Pelanggaran Kode Etik Profesi Dalam Jasa Konstruksi
Pelanggaran Kode Etik Profesi Dalam Jasa Konstruksi
Konstruksi
Pendahuluan
Latar Belakang
Pengertian Etika
Etika merupakan konsep yang dimiliki
individu atau kelompok untuk menilai
tindakan tindakan tersebut baik atau buruk
Etika merupakan self control
Tujuan
Melakukan pengamatan terhadap bentuk
bentuk pelanggaran dalam kode etik
profesi dalam jasa konstruksi dengan
sample contoh kasus sebuah proyek kasa
konstruksi
Permasalahan
Pelanggaran kode etik yang terjadi pada proyek jasa
konstruksi pelabuhan A yaitu :
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
konstruksi yang bersifat korupsi.
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
konstruksi yang bersifat perizinan lokasi pengerjaan
proyek jasa konstruksi
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
kontruksi yang bersifat perizinan usaha jasa konstruksi
Penjelasan
Pelanggaran Pertama :
Korupsi yang di lakukan beberapa pihak ini disinyalir
terbagi dalam beberapa aspek. Yang terlihat nyata yaitu
dalam pengerjaan pembangunan jalan menuju ke arah
lokasi pelabuhan. Jalan yang dibangun di daerah yang
umumnya bertipe tanah rawa tidak di jalankan secara
maksimal. Jalan yang di bangun tersebut telah rusak
dalam kurun waktu kurang dari sebulan
Selanjutnya,
pengalihfungsian
lokasi
proyek.
Lokasi
ini
perlu
dilestarikan.
Disinyalir
guna
Pelanggaran kedua :
Adanya Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan
jasa konstruksi yang bersifat perizinan lokasi
pengerjaan proyek jasa konstruksi. Hal yang
dimaksudkan adalah belum turunnya surat izin
pengalihfungsian lokasi pelabuhan A dari pemerintah
pusat akan tetapi proyek telah berjalan.
Pelanggaran Ketiga :
Adanya pelanggaran terhadap perbuatan
pelayanan jasa kontruksi yang bersifat
perizinan usaha jasa konstruksi. Yaitu belum
turunnya surat keputusan (SK) dari pemerintah
pusat tentang pembangunan pelabuhan A.
Pembahasan
UU no 18 tahun 1999 menyatakan setiap tenaga ahli
dan terampil yang bekerja dalam bidang jasa konstruksi
harus memiliki sertifikat dan bertanggung jawab dalam
profesinya.
Pelanggaran pertama
Pada kasus yang pertama, yaitu adanya pelanggaran berupa tindak pidana korupsi.
Pihak yang terlibat pada pelanggaran ini telah melanggar beberapa pasal perundangan
dan kode etik dalam berprofesi. UU No. 31/1999 jo UU No.20/2001 menyebutkan
bahwa pengertian korupsi mencangkup perbuatan : Melawan hukum, memperkaya diri
orang/badan lain yang merugikan keuangan/perekonomian negara [Pasal 2] ;
Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/perekonomian negara [Pasal 3] ; Kelompok delik penyuapan [Pasal 5,6 dan
11] dan beberapa pasal lainnya. Kasus pelanggaran pada proyek pelabuhan A ini
dapat dirumuskan dalam Pasal 2 UU No.31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001
Pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana korupsi ini telah melanggar UU No 18
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang tertera pada pasal 2 yang menyebutkan
Pengaturan jasa kontruksi berlandaskan pada asas kejujuran dan keadilan, manfaat,
keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan, dan
keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian pasal 11
ayat 1 dan 2 yang menyebutkan 1. Badan usaha sebagaiman dimaksud dalam pasal 8
dan orang peseorangan sebagaiman di maksud dalam pasal 9 harus bertanggung
jawab terhadap hasil pekerjaannya ; 2. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dilandasi prinsip-prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan, kepatutan, dan
Pelanggaran kedua
Pelanggaran kedua yaitu terhadap perbuatan pelayanan
jasa konstruksi yang bersifat perizinan lokasi pengerjaan
proyek jasa konstruksi. Hal ini melanggar kaidah dasar
dan kode etik HPJI yaitu : Wajib memperhatikan dengan
sungguh-sungguh dan tidak merugikan kepentingan
umum khususnya yang menyangkut lingkungan
Pelanggaran ketiga
Pelanggaran ketiga yaitu adanya pelanggaran terhadap perbuatan
pelayanan jasa kontruksi yang bersifat perizinan usaha jasa
konstruksi. Yaitu belum turunnya surat keputusan (SK) dari
pemerintah pusat tentang pembangunan pelabuhan A. Hal ini
melanggar UU No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dalam pasal
8 Perencana kontruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas
konstruksi yang berbentuk badan usaha harus : a. Memenuhi
ketentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksi .
Pasal 10 Ketentuan mengenai penyelenggaraan perizinan usaha,
klasifikasi usaha, kualifikasi usaha, sertifikasi keterampilan dan
sertifikasi keahlian kerja diatur lebih lanjut dalam peraturan
pemerintahan
KESIMPULAN
1. Etika merupakan self control karena segala sesuatunya dibuat dan
diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri
2. Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan disisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian.
3. Proyek Pelabuhan A merupakan salah satu dari sekian banyak kasus yang
menggambarkan bentuk umum dari pelanggaran terhadap kode etik profesi
yang mencangkup dua kasus utama :
a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek
SARAN
Dalam proyek kontruksi pelabuhan A tersebut dan juga pekerjaan konstruksi
lainnya harus ditangani oleh tenaga yang benar benar ahli dan
berkemampuan tinggi baik teknis maupun manajerial serta berdedikasi
tinggi,
memahami
dan
menjunjung
tinggi
kode
etik
profesi.
Harus ada penanganan secara tegas dan pengenaan secara hukum terhadap
orang orang yang melakukan kecurangan dalam tubuh jasa konstruksi yang
membawa
kerugian
bagi
Negara.
Terimakasih