Anda di halaman 1dari 37

INTOKSIKASI PESTISIDA

KELOMPOK TUTORIAL 13

ANGGOTA KELOMPOK

Airi Firdausia
1218011016
Andika Yusuf
1218011015
Debby Aprilia
1218011031
Elly R.
1218011044
Hanif A. 1218011064
Isnida S.A 1218011083

Luqmanul H.
1218011096
Nisrina Pradya
1218011114
Rana M. R.
1218011120
Rembulan Ayu
1218011126
Tiara Chintia
1218011153
Vina Zulfiani

Di sebuah perusahaan agroindustri , terdapat beberapa


pekerja yang datang keklinik perusahaan dengan keluhan
sakit kepala, mual, muntah dan sesak napas. Setelah
dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis seusai 7
langkah penetapan diagnosis okupasi dan diduga
disebabkan karena penggunaan pestisida. Oleh karena itu,
dokter perusahaan tersebut memberikan penjelasan kepada
para pekerja mengenai jenis pestisida , penggunaan
pestisida yang aman, dan alat perlindungan diri yang
diperlukan. Dokter perusahaan tersebut juga memberikan
beberapa penjelasan tentang beberapa pupuk, antibiotik,
dan hormon yang juga digunakan dalam agroindustri serta
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan.

PERTANYAAN STEP 2 DAN 5

Pestisida dan jenis-jenis Pestisida.


Bahaya yang ditimbulkan dari
pestisida.
Patofisiologi keracunan.
Pupuk, AB, dan zat kimia pada
pertanian.
Antidotum.

JENIS JENIS PESTISIDA


Insektisida
Organoklorin
Kelompok organoklorin merupakan racun
terhadap susunan syaraf baik pada serangga
maupun mamalia.
Organofosfat.
Pestisida ini memblokade penyaluran impuls
syaraf dengan cara mengikat enzim
asetilkolinesterase. Keracunan kronis pestisida
golongan organofosfat berpotensi karsinogenik

Karbamat,
Bekerja menghambat asetilkolinesterase.
Tetapi pengaruhnya terhadap enzim
tersebut tidak berlangsung lama, karena
prosesnya cepat reversibel.
Piretroid.
Piretrum mempunyai toksisitas rendah
pada manusia tetapi dapat menimbulkan
alergi pada orang yang peka.

Herbisida
Senyawa klorofenoksi
Senyawa-senyawa ini bekerja pada tumbuhan
sebagai hormon pertumbuhan. Toksisitasnya pada
hewan relatif rendah.
Herbisida biperidil
Toksisitas zat ini dilakukan lewat pembentukan radikal
bebas. Toksisitas parakuat ditandai oleh efek paruparu melalui paparan inhalasi dan oral. Keracunan
kronis pestisida paraquat dan dikuat bersifat
karsinogenik.

Fungisida
Senyawa merkuri
untuk mengawetkan butir padi-padian. Beberapa
kecelakaan tragis akibat penggunaan pestisida ini,
menyebabkan banyak kematian dan kerusakan
neurologi menetap.
Senyawa dikarboksimida
Toksisitas akut senyawa ini relatif rendah. Beresiko
relatif rendah.
Derivat ftalimida
Mempunyai toksisitas akut dan kronis yang sangat
rendah namun berpotensi karsinogenik dan
teratogenik.

Senyawa aromatik
Pentaklorofenol (PCP), sebagai bahan
pengawet kayu. Pentakloronitrobenzen
(PCNB) dipergunakan sebagai fungisida
dalam mengolah tanah. Secara akut zat
ini tidak begitu tosik dibandingkan PCP,
tetapi dapat bersifat karsinogenik.

Rodentisida
Warfarin
suatu antikoagulan yang
bekerja sebagai anti metabolit vitamin K,
dengan demikian menghambat pembentukan
protrombin.
Tiourea
ANTU (a-naftiltiourea) sangat toksik pada tikus tetapi
tidak begitu toksik bagi manusia.
Natrium fluoroasetat dan fluoroasetamida.
Sangat bersifat toksik. Menghambat siklus asam sitrat.

BAHAYA PESTISIDA

PATOFISIOLOGI

Cara kerja organofosfat dan karbamat sama


yaitu menghambat penyaluran impuls saraf
dengan cara mengikat kolinesterase.
Asetilkolin adalah suatu neurotransmitter yang
terdapat di antara ujung-ujung saraf dan otot
serta berfungsi meneruskan rangsangan saraf.
Kolinesterase yang terdapat di berbagai
jaringan dan cairan tubuh dapat menghentikan
rangsangan yang ditimbulkan asetilkolin

Petani yang menggunakan pestisida


organofosfat kemungkinan akan
mengabsorpsi pestisida tersebut dalam
jumlah cukup banyak
Penurunan aktivitas kolinesterase
hingga menjadi 60% akan
menyebabkan timbulnya gejala yang
tidak spesifik seperti pusing, mual,
lemah, sakit dada dan Iain-lain.

ALAT PELINDUNG DIRI

Penutup Kepala
Alat Pelindung Hidung dan Mulut
Sarung Tangan
Sepatu Kerja
Apron/Baju

TATALAKSANA

Kenali gejala dan tanda kercunan pestisida dari pestisida


yang ssering digunakan.
Jika diduga keracunan, korban segera dibawa kerumah
sakit atau dokter terdekat.
Identifikasi pestisida yang memapari korban, berikan
informasi ini pada rumah sakit atau dokter yang
merawat.
Bawa label kemasan pestisida tersebut. Pada label
tertulis informasi pertolongan pertama penanganan
korban.
Tindakan daururat dapat dilakukan sampai penolongan
datang atau korban dibawa ke rumah sakit.

Hentikan paparan dengan memindahkan


korban dari sumber paparan, lepaskan
pakaian korban dan cuci/mandikan korban.
Kesulitan pernafasan, diberi pernapasan
buatan. Korban diinstruksikan dengan tenang.
Korban segera dibawa ke rumah sakit atau
dokter terdekat.
Keluarga seharusnya diberi penyuluhan jika
terjadi keracunan maka keluarga dapat
memberi pertolongan.

ANTIDOTUM

Adapun alumunium silikat bentonit


diberikan pada keracunan paraquat,
diquat dengan memblok absorbsi lewat
usus dengan dosis 250 ml suspensi
30% tiap jam untuk 24-48 jam
Kalsium glukonat diberikan pada
keracunan fluorida 2,5% gel untuk luka
pada kulit, 10% untuk injeksi

ZAT KIMIA LAIN

Rodentisida
Bahan Kimia

Efek

Gejala Klinis

Arsenik

Bereaksi dengan
gugus sulfhydryl dari
multiple enzim

Nausea, vomit,
kelemahan

Zinc phosphide

hemolisis

Nausea, vomit,
kelemahan

Barium

Intraselular influks

Sakit kepala, nausea

Timbal ( Pb)
Mengganggu efek fisiologis kalsium, neurotransmiter.
Dapat menyebabkan penurunan refleks, kelemahan,
gangguan kognitif pada anak.
Merkuri
Dapat menyebabkan penurunan pendengaran,
disartria, gangguan sensoris.
Talium
- Dapat menyebabkan neuropati, kelemahan
ekstrimitas, halusinasi, konvulsi dan koma.

PUPUK

Amonia
Port dentry tersering: inhalasi
Gejala klinis: batuk, sakit kepala, keluar
air mata, runny nose, nyeri dada
Amonia dapat mengiritasi kulit dari
ringan sampai berat tergantung dari
konsentrasi amonia

Urea
Urea dapat mengiritasi mata, kulit,
saluran pernapasan
Gejala klinis: Batuk, nafas dangkal,
sakit tenggorokan. Paparan pasa kulit
dapat menyebabkan kemerahan.
Ingesti dapat menyebabkan konvulsi,
sakit kepala, nausea dan vomiting

Amoniun Sulfat
- Inhalasi produk ini dapat menyebabkan
sakit tenggorokan, batuk, atau nafas
pendek. Toksisitas melalui jalur ingesti
dapat menyebabkan sakit tenggorokan,
nyeri abdomen, diare, nausea dan
vomiting.

HORMON DAN ANTIBIOTIK

Plant growth regulation (PGR) dalam bidang


agriculture dibagi menjadi lima kelompok: auxin,
giberelin, sitokin, etylen, inhibitor.
Auxin: stimulasi pembelahan sel dan elongasi sel
Giberelin: stimulasi pertumbuhan dan menghambat
penuaan tumbuhan
Sitokin: mempengaruhi dormansi, pembuahan dan
pembelahan sel
Etylen: Mempengaruhi pertumbuhan
Inhibitor seperti phenolics: mempengaruhi
metabolisme tanaman

Efek toksik dari PGR tersebut bergantung pada


dosis yang diberikan. Toksisitas dapat terjadi
secara inhalasi, ingesti, ataupun perkutan.
Penggunaan antibiotik dilakukan pada ternak
untuk membunuh kuman patogen dan
mempengaruhi pertumbuhan. Adapun efek
dari pemakaian antibiotik ini adalah reaksi
alergi, resistensi terhadap antibiotik dan jangka
panjang dapat menyebabkan teratogenik.

DAFTAR PUSTAKA
Lessenger JE. 2006. Agricultural medicine: A practical guide.
Porterville: Morinda Medical Group.
Pahan I. 2008. Panduan lengkap kelapa sawit: Manajemen
agribisnis dari hulu hingga hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.
Raini M. 2007. Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat
Keracunan Pestisida. Media Litbang Kesehatan. 7(3): 10-19.
Staff Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya. 2004. Kumpulan kuliah farmakologi.
Jakarta: EGC.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai