kelemahan.
b. Kesehatan menurut UU Kesehatan No 23 Tahun 1992
kesehatan adalah keadaan sejahtera Well Being badan,jiwa
dan sosial,yang memungkinkanseseorang hidup produktif
secara ekonomi dan sosial.
c. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah atau masyarakat

d. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang


mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan satau keterampilan melalui
pendidikan dibidang kesehatan untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
e. Tenaga kesehatan meliputi tenaga kesehatan
sarjana,sarjana muda,dibidang kebidanan adalah
bidan
diploma III dan D IV Kebidanan.
f. Sarana medik meliputi, RSU,RS khusus,Praktik
berkelompok,Balai pengobatan,/Klinik dan sarana lain yang
ditetapkan Menkes.
h. Transpantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk
memindahkan organ atau jaringan tubuh orang lain atau
tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan
atau jaringan yang tidak berfungsi lagi.

A. KEPMENKES RI NO 900 TAHUN 2002 .


terdiri dari 11 Bab dan 47 pasal.
Bab I Ketentuan Umum.
Bab II Pelaporan dan Registrasi.
Bab III Masa Bakti.
Bab IV Perizinan.
Bab V Praktik Kebidanan.
Bab VI Pencatatan dan Pelaporan.
Bab VII Pejabat yang berwenag mengeluarkan dan mencabut
ijin praktik.
Bab VIII Pembinaan dan pengawasan.
Bab IX Sanksi.
Bab X Ketentuan peralihan
Bab XII Ketentuan penutup

B.UNDANG-UNDANG TENTANG ABORSI. Abortus


adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum
janin hidup
diluar rahim,yaitu 20 minggu.
macammacam abortus:
a. Abortus
spontaneous yaitu abortus yang terjadi
tanpa sengaja
b.
Abortus Provokatus ; Abortus yang dilakukan
dengan sengaja atau dibuat,
ada dua macam abortus provocatus :
1. Abortus provocatus therapiticua.
2. Abortus provocatus kriminilis

Dasar hukum abortus adalah :


a. HP Bab XIX tentang
kejahatan terhadap nyawa orang
1) KUHP Pasal 29
Ayat I
memberikan harapan dandigugurkan dihukum 4
th penjara.
Ayat 2 Mengambil keuntungan dari pengguran tsb
hukuman 4 th penjara ditambah sepertiganya .Ayat 3 mernggurkan
kandungan orang menjadi profesi,dicabut haknya dan dipidana
penjara.
2) KHUP Pasal 322
Ayat 2 Pengguguran
dikerjakan hanya orang tertentu
tergantung atas pengaduan itu.
3) KUHP Pasal 436, Seorang wanita yang dengan sengaja
menggugurkan kandungannya,dihukum 4 th.
4).KUHP Pasal 347, sengaja menggugurkan sehingga
menyebabkan kematian dihukum maksimal 15 th

5) KUHP Pasal 348,sengaja menggugurkan dan atas


persetujuan pasien maka dihukum maksimal 7 tahun.
6). KUHP Pasal 349,seorang dokter,bidan dan apoteker
membantu kejahatan tersebut,dapat dicabut haknya,
Undag-undang Kesehatan No,23 tahun 1992
1) Pasal 15 ayat 1 Dalam keadaan darurat sbg upaya utk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya,dpt dilakukan
tindaklan medis tertentu.
2) Pasal 15 ayat 2 Tindakan medis tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat I hanya dilakukan:
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan
diambilnyatindakan tersebut.
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk dilakukan sesuai dg
tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimabangan tim ahli.
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan
atau suami/keluarga.
d. Pada sarana kesehatan tertentu.

3) Pasal 15 ayat 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan


medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan
ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
4) Ketentuan pidana pada pasal 80 ayat 1 adalah barang siapa
dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu kepada
ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud Pasal15 ayat 1 dan ayat2,dipidana denganpidana
penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling
banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
5) Barang siapa dengan sengaja menghimpun dana dari
masyarakat untuk meyelenggarakan pemeliharaan
kesehatan,tidak berbadan hukum dan tidak memiliki ijin
oprasional serta tidak melaksanakan ketentuan dimaksud
Pasal 66 ayat 2 dan ayat 3 dipidana penjara paling lama 15
tahun dan denda paling banyak Rp 500,000,000,00
(lima ratus juta rupiah)

C. UNDANG UNDANG TENTANG BAYI TABUNG


Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan
sel sperma dansel telur diluar tubuh,setelah teradi konsepsi
hasil tsb dimasukkan kemba;I kedalam rahim ibu sehingga
dapat tumbuh menjadi janin sebagaimana layaknya kehamilan
biasa.
Status bayi tabung ada 3 macam ;
a. Inseminisai buatan dengan sperma suami
b.Inseminasi buatan dengan sperma donor.
c. inseminasi buatan dengan model titipan
Dasar hukum pelaksanaanbayi tabung di Indonesia adalah UU
Kesehatan No.23 Tahun 1992.
1) Pasal 16 ayat 1 Kehamilan diluar cara alami dapat dilakukan
sebagai upaya terakhir untuk membantui suami istri
mendapat keturunan.
2) Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan oleh
pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :

a.hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri


yang bersangkutan,ditanamkan dalam rahim isteri
dari mana ovum berasal.
b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan wewenang untuk itu.
c. Pda sarana kesehatan tertentu.
3) Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan
kehamilan diluar cara alami sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

D. UNDANG- UNDANG TENTANG ADOPSI


.Adopsi
adalah suatu proses penerimaan anak dari seseorang atau lembaga
organisasi ketangan orang lain secara sah diatur didalam peundangundangan.
Ada tiga macam hukum perdata,yaitu:
1. Perdata berat.
2. Perdata adat.
3. perdata sesuai agama
Hukum Perdata adopsi meliputi:
1. Anak yang diapdopsi:hanya anak laki-laki,terjadi nilai kriminatif dan
pertikal.
2. bahwa yang dapat mengadopsi anak adalah pasangan suami
isteri,janda atau duda baru mengadosi apabila tidak
melahirkan
anak laki-laki.
3. Boleh mengadopsi apabila tidak melahirkan anak laki-laki.
4. Anak yang boleh diadopsi :anak laki-laki yang belum kawin
dan
belum diadopsi orang lain,umur lebih muda minimal 10
tahun dari
ayah angkatnya,jika janda lebih muda dari ibu
angkatnya.
5. Syarat persetujuan adalah :
* Dari suami isteri yang melakukan adopsi.
* Dari orang tua alami anak yang diadopsi.
* Dari ibu anak apabila ayah meninggal.
* Dari anak yang diadopsi sendiri.

6. Adopsi berbentuk akta notaris,yaitu para pihak


datang jika dikuasakan bersama orang tua alami
dengan calon orang tua angkat,dengan akta
adopsi.Adopsi yang tidak berbentuk notaris,batal
secara hukum.
7.Akibat hukum adopsi adalah sebagai berikut:
* Anak mendapat nama keturunan orang tua angkat.
* Anak yang diadopsi dianggap dilahirkan atau dianggap sah.
* Gugur hubungan perdata dengan orang tua alami.
* Adopsi tidak dapat dicabut atas persetujuan bersama.
8.Pada hukum perdata adat tidak ada ketentuan
jelas,tergantung daerah masing-masing dan garis
kekeluargaan yang dianut

E. UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG


KETENAGAKERJAAN.
Tenaga kerja adalah:
setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna
menghasilkan
barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masy.
a. pasal 81 ayat 1
Pekerja atau buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan
sakit dan memberitahukan kepada pengusaha,tidak wajib bekerja
pada hari pertama dan hari kedua haid.
b. Pasal 81 ayat 2
Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
diatur dlm perjanjian kerja,peraturan perusahaan atau perjanjian
erja bersama
c.Pasal 82 ayat 1
Pekerja atau buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama
1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan

d. Pasal 82 ayat 2
Pekerja atau buruh
perempuan yang
mengalami
keguguran kandungan berhak
memperoleh
istirahat 1,5 bulan atau
sesuai
dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan.
e. Pasal 83
Pekerja atau buruh wanita perempuan
yang anaknya masih menyusui harus
diberi
kesempatan sepatutnya untuk
menyusui
anaknya jika hal itu harus
dilakukan
selama waktu kerja. f. Pasal 84
Pekerja atau buruh yang menggunakan
hak waktu istirahatnya,mendapat upah
atau gaji penuh.

KOMPETENSI BIDAN INDONESIA

Kompetensi ke -1 :
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan
dari ilmu- ilmu sosial,kesehatan masyarakat dan etik yang
membentuk dasar dari asuhan yang bermutu sesuai dengan
budaya,untuk wanita,bayi baru lahir,keluarganya.
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar :
1. Kebudayaan dasar masyarakat Indonesia.
2. Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan
modern.
3. Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawat daruratan
bagi anggota masyarakat yang sakit yang membutuhkan
asuhan tambahan
4 .Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan
kesakitan ibu dan bayi dimasyarakat.
5.Advokasi dan starategi pemberdayaan hak-haknya yang
diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal,
(kesetaraan dalam memperoleh pelayanan kebidanan )

6. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang


tersedia.
7. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.
8. Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan,termasuk
penyediaan air,perumahan,resiko lingkungan,makanan, dan
ancaman umum bagi kesehatan.
9. Standar profesi dan praktik kebidanan.
Pengetahuan dan keterampilan tambahan :
1.
Epedemilogi,sanitasi,diagnosa masyarakat,dan vital
statistik.
2.
Infrastruktur kesehatan setempat dan nansional,serta
bagaimana mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk
asuhan kebidanan.
3. Primary Health (PHC) berbasis dimasyarakat dengan
menggunakan promosi kesehatan serta strategi
pencegahan penyakit.
4. Program Imunisasi nasional dan akses untuk
pelayanan
imunisasi

Perilaku Profesional Bidan :


1. Berpegang teguh pada filosofi,etika profesi dan aspek legal.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
keputusan klinis yang dibuat.
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan
keterampilan mutahir.
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk
penyakit.penularan dan strategi pengendalian infeksi.
5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam
memberikan asuhan kebidanan.
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik
kesehatan,kehamilan,priode pasca persalinan bayi baru
lahir dan anak.

7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan


kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan
yang telah diinpormasikan tentang semua aspek
asuhan,meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
Menggunakan keterampilan mendengar dan mempasilitasi.
8. Bekerja sama dengan petugas lain untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.
9. Avokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

Kompetensi ke- 2 : PRA KONSEPSI,KB DAN GINEKOLOGI


Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat,perencanaan
kehamilan dan kehamilan dan kesiapan menjadi oarang tua
Pengetahuan Dasar :
1. Pertumbuhan dan perkembanganseksualitas dan aktivitas
seksual.
2. Anatomi danfisiologi pria dan wanita yang berhubungan
dengan konsepsi dan reproduksi.
3. Norma dan praktek budaya dalam kehidupan seksualitas
dan kemampuan berproduksi.
4. Komponen riwayat kesehatan,riwayat keluarga,dan
riwayat genetik yang relevan.
5. Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk
mengevaluasi
potensi kehamilan yang sehat.

6. Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan


kehamilan dan metode lain yang bersifat tradisional yang
lazim digunakan.
7.Jenis indikasi cara pemakaian, cara pencabutan dan efek
samping berbagai kontrasepsi yang digunakan antara lain
pil,suntikan,AKDR,alat kontra sepsi bawah kulit (AKBK)
kondom,tablet vagina dantisu vagina.
8. Metode konseling bagi w3anita dalam memilih suatu metode
kontrasepsi.
9. Penyuluhan kesehatan mengenai PMS,HIV/AIDS dan
kelangsungan hidup anak
10.Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit
menular sexsual yang lazim terjadi.

Pengetahuan Tambahan :
1. Faktor-faktor yang menentukan dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan kehamilan yang tidak
diinginkan dan direncanakan.
2. Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi
geografis,dan proses rujukan untuk pemeriksaan
pengobatan lebih lanjut.
3. Indikator dan metoda konseling/rujukan terhadap gangguan
hubungan interpersonal,termasuk kekerasan dan pelecehan
dalam keluarga(seks,fisik dan emosi)
Keterampilan dasar :
1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang
lengkap.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus sesuai dengan
kondisi wanita
3. menetapkan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil
pemeriksaan laboratarium seperti hematokrit dan analisa
urine.

4. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan


konseling dasar dengan tepat.
5. Memberikan pelayanan KB
yang tersedia sesuai
kewenangan dan budaya
masyarakat. 6. Melkaukan pemeriksaan berkala aseptor KB dan
melakukan
intervensi sesuai kebutuhan. 7. Mendokumentasikan
temuan dan intervensi yang ditemukan.
8. Melakukan
pemasangan AKDR dengan letak normal.
Keterampilan Tambahan :
1. Melakukan pemasangan AKBK
2. Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.

Kompetensi 3 : ASUHAN KONSELING SELAMA


KEHAMILAN.
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi
dini,pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.

Pengtahuan dasar :
1. Anatomi dan fisiologi.
2. Siklus menstruasi dan proses konsepsi.
3 Tumbuh kembaqng janin dan faktor-faktor yang
mempengaruhi.
4. tanda-tanda dan gejala kehamilan.
5. Mendiagnosa kehamilan.
6. Perkembangan normal kehamilan.
7. Komponen riwayat kesehatan.
8. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama ante natal
9. Menentukan umur kehamilan dari riwayat
menstruasi,pembesaran dan/atau tinggi fundus uteri.
10. Mengenal tanda dan gejala anemi ringan dan berat,
hyperemisis gravidarum,kehamilan ektopik
terganggu,aborsi iminen,molla hydatosa dan
komplikasinya,kehamilan ganda,kelainan letak serta

Pre eklamsia. 11 . Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium


seperti
Haemoglobin dalam darah,test gula,protein,aceton
dan bakteri dalam urine.
12. Perkembangan normal dari kehamilan:perubahan
bentuk fisik.ketidak nyamanan yang lazim,
pertumbuhan
fundus uteri yang diharapkan.
13. Perubahan psikologis yang normal dalam
kehamilan
dan dampak terhadap keluarga.
14. Penyuluhan dalam kehamilan; perubahan fisik
perawatan
buah dada ketidak nyamanan,
kebersihan,seksualitas,nutrisi,pekerjaan dan
aktifitas (senam
hamil)
15. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.

16. Penatalaksanaan imunisasi pada wanita hamil.


17. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
18. Persiapan persalinan,kelahiran,dan menjadi orang tua.
19. Persiapannkeadaan rumah/kelg u/ meyambut bayi.
20. Tanda-tanda dimulainya persalinan.
21. Promosi,dan dukungan pada ibu menyusukan.
22. Tehnik realaksasi dan strategi meringankan nyeri pada
persiapan persalinan.
23. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.
24. Mengurangi ketidak nyamanan selama masa kehamilan.
25. Penggunaan obat2an tradisional.
27. Akibat dari merokok,alkohol dan obat2an yang terlarang.
28. Akibat ketularan dari binatang tertentu.( Toxoplasmosis)
29. Kesejahteraan janin (DJJ )dan aktivitas janin.
30. Resustasi karddiopulmonary.

Keterampilan Tambahan :
1. Tanda gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi
tertentu.
2 .Akibat dari penyakit akut dan kronis.
Keterampilan Dasar :
1. Mengumpulkan data,menganalisa setiap kenjungan bumil
2. Melaksanakan pemeriksaan umum secara sistematis
3. Melakukan pemerikasaan abodemen secara lengkap.
4. penilaian pelvic,ukuran dan struktur tulang panggul
5. Menilai keadaan janin.(DJJ.gerakan janin)
6. Menghitung usia kehamilan
7. Mengkaji BB & status nutrisi bumil dan hub dgn
pertumbuhan janin.
8. Penyuluhan tanda2 bahaya kehamilan.
9. Penatalaksanaan kehamilan dengan komplikasi ringan.
10 Memberikan imunisasi
11 Indentifikasi penyimpangan kehamilan dan penanganan
rujukan.
12. Bimbingan persiapan persalinan dan penyuluhan prilaku
kesehatan.
13. Penggunaan obat2an tradisional yang aman..

Keterampilan Tambahan :
1. Menggunakan Doppler u/ memantau DJJ
2. Memberikan pengobatan/kalobarasi
3. Melaksanakan kemampuan LSS dlm
manaj.pasca abotion

Kompetensi ke- 4 : ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN


KELAHIRAN

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,tanggap terhadap


kebudayaan setempat selama persalinan,memimpin suatu persalinan yang
bersih dan aman,menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

Pengetahuan Dasar:
1. Fisiologi persalinan
2. Anatomi tengkorak janin,diameter yang penting dan petunjuk
3. Aspek psikologi dan kultural pada persalinan &kelahiran
4. Indikator tanda2 persalinan
5. Kemajuan persalinan & partograf
6. Penilaian Ibu & janin pada masa persalinan
7. Proses penurunan janin
8. Pengelolaan/penatalaksanaan persalinan normal & ganda
9. Kenyamanan dlm persalinan
10.Transisi bayi baru lahir dgn kehdpan diluar uterus.
11.Kebutuhan fisik BBL

12. Pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional BBL


13. Pemberian ASI secara intensif.
14. Manajemen fisiologi Kala III,Prinsif manajemen Kala III,
Prinsif manajemen aktif kala III
15. Indikasi tindakan operatif,indikasi komplikasi
persalinan

Pengetahuan Tambahan
1.
Penata laksanaan persalinan dengan malpresentasi
2.
Pemberian suntikan anastesi lokal.
3.
Akselerasi dan induksi persalinan.
Keterampilan Dasar:
1.
Mengumpulkan data.
2.
Melaksanakan pemeriksaan fisik,abdomen secara lengkap

Anda mungkin juga menyukai