Anda di halaman 1dari 20

Pelanggaran Kode Etik Profesi dalam Jasa

Konstruksi

Oleh : Tahnia Nazthalia


03081001005

Pendahuluan
Latar Belakang
Pengertian Etika
Etika merupakan konsep yang dimiliki
individu atau kelompok untuk menilai
tindakan tindakan tersebut baik atau buruk
Etika merupakan self control

Peranan Kode Etik


Profesi
Menjaga martabat serta
kehormatan profesi itu sendiri
Melindungi masyarakat dari
segala bentuk penyimpangan
maupun penyalahgunaan keahlian

Pelanggaran kode Etik Profesi


mencangkup dua kasus utama
Pelanggaran terhadap perbuatan yang
tidak mencerminkan respek terhadap
nilai-nilai yang seharusnya dijunjung
tinggi oleh profesi itu.
Pelanggaran terhadap perbuatan
pelayanan jasa profesi yang kurang
mencerminkan kualitas keahlian yang
sulit atau kurang dapat

Tujuan
Melakukan pengamatan terhadap bentuk
bentuk pelanggaran dalam kode etik
profesi dalam jasa konstruksi dengan
sample contoh kasus sebuah proyek kasa
konstruksi

PELANGGARAN KODE ETIK


PROFESI PELAYANAN JASA
KONSTRUKSI PELABUHAN A

Permasalahan
Pelanggaran kode etik yang terjadi pada proyek jasa
konstruksi pelabuhan A yaitu :
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
konstruksi yang bersifat korupsi.
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
konstruksi yang bersifat perizinan lokasi pengerjaan
proyek jasa konstruksi
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
kontruksi yang bersifat perizinan usaha jasa konstruksi

Penjelasan
Pelanggaran Pertama :
Korupsi yang di lakukan beberapa pihak ini disinyalir
terbagi dalam beberapa aspek. Yang terlihat nyata yaitu
dalam pengerjaan pembangunan jalan menuju ke arah
lokasi pelabuhan. Jalan yang dibangun di daerah yang
umumnya bertipe tanah rawa tidak di jalankan secara
maksimal. Jalan yang di bangun tersebut telah rusak
dalam kurun waktu kurang dari sebulan

Jalan menuju lokasi proyek

Selanjutnya,

pengalihfungsian

lokasi

proyek.

Lokasi

proyek pelabuhan A ini adalah kawasan hutan mangrove


yang merupakan cagar budaya dimana seharusnya
kawasan

ini

perlu

dilestarikan.

Disinyalir

guna

mempermudah pengalihfungsian lokasi tersebut, pihak


kontraktor menurunkan dana dengan nominal yang cukup
besar.

Pelanggaran kedua :
Adanya Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan
jasa konstruksi yang bersifat perizinan lokasi
pengerjaan proyek jasa konstruksi. Hal yang
dimaksudkan adalah belum turunnya surat izin
pengalihfungsian lokasi pelabuhan A dari pemerintah
pusat akan tetapi proyek telah berjalan.

Pelanggaran Ketiga :
Adanya pelanggaran terhadap perbuatan
pelayanan jasa kontruksi yang bersifat
perizinan usaha jasa konstruksi. Yaitu belum
turunnya surat keputusan (SK) dari pemerintah
pusat tentang pembangunan pelabuhan A.

Pembahasan
UU no 18 tahun 1999 menyatakan setiap tenaga ahli
dan terampil yang bekerja dalam bidang jasa konstruksi
harus memiliki sertifikat dan bertanggung jawab dalam
profesinya.

Pelanggaran pertama
Pada kasus yang pertama, yaitu adanya pelanggaran berupa tindak pidana korupsi.
Pihak yang terlibat pada pelanggaran ini telah melanggar beberapa pasal perundangan
dan kode etik dalam berprofesi. UU No. 31/1999 jo UU No.20/2001 menyebutkan
bahwa pengertian korupsi mencangkup perbuatan : Melawan hukum, memperkaya diri
orang/badan lain yang merugikan keuangan/perekonomian negara [Pasal 2] ;
Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/perekonomian negara [Pasal 3] ; Kelompok delik penyuapan [Pasal 5,6 dan
11] dan beberapa pasal lainnya. Kasus pelanggaran pada proyek pelabuhan A ini
dapat dirumuskan dalam Pasal 2 UU No.31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001
Pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana korupsi ini telah melanggar UU No 18
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang tertera pada pasal 2 yang menyebutkan
Pengaturan jasa kontruksi berlandaskan pada asas kejujuran dan keadilan, manfaat,
keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan, dan
keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian pasal 11
ayat 1 dan 2 yang menyebutkan 1. Badan usaha sebagaiman dimaksud dalam pasal 8
dan orang peseorangan sebagaiman di maksud dalam pasal 9 harus bertanggung
jawab terhadap hasil pekerjaannya ; 2. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dilandasi prinsip-prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan, kepatutan, dan

Pelanggaran yang dilakukan selanjutnya yaitu terhadap


kaidah dasar dan kode etik HPJI yaitu :
1. Bekerja secara profesional untuk kepentingan
masyarakat, bangsa, negara dan organisasi
2. Wajib bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam
menjalankan profesinya
3. Setia dan taat pada peraturan dan perundangundangan yang berlaku
4. Wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap
terhormat, dapat dipercaya dan bertanggung jawab
secara profesional berazaskan kaidah keilmuan,
kepatutan dan kejujuran intelektual

Pelanggaran kedua
Pelanggaran kedua yaitu terhadap perbuatan pelayanan
jasa konstruksi yang bersifat perizinan lokasi pengerjaan
proyek jasa konstruksi. Hal ini melanggar kaidah dasar
dan kode etik HPJI yaitu : Wajib memperhatikan dengan
sungguh-sungguh dan tidak merugikan kepentingan
umum khususnya yang menyangkut lingkungan

Pelanggaran ketiga
Pelanggaran ketiga yaitu adanya pelanggaran terhadap perbuatan
pelayanan jasa kontruksi yang bersifat perizinan usaha jasa
konstruksi. Yaitu belum turunnya surat keputusan (SK) dari
pemerintah pusat tentang pembangunan pelabuhan A. Hal ini
melanggar UU No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dalam pasal
8 Perencana kontruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas
konstruksi yang berbentuk badan usaha harus : a. Memenuhi
ketentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksi .
Pasal 10 Ketentuan mengenai penyelenggaraan perizinan usaha,
klasifikasi usaha, kualifikasi usaha, sertifikasi keterampilan dan
sertifikasi keahlian kerja diatur lebih lanjut dalam peraturan
pemerintahan

KESIMPULAN
1. Etika merupakan self control karena segala sesuatunya dibuat dan
diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri
2. Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan disisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian.
3. Proyek Pelabuhan A merupakan salah satu dari sekian banyak kasus yang
menggambarkan bentuk umum dari pelanggaran terhadap kode etik profesi
yang mencangkup dua kasus utama :
a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek

SARAN
Dalam proyek kontruksi pelabuhan A tersebut dan juga pekerjaan konstruksi
lainnya harus ditangani oleh tenaga yang benar benar ahli dan
berkemampuan tinggi baik teknis maupun manajerial serta berdedikasi
tinggi,

memahami

dan

menjunjung

tinggi

kode

etik

profesi.

Harus ada penanganan secara tegas dan pengenaan secara hukum terhadap
orang orang yang melakukan kecurangan dalam tubuh jasa konstruksi yang
membawa

kerugian

bagi

Negara.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai