Anda di halaman 1dari 50

PEDOMAN TEKNIS

PENYUSUNAN RBA
DI LINGKUNGAN RS PTN

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Sistematika
Ringkasan

Ringkasan Eksekutif

Memuat uraian ringkas


mengenai kerja RS PTN tahun
berjalan (20XX-1) dan target
kinerja tahun RBA (20XX)
yang hendak dicapai,
termasuk asumsi-asumsi
penting yang digunakan
serta faktor-faktor internal
dan eksternal yang akan

BAB I Pendahuluan

A. Umum
1. Keterangan rigkas mengenai landasan hukum
keberadaan RS PTN

keputusan yang telah ditetapkan oleh


pemerintah yang mendasari
operasional RS PTN , sejarah
berdirinya dan perkembangan RS PTN
sampai saat ini dan peranannya bagi
masyarakat
1. Karakteristik
kegiatan/ layanan RS PTN
Keterangan ringkas mengenai
kegiatan/ layanan utama RS
PTN (terutama yang menjadi

B. Visi dan Misi


Badan Layanan
1. Keterangan mengenai gambaran tentang
kondisi RS PTN diUmum
masa yang akan datang.

2. Keterangan mengenai upaya yang akan


dilakukan RS PTN dalam mencapai visi atau
tujuan jangka panjang RS PTN. Keterangan
tersebut mencakup uraian tentang
Pendidikan, penelitian dan pelayanan yang
akan diberikan, sasaran pasar yang dituju,
dan kesanggupan untuk meningkatkan mutu
layanan.
3. Ringkasan rencana kerja yang akan

C. Budaya Badan
Layanan Umum
Nilai budaya kerja yang ditetapkan RS PTN
dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Upaya yang akan dilakukan untuk merubah pola
pikir menjadi ala korporat, misalnya
pemberdayaan sumber daya manusia,
peningkatan kerja sama, peningkatan kinerja,
dan pembelajaran pola manajemen.

D. Susunan Pejabat Pengelola


BLU dan Dewan Pengawas

BAB II Kinerja RS PTN Tahun Berjalan (TA 20XX-1) dan


Rencana Bisnis dan Anggaran RS PTN TA 20XX

A. Gambaran
Kondisi RS PTN
1. Kondisi Internal RS PTN
Uraian mengenai kekuatan dan kelemahan dari
kondisi (bentuk layanan) Pendidikan, penelitian
dan pelayanan, keuangan, organisasi dan SDM,
sarana dan prasarana serta Sistem Informasi RS
PTN sampai dengan saat penyusunan RBA.

Contoh :

Contoh :
a. Pelayanan
RS PTN X telah memiliki sertifikat Akreditasi,
sehingga mutu jasa yang diberikan kepada
masyarakat terjamin kualitas mutunya. Sertifikat
akreditasi tersebut menjadi keunggulaan RS PTN X
dalam memberikan pendidikan. Namun demikian,
sistem pendidikan, penelitian dan pelayanan yang
diberikan belum terintegrasi sehingga sulit untuk
dilakukan red time monitoring. Terhadap hal ini perlu
dilakukan pengembangan sistem manajemen yang
mampu mengintegrasikan nya.
b. Keuangan
RS PTN X belum memiliki sistem informasi akuntansi
yang mampu mendukung pelaporan keuangan,
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan masih

c. Organisasi dan SDM


Tenaga dosen di RS PTN masih belum mencukupi,
sehingga perlu dilakukan perekrutan tenaga dosen
untuk di tempatkan di RS PTN. Tetapi tenaga
administratif lain nya sudah cukup memadai.
d. Sarana dan prasarana
Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki RS PTN
RS A saat ini cukup memadai untuk menunjang
kegiatan baik kegiatan Pendidikan, penelitian
maupun layanan. Namun untuk lebih meningkatkan
kualitas pendidikan dokter dirasa perlu untuk
menyediakan beberapa peralatan yang akan
digunakan dalam proses pendidikan.

2. Kondisi Eksternal BLU


Faktor eksternal adalah kondisi di luar RS
PTN yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi keberhasilan RS
PTN dalam mencapai tujuannya.
Kondisi eksternal tersebut antara lain
kebijakan atau produk hukum, yang
dikeluarkan oleh pemerintah, bencana
alam, dan kondisi perekonomian nasional/
Keterangan:
Contoh
:
regional/
global,
dan
lain-lain.
Terhadap kondisi internal dan eksternal, RS
PTN tidak perlu melakukan analisis yang
mendetail seperti analisis SWOT dan analisis
sejenis.

Contoh :
Implementasi
kebijakan
UU
24/2011
tentang
Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), khususnya BPJS
Kesehatan dimana diatur.
Terhitung tahun 2014 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional
sudah diterapkan. Konsep ini memberikan pembiayaan dengan
sistem paket menggunakan Indonesian Case Base Group ( INACBG). Penerapan CBG ini memberikan pengaruh terhadap tarif
yang diterapkan rumah sakit. Sistem pembiayaan ini juga
menuntut RS PTN untuk mampu melakukan perhitungan unit
cost pendidikan dan unit cost pelayanan untuk menghindari
terjadinya double counting dan double funding. Biaya yang
timbul akibat proses pendidikan di RS PTN tidak benarkan untuk
dibebankan kepada pasien.
Terhadap kebijakan pemerintah tersebut RS PTN RS A telah
membentuk tim yang khusus bertugas untuk melakukan
persiapan terhadap perubahan dalam sistem manajemen
secara keseluruhan.

3. Asumsi Makro
Asusmsi Makro adalah data/ atau informasi
atas indikator ekonomi yang berhubungan
dengan aktivitas perekonomian nasional
dan/ atau global secara keseluruhan, yang
meliputi antara lain:
a. Tingkat Inflasi....%
b. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi....%
c. Kurs 1 US$=Rp. ....
d. Tingkat Bunga Deposito....%
Contoh :
e. Tingkat Bunga Pinjaman....%

Contoh :
Asumsi nilai tukar mata uang asing terkait
dengan rencana RS PTN membeli peralatan
yang harganya sangat bergantung dengan
nilai tukar mata uang asing tersebut.
besaran nominal harga peralatan yang akan
dibeli oleh RS PTN dicantumkan dalam RBA
dengan menggunakan asumsi nilai tukar
yang diperkirakan pada saat pembelian
peralatan.

4. Asumsi Mikro
Asumsi mikro merupakan data dan/ atau
informasi atas indikator yang berhubungan
dengan aktivitas RS PTN, yang meliputi antara
lain:
a. Kebijakan akuntansi sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku;
b. Subsidi yang masih diterima dari pemerintah;
c. Asumsi tarif;
d. Asumsi volume pendidikan
e. Asumsi volume pelayanan; Contoh :
f. Pengembangan pelayanan baru;

Contoh :
Asumsi tarif dan volume pelayanan digunakan untuk
menyusun perkiraan target antara total pendapatan yang
akan diterima oleh RS PTN. Selanjutnya dengan
membandingkan antara total pendapatan dan total biaya/
belanja, dapat diperkirakan apakah RS PTN masih
memerlukan subsidi dari Pemerintah, atau RS PTN memiliki
surplus yang memadai sehingga tidak memerlukan subsidi
dari Pemerintah.
Agar diperhatikan bahwa kondisi Internal RS PTN, kondisi
eksternal RS PTN, asumsi makro dan asumsi mikro yang
digunakan/ dicantumkan dalam RBA adalah yang benarbenar berkaitan dengan pencapaian target RS PTN, dan
dijelaskan kaitannya dengan keberhasilan pencapaian
target tersebut.

B. Proses
Penilaian Kinerja
BLU

Dalam Pedoman
Penyusunan RBA
dicantumkan
penilaian kinerja
BLU Di Lingkungan
Direktur Jenderal
Pendidikan
Tinggi tingkat kesehatan RS PTN di
Penilaian
yang terdiri
dari 3 Direktur Jenderal Pendidikan
Lingkungan
(tiga) indikator
Tinggi setiap tahun dilakukan oleh
Penilaian Kinerja BLU disajikan dalam bentuk
auditor eksternal.
Hasil Penilaian Kinerja sedangkan rincian
hasil perhitungannya disajikan dalam

C. Pencapaian Kinerja dan


Target Kinerja RS PTN
Menguraikan mengenai pencapaian kinerja tahun berjalan (tahun
20XX-1), dan target kinerja yang akan dicapai (tahun 20XX),
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bagian ini
adalah :

1. Pengukuran pencapaian kinerja tahun


berjalan (20XX-1) dilakukan dengan
cara membandingkan target dengan
realisasi saat penyusunan RBA ditambah
prognosa sampai dengan akhir tahun.

2. Uraian mengenai pencapaian kinerja tahun


berjalan dan target kinerja dirinci per unit
kerja. Penentuan unit kerja disesuaikan dengan
kebutuhan RS PTN dengan memperhatikan
bahwa suatu unit kerja tersebut:
a. Mendapatkan penugasan untuk mencapai
target tertentu sebagai bagian dari
pencapaian target RS PTN secara
keseluruhan.
b. Memiliki pejabat yang bertanggung jawab
dalam pencapaian target yang ditentukan.
c. Memiliki alokasi dana.

3. Sejalan dengan restruksi Program dan


Kegiatan, maka rumusan Program, Kegiatan,
dan Output yang digunakan dalam RBA harus
sesuai/ sama dengan rumusan Program,
Kegiatan, dan Output yang ada dalam
dokumen Renstra K/L, Renja K/L dan RKAK/L.
a. Program
b. Kegiatan
c. Output
Untuk menyesuaikan kegiatan RS PTN
(sesuai yang tertera dalam renstra) dengan
program, kinerja dan output K/L maka

4. Basis akuntansi yang digunakan dalam rangka penyusunan


anggaran RS PTN berdasarkan basis kas, yang berarti bahwa
pendapatan diakui saat kas diterima oleh RS PTN, serta belanja
diakui pada saat kas dikeluarkan dari RS PTN.

5. Basis akuntansi yang digunakan dalam rangka


perhitungan biaya layanan per unit kerja
berdasarkan basis akrual. Biaya ini antara lain
adalah biaya penyusutan dan biaya dibayar
dimuka.
Bagi RS PTN pengelola dana khusus,
menyampaikan pula informasi tambahan antara
lain mengenai:
a. Perkembangan pengelolaan dana sampai tahun
berjalan (20XX-1)

6. Beberapa tabel yang harus disajikan pada BAB II adalah


sebagai berikut:
Tabel II B.1 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja
Tabel II B.2 Rincian Belanja Per Unit Kerja
Tabel II B.3 Pengelolaan Dana Khusus
Tabel II B.4 Ikhtisar RBA Target Pendapatan Menurut
Program Dan Kegiatan TA 20XX
Tabel II B.5 Ikhtisar RBA Target Pembiayaan Menurut
Program Dan Kegiatan TA 20XX
Tabel II B.6 Pendapatan Dan Belanja Agregat
Tabel II B.7 Perhitungan Biaya Layanan Per Unit Kerja
TA 20XX
Tabel II E.1 Prakiraan Maju Pendapatan BLU
Tabel II E.2 Prakiraan Maju Belanja BLU

Tabel II B.1 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja

Dan seterusnya

Petunjuk pngisian
*) diisi dengan jumlah realisasi pendapatan saat
penyusunan RBA ditambah dengan prognosa
pendapatan sampai akhir tahun anggaran
Kolom (1) Diisi kode anggaran yang tertuang
dalam Dokumen RKA-KL
Kolom (2) Diisi dengan unit kerja BLU/program
dan kegiatan sesuai yang tercantum dalam
RKA-KL.
Kolom (3) Diisi target pendapatan unit kerja
tahun berjalan
Kolom (4) Diisi realisasi tahun berjalan

Pendapatan BLU mencakup pendapatan sebagai berikut :


Kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diterima bersumber dari:
a. pendapatan dari layanan yang diberikan kepada masyarakat;
b. hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari
masyarakat atau badan lain;
c. hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya;
Hasil usaha lainnya antara lain diperoleh dari pendapatan jasa
lembaga keuangan, hasil penjualan aset tetap, dan pendapatan sewa.
d. penerimaan lainnya yang sah;

kemampuan pendapatan disusun menggunakan basis


kas.
Yang berarti bahwa pendapatan diakui saat kas
diterima oleh RS PTN
menjadi data masukan untuk
pengisian Kertas Kerja RKA-K/L.
Penerimaan
RM = Rupiah Murni
PHLN = Pinjaman/ Hibah Luar Negeri
PHDN = Pinjaman/ Hibah Dalam Negeri
PNBP = Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tabel II B.2 Rincian Belanja Per Unit Kerja

Dan seterusnya

Petunjuk pengisian
*) Diisi dengan jumlah realisasi saat penyusunan RBA ditambah dengan
prognosa sampai akhir tahun anggaran
**) Sumber Dana (SD) diisi sesuai dengan kebutuhan. Kode SD mengikuti
ketentuan kode SD dalam penyusunan RKA K/L.
***) Apabila diperlukan, Output dapat dijabarkan/dirinci lebih lanjut dalam
Sub Output.
Kolom (1) Diisi kode anggaran yang tertuang dalam Dokumen RKA-KL
Kolom (2) Diisi dengan unit kerja BLU/program dan kegiatan sesuai
yang tercantum dalam RKA-KL.
Kolom (3) Diisi target volume unit kerja tahun berjalan
Kolom (4) Diisi realisasi volume unit kerja tahun berjalan
Kolom (5) Diisi prosentase realisasi volume layanan unit kerja tahun
berjalan
Kolom (6) Diisi alokasi belanja unit kerja tahun berjalan
Kolom (7) Diisi realisasi belanja per unit kerja tahun berjalan
Kolom (8) Diisi prosentase realisasi belanja per unit kerja tahun
berjalan
Kolom (9) Diisi keterangan sumber dana
Kolom (10) Diisi target volume unit kerja tahun yang akan datang

Belanja BLU dicantumkan kedalam Ikhtisar RBA


dalam 3 (tiga) jenis belanja yang terdiri atas:

Belanja
Pegawai

Belanja
pegawai
yang
berasal
dari APBN
(Rupiah
Murni)

Belanja
Barang
Terdiri
atas

Belanja
Barang yang
berasal dari
APBN (Rupiah
Murni),
Belanja
Barang yang
didanai dari
PNBP BLU,
dan belanja
pegawai yang
didanai dari
PNBP BLU.

Belanja
Modal
Belanja Modal yang

Belanja Modal yang


berasal dari APBN
(Rupiah Murni) dan
Belanja Modal BLU.
Belanja Modal yang
berasal dari APBN
(Rupiah Murni)
merupakan belanja
modal yang
bersumber dari
Rupiah Murni yang
terdiri dari Belanja
Modal Tanah, Belanja
Modal Peralatan dan
Mesin, Belanja Modal
Jalan, Irigasi dan
Jaringan, dan Belanja
Modal Fisik Lainnya.

Tabel II B.3 Pengelolaan Dana Khusus

a. Perkembangan Pengelolaan Dana sampai


dengan akhir tahun 20XX-1

Petunjuk pengisian
Kolom (1) Tabel diatas digunakan untuk menyajikan
informasi mengenai pokok dana yang dikelola oleh RS
PTN, baik yang berasal dari APBN maupun sumber lainnya,
termasuk yang berasal dari hibah dan penggunaan saldo
kas.
Kolom (2) Penyaluran dana yang telah dilakukan termasuk
pragnosa sampai dengan akhir tahun anggaran.
Kolom (3) Pendapatan yang diperoleh dari penguliran
dana.

b. Kebutuhan Dana
tahun 20XX

Tabel di atas digunakan untuk menyajikan


informasi kebutuhan dana pokok pada
tahun 20XX, dengan memperhitungkan
perkiraan saldo dana pokok yang ada di RS
PTN.

Tabel II B.4 Ikhtisar RBA Target


Pendapatan Menurut Program Dan Kegiatan
TA 20XX

Petunjuk pengisian
Kolom (1) Diisi kode anggaran yang tertuang dalam
Dokumen RKA-KL
Kolom (2) Diisi dengan unit kerja BLU/program dan
kegiatan sesuai yang tercantum dalam RKA-KL.
Kolom (3) Diisi target volume unit kerja tahun

Tabel II B.5 Ikhtisar RBA Target Pembiayaan


Menurut Program Dan Kegiatan TA 20XX

Petunjuk pngisian
*) Alokasi jenis belanja mengikuti ketentuan dalam
penyusunan RKA K/L. Alokasi Pembiayaan dicantumkan
apabila BLU menerima alokasi pembiayaan dari APBN.
**) Apabila diperlukan, Output dapat dijabarkan/dirinci lebih
lanjut dalam Sub Output.
***) Sumber Dana (SD) diisi sesuai dengan kebutuhan. Kode
SD mengikuti ketentuan kode SD dalam penyusunan RKA
K/L.
Kolom (1) Diisi kode anggaran yang tertuang dalam
Dokumen RKA-KL
Kolom (2) Diisi dengan Uraian Unit/ Program/ IKU
Program/ Kegiatan/ IKK/ Output/ Sumber Dana sesuai
yang tercantum dalam RKA-KL.
Kolom (3) Diisi dengan Belanja Pegawai merupakan
belanja pegawai yang dicantumkan apabila BLU
menerima alokasi pembiayaan dari APBN.

Kolom (5) Diisi dengan Belanja Modal yang berasal dari


APBN (Rupiah Murni) merupakan belanja modal yang
bersumber dari Rupiah Murni yang terdiri dari Belanja
Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja
Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan, dan Belanja Modal Fisik
Lainnya. Belanja Modal Fisik Lainnya mencakup antara lain
pengeluaran untuk perolehan asset tidak berwujud,
pengembangan aplikasi/software yang memenuhi kriteria
aset tak berwujud. Tidak termasuk Belanja Modal BLU
merupakan belanja modal yang bersumber dari PNBP BLU
yang terdiri dari Belanja Modal Tanah, Belanja Modal
Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan, dan Belanja Modal Fisik Lainnya.
Kolom (6) Diisi dengan Bantuan sosial dicantumkan
apabila BLU menerima alokasi pembiayaan dari APBN.
Kolom (7) Diisi dengan Pengeluaran pembiayaan
dicantumkan apabila BLU menerima alokasi pembiayaan
dari APBN. Pengeluaran pembiayaan BLU mencakup

Penerimaan pembiayaan BLU antara lain mencakup


penerimaan yang bersumber dari pinjaman jangka
pendek, pinjaman jangka panjang, dan/atau penerimaan
kembali/penjualan investasi jangka panjang BLU.

Pengeluaran pembiayaan BLU adalah


pengeluaran pembiayaan yang didanai
dari APBN (Rupiah Murni) tahun berjalan
dalam DIPA selain DIPA
dan PNBPtercantum
BLU
BLU, atau APBN (Rupiah Murni)
tahun lalu dan telah
dipertanggungjawabkan dalam
pertanggungjawaban APBN

Tabel II B.6 Pendapatan Dan Belanja Agregat

Petunjuk pngisian
Kolom (1) Diisi dengan Uraian Pendapatan,
belanja operasional BLU, dan belanja modal
sesuai yang tercantum dalam RKA-KL
Kolom (2) *) Diisi dengan jumlah realisasi saat
penyususnan RBA ditambah dengan prognosa
sampai akhir tahun anggaran. Diisi dengan
jumlah realisasi sampai dengan....
Kolom (3) Diisi sesuai baris pada tahun
anggaran 20XX

Kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan


diterima bersumber dari:
hasil
hibah
pendapatan
penerimaan
lainnya yang sah;

Tabel II B.7 Perhitungan Biaya Layanan Per


Unit Kerja TA 20XX

Petunjuk pngisian
RS PTN menguraikan keseluruhan biaya yang timbul dalam
satu tahun anggaran berdasarkan basis akural. Klasifikasi
biaya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik RS PTN
dan paling kurang dikelompokkan menjadi:
Biaya

D. Informasi lainnya
yang perlu disampaikan
Informasi lainnya meliputi, antara lain, informasi
mengenai tingkat kesehatan BLU, akreditasi,
pencapaian kinerja non keuangan lainnya
(berupa perolehan ISO, dsb), dan informasi
lainnya

1.
2.
3.

4.
5.

E. Ambang Batas
Belanja
BLU budget)
RBA menganut Pola Anggaran
Fleksibel (flexible

yaitu belanja BLU dapat melampaui atau di bawah pagu


anggaran sesuai dengan realisasi pendapatan.
Belanja BLU yang melampaui pagu anggaran dapat
dilakukan dalam suatu angka persentase terhadap pagu
anggaran (ambang batas).
Dalam menghitung ambang batas belanja, BLU harus
mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional, antara
lain trend naik / turun realisasi anggaran BLU tahun
sebelumnya, realisasi/ prognosa tahun anggaran berjalan,
dan target anggaran BLU tahun yang akan datang.
Penghitungan ambang batas BLU hanya untuk belanja yang
didanai dari PNBP BLU tahun anggaran berjalan.
RS PTN dapat melakukan belanja melampaui pagu
anggaran sampai dengan ambang batas
mendahului
Contoh
:
pengesahan revisi DIPA.

Contoh :
Berdasarkan laporan keuangan pada RS PTN A,
diperoleh data sebagai berikut:
a. 2 tahun sebelumnya (20XX-3) Pagu 100 M,
Realisasi belanja adalah 110 M.
b. 1 tahun sebelumnya (20XX-2) pagu 110 M,
Realisasi belanja adalah 123 M.
c. sampai dengan akhir tahun berjalan (20XX1) pagu 123 M, perkiraan realisasi belanja
135.

F. Prakiraan Maju Pendapatan


dan Prakiraan Maju Belanja
Diuraikan mengenai prakiraan maju 3 (tiga)
tahun kedepan untuk belanja dan volume
masing-masing output beserta prakiraan
maju 3 (tiga) tahun kedepan untuk target
pendapatan.
Perhitungan prakiraan maju sebagai
pagu indikasi awal tahun anggaran
berikutnya
harus
memperhatikan
output prioritas yang dinyatakan
tetap
berlanjut
sesuai
dengan

abel II E.1 Prakiraan Mau Pendapatan BLU j

Tabel II E.2Prakiraan Maju Belanja BLU

BAB III Penutup


Penutup memuat mengenai kesimpulan dan
penjelasan hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian dalam rangka melaksanakan kegiatan
BLU.

Kesimpulan berisikan tentang seluruh


rangkaian pembahasan dari bab-bab
sebelumnya serta hasil-hasil yang
telah dicapai dan hambatan dalam
melaksanakan kegiatan sesuai dengan
yang telah ditetapkan serta upaya
pemecahan masalah yang dihadapi
dan mencoba

Penjelasan hal-hal yang perlu


mendapatkan perhatian dalam
rangka melaksanakan kegiatan BLU
antara lain:
1. Penghapusan piutang;
2. Penghapusan persediaan;
3. Penghapusan Aset tetap;
4. Penghapusan Aset lain-lain;
5. Pemberian pinjaman;
6. Kerjasama dengan pihak ketiga;
dan
7. Pembayaran atas transaksi tahun

Anda mungkin juga menyukai