Kelompok 1
Alfiah Khumaida (18144354 A)
Desi Mulyawati (18144356 A)
DEFINISI
Menurut International Headache
Society, 2004, migren adalah
nyeri kepala dengan serangan
nyeri yang berlangsung 4-72 jam.
Nyeri
biasanya
unilateral,
sifatnya berdenyut, intensitas
nyerinya sedang sampai berat
dan diperberat oleh aktivitas, dan
dapat disertai mual, muntah,
fotofobia dan fonofobia.
EPIDEMIOLOGI
Di US, terjadi pada 18% wanita,
6% pria, 4 % anak-anak
Puncak prevalensi baik pada pria
dan wanita : antara umur 25 55
th.
Hormonal factors mungkin
berperan menjelaskan mengapa
wanita lebih banyak menderita
migrain
Anak laki-laki menderita migrain
pada onset yang lebih awal
dibandingkan anak perempuan
Penderita migrain sebagian besar
memiliki riwayat keluarga
migrain, dan sebagian besar juga
sering mengalami sakit kepala
tegang otot
KLASIFIKASI
Menurut The International Headache Society,
klasifikasi migren adalah sebagai berikut :
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
3. Migren oftalmoplegik
4. Migren retinal
5. Migren yang berhubungan dengan gangguan
intrakranial
6. Migren dengan komplikasi
7. Gangguan seperti migren yang tidak
terklasifikasikan
vasodilatasi,
plasma
protein
ekstravasation, dan nyeri
Reseptor 5HT, terutama 5HT1 dan 5HT2 terlibat
dalam patofisiologi migrain
Gejala Migrain :
Sakit Kepala Sebelah
Mual Muntah
MANIFESTASI KLINIS
1. Fase Prodromal.
2. Fase Aura.
3. Fase nyeri kepala.
4. Fase Postdromal.
Gejala diatas tersebut terjadi pada
penderita migren dengan aura, sementara
pada penderita migren tanpa aura, hanya
ada 3 fase saja, yaitu fase prodromal, fase
nyeri kepala, dan fase postdromal.
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasar gejala klinis dan riwayat
pasien pasien diharapkan punya migrain diary
(mencatat waktu, intensitas,pemicu dan durasi
sakit kepala)
Utk migrain tanpa aura:
Sedikitnya 5 serangan dengan karakteristik tertentu
Terjadi antara 4 72 jam
Karakteristik : unilateral, berdenyut-denyut, intensitas
sedang sampai berat, bisa bertambah dengan
aktivitas fisik
Pasien mengalami mual dan/atau muntah, atau
photophobia atau phonophobia.
SASARAN TERAPI
Menghilangkan Nyeri
Mencegah Vasodilatasi
Mencegah Vasokontriksi serebral
TUJUAN TERAPI
Menghilangkan gejala/nyeri yang dirasakan
oleh pasien saat serangan (abortif), serta
untuk mencegah serangan (profilaksis).
Tujuan terapi jangka panjang
Mengurangi frekuensi dan keparahan serangan
Mengurangi ketidakmampuan pasien selama
serangan
Memperbaiki kualitas hidup pasien
Mencegah serangan berikutnya
Menghindari penambahan penggunaan obat
STRATEGI TERAPI
Menghindari dan menghilangkan pemicu
Memberikan terapi abortif segera saat
terjadinya serangan
Terapi Profilaksis diberikan hanya jika
serangan terjadi lebih dari 2-3 x
sebulan, serangan berat dan
menyebabkan gangguan fungsi, terapi
simptomatik gagal atau menyebabkan
efek samping yang serius.
Tatalaksana Terapi
Terapi profilaksis
Menghindari pemicu
Menggunakan obat profilaksis secara teratur
Obat profilaksis --- bukan analgesik, tetapi
ditujukan untuk memperbaiki pengaturan
sistem fisiologis yang mengontrol aliran
darah dan aktivitas sistem syaraf
Menggunakan obat-obat penghilang nyeri
dan atau vasokonstriktor
Terapi Abortif
GUIDELINE TERAPI
Terapi Farmakologi
KASUS
Pasien R 21 thn datang ke UGD dengan keluhan nyeri kepala, terutama di
pelipis kiri, terasa memberat bila terkena sinar (photofobia) dan mendengar
suara keras (phonofobia) serta saat bangun tidur (mereda saat tidur).Sudah
minum obat tetapi tidak ada perbaikan.
5 hari Sblm Ranap : Px mengeluh nyeri kepala cekat cekot di pelipis mata
kiri
4 hari Sblm Ranap : Px demam, nyeri tidak berpindah tempat, memberat
bila terkena sinar dan suara berisik, mereda bila istirahat, mual muntah,
batuk, flu. Berobat ke dokter dan mendapat resep dexamethasone, CTM,
Efedrin, paracetamol
1 hari Sblm Ranap : Px mengeluh nyeri kepala lagi, cekat cekot di pelipis
kiri, memberat bila terkena sinar, datang ke UGD dan mendapat inj
dexketoprofen 50mg/2ml, mendapat resep alprazolam tab 0.5mg 1X1,
(ergotamin 1mg+caffein 100mg) tab 2 X 1, (tramadol 37,5mg +
paracetamol 325mg) tab 2 X 1, pasien diperbolehkan pulang
Riwayat penyakit terdahulu: asma (+), alergi sea food (+), alergi obat (-).
Keluhan migraine pada bapak, nenek, kakak, Asma pada bapak, ibu, kakek,
nenek.
SUBYEKTIF
Px Nyeri kepala, terutama di pelipis kiri, terasa
memberat bila terkena sinar (photofobia) dan
mendengar suara keras (phonofobia) serta saat
bangun tidur (mereda saat tidur).
Px demam, nyeri tidak berpindah tempat,
memberat bila terkena sinar dan suara berisik,
mereda bila istirahat, mual muntah, batuk, flu.
Riwayat penyakit terdahulu: asma (+), alergi
sea food (+), alergi obat (-). Keluhan migraine
pada bapak, nenek, kakak, Asma pada bapak,
ibu, kakek, nenek.
OBYEKTIF
DATA LABORATORIUM
NILAI NORMAL
WBC
[3,5-10,0 ] L 103/mm3
Hb
Hct
SGOT
Pria:SGOT : 5 40 (u/l)
Wanita:SGOT : 5 40 (u/l)
SGPT
SGPT : 5 41 (u/l)
SGPT : 5 41 (u/l)
BUN
Creatinin
As.Urat
Na -Sodium
Kalium
ASSASMENT
PROBLEM MEDIK
Migrain
SUBJECTIVE
Nyeri kepala,
terutama di pelipis
kiri, terasa
memberat bila
terkena sinar
(photofobia) dan
mendengar suara
keras (phonofobia)
mual muntah
OBJECTIVE
TERAPI
DRP
polifarmas
i
PLAN
Dari data subyektive pasien menderita migrain akut
jenis tanpa aura.
Terapi farmakologi :
First line pengobatan migrain yaitu diberikan
paracetamol/aspirin/kafein tunggal jika tidak
memberikan respon maka dapat diberikan kombinasi
antara obat tersebut dan jika tidak memberikan
respon juga diberikan obt golongan triptan jika belum
memberikan respon maka diberikan kombinasi
analgesik dan opiat.
pada kasus pasien