Anda di halaman 1dari 26

KELAYAKAN TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) TSUNAMI

DITINJAU DARI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK


MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA
BANDA ACEH

Oleh :
DERIAL NOVRIANDRI
1209200140010
Pembimbing
Dr. Nizamuddin, M. Info, Sc
Dr. Didik Sugiyanto, MT

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBENCANAAN


PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Gempa bumi tektonik yang terjadi di lepas pantai barat Aceh pada 26 Desember 2004 dan
gelombang tsunami mematikan yang diakibatkan oleh gempa itu telah meluluh-lantakkan
hampir seluruh wilayah pesisir Aceh dan sebagian wilayah Sumatra Utara.

Salah satu upaya peningkatan kapasitas kesiapsiagaan bencana tsunami adalah dengan
menyiapkan sarana tempat evakuasi sementara (TES) alasan perlunya dibangun tempat
evakuasi sementara di wilayah Kota Banda Aceh adalah pertambahan penduduk yang
cukup pesat, sehingga diperlukannya sebuah manajemen risiko bencana yang lengkap
serta berkesinambungan.

Dengan terpenuhinya kebutuhan akan TES di Kota Banda Aceh maka akan memudahkan
bagi pembangunan Kota Banda Aceh yang terintegrasi dengan konsep kota siaga bencana.

Tujuan
Penelitian

Untuk mengetahui kelayakan Tempat Evakuasi Sementara


(TES) yang ada saat ini di wilayah Kota Banda Aceh
Untuk mengetahui kelayakan Tempat Evakuasi Sementara
(TES) dan perencanaan TES yang akan dibuat telah sesuai
dilihat dari laju pertumbuhan penduduk dan wilayah

Kegunaan
Penelitian

Menyediakan informasi bagi Pemerintah Daerah dalam pengambilan


keputusan terkait Tempat Evakuasi Sementara (TES).
Untuk menambah wawasan penulis dalam memahami kelayakaan
Tempat Evakuasi Sementara (TES).
Sebagai bahan reverensi untuk penelitian lanjutan.

Batasan
Penelitian

Wilayah studi adalah Kota Banda Aceh


Penelitian difokuskan pada kelayakan TES yang telah ada dan TES
dalam perencanaan

Pentingnya
Penelitian

Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana


kebutuhan TES dan kelayakannya
Pentingnya penelitian ini adalah untuk pembangunan TES dalam
mendukung pengurangan risiko

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tempat Evakuasi
Sementara

Kriteria TES dan TEA


Standar Kualitas
Minimum Tempat
Evakuasi Sementara

Tempat Evakuasi Sementara, yang


selanjutnya disingkat dengan TES, adalah
tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat
penampungan sementara bagi masyarakat
saat terjadi tsunami, sebelum menuju Tempat
Evakuasi Akhir
Dalam mendukung lancar tidaknya kegiatan
evakuasi tersebut, penyediaan sarana
pendukung lainnya juga harus memadai
Evakuasi tegak lurus garis pantai,
menghindari sungai dan jembatan,
memperhitungkan waktu tempu kedatangan
tsunami, Prioritas evakuasi adalah ke daerah
AMAN., Bila daerah aman yang dituju terlalu
jauh berdasarkan analisa waktu kedatangan
tsunami dan waktu respon serta kapasitas
jalur evakuasi, maka evakuasi diarahkan ke
Tempat Evakuasi Sementara (TES).

Memiliki fasilitas sanitasi, Fasilitas


komunikasi , Bangunan TES memiliki fungsi
sekunder, Keberadaan TES sebaiknya
mengikuti kriteria bangunan TES yang telah

Tabel Prakiraan Kapasitas Pelayanan Sektor


Evakuasi dan TEA Kota Banda Aceh
No Sektor

Sektor A

Area TEA
TVRI Banda Aceh, Desa Gue Gajah,
Kec. Darul Imarah
(Kabupaten Aceh Besar)

Jumlah prakiraan pengguna sektor evakuasi I


Stadion Lhong Raya,
Sektor B
Desa Lhong Raya, Kec.Banda Raya

Prakiraan Jumlah
Pengguna (Orang)
67.604
67.604
146.956

Jumlah prakiraan pengguna sektor evakuasi II


Asrama TNI AD, Desa Lambaro,
Kec. Ingin Jaya
Sektor C
(Kabupaten Aceh Besar)

146.956

Jumlah prakiraan pengguna sektor evakuasi III


Barak Bakoi, Desa Gla Meunasah Baro,
Kec. Kreung Barona Jaya (Kabupaten
Sektor D
Aceh Besar)

59.850

Jumlah prakiraan pengguna sektor evakuasi IV


Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM),
Desa Cot Mancang, Kec.Kuta Baru
Sektor E
(Kabupaten Aceh Besar)

46.085

Jumlah prakiraan pengguna sektor evakuasi V


Jumlah total pengguna

59.850

46.085

4.612
4.612
325.108

Laju
Pertumbuhan
Penduduk
Geospasial
Geografi
Informasi
System

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,


dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan per waktu unit untuk pengukuran

Dalam Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi


Geospasial

Hasil analisisnya disebut Informasi geografis atau Informasi spatial.


Jadi SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan,
pengolahan dan penganalisisan data/fakta spatial sehingga
diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau
menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu

Hipotesis

Keberadaan TES saat ini


masih kurang memadai
dilihat dari posisi dan
metode evakuasi sehingga
perlunya penambahan TES

Pembangunan TES yang


telah direncanakan telah
sesuai dilihat dari laju
pertumbuhan penduduk
dan wilayah

BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi,
Objek
dan
Ruang
Lingkup
Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tempat


Evakuasi Sementara (TES) yang ada dalam
wilayah Kota Banda aceh
Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada studi
kelayakan TES dengan menggunakan sistem
informasi Geografis terkini dilihat dari demografi
pendudu
Disamping itu juga disajikan beberapa informasi
lainnya mengenai gambaran umum TES

Sumber Data
Data
Sekunder

Peta wilayah kota Banda Aceh


Peta administrasi kota Banda Aceh
Peta jaringan jalan kota Banda Aceh
Peta klasifikasi jalan kota Banda Aceh
Data kependudukan kota Banda Aceh

Data
Primer

Wawancara
Observasi

Metode
Penelitian

Metode yang digunakan dalam


penelitian ini adalah research and
development

Teknik
Penelitian Kepustakaan
Pengumpulan Penelitian Lapangan
Data
Metode
Analisis

Metode analisis yang digunakan


dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan Penduduk
Pasca bencana tsunami berlahan dan pasti jumlah penduduk di Kota
Banda Aceh mengalami peningkatan walau peningkatan jumlah
penduduk lebih ke daerah yang tidak terkena bencana, sedangkan
daerah yang terkena bencana lebih banyak ditempati oleh penduduk
asli seperti di wilayah pesisir mulai dari perbatasan Kecamatan Peukan
Bada Kabupaten Aceh Besar yaitu Kecamatan Meuraxa sampai
perbatasan Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar yaitu
Kecamatan Syiah Kuala yang berada di daerah pesisir adalah para
penduduk asli yang bermata pencaharian sebagai nelayan

Gambar Penyebaran Penduduk Pasca Tsunami

Data Penyebaran Penduduk


Pasca Tsunami
No

Kecamatan

2014

Selisih

Meuraxa

16.320

18.979

2.659

7,53

Jaya Baru

22.483

24.481

1.998

5,66

Banda Raya

20.866

22.961

2.095

5,94

Baiturrahman

30.489

35.249

4.760

13,49

Lueng Bata

23.615

24.581

966

2,74

Kuta Alam

42.134

49.545

7.411

21,00

Kuta Raja

10.424

12.831

2.407

6,82

Syiah Kuala

25.318

35.702

10.384

29,42

Ulee Kareng

22.560

25.170

2.610

7,40

214.209

249.499

35.290

100

Jumlah

2010

memperlihatkan bahwa pertumbuhan Kota Banda Aceh, dimana pertumbuhan


tertinggi terjadi di Kecamatan Syiah Kuala, Kecamatan Kuta Alam serta kecamatan
Baiturrahman,dimana di ketiga kecamatan tersebut penduduk yang memilih tinggal
kembali dikawasan tersebut sangat tinggi hal ini terlihat pada Tabel 4.1 dimana
Kecamatan Syiah Kuala mencapai 29,42 persen, sedangkan paling rendah yaitu
Kecamatan Lueng Bata hanya 2,74%.

Pertumbuhan Perumahan
Bencana tsunami yang menerjang Kota Banda Aceh khususnya telah
memporak porandakan segala bangunan yang ada di wilayah terkena
bencana tsunami. Seiring dengan banyaknya bantuan asing dalam masa
rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh telah dibangun rumah-rumah
masyarakat di sebagian wilayah yang ada di Kota Banda Aceh.
Pertumbuhan perumahan ini lebih disebabkan adanya kecenderungan
masyarakat untuk menghindari kawasan areal bencana yaitu wilayah
kecamatan Meuraxa, sebagian jaya baru, Kuta raja, sebagian
Kecamatan Kuta Alam dan sebagian Kecamatan Syiah Kuala.
Dimana wilayah yang tidak ditempati oleh masyarakat adalah wilayah
yang termasuk daerah terparah terkena bencana gelombang tsunami
yaitu wilayah Kecamatan Meuraxa, Jaya Baru, Sebagian Kuta Alam, Kuta
Raja dan sebagian Syiah Kuala, dimana kelima Kecamatan ini termasuk
dalam daerah bencana terparah dibandingkan 4 kecamatan lainnya yang
ada di Kota Banda Aceh.

Peta Pertumbuhan Perumahan

Pertumbuhan Prasarana Jalan


Banda Aceh pasca bencana (2005) dan setelah 10 tahun pasca
tsunami menunjukkan pergeseran Kota Banda Aceh yang
menjauh dari Pantai, hal ini terlihat dengan banyaknya jalanjalan alternative yang telah dikembangkan dari jalan kecil
menjadi jalan yang dapat dilalui oleh kenderaan roda 4, oleh
karena itu dengan adanya pertumbuhan sarana dan prasarana
jalan yang telah memadai
Pembangunan jalan di wilayah Kota Banda Aceh telah
meningkat dengan adanya jalan-jalan evakuasi yang dibangun
oleh pemerintah dan Donatur selama masa rehabilitasi dan
pasca rehabilitasi
Peningkatan sarana dan prasarana jalan di wilayah Kota Banda
aceh secara keseluruhan telah banyak berkembang

Peta Penyebaran TES dan TEA


Seiring dengan perkembangan dari kajian
bencana, maka perlunya dilakukan penambahan
bangunan evakuasi sementara (TES) diseluruh
wilayah Kota Banda Aceh untuk mengantisipasi
terulangnya korban bencana dalam skala besar.
Pembangunan TES yang direalisasikan dengan
daya tampung mencapai 12000 jiwa yaitu
sebanyak 4 unit, sedangkan jumlah TES yang
mempunyai kapasitas kecil tersebar di seluruh
wilayah Kota Banda Aceh

Peta Penyebaran TES dan TEA di Kota Banda Aceh

Kelayakan Tempat Evakuasi Sementara

Penanganan bencana merupakan salah satu prioritas dalam


pembangunan berjangka pendek, menengah, maupun
panjang. Prioritas tersebut penanganan bencana tergambarkan
dari adanya perencanaan pembangunan tempat evakuasi
sementara (TES) yang akan di bangun di seluruh wilayah Kota
Banda Aceh.
Jika dihubungkan dengan pertumbuhan sarana jalan, maka
sarana jalan di Kota Banda Aceh sudah mengalami
perkembangan yang cukup pesat dimana saat ini telah
dibangunan jalan-jalan evakuasi yang dapat digunakan
sewaktu-waktu apabila terjadi bencana oleh masyarakat oleh
karena itu dengan adanya jalan yang memadai tentunya
memudahkan masyarakat melakukan evakuasi.

Peta Gabungan

Kelayakan TES Ditinjau dari Kapasitas


Tempat evakuasi sementara dikatakan layak bila
kapasitas daya tampung telah sesuai dengan
kebutuhan, bila sebuah bangunan TES tidak layak
secara kapasitas maka bangunan TES tersebut tidak
sepenuhnya membantu masyarakat dalam melakukan
evakuasi.

Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2014-2018


Tahun
2014
2015
2016
2017
2018

Jumlah Penduduk
262.194
269.194
276.194
283.194
290.194

Memperlihatkan bahwa tingginya pertumbuhan penduduk


di Kota Banda Aceh secara keseluruhan yaitu mencakup 9
Kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh
Tahun
Sektor A
Sektor B
Sektor C
Sektor D
Sektor E

Jumlah TES
15
13
17
13
5

Proyeksi kebutuhan TES dari tahun 2014 2018 mencapai 63 Unit


TES dimana sector C membutuhkan TES paling banyak yaitu 17
unit, sedangkan untuk wilayah Sektor E hanya 5 unit saja.

Kelayakan TES Ditinjau dari


Laju Pertumbuhan Penduduk
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
Rata-rata

Syiah Kuala
Kuta Alam
Kutaraja
Meuraksa
Ulee Kareng
Baiturrahman
Lueng Bata
Jaya Baru
Banda Raya

Laju Pertumbuhan (Orang)


Tahun
2005- Tahun
20102010
2014
523
491
495
577
(386)
(603)
433
527
(607)
1.450
161

286
493
374
378
382
446
297
376
360
3.394
377

laju pertumbuhan penduduk di Kota Banda Aceh dari


tahun 2005 2010 dimana rata-rata mencapai 1.450 jiwa,
sedangkan pada tahun 2010- 2014 tingkat laju
pertumbuhan mencapai 3.393 jiwa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Saran

Tempat Evakuasi Sementara (TES)


yang ada saat ini tidak memadai, hal
ini disebabkan karena pertumbuhan
penduduk yang semakin pesat
memungkinkan TES yang telah
dibangun tidak dapat menampung
jumlah penduduk yang semakin
bertambah sehingga peluang korban
jiwa akibat keadaan non bencana
(berdesak-desakan) lebih banyak
dibandingkan korban bencana.
Pembangunan Tempat Evakuasi
Sementara (TES) dan perencanaan
TES yang akan dibuat sejauh ini telah
telah sesuai jika dilihat dari laju
pertumbuhan penduduk dan wilayah

Pembangunan TES diharapkan dapat


disinkronkan dengan berbagai akses
publik sehingga bangunan tersebut
dapat dipergunakan selama masa
tidak tanggap darurat dan terawatnya
bangunan tersebut.
Pembangunan TES diharapkan
diperhitungkan dengan jalur evakuasi
yang ada, sehingga biaya
pembangunan TES yang besar dapat
diefisienkan dengan cara
memperbanyak jalur evakuasi warga
sehingga peluang warga melakukan
evakuasi melalui jalan lebih besar
dibandingkan bila harus berlari ke
bangunan TES yang kapasitasnya
terbatas.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai