Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN

PENGENDALIAN
MALARIA
INDONESIA

ANALISIS MASALAH MALARIA SECARA


UMUM
Turunnya PAD
Turunnya
kunjungan wisata

Turunnya
produktivitas kerja

Turunnya
kecerdasan anak

MENINGKATNYA
KASUS MALARIA

Faktor
EPIDEMIOLOGI
-Tingginya mobilitas penduduk
-Tingginya keterpaparan penduduk akan
gigitan nyamuk
-Terdapatnya TPN alamiah maupun
MAN MADE BREEDING PLACES

Faktor
MANAJEMEN
PROGRAM
-Terbatasnya mikroskop malaria
-Terbatasnya sarana dan prasarana
program
-Terbatasnya kwalitas SDM Program

Faktor
DUKUNGAN
KEMITRAAN
-Masyarakat menganggap malaria
bukan masalah
-Banyak mitra potensial
menganggap malaria urusan
sektor kesehatan saja

MENGAPA MALARIA
BERKAITAN DENGAN SDM
DIMASA DEPAN ?
>50 juta ibu hamil menderita malaria per
tahun
3.5 juta ibu yang menderita malaria
luaran kehamilan dan ibu yang buruk
Malaria dalam kehamilan di daerah
endemik menyebabkan:
2-15% anemia berat pada ibu
5-14% bayi berat lahir rendah
3-5% kematian neonatal

PETA ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA


TAHUN 2008

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

##
#
#

#
#
#
#
#

#
#
#

#
#

#
#

#
#
#

#
##
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
##

#
###

#
#

#
#

#
#

#
#

#
# ##
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#

#
##
##

#
#

##

#
##
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#

#
#
##
#
##

#
#

##

#
#

#
#

#
#
#
#
##
###
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#

#
#

##

#
#
#

#
#

#
#

#
##

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

##
#
#

#
#
#

#
#

#
#
#

##
#
#

#
#

#
##

#
#

#
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

##

#
#

#
#

#
#

#
#

##
#
# ##
###
##

##
#

#
#

#
#
#

#
#

#
#
#

#
##

##

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

##

#
#
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#
#

#
#

##

#
#
#

#
#

#
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#
#

##

#
#

#
#
#

#
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#
#

#
#

#
#
##
#

#
#

#
#

##

#
#

#
#

#
#
#

##
##

#
#
#

#
#

#
#

#
#
#

#
#

#
#

#
#

#
#
#

##
#

#
#

##

#
#
#
#
##

#
# ##
#
#
#

#
#

#
#

#
#

##
#
##
##
#
## ##

#
#

#
#

#
#

##
#
##

#
#

#
#

Pos
0/00
pddk

Free

0-1

Low

1-5

Moderate

#
#
#

#
#

#
#
#

#
#
#

#
# ##
#

#
#

##

##

#
###
#
#
#
#

#
##
##

## #

#
# ##
# ##
# # # ## #
# ## #
#
##

##

#
#
#
#

##
#

#
#

#
#

5-49

50-100

High

> 100

1 dot = 100 Kasus

ESISTENSI PLASMODIUM TERHADAP OBAT MALARIA


DI INDONESIA

TUJUAN UMUM
PROGRAM PENGENDALIAN
MALARIA
1. Pembebasan DKI, Bali, Batam:
2010
2 . Pembebasan Jawa, NAD, Kepri:
2015
3. Pembebasan Sumatra, NTB, Kalimantan,
Sulawesi:

TUJUAN KHUSUS
PROGRAM
PENGENDALIAN MALARIA
1. Tahun 2010 jumlah desa
dengan positif malaria 5
per 1000 penduduk (HCI)
menurun 50 %.
2. Tahun 2010 semua Kab/Kota
mampu
melakukan
pemeriksaan sediaan darah
malaria dan memberikan
pengobatan
tepat,
terjangkau.
3. Tahun 2020 seluruh wilayah
Indonesia
sudah
melaksanakan intensifikasi
dan
integrasi
dalam

PENGENDALIAN
MENUJU PEMBEBASAN
MALARIA

DAERAH BEBAS
MALARIA
1. Tiga tahun berturut-turut tidak
ditemukan
kasus
indigenous
(penularan setempat) di suatu
kabupaten/kota yg didukung oleh
surveilans yg baik.
2. Angka Annual Parasite Incidence
di desa kurang dari 1 per 1000
penduduk
yang
mempunyai
kemampuan
surveilans
yang

TUJUAN & SASARAN PER TAHAP


Pemberantasan

Pra Eliminasi

Eliminasi

Pemeliharaan

Tujuan utama:
Mengurangi tingkat
penularan malaria
disatu wilayah
minimal
kabupaten/kota,
sehingga pada akhir
tahap tercapai SPR
< 5 %.
Sasaran intervensi:
Seluruh lokasi
endemis malaria
(masih terjadi
penularan) di
wilayah yang akan
dieliminasi.

Tujuan utama:
Mengurangi jumlah
fokus aktif dan
mengurangi
penularan setempat
di satu wilayah
minimal kab/kota,
sehingga pada akhir
tahap API <1/1000.
Sasaran intervensi:
Fokus aktif (lokasi
yang masih terjadi
penularan setempat)
diwilayah yang akan
dieliminasi

Tujuan utama:
Menghilangkan fokus
aktif dan
menghentikan
penularan setempat di
satu wilayah, minimal
kab/kota, sehingga
pada akhir tahap
kasus indigenous = 0.
Sasaran intervensi:
Sisa fokus aktif dan
individu kasus positif
dengan penularan
setempat (kasus
indigenous)

Tujuan utama:
Mencegah
munculnya kembali
kasus dengan
penularan setempat.

Sasaran intervensi:
Individu kasus
positif, khususnya
kasus impor.

KEBIJAKAN
I.

Diagnosa
malaria
harus
terkonfirmasi mikroskop atau
Rapid Diagnostic Test

STOP MALARIA KLINIS

KEBIJAKAN
II.

Pengobatan:
Artemisinin-based Combination
Therapy (ACT)

STOP MONOTHERAPY

KEBIJAKAN
III. Pencegahan penularan malaria melalui :
distribusi
kelambu
LLIN
(Long-Lasting
Insecticidal Net), penyemprotan rumah/IRS
repellent, dll

KEBIJAKAN
IV.

Kerjasama LS/LP dlm Forum Gebrak


Malaria

SKEMA PENDERITA
MALARIA

Positif Malaria

Form LB1 (ICD X) : 1501

Diambil SD

Pasien

Malaria Klinis

Negatif Malaria

Tidak diambil SD
Form LB1 (ICD X) : 1503

PENGENDALIAN
Intensifikasi
VE
K
TOR
Pengendalian
malaria :
Penyebaran
kelambu
LLINs,
untuk
mencegah
penularan :
Kampanye
Integrasi dengan
kegiatan
ANC
dan Imunisasi

KEMITRAN &
PENUNJANG

Kerjasama

Lintas
Sektor
dalam GEBRAK
Malaria dalam
FORUM
GEBRAK
Malaria.
Penguatan
SDM
Petugas
Kesehatan
melalui

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai