Kelompok 11
Arista Devy Apriana
Kharisma Mr
Christoper PP Pandiangan
Leon L. Gaya
Deborah Natasha
Muhammad Ridho
Dwi Erin
Rani Purnama Sari
Galih Prasetio Ekin Bu
Silvi Qiroatul Aini
Hanna Insani Vedy
Zaraz Obella
Skenario 2
Di sebuah perusahaan agroindustri, terdapat beberapa
pekerja yang datak ke klinik perusahaan dengan keluhan
sakit kepala, mual, muntah, dan sesak napas. Setelah
dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis sesuai 7
langkah penetapan diagnosis okupasi dan diduga disebabkan
karena penggunaan pestisida. Oleh karena itu, dokter
perusahaan tersebut memberikan penjelasan kepada para
pekerja mengenai jenis pestisida, penggunaan pestisida yang
aman, dan alat perlindungan diri yang diperlukan. Dokter
perusahaan tersebut juga memberikan penjelasan tentang
beberapa pupuk, antibiotic, dan hormone yang juga
digunakan dalam agroindustry serta kemungkinan bahaya
yang ditimbulkannya.
STEP I
(Clarify Unfamiliar Terms)
Step 2
Define the Problems
1. Apa saja jenis-jenis pestisida?
2. Bagaimana penggunaan pestisida yang aman?
3. Bagaimana pengelompokan gejala keracunan
pestisida?
4. Bagaimana 7 langkah diagnosis penyakit
agromedicine?
5. Bagaimana penanganan dan pencegahan
keracunan pestisida?
Step 3&4
1.Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk
membunuh
atau
mengendalikan
berbagai
hama. Kata pestisida berasal dari kata pest
yang berarti hama dan cida yang berarti
pembunuh. Jadi secara sederhana pestisida
diartikan sebagai pembunuh hama yaitu
tungau,
tumbuhan
pengganggu,
penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi, bakteri,
virus, nematode, siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.
Berdasarkan
Berdasarkan Formulasi
Formulasi Pestisida
Pestisida
1.
1. Formulasi
Formulasi Padat
Padat
a.
a. Wettable
Wettable Powder
Powder (WP),
(WP), merupakan
merupakan sediaan
sediaan
bentuk
bentuk tepung
tepung (ukuran
(ukuran partikel
partikel beberapa
beberapa
mikron)
mikron) dengan
dengan kadar
kadar bahan
bahan aktif
aktif relatif
relatif tinggi
tinggi
(5080).
(5080).
b.
b. Soluble
Soluble Powder
Powder (SP),
(SP), merupakan
merupakan formulasi
formulasi
berbentuk
berbentuk tepung
tepung yang
yang jika
jika dicampur
dicampur air
air akan
akan
membentuk
larutan
homogen.
membentuk larutan homogen.
c.
c. Butiran,
Butiran, umumnya
umumnya merupakan
merupakan sediaan
sediaan siap
siap
pakai
dengan
konsentrasi
bahan
aktif
rendah
pakai dengan konsentrasi bahan aktif rendah
(sekitar
(sekitar 2%).
2%). Ukuran
Ukuran butiran
butiran bervariasi
bervariasi antara
antara
0,7
0,7
d.
d. Water
Water Dispersible
Dispersible Granule
Granule (WG
(WG atau
atau WDG),
WDG),
berbentuk
butiran
tetapi
penggunaannya
berbentuk butiran tetapi penggunaannya sangat
sangat
berbeda.
berbeda. Formulasi
Formulasi WDG
WDG harus
harus diencerkan
diencerkan
terlebih
terlebih dahulu
dahulu dengan
dengan air
air dan
dan digunakan
digunakan
dengan
cara
disemprotkan.
dengan cara disemprotkan.
e.
e. Soluble
Soluble Granule
Granule (SG),
(SG), mirip
mirip dengan
dengan WDG
WDG
yang
juga
harus
diencerkan
dalam
air
dan
yang juga harus diencerkan dalam air dan
digunakan
digunakan dengan
dengan cara
cara disemprotkan.
disemprotkan.
b. Berdasarkan toksisitasnya
1. Golongan Organoklorin.
a. Toksisitas tinggi (extremely toxic) : Endrine (Hexadrine)
b. Toksisitas sedang (moderate toxic) : Aldrine, Dieldrin, DDT,
Benzene, Brom Hexachloride (BHC), Chlordane, Heptachlor, dan
Sebagainya.
2. Golongan Organofosfat
a. Sangat toksik (extremely toxic) : Phorate, Parathion, Methyl
Parathion, Azordin, Chlorpyrifos (Dursban) , TEPP,
Methamidophos, Phosphamidon, dan sebagainya.
b. Toksisitas sedang (moderate toxic) : Dimethoate, Malathion
3. Golongan Karbamat
a. Toksisitas tinggi (extremely toxic) : Temik, Carbofuran,
Methomyl.
b. Toksisitas sedang (moderate toxic): Baygon, Landrin, Carbaryl.
D. Berdasarkan toksisitasnya :
World Health Organization (WHO)
mengklasifikasikan pestisida atas dasar
toksisitas dalam bentuk formulasi padat dan cair.
1. Kelas IA : amat sangat berbahaya
2. Kelas IB : amat berbahaya
3. Kelas II : cukup berbahaya
4. Kelas III : agak berbahaya
c. Menyimpan pestisida
1. Pestisida harus disimpan dalam wadah atau pembungkus aslinya, yang
labelnya masih utuh dan jelas.
2. Letakkan tidak terbalik, bagian yang dapat dibuka berada disebelah atas.
3. Simpan ditempat khusus yang jauh dari jangkauan anak-anak, jauh dari
makanan, bahan makan dan alat-alat makan, jauh dari sumur, serta
terkunci.
4. Wadah pestisida harus tertutup rapat, dan tidak bocor
5. Ruang tempat menyimpan pestisida harus mempunyai ventilasi
(pertukaran udara)
6. Wadah pestisida tidak boleh kena sinar matahari langsung
7. Wadah pestisida tidak boleh terkena air hujan.
8. Jika pada suatu saat pestisida yang tersedia di rumah lebih dari satu
wadah dan satu macam, dalam penyimpanannya harus dikelompokan
menurut jenisnya dan menurut ukuran wadahnya.
d. Menyiapkan pestisida
1. Sewaktu menyiapkan pestisida untuk dipakai, semua kulit, mulut,
hidung dan kepala harus tertutup. Karena itu, pakailah baju lengan
panjang, celana panjang, masker (penutup hidung) yang menutupi leher,
dab sarung tangan karet.
2. Gunakan alat khusus untuk menakar dan mengaduk larutan pestisida
yang akan dipakai. Jangan gunakan tangan
3. Pengelompokan :
- Ringan : mual, muntah, sakit kepala, diare, dan
sesak nafas.
- Sedang : sempoyongan, sesak nafas, badan
lemah, kejang otot, susah konsentrasi, dll
- Berat : penurunan kesadaran, pengeluaran air
seni, sesak nafas, koma, karsinogenik, dan
kematian
Pencegahan
MEMBELI PESTISIDA
- Belilah pestisida di tempat penjualan resmi
- Belilah pestisida yang masih mempunyai label. LABEL
adalah merek dan keterangan singkat tentang pemakaian
dan bahayanya.
- Belilah pestisida yang wadahnya masih utuh, tidak bocor.
MENGANGKUT PESTISIDA
- Sewaktu membawa pestisida, wadahnya harus tertutup
kuat
- Dalam membawa harus ditempatkan terpisah dari
makanan, dan pakaian bersih.
MENYIMPAN PESTISIDA
- Pestisida harus disimpan dalam wadah atau pembungkus
aslinya, yang labelnya masih utuh dan jelas.
- Letakkan tidak terbalik, bagian yang dapat dibuka berada
disebelah atas.
- Simpan ditempat khusus yang jauh dari jangkauan anakanak, jauh dari makanan, bahan makan dan alat-alat
makan, jauh dari sumur, serta terkunci.
- Wadah pestisida harus tertutup rapat, dan tidak bocor
- Ruang tempat menyimpan pestisida harus mempunyai
ventilasi (pertukaran udara).
- Wadah pestisida tidak boleh kena sinar matahari langsung
- Wadah pestisida tidak boleh terkena air hujan.
- Jika pada suatu saat pestisida yang tersedia di rumah lebih
dari satu wadah dan satu macam, dalam penyimpanannya
harus dikelompokan menurut jenisnya dan menurut
ukuran wadahnya.
Step 5
Formulating Learning Objectives
1. Intoksikasi pupuk dan hormon?
2. Penyakit yang timbul akibat pestisida?
3. Gejala keracunan zat lain?
Step 7
1. Intoksikasi pupuk?
Intoksikasi adalah suatu zat yang ketika tertelan,
terhisap, diabsorpsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang
relatif kecil dapat mengakibatkan cedera dari
tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Pupuk kimia terdiri dari zat dan bahan kimia
seperti metana, karbon dioksida, amonia, dan
nitrogen.
Nitrogen
Jenis Pestisida
Akarisida,
atau kutu.
Algasida, berfungsi untuk membunuh alge.
Alvisida, fungsinya sebagai pembunuh atau
penolak burung.
Bakterisida, berfungsi untuk membunuh bakteri.
Fungsida, berfungsi untuk membunuh jamur atau
cendawan.
Herbisida, berfungsi untuk membunuh gulma.
Insektisida, berfungsi untuk membunuh
serangga.
Molluskisida,
siput.
Nematisida, berfungsi untuk membunuh
nematoda.
Ovisida, berfungsi untuk membunuh kutu
atau tuma.
Piscisida, berfungsi untuk membunuh ikan.
Rodentisida, berarti pengerat berfungsi untuk
membunuh binatang pengerat.
Termisida, artinya serangga pelubang kayu
berfungsi untuk membunuh rayap.
Dampak Negatif:
Keracunan pestisida
Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan.
Keracunan pada ikan dan biota lainnya.
Keracunan terhadap satwa liar.
Keracunan terhadap makanan.
Kematian musuh alami organisme pengganggu
Kenaikan populasi pengganggu
Dapat menyebabkan timbulnya resistensi
Residu
Pencemaran Lingkungan
Menghambat Perdagangan
Kematian
d. Rodentisida:
Kumarin: Sakit kepala menetap, sakit perut,
salivasi, demam, iritasi saluran pernafasan atas.
Perdarahan pada hidung, feses berlendir, timbul
bercak biru kehitaman-hijau kecoklatan pada kulit
Indadion: Kerusakan saraf, jantung dan sistem
sirkulasi, hemoragi, kematian pada hewan
Seng sulfat: Diare, nyeri perut, mual, muntah,
sesak, tereksitasi, rasa dingin, hilang kesadaran,
edema paru, iritasi hebat, kerusakan paru-paru,
hati, ginjal, dan sistem saraf pusat
TERIMA KASIH