Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

ATRESIA ANI
Rizcky Naldy Eka Putra
N 111 15 004

Pembimbing Klinik :
dr. Raymond R. Anurantha, Sp.B
Atresia ani  kelainan kongenital anus
dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feses.

PENDAHULUAN Frekuensi seluruh kelainan kongenital


anorektal didapatkan 1 dari tiap 5.000 –
10.000 kelahiran.

20 % - 75 % bayi yang menderita atresia


ani juga menderita anomali lain.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Atresia berasal dari bahasa Yunani yaitu
“A” yang berarti tidak ada dan “Trepsis”
yang berarti makanan atau nutrisi.

Dalam istilah kedokteran, Atresia  suatu


keadaan tidak adanya / tertutupnya lubang
badan normal / organ tubular secara
kongenital yang disebut juga clausura.
3
Atresia ani diperkirakan terdapat dalam
1:5000 kelahiran, dengan insiden yang
sama antara laki-laki dan perempuan.

EPIDEMIOLOGI 40 – 70 % dari penderita mengalami satu


atau lebih defek tambahan dari sistem
organ lainnya  Sindroma VACTERL

4
Embriologi

Usus terbentuk mulai minggu keempat kehamilan disebut sebagai primitif gut. 5
ANATOMI

Struktur
Kanalis analis  bagian yang paling
sempit, tetapi normal dari ampula rekti.

Vaskularisasi
• Arteri
• Vena

Inervasi
Inervasi parasimpatis berasal dari
nervus sacralis III, V dan pesarafan
simpatis berasal dari ganglion lumbalis
II, III, V dan pleksus para aurticus
6
ETIOLOGI

1. Masih jarang terjadi bahwa gen


autosomal resesif yang menjadi
penyebab atresia ani.

2. Orang tua yang mempunyai gen carrier


mempunyai peluang sekitar 25% untuk
diturunkan pada anaknya saat kehamilan.

3. 30% anak yang mempunyai sindrom genetik,


kelainan kromosom, atau kelainan kongenital
lain juga berisiko untuk menderita atresia ani

7
KLASIFIKASI

SECARA
SECARA
FUNGSIONAL
STRUKTURAL
1. Atresia ani dengan fistula.
1. Anomali letak rendah
2. Atresia ani tanpa fistula
2. Anomali letak tinggi

8
ATRESIA ANI DENGAN FISTULA

Fistula Rektoperineal

Fistula Rektouretral

Fistula Rektovesika

9
ATRESIA ANI DAN / TANPA
FISTULA

Fistula Rektovestibular

Fistula Rektouretral

Atresia Ani Tanpa Fistula

10
DIAGNOSIS
Anamnesis

1 Tidak keluarnya mekonium

2 Perut Membesar

3 Muntah

4 Gejala Klinis Adanya Fistula

11
Ada tidaknya anus (anal
1 dimple)
Inspeksi kemungkinan adanya
2 fistula
Melihat adanya urin bercampur
3 mekonium
PEMERIKSAAN
FISIK 4 Melihat penonjolan anus
Adanya lubang anus dengan
5 termometer
Auskultasi, Perkusi dan
6 Palpasi

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Invertogram)
Wangensteen & Rice Knee Chest Position

13
PENATALAKSANAAN ATRESIA ANI

PSARP
Pena dan DeVries pada tahun 1982
memperkenalkan metode operasi definitif
dengan pendekatan postero-sagital
anorectoplasty (PSARP), yaitu dengan
cara membelah muskulus sfingter
eksternus dan muskulus levator ani untuk
memudahkan mobilisasi kantong rektum
dan pemotongan fistel dengan stimulasi
elektrik dari perineum.
14
MACAM-MACAM PSARP

Tidak dilakukan pemotongan otot levator


maupun vertical fibre, yang penting adalah
Minimal memisahkan common wall untuk
memisahkan rektum dengan vagina dan
yang dibelah hanya otot sfingter eksternus.

Limited Yang dibelah adalah otot sfingter eksternus, muscle


fiber, muscle complex serta tidak membelah tulang
koksigeus.

Full Dibelah otot sfingter eksternus, muscle complex,


dan koksigeus.

15
Teknik Operasi PSARP
1 1
Dilakukan dengan anestesi umum, dengan
endotrakeal intubasi, dengan posisi pasien tengkurap
dan pelvis ditinggikan (prone jackknife position).
2 2

Stimulasi perineum dengan alat pena muscle


stimulator untuk identifikasi anal dimple.

3 3
Insisi bagian tengah sakrum ke arah bawah melewati pusat sfingter
dan berhenti 2 cm di depannya. Dibelah jaringan subkutis, lemak,
parasagital fiber dan muscle complex. Os coccygeus dibelah sampai
tampak musculus levator, lalu muskulus levator dibelah sampai tampak 4 4
dinding belakang rektum.
Fistula yang ada dari rektum menuju ke vagina atau
traktus urinarius dipisahkan. Rektum dibebaskan
dari jaringan sekitarnya. Rektum ditarik melewati
5 5 levator, muscle complex dan parasagital fiber.
Dilakukan anoplasti dan dijaga jangan sampai
terjadi tension (dilakukan rekonstruksi pada
muskulus dan dijahit ke rektum) 16
KOMPLIKASI

KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
AWAL
LANJUTAN
1. Infeksi dari luka
1. Stenosis anal
2. Perdarahan
2. Striktur anorektal
3. Anus salah letak
3. Prolaps
4. Fistula berulang
4. Inkontinensia
5. Cedera uretrha dan kandung kemih 17
PERAWATAN PASCA OPERASI

Antibiotik intra vena diberikan selama 3 hari dan salep antibiotik diberikan selama 8-10
1 hari.

Pada kasus fistula rektouretral, kateter foley dipasang hingga 5-7 hari. Sedangkan pada
2 kasus kloaka persisten, kateter foley dipasang hingga 10-14 hari.

3 Dilatasi anus dimulai 2 minggu setelah operasi dengan Heger dilatation.

Indikasi penutupan kolostomi adalah apabila sudah tercapai ukuran pada dilatasi anal
4 yang sudah sesuai dengan umur (maksimal 16 French pada usia 3 tahun).

Setelah dilakukan penutupan kolostomi, eritema popok sering terjadi karena kulit
5
perineum bayi tidak pernah kontak dengan feses sebelumnya. Salep tipikal yang
mengandung vitamin A, D, aloe, neomycin dan desitin.
SKORING KOLTZ

19
Thank You for
Watching!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai