Anda di halaman 1dari 13

BIOLOGI PERIKAN

NAMA KELOMPOK
M Burhanuddin yusuf
(26010215130071)
Ilham Agung Hernowo
(26010215140068)
Ardi Muhti Fahrudin
(26010215140077)
M Iqbal Prasetyo
(26010215140086)
Amry Adila Zein
(26010215140090)

Produksi Larva Ikan Rainbow


Merah Parrot (Glossolepis incisus)
dengan Jumlah Substrat Tali Rafia
yang Berbeda

Ikan rainbow adalah salah satu dari


beberapa spesies ikan endemik khas
dari papua. Karena dengan bentuk yang
abnormal ikan ini banyak digemari si
kalangan pecinta ikan hias. Dalam
kegiatan budidaya ikan rainbow masih
terdapat kesulitan diantaranya yaitu
mortalitas larva yang tinggi.

Faktor yang mempengaruhi Jumlah


telur

1.Lingkungan
2.pakan
3.genetik

Dalam pemijahan alaminya ikan rainbow


menempelkan telurnya pada enceng
gondok. Pada kalangan pembudidaya
ikan rainbow masih menggunakan
metode pemijahan dengan mengunakan
substrat tali rafia sebagai tempat untuk
menempelkan telur ikan rainbow.

Substrat tali rafia sebagai faktor lingkungan


yang dapat mempengaruhi jumlah telur
pada ikan rainbow merah parrot
ditetentukan oleh kesesuaian jumlah helai
yang terdapat pada media pemijahan.

Oleh karena jumlah telur yang


dihasilkan dari setiap perlakuan dan
ulangan sangat beragam
mengakibatkan variasi jumlah telur
yang proporsional. Hal ini terjadi karena
kualitas induk yang digunakan tidak
sama meskipun dalam umur yang sama.

Ikan rainbow merah parrot lebih senang


terhadap benda yang rimbun dan gelap
didalam air sebagai tempat bersembunyi. Hal
ini sesuai dengan pendapat Subandiyah et al.
(2010) pada dasarnya di habitat alami ikan
rainbow hidup berlindung diantara tanaman
air sehingga suasananya gelap. Substrat tali
rafia ketika berada didalam air menyerupai
tanaman yang rimbun lebih disukai ikan

METODOLOGI PEMBENIHAN IKAN RAINBOW:

Persiapan wadah berukuran 51*51*50 cm3 untuk


inkubasi indukan dan wadah ukuran 31*30*30 cm 3
untuk inkubasi larva.
Persiapan wadah dengan perendaman
menggunakan methilane blue (MB), pengeringan,
pencucian, penjemuran dan pengisian air.
Pengaklimatisasian indukan selama 14 hari.
Pemberian media peletakan telur dengan variasi A
(satu substrat), B (dua substrat), C ( tiga substrat).

PARAMETER YANG DIAMATI

Frekuensi Pemijahan dihitung dengan mengamati


pemijahan setiap hari pada substrat yang berisi
telur kemudian menjumlahkannya sampai
pemijahan selama 30 hari.
Jumlah Telur Total (Number of Ovulated Eggs/NOE)
penjumlahan dari telur infertil, telur yang gagal
menetas dan telur yang menetas.
Jumlah Telur dalam Setiap Pemijahan dilakukan
penghitungan rata-ratanya untuk mengetahui pola
jumlah telur selama pemijahan 30 hari.

Derajat Pembuahan (Fertilization Rate/FR) telur


yang terbuahi akan terlihat berwarna bening dan
akan berubah menjadi warna kecokelatan yang
akan berkembang menjadi larva, sedangkan telur
yang tidak terbuahi akan berwarna putih susu
dan rusak.
Derajat Penetasan (Hatching Rate/HR) telur yang
menetas dapat dicirikan dengan pecahnya
dinding chorion, sedangkan telur yang gagal
menetas akan berwarna putih susu dan akhirnya
akan rusak.
Jumlah Larva (Number of Larvas/NOL) larva yang
menetas dalam satu masa periode pemijahan.
Dihitung setiap hari larva yang menetas selama
penelitian.

faktor lingkungan yang


mempengaruhi pemijahan
diantaranya adalah:

suhu, substrat media


penempelan telur, arus air,
oksigen, pH, salinitas, tekanan
barometri, curah hujan, siklus
bulan, faktor sosial dan
spermiasi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai