0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan13 halaman
Dokumen ini membahas penelitian tentang produksi larva ikan rainbow merah parrot (Glossolepis incisus) dengan variasi jumlah substrat tali rafia. Ikan rainbow merupakan spesies endemik Papua yang populer di kalangan pecinta akuarium. Penelitian ini mengamati parameter seperti frekuensi pemijahan, jumlah telur, derajat pembuahan, dan derajat penetasan dengan memberikan substrat tali rafia satu, dua, atau tiga helai sebagai tempat mene
Dokumen ini membahas penelitian tentang produksi larva ikan rainbow merah parrot (Glossolepis incisus) dengan variasi jumlah substrat tali rafia. Ikan rainbow merupakan spesies endemik Papua yang populer di kalangan pecinta akuarium. Penelitian ini mengamati parameter seperti frekuensi pemijahan, jumlah telur, derajat pembuahan, dan derajat penetasan dengan memberikan substrat tali rafia satu, dua, atau tiga helai sebagai tempat mene
Dokumen ini membahas penelitian tentang produksi larva ikan rainbow merah parrot (Glossolepis incisus) dengan variasi jumlah substrat tali rafia. Ikan rainbow merupakan spesies endemik Papua yang populer di kalangan pecinta akuarium. Penelitian ini mengamati parameter seperti frekuensi pemijahan, jumlah telur, derajat pembuahan, dan derajat penetasan dengan memberikan substrat tali rafia satu, dua, atau tiga helai sebagai tempat mene
NAMA KELOMPOK M Burhanuddin yusuf (26010215130071) Ilham Agung Hernowo (26010215140068) Ardi Muhti Fahrudin (26010215140077) M Iqbal Prasetyo (26010215140086) Amry Adila Zein (26010215140090)
Produksi Larva Ikan Rainbow
Merah Parrot (Glossolepis incisus) dengan Jumlah Substrat Tali Rafia yang Berbeda
Ikan rainbow adalah salah satu dari
beberapa spesies ikan endemik khas dari papua. Karena dengan bentuk yang abnormal ikan ini banyak digemari si kalangan pecinta ikan hias. Dalam kegiatan budidaya ikan rainbow masih terdapat kesulitan diantaranya yaitu mortalitas larva yang tinggi.
Faktor yang mempengaruhi Jumlah
telur
1.Lingkungan 2.pakan 3.genetik
Dalam pemijahan alaminya ikan rainbow
menempelkan telurnya pada enceng gondok. Pada kalangan pembudidaya ikan rainbow masih menggunakan metode pemijahan dengan mengunakan substrat tali rafia sebagai tempat untuk menempelkan telur ikan rainbow.
Substrat tali rafia sebagai faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi jumlah telur pada ikan rainbow merah parrot ditetentukan oleh kesesuaian jumlah helai yang terdapat pada media pemijahan.
Oleh karena jumlah telur yang
dihasilkan dari setiap perlakuan dan ulangan sangat beragam mengakibatkan variasi jumlah telur yang proporsional. Hal ini terjadi karena kualitas induk yang digunakan tidak sama meskipun dalam umur yang sama.
Ikan rainbow merah parrot lebih senang
terhadap benda yang rimbun dan gelap didalam air sebagai tempat bersembunyi. Hal ini sesuai dengan pendapat Subandiyah et al. (2010) pada dasarnya di habitat alami ikan rainbow hidup berlindung diantara tanaman air sehingga suasananya gelap. Substrat tali rafia ketika berada didalam air menyerupai tanaman yang rimbun lebih disukai ikan
METODOLOGI PEMBENIHAN IKAN RAINBOW:
Persiapan wadah berukuran 51*51*50 cm3 untuk
inkubasi indukan dan wadah ukuran 31*30*30 cm 3 untuk inkubasi larva. Persiapan wadah dengan perendaman menggunakan methilane blue (MB), pengeringan, pencucian, penjemuran dan pengisian air. Pengaklimatisasian indukan selama 14 hari. Pemberian media peletakan telur dengan variasi A (satu substrat), B (dua substrat), C ( tiga substrat).
PARAMETER YANG DIAMATI
Frekuensi Pemijahan dihitung dengan mengamati
pemijahan setiap hari pada substrat yang berisi telur kemudian menjumlahkannya sampai pemijahan selama 30 hari. Jumlah Telur Total (Number of Ovulated Eggs/NOE) penjumlahan dari telur infertil, telur yang gagal menetas dan telur yang menetas. Jumlah Telur dalam Setiap Pemijahan dilakukan penghitungan rata-ratanya untuk mengetahui pola jumlah telur selama pemijahan 30 hari.
Derajat Pembuahan (Fertilization Rate/FR) telur
yang terbuahi akan terlihat berwarna bening dan akan berubah menjadi warna kecokelatan yang akan berkembang menjadi larva, sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih susu dan rusak. Derajat Penetasan (Hatching Rate/HR) telur yang menetas dapat dicirikan dengan pecahnya dinding chorion, sedangkan telur yang gagal menetas akan berwarna putih susu dan akhirnya akan rusak. Jumlah Larva (Number of Larvas/NOL) larva yang menetas dalam satu masa periode pemijahan. Dihitung setiap hari larva yang menetas selama penelitian.
faktor lingkungan yang
mempengaruhi pemijahan diantaranya adalah:
suhu, substrat media
penempelan telur, arus air, oksigen, pH, salinitas, tekanan barometri, curah hujan, siklus bulan, faktor sosial dan spermiasi.
TEKNIK KULTUR MAGGOT (Hermetia Illicens) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis Niloticus) SISTEM KERAMBA JARING APUNG DI DANAU NGADE