Anda di halaman 1dari 18

HEMOPTYSIS

Yuliyanto Rismandani

Pembimbing : dr. Agus Suharto, Sp.P

PENDAHULUAN
Batuk darah atau hemoptysis adalah salah satu gejala
yang paling penting pada penyakit paru, karena
merupakan bahaya potensial adanya perdarahan yang
gawat yang memerlukan tidakan segera dan intensif,
dimana batuk darah masif yang tidak ditangani dengan
baik akan menyebabkan angka kematian yang tinggi.

Pada umumnya penderita batuk darah telah mempunyai


penyakit dasar, tetapi keluhan yang berasal dari penyakit
dasar tadi tidak mendorong penderita untuk pergi
berobat. Penderita baru datang berobat ketika timbul
batuk darah, walaupun darah yang keluar hanya sedikit
atau berupa dahak yang bergaris-garis merah. Batuk
darah merupakan keadaan yang menakutkan bagi
penderita dan keluarganya.

Akibat ketakutan inilah penderita akan menahan


batuknya, hal ini akan memperburuk keadaan
karena akan timbul penyulit seperti penyumbatan
saluran napas dan lain-lain.

DEFINISI
Batuk darah memiliki nama lain hemoptoe atau
hemoptysis. Hemoptysis berasal dari bahasa
Yunani yaitu haima yang berarti darah dan ptysis
yang berarti diludahkan. Menurut kamus
kedokteran Dorland, hemoptysis atau batuk darah
adalah ekspektorasi darah atau mucus yang
berdarah (Alsagaff, 2010)

KLASIFIKASI
Berdasarkan jumlah darah yang keluar, Pursel membagi batuk
darah menjadi:
Derajat

1: Bloodstreak
2: 1 30 cc
3: 30 150 cc
4:150 500 cc
Massive : 500 1000 cc atau lebih.

Johnson membuat pembagian lain menurut jumlah darah yang


keluar menjadi:
Single hemoptysis yaitu perdarahan berlangsung kurang dari 7 hari.
Repeated hemoptysis yaitu perdarahan berlangsung lebih dari 7 hari dengan
interval 2 sampai 3 hari.
Frank hemoptysis yaitu bila yang keluar darah saja tanpa dahak

Berdasarkan penyebab batuk


darah, Ingbar membagi sebagai
berikut
Kardiologi
Mitral stenosis
Tricuspid endocarditis
Penyakit jantung bawaan
Paru
Bronkiektasis
Emboli paru
Kistik fibrosis
Emfisema bulosa
Hematologi
Koagulopati
DIC
Trombositopeni
Platelet dysfunction

ETIOLOGI
Trauma
-Cedera dada tajam / tumpul
-Ruptur bronkus
-Emboli lemak
-Tracheal-innominate
-Artery fistula
Penyakit sistemik
-Goodpasteur syndrome
-Wegeners granulomatosis
-Systemic lupus erythematosus
-Vaskulitis

Istrogenik
Bronkoskopi
Swan-Ganz infarction
Rupture arteri
Pulmonaris
Aspirasi transtrakeal
Lymphangiograp,

Obat / Toksin
Antikoagulan
Penisilamin
Anhidrid trimetaliksolvents
Kokain
Aspirin
Trombolitik

Infeksi

Lain-lain
Amyloidosis
Bronkolitiasis
Endometriosis
Benda asing
Kriptogenik
Septic pulmonary emboli

Abses paru
Misetoma
Pneumonia nekrotikan
Parasit
Jamur / tuberkulosa
Virus

Vaskuler
Hipertensi pulmonal
AV malformation
Aneurisma aorta

Neoplasma
Adenoma bronkial
Karsinoma bronkogenik
Metastase kanker

TB paru

Ca paru

erosi permukaan
tumor dalam lumen
bronkus atau
jaringan tumor
yang mengalami
nekrosis

Hipervaskularis
asi bronkus dan
berkurangnya
protombin krn
infeksi

PATOFISIOLOGI

Radang
Mukosa
sembab
robek krn batuk

Bronkitis

Hemoptysis
Kavitas bedinding
tebal
sukar menutup
PD mudah
pecah akibat
trauma saat
batuk

Abses paru

reflek spasme
dari vena
nekrosis btir
darah masuk
kedalam alveoli
Infark Paru

Pecahnya PD dari
jar granulasi yg
mnglami ektasis
atau Radang
Mukosa sembab
robek krn batuk

Bronkiektasis

DIAGNOSIS
Anamnesis :

Membedakan batuk darah dan muntah darah


Bagaimana batuk darahnya?
Pola batuk darah
Anamnesis tentang gejala otolaring, jantung dan paru yang dapat membantu melokalisir
sumber perdarahan.

Faktor risiko sebagai kondisi penyebab


Gejala lain yang menyertai.

Pemeriksaan Fisik:

Periksa tanda vital


Pemeriksaan pada hidung, mulut, faring posterior dan laring termasuk pemeriksaan
laringoskopi.
Pemeriksaan leher, dada, jantung dan paru

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah pada perdarahan massif perlu evaluasi HB dan faal
hemostasis.
2. Pemeriksaan dahak penting diperiksa sputum BTA pada pendertita
tuberculosis, sitology sputum pada penderita karsinoma bronkogenik
dan kultur sputum jamur.

Selain pemeriksaan laboratorium, banyak pemeriksaan yang dapat


dilakukan untuk mendiagnosis batuk darah, antara lain: radiologi,
bronkoskopi, bakteriologi, mikologi dan serologi.

PENATALAKSANAAN
Batuk darah yang kurang/tidak massif dapat ditangani secara
konservatif sedang batuk darah massif memerlukan tindakan yang
lebih agresif-intensif seperti bronkoskopi atau operasi. Tujuan pokok
terapi adalah mencegah tersumbatnya saluran pernapasan oleh
bekuan darah, mencegah kemungkinan penyebaran infeksi dan
menghentikan perdarahan

1. Penatalaksanaan Konservatif
Menenangkan penderita dan memberitahu penderita agar jangan takut-takut untuk
membatukkan darahnya.
Penderita diminta berbaring pada posisi bagian paru yang sakit atau sedikit trendelenberg,
terutama bla reflex batuknya tidak adekuat.
Jaga agar jalan napas tetap terbuka.
Pemasangan IV line atau IVFD untuk penggantian cairan maupun untuk jalur pemberian obat
parenteral.
Pemberian obat hemostatic belum jelas manfaatnya pada batuk darah yang tidak disertai
kelainan faal hemostatic.
Obat-obat dengan efek sedasi ringan dapat diberikan bila penderita gelisah. Obat-obat penekan
batuk hanya diberikan bila terdapat batuk yang berlebihan dan merangsang timbulnya
perdarahan lebih banyak.
Transfusi darah diberikan bila hematocrit turun dibawah nilai 25-30% atau Hb dibawah 10 gr%
sedang perdarahan masih berlangsung

2.Penatalaksanaan Bedah
Indikasi tindakan bedah menurut Busroh:
Batuk darah > 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti.
Batuk darah 250 600 cc / 24 jam, Hb < 10 gr% dan batuk darah berlangsung
terus.
Batuk darah 250 600 cc / 24 jam, Hb > 10 gr% dan dalam pengamatan 48 jam
perdarahan tidak berhenti.

Kriteria operasi menurut Amitana :

Perhatikan sumber perdarahan


Aspirasi berulang
Adanya kavitas penyebab terjadinya perdarahan berulang
Faal paru yang minimal sehingga setiap perdarahan menyebabkan ancaman
kematian (Cahill, 2000).

KOMPLIKASI
Tingkat kegawatan dari batuk darah ditentukan oleh 3 faktor:
1. Terjadinya asfiksia
2. Syok hipovolemik
3. Aspirasi pneumonia

PROGNOSIS
Pada batuk darah idiopatik prognosisnya baik, kecuali jika penderita
mengalami batuk darah yang rekuren. Pada batuk darah sekunder ada
beberapa faktor yang menentukan prognosis, yaitu:
1. Derajat batuk darah.
2. Macam penyakit dasar yang menyebabkan batuk darah.
3. Kecepatan dalam penatalaksanaan batuk darah massif.

Anda mungkin juga menyukai