Anda di halaman 1dari 36

NEONATUS PRETERM DENGAN BERAT

BADAN LAHIR RENDAH, ASFIKSIA


RINGAN DAN HIPERBILIRUBINEMIA
Perceptor: dr Diah Astika Rini, Sp.A

IDZNI MARDHIYAH (1518012193)


KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT ANAK
RSUD JEND. AHMAD YANI METRO
2016

STATUS PASIEN

IDENTITAS

Nama pasien
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Masuk RSAY
Anak KeAgama
Alamat
Nama Ayah
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Nama Ibu
Usia
Pekerjaan
Pendidikan

:
:
:
:

By. D
Laki-laki
09 Juli 2016
09 Juli 2016

:2
: Islam
: Labuan Maringgai
: Tn.BI
: 30 Tahun
: Buruh
: SMA
: Ny. N
: 22 Tahun
: Ibu rumah tangga
: SMA
3

ANAMNESIS
Keluhan Utama:

Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien rujukan dari bidan swasta datang pada


tanggal 9 Juli 2016 pukul 15.30 WIB ke UGD RSAY
post partus normal. Pasien lahir kurang bulan (usia
kehamilan 35 minggu) dengan berat badan lahir
2000 gram. Pada saat lahir keadaan umum pasien
tidak langsung menangis tetapi hanya merintih
dengan Apgar Score 8/9. Refleks hisap pasien
lemah.
Setelah dirawat 4 hari di ruang Neonatus RSAY
kulit
pasien
terlihat
berwarna
kekuningan.
Kekuningan tampak di wajah, leher, dada, leher,
sampai pergelangan tangan dan kaki. Buang air
besar tidak tampak seperti dempul. Pasien
diberikan minum susu formula setelah dirawat hari
kedua sebanyak 10cc/3 jam.

Riwayat Penyakit Keluarga


Terdapat riwayat anak pertama lahir dengan berat
bayi lahir rendah, tetapi tidak terdapat riwayat
kuning pada anak pertama. Riwayat darah tinggi
dan kencing manis dalam keluarga tidak ada.
Riwayat Kehamilan
Ibu pasien beumur 22 tahun dan hamil yang kedua
dengan jarak antara hamil pertama dan hamil
kedua kurang lebih 6 bulan. Selama kehamilan ibu
pasien rutin memeriksakan kandungan di bidan
dan tidak terdapat kelainan yang didapatkan pada
pemeriksaan tersebut. Selama kehamilan ibu tidak
merasakan keluhan yang berarti. Ibu pasien tidak
pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau obatobatan selama kehamilan. Riwayat sakit kuning
selama hamil disangkal ibu pasien.

Riwayat Persalinan
Pasien lahir pada tanggal 9 Juli 2016 dari seorang
ibu G2P2A0 dengan kehamilan preterm 35 minggu.
Pasien dilahirkan dibantu oleh bidan dengan
persalinan normal. Kulit ketuban pecah spontan
dengan air ketuban jernih, tidak berbau busuk, dan
jumlah cukup. Berat badan lahir 2000 gram dengan
panjang badan lahir 41 cm dan lingkar kepala 30
cm. Pada saat lahir pasien tidak langsung menangis
kuat tetapi hanya merintih dengan Apgar Score 8/9.
Tidak ditemukan kelainan congenital.
Riwayat Makanan
Pasien baru diberi minum pada hari kedua dirawat
dengan susu formula 10 cc/3 jam.
Riwayat Imunisasi
Pasien belum diimunisasi

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak kemerahan


Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 37,3 C
Frekuensi Nadi : 132 kali/menit
Frekuensi Napas : 35 kali/menit
Saturasi Oksigen : 99%
Berat Badan Lahir : 2000 kg
Berat Badan Sekarang : 1800 kg
Lingkar Lengan : 10 cm
Refleks Hisap: Lemah

Pemeriksaan Fisik
Kelainan

Pemeriksaan Fisik

Leher

Pemeriksaan Fisik

Jantung

Pemeriksaan Fisik Paru


ANTERIOR
KIRI
INSPEKSI

PALPASI

AUSKULTASI

POSTERIOR

KANAN

KIRI

KANAN

Pergerakan

Pergerakan

Pergerakan

Pergerakan

pernafasan

pernafasan

pernafasan

pernafasan

simetris

simetris

simetris

simetris

Pergerakan

Pergerakan

Pergerakan

Pergerakan

pernafasan

pernafasan

pernafasan

pernafasan

simetris

simetris

simetris

simetris

Suara

nafas Suara

nafas Suara

nafas Suara

nafas

vesikuler

vesikuler

vesikuler

vesikuler

Ronkhi (-)

Ronkhi (-)

Ronkhi (-)

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Pemeriksaan Fisik
Genitalia

Pemeriksaan Laboratorium

DIAGNOSIS
Neonatus preterm sesuai masa
kehamilan
BBLR
Asfiksia ringan
Hiperbilirubinemia

TATALAKSANA

IVFD D10% 8 tpm mikro


Inj Ampicilin 2 x 100 mg
Inj Gentamicin 2 x 5 mg
Diet 8 x 10 12 cc
Fototerapi

ANALISIS KASUS

Apakah diagnosis kerja


pada kasus ini sudah tepat?
Ya.
Neonatus
preterm
sesuai
masa
kehamilan
Pasien By.D lahir pada tanggal 9 Juli 2016
dengan usia kehamilan ibu yaitu 36 minggu
yang dapat dikategorikan sebagai prematur
atau preterm. Selanjutnya By.D lahir dengan
berat badan 2000 gram. Jika dicocokan
menggunakan Kurva Lubchenco, pasien ini
dapat didiagnosis dengan neonatus preterm
sesuai masa kehamilan.

Kurva Lubchenco

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


By. D lahir dengan berat badan 2000
gram yang dapat dikategorikan sebagia
berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR
adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang
masa gestasi. Ibu pasien memiliki jarak
kehamilan
yang
pertama
dengan
kehamilan yang kedua sebesar 6 bulan,
hal
ini
merupakan
faktor
risiko
terjadinya BBLR. Selain itu, pasien yang
lahir prematur juga merupakan salah
satu faktor risiko terjadinya BBLR.

Asfiksia Ringan
Pada saat lahir keadaan umum pasien tidak
langsung menangis tetapi hanya merintih
dengan Apgar Score 8/9. Pasien dikatakan
memiliki asfiksia ringan jika nilai APGAR 7-10,
asfiksia sedang jika nilai APGAR 4-6, dan
asfiksia berat jika didapatkan APGAR 0-3.

Hiperbilirubinemia
Setelah dirawat 4 hari di ruang Neonatus
RSAY
kulit
pasien
terlihat
berwarna
kekuningan. Kekuningan tampak di wajah,
leher, dada, leher, sampai pergelangan
tangan dan kaki. Hal ini menunjukan bahwa
pasien memiliki ikterik dengan derajat Kramer
IV. Derajat ikterik Kramer IV memiliki kisaran
kadar bilirubin total serum 13-15 mg/dL. Hal
ini terbukti pada pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan, yaitu kadar bilirubin total
14,5 mg/dL, bilirubin direk 0,46 mg/dL dan
bilirubin indirek 14,06 mg/dL. Berdasarkan
hasil pemeriksaan laboratorium tersebut,
diagnosis
hiperbilirubinemia
dapat
ditegakkan.

Hiperbilirubinemia
Derajat
1
2
3
4

Bagian tubuh yang kuning

Kadar

bilirubin

total

(mg/dL)
Kepala dan leher
57
Dada sampai pusat
7 10
Perut di bawah pusat sampai lutut
10 13
Lengan sampai pergelangan tangan, 13 17
tungkai bawah sampai pergelangan
kaki
Hingga telapak tangan dan telapak > 17
kaki

Ikterus (jaundice) terjadi apabila terdapat akumulasi


bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan
atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. Pada
orang dewasa, ikterus akan tampak apabila serum
bilirubin > 2 mg/dL (> 17 mol/L), sedangkan pada
neonatus baru tampak apabila serum bilirubin > 5 mg/dL
( >86mol/L).

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk


ikterus neonatorum setelah ada hasil laboratorium yang

Ikterus Fisiologis
Kadar bilirubin tidak terkonjugasi (unconjugated
bilirubin, UCB) pada neonatus cukup bulan dapat
mencapai 6-8 mg/dL pada usia 3 hari, setelah itu
berangsur turun.
Pada bayi prematur, awitan ikterus terjadi lebih dini,
kadar bilirubin naik perlahan tetapi dengan kadar
puncak lebih tinggi, serta memerlukan waktu lebih lama
untuk menghilang, mencapai 2 minggu. Kadar bilirubin
pada neonatus prematur dapat mencapai 10-12 mg/dL
pada hari ke-5 dan masih dapat naik menjadi >15
mg/dL tanpa adanya kelainan tertentu. Kadar bilirubin
akan mencapai <2 mg/dL setelah usia 1 bulan, baik
pada bayi cukup bulan maupun prematur.
Hiperbilirubinemia fisiologis dapat disebabkan beberapa
mekanisme:
a. Peningkatan produksi bilirubin, yang disebabkan oleh:
Masa hidup eritrosit yang lebih singkat
Peningkatan eritropoiesis inefektif

b. Peningkatan sirkulasi enterohepatik

c. Defek uptake bilirubin oleh hati


d. Defek konjugasi karena aktivitas uridin
difosfat glukuronil transferase (UDPG-T)
yang rendah
e. Penurunan ekskresi hepatik
Ikterus Non-Fisiologis
Awitan ikterus sebelum usia 24 jam
Peningkatan bilirubin serum >5 mg/dL/24
jam
Kadar bilirubin terkonjugasi >2 mg/dL
Bayi menunjukkan tanda sakit (muntah,
letargi, kesulitan minum, penurunan berat
badan, apne, takipnu, instablilitas

Apakah penatalaksanaan
kasus ini sudah tepat?
Pada kasus ini, penatalaksanaan
yang diberikan pada pasien
adalah IVFD D10% 8 tpm mikro,
Inj Ampicilin 2 x 100 mg, Inj
Gentamicin 2 x 5 mg, Diet 8 x
15 20 cc, dan fototerapi.
Tatalaksana
tersebut
sudah
tepat berdasarkan alasan-alasan
berikut ini.

IVFD D10%
Pemberian cairan D10% pada kasus ini sudah
tepat karena sesuai dengan kebutuhan pasien
dengan berat badan 2000 gram. Kebutuhan
cairan pada neonatus dapat dilihat pada tabel
berikut.
Berat badan
<1000
1000 1500
>2500
(g)
Hari I

120 cc

<1500
100 cc

2500
80 cc D10% 80 cc D10%

Hari II

D5%
140 cc

D7,5%
120 cc

100 cc

90 cc D10%

Hari III

D5%
170 cc

D7,5%
130 cc

D10%
110 cc

100 cc

Hari >IV

D5%
200 cc

D7,5%
140-150 cc

D10%
130-150 cc

D10%
120-150 cc

Penggunaan Antibiotik
Penggunaan antibiotik pada kasus ini sudah tepat
indikasi. Menurut pedoman National Instittue for
Health and Care Excellence (NICE), neonatus yang
memiliki faktor risiko terjadi infeksi dengan onset
cepat dapat diberikan antibotik profilaksis. Adapun
faktor risiko terjadinya infeksi neonatus onset
cepat adalah sebagai berikut:
Infeksi group B streptococcus invasif pada bayi
sebelumnya
Kolonisasi group B streptococcus maternal,
bakteriuria atau infeksi pada kehamilan yang
sekarang
Ketuban pecah dini
Kelahiran preterm pada kelahiran spontan
(sebelum gestasi 37 minggu)

Penggunaan Antibiotik
Pecah ketuban lebih dari 18 jam pada kelahiran
bayi preterm
Demam intrapartum dengan suhu lebih dari 38C
atau adanya korioamnionitis
Terapi antibiotik parenteral yang diberikan kepada
wanita yang telah dikonfirmasi atau dicurigai
infeksi bakteri invasif (seperti septikemia) pada
waktu kapanpun selama proses kelahiran, atau
dalam 24 jam sebelum dan sesudah kelahiran
(bukan merupakan antibiotik profilaksis
intrapartum)
Infeksi yang telah dikonfirmasi atau dicurigai pada
bayi yang lain dalam kasus kehamilan ganda

Selain itu, penggunaan Ampicilin dan Gentamisin


sebagai antibiotik pilihan terapi juga tepat.
Sesuai pedoman NICE, benzilpenisilin intravena
dengan gentamisin merupakan antibiotik lini
pertama untuk terapi empirik pada kasus yang
dicurigai
infeksi
kecuali
data
surveilans
mikrobiologis
di
tempat
masing-masing
menunjukan adanya pola resistensi bakteri yang
mengharuskan menggunakan antibiotik lain.
Selain itu, dosis yang digunakan pada kasus ini
juga tepat sebagaimana yang disebutkan di
pedoman NICE, benzilpenisilin diberikan dalam
dosis 25 mg/kg setiap 12 jam sekali dan
Gentamisin dengan dosis awal 5 mg/kg.

Fototerapi

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke5 karena pemeriksaan bilirubin baru dilakukan
pada hari ke-4. Hasil laboratorium yang didapat
adalah sebagai berikut:
Bilirubin total
: 14,5 mg/dl (0,2-1,0 mg/dl)
Bilirubin direct
: 0,46 mg/dl (0-0,25 mg/dl)
Bilirubin indirect
: 14,05 mg/dl (0,1-0,8 mg/dl)

Berdasarkan pada bagan diatas,


kondisi yang didapat pada
pasien ini yaitu :
Peningkatan bilirubin adalah
>72 jam,
Berat badan lahir 2000 gr
Hasil bilirubin total 14,5%
mg/dl
Sehingga penatalaksanaan pada
pasien ini tepat, yaitu fototerapi.

Fototerapi
Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi
sinar menyebabkan terjadinya isomerisasi
bilirubin. Energi sinar mengubah senyawa yang
berbentuk 4Z, 15Z-bilirubin menjadi senyawa
berbentuk 4Z, 15E-bilirubin yang merupakan
bentuk isomernya. Bentuk isomer ini mudah
larut dalam plasma dan lebih mudah diekskresi
oleh hepar ke dalam saluran empedu.
Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu
menyebabkan
bertambahnya
pengeluaran
cairan empedu ke dalam usus, sehingga
peristaltik usus meningkat dan bilirubin akan
lebih cepat meninggalkan usus halus.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai