Anda di halaman 1dari 32

Home Visite

Ibu Hamil Kurang


Energi Kronis (KEK)
Nurul Azizah Mahmud
4151121406
Pembimbing : dr. H. Sutedja SKM

LATAR BELAKANG
Ibu hamil termasuk dalam kelompok yang rawan terhadap
kekurangan gizi
Gizi kurang pada ibu hamil mempengaruhi proses tumbuh kembang
janin berisiko kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR)
Prevalensi risiko kurang energi kronis pada wanita usia subur di
Indonesia adalah 13,6% (Riskesdas 2010)
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada ibu hamil,
diselenggarakan pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan

IDENTIFIKASI MASALAH
Apakah terdapat faktor risiko yang menyebabkan terjadinya
kekurangan energi kronis pada pasien tersebut?

TUJUAN KEGIATAN
Mengetahui faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kekurangan
energi kronis pada pasien

HASIL & PEMBAHASAN

Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita sebelumnya:


Batuk lama (TB)
: tidak pernah
Lemas badan dalam waktu lama (Anemia) : tidak pernah

HASIL DAN
PEMBAHASAN

Identitas keluarga
Nama

Hubungan

Usia

Pendidikan Pekerjaan

Status
kesehatan

Tn. Cecep

Suami

34 tahun

SMP

Buruh

Sehat

Ny. Mira

Istri

26 tahun

SD

IRT

KEK

An. Ana

Anak

6 tahun

SD

Sehat

Tn. Asep

Ayah
pasien

50

SD

Sehat

HASIL DAN
Identitas Kehamilan PEMBAHASAN
Riwayat obstetri

: G2P1A0

Usia kehamilan

: 27-28 minggu

Berat badan

: 40 kg

Tinggi badan

: 150 cm

Jenis KB
Lingkar lengan atas
Kadar Hb

: suntik
: 19 cm
: (belum pernah diperiksa)

HASIL DAN
PEMBAHASAN
Riwayat Kehamilan sebelumnya :
BB : 38 kg
Usia kehamilan pada saat persalinan : 32-33 minggu (prematur)
Berat badan bayi saat lahir : 2300 gram
Penolong persalinan : bidan

Hubungan Antar Keluarga


Hubungan antar keluarga didalam rumah
(suami) baik, dengan frekuensi bertemu
hampir setiap hari. Hubungan pasien baik
dengan orang tua kandungnya yaitu
dengan ayah pasien yang tinggal serumah
dengan pasien.

Analisis Kebiasaan Anggota Keluarga


dalam Perilaku Kesehatan
Keluarga pasien makan 2 sampai 3 kali
dalam sehari dengan menu seadanya.
Makanan yang dikonsumsi jarang
mengandung 4 sehat 5 sempurna, jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran.

Dari hasil observasi langsung ke rumah


pasien didapatkan bahwa kondisi rumah
tempat tinggal penderita adalah berjenis
rumah sendiri dengan 1 ruang utama, 1
kamar mandi, 2 kamar tidur.

Ruang utama memiliki luas 4 x 3 m 2, luas


kamar tidur 3 x 2 m2, sedangkan kamar mandi
memiliki luas 2 x 1 m2. Rumah tersebut
memiliki dua buah jendela di ruang utama
berukuran masing-masing 0,8 x 1,5 m dan satu
buah jendela di kamar tidur berukuran 0,8 x 1,5
m. Jendela setiap hari dibuka, sehingga sirkulasi
cukup baik.

Sumber air yang digunakan di tempat


tinggal pasien berasal dari mata air.
Rumah tersebut memiliki sebuah jamban
dan pembuangan air limbah rumah tangga
dibuang di selokan.

Anamnesis
Pasien berusia 26 tahun saat ini hamil
anak ke-2 dengan usia kehamilan 27-28
minggu.
Keluhan yang dirasakan saat ini adalah
berat badan pasien yang sulit naik dan
perut pasien tampak tidak sesuai dengan
usia kehamilannya yang menginjak tujuh
bulan.

Pasien tidak pernah mengalami kejang


ataupun perdarahan. Pasien tidak pernah
mengalami batuk lebih dari 3 minggu,
keringat yang banyak di malam hari.
Pasien juga tidak mengalami buang air
besar cair terus menerus dan rasa haus
berlebih.

Pasien mengkonsumsi makanan pokok


dua kali dalam sehari. Makanan pokok
tersebut terdiri dari nasi 5 sendok makan
nasi dan sayur bayam sebanyak setengah
mangkuk.
Pasien jarang mengkonsumsi makanan
berprotein yang bersumber dari
hewani
dan buah

Pasien tidak pernah mengkonsumsi


vitamin tambahan maupun susu khusus
ibu hamil.
Pasien memiliki nafsu makan yang buruk
sejak kecil.

Pasien menikah usia 18 tahun, hamil anak


pertama usia 20 tahun.
Setelah melahirkan anak pertama
menggunakan KB suntik selama 1 tahun
usia anak yang pertama sudah 6 tahun.
Pasien hamil anak ke-2 saat usia 26
tahun. Sejak usia kehamilan menginjak 4
minggu, pasien rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan di bidan di sekitar
tempat tinggalnya atau datang ke
posyandu.

Pasien diberikan tablet besi oleh bidan,


namun tablet besi tidak selalu dikonsumsi
oleh pasien. Hal ini disebabkan oleh
karena pasien merasa sangat mual
setelah meminum obat tersebut. Pasien
tidak mengetahui apa bahaya dari kondisi
pasien saat ini, sehingga pasien tidak
mengkhawatirkan kondisinya

Hari pertama haid terakhir (HPHT) pasien


adalah 5 Juni 2014.
Pasien sebelumnya memiliki riwayat
menstruasi yang teratur dengan lama
menstruasi 6-7 hari.

ANALISIS
Ny. M berusia 26 Tahun dengan G2P1A0

Status gizi
underweig
ht

Lingkar lengan atas


19 cm

BUMIL
KEK
Peningkatan risiko
abrtus, BBLR,
stillbirth

ANALISIS FAKTOR
RISIKO
Pasien termasuk dalam
kategori ibu hamil dengan
kekurangan gizi kronis

lingkar lengan atas < 23,5


cm

Pemicu : Pola makan


pasien yang tidak baik

ANALISIS FAKTOR
RISIKO
Analisis Faktor Pengetahuan
tamat SD

Pasien memiliki keterbatasan


mengenai pengetahuan tentang
asupan gizi yang dibutuhkannya
selama kehamilan

Pasien tidak mengetahui bahwa


kondisinya dapat berpengaruh
buruk pada dirinya sendiri dan
pada janin dalam kandungannya

ANALISIS FAKTOR
RISIKO
Analisis Faktor Ekonomi
Pasien adalah seorang
ibu rumah tangga,
sedangkan suami pasien
merupakan buruh

Suami pasien
berpenghasilan Rp
40.000,- per hari

Pasien termasuk
keluarga dengan tingkat
ekonomi rendah

STRATEGI YANG DAPAT DILAKUKAN


Memberikan edukasi tentang:
Pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan atau
puskesmas sesuai dengan usia kehamilan agar penyulit persalinan
dapat diketahui secara lebih dini sehingga dapat segera diberi
terapi yang tepat.
Meningkatkan pengetahuan tentang asupan gizi yang baik pada ibu
hamil melalui penyuluhan, brosur, spanduk, leaflet ataupun poster.
Memotivasi ibu hamil KEK untuk lebih peduli terhadap kondisi nya
saat ini dengan cara pelatihan memasak masakan yang murah
namun bergizi, berbagi pengalaman dengan mantan ibu hamil KEK
yang berhasil keluar dari kondisi kurang energi kronis tersebut.
Meningkatkan kesadaran suami/ calon bapak tentang pentingnya
asupan gizi selama kehamilan istri.

KESIMPULAN
Kekurangan energi kronis pada ibu hamil
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan.

Faktor-faktor yang menyebabkan


kekurangan energi kronis pada pasien ini:
Frekuensi makan kurang dan nafsu makan yang
buruk
Pengetahuan mengenai bahaya kondisi pasien
kurang
Motivasi untuk memasak makanan sehat dan bergizi
kurang
Dukungan dan pengetahuan keluarga yang kurang
mengenai kesehatan ibu hamil

SARAN
Keluarga:
Memberikan pengetahuan tentang risiko serta bahaya KEK pada
keluarga pasien agar dapat ikut memperhatikan kondisi pasien
Memotivasi ibu agar mau memasak masakan yang murah namun
bergizi, serta mengkonsumsi makanan tambahan pemulihan yg
diberikan oleh puskesmas
Memotivasi agar keluarga terdekat (terutama suami) mau
mengingatkan pasien untuk makan makanan bergizi
Memotivasi ibu agar kontrol teratur (pemeriksaan kehamilan) ke
tenaga kesehatan dan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan
Memberikan edukasi kepada pasien dan suami tentang cara untuk
mengontrol keuangan rumah tangga agar kebutuhan pokok dapat
terpenuhi, terutama dalam menangani kondisi pasien saat ini

SARAN
Puskesmas:
Memberikan konseling pada ibu hamil yang
mengalami kekurangan energi kronis
Memberikan penyulihan kepada ibu hamil
tentang gizi yang dibutuhkan selama
kehamilan dan bahaya yang dapat
ditimbulkan dari kekurangan energi kronis
Mendistribusikan pemberian makanan
tambahan (PMT) pemulihan tepat waktu

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai