3 Perencanaan Jaringan Irigasi
3 Perencanaan Jaringan Irigasi
IRIGASI
1. Prinsip Teknik Irigasi, pemisahan :
jaringan saluran pembawa/irigasi
jaringan saluran pembuang
Saluran pembawa / irigasi
Mengalirkan air dari sumber air sampai ke lahan
sawah
Saluran pembuang
Mengalirkan kelebihan air dari sawah ke selokan
pembuang atau sungai yang selanjutnya dan
berakhir di laut
Intake
Saluran sekunder
Saluran Primer
In take
bendung
4. Langkah-langkah
Perencanaan jaringan Irigasi
a. Penarikan trase saluran, diusahakan :
dalam perencanaan Saluran diperlukan peta
topografi berskala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000,
kemiringan medan harus tergambar jelas
Menentukan elevasi muka air saluran,
Muka air rencana sama atau dibawah
elevasi tanah. Hal ini untuk menghindari
pencurian air atau penyadapan liar dan
menghemat biaya
Elevasi muka air harus cukup tinggi, agar
dapat mengaliri sawah-sawah yang paling
tinggi pada petak-petak tersier
Keterangan :
P = elevasi muka air di saluran primer atau sekunder
A = elevasi lahan sawah
a = lapisan genangan air di sawah ( 10 cm )
b = kehilangan tinggi energi disaluran kuarter ke sawah ( 5
cm )
c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter ( 5 cm )
d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran di saluran
irigasi
e = kehilangan tinggi energi di boks bagi
f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong
g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap
h = variasi tinggi muka air
z = kehilangan tinggi energi di bangunan tersier lain
10.50
11.00
11.50
12.00
12.50
13.00
13.50
14.00
14.00
13.00
12.00
11.00
10.00
0.0
9.00
15.00
25.00
e. Kemiringan Medan ( Io )
Kemiringan medan tiap ruas dapat ditentukan
dengan persanaan :
RWLu RWLd H 0
I0
L
Keterangan :
RWLu = Tinggi muka air yang diperlukan pada
bangunan sadap di hulu
RWLd = Tinggi muka air yang diperlukan pada
bangunan sadap di hilir
H0 = Jumlah perkiraan kehilangan tinggi
pada bangunan dan saluran
L = Panjang ruas
CONTOH
1. Daerah Irigasi M yang terdiri dari 7 petak
tersier dengan skema seperti pada gambar
dibawah
B4
B3
B1
B2
B5
= 408.35 l/det
L
L = Prosentase kehilangan air
di pintu B2 =
(100%/(100%-15%) x (0.86)(38+91+60))= 191.22 l/det
Di pintu B4 =
(100%/(100%-15%) x (0.86)(72+57)) = 130.52 l/det
2. Tentukan dimensi saluran kuarter b2 yang melayani areal 10.4 ha, jika kebutuhan air 1.4 l/det/ha, kemiringan I = 0.002,
Rumus Strickler :
Q v. A
v k .R 3 .I 2
R A/ P
A (b mh)h
2
p b 2h m 2 1
2
(b mh)h
1
2
Q k .
.
I
.(b mh)h
2
b 2h m 1
3