Anda di halaman 1dari 94

MALARIA

PENDAHULUAN
UMUM

Pendahuluan
Dikenal sejak zaman Yunani
(Hippocrates 5 abad sebelum masehi)
Asal kata: Mal = buruk
Aera = udara
Abad 19
- Laveran menemukan parasit bentuk
pisang dalam darah (Nobel-prize)
- Ross menemukan penularan parasit
oleh nyamuk (Nobel-prize)
1948 Short fase eksoeritrositer

Pendahuluan
Pada manusia ada 4 spesies:
1. P. falciparum yang paling berbahaya
2. P. vivax
3. P. malariae
4. P. ovale

Pendahuluan
Penyakit malaria :
WHO (1994):
- 1 juta meninggal setiap tahun
- 250 juta terinfeksi malaria
- 2,1 milyar tinggal di daerah endemi
Penyakit malaria di Indonesia
- Lebih kurang 5 juta tinggal di daerah endemik
- 4,3 juta di luar Jawa-Bali

Pendahuluan
Siklus hidup malaria
1. Pada hospes definitif (Nyamuk
Anopheles betina)
Siklus sporogoni : di hasilkan sporozoit

Pendahuluan
2. Pada hospes perantara (manusia), terjadi :
- siklus hati/siklus jaringan/eksoeritrositer :
Proses skizogoni hati : dihasilkan merozoit hati
a. eksoeritositer primer (siklus langsung) :
terjadi pada ke-4 spesies Plasmodium
b. eksoeritrositer sekunder (siklus tidak
langsung) : terjadi pada P. vivax & P. ovale
- siklus eritrosit : proses skizogoni darah, akan
menghasilkan merozoit darah

Pendahuluan (siklus hati)


sporoziit

Sporozoit masuk sel hati

Skizon hati
Merozoit hati

Pendahuluan
Stadium perkembangan di hati :
P. falciparum dan P. malariae:
- sporozoit langsung menjadi
trofozoit
P. vivax dan P. ovale:
- sebagian sporozoit langsung menjadi trofozoit
- sebagian menjadi hipnozoit

Pendahuluan
Fase jaringan (skizogoni praeritrosit/
eksoeritrosit primer & sekunder)
- terjadi skizogoni hati menghasilkan merozoit
hati yang akan masuk ke eritrosit
- Pada P. vivax & P. ovale ada stadium
dormant hipnozoit (menyebabkan relaps
jangka panjang) sekunder
- Pada P. falciparum & P. malariae stadium
dormant relaps jangka pendek

Pendahuluan
Fase aseksual dalam darah
- terjadi proses skizogoni darah
- Pada P. vivax, P. ovale dan P. malariae
skizogoni hanya terjadi di darah tepi
- Pada P. falciparum skizogoni terjadi di
kapiler alat dalam gejala klinis berbeda
- fase aseksual berhubungan dengan gejala
klinis penderita

Pendahuluan
Fase seksual dalam darah
- terjadi setelah 2 - 3 generasi aseksual
- disebut proses gametogoni yang
menghasilkan makro dan mikrogametosit
- tidak berhubungan dengan gejala klinis
- pengandung gametosit carrier

Pendahuluan
Masa pra-paten:
Waktu antara permulaan infeksi (sporozoit
masuk) sampai parasit malaria ditemukan
dalam darah tepi

Pendahuluan
Masa inkubasi/tunas instrinsik:
Waktu antara permulaan infeksi sampai
timbul gejala klinis/demam

Pendahuluan
Masa tunas ekstrinsik:
Waktu antara gametosit masuk ke dalam
tubuh nyamuk sampai terbentuknya
sporozoit dalam kelenjar ludah nyamuk

Masa tunas ekstrinsik


(pada nyamuk)

Pendahuluan
Cara infeksi malaria
1. Alami:
melalui vektor (Anopheles betina) yang
mengandung sporozoit
2. Induksi:
melalui stadium aseksual (trofozoit & skizon) dalam
darah
misalnya: - malaria transfusi
- malaria kongenital

Pendahuluan
Gejala klinik malaria :
Dikenal sebagai trias malaria:
1. Demam
2. Anemia
3. Splenomegali

Pendahuluan
Demam :
Masa inkubasi bervariasi 9 - 30 hari
( P. vivax strain tertentu 10 bulan)
Didahului dengan sakit kepala, lemah, nyeri otot
dan nyeri tulang
Kemudian terjadi demam menggigil=
malaria paroxysm

Pendahuluan
Faktor2 yang mempengaruhi demam :
- hitung parasit jumlah parasit/l
- ambang demam respons imun
hospes

Pendahuluan
Proses Demam pada malaria :
Timbul pada akhir siklus skizogoni
skizon matang yang berisi merozoit,
pigmen dan sisa eritrosit

masuk ke sirkulasi darah

produksi TNF

merangsang pusat suhu pada hipothalamus

Pendahuluan
TNF dosis rendah bersifat protektif
(menghambat stad. Hati & aseksual
darah)
TNF dosis tinggi gejala klinis
malaria kronis: hospes mempunyai
anti TNF demam tidak selalu ada

Pendahuluan
Relaps pada malaria :
Penyakit dapat bersifat menahun dan
menimbulkan relaps
Relaps ada :
- rekurens (long term relaps) P. vivax
- rekrudesensi (short term relaps)
P. falciparum & P. malariae

Pendahuluan
Anemia
Pada malaria, terjadi karena :
1. Hancurnya eritrosit yang mengandung
parasit
2. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
3. Depresi sumsum tulang (diseritropoesis)
Pada P.falciparum terjadi secara akut
pada P. vivax terjadi secara kronis

Pendahuluan
Splenomegali
Pada malaria :
- Limpa membesar dan dapat diraba dalam 1 2 minggu setelah demam,
limpa mengecil setelah serangan demam
berakhir
- peregangan kapsul limpa menyebabkan nyeri
ruptura limpa

Pendahuluan
Pembesaran limpa terutama pada infeksi
P. vivax, paling jarang pada P. malariae
Setelah infeksi berkali-kali, limpa fibrotik
dan mengecil (mendekati normal)
Sehingga di daerah endemisitas tinggi, limpa pada
orang dewasa berukuran normal

Pendahuluan
Diagnosis malaria :
1. Menemukan parasit dalam darah:
a. Pewarnaan Giemsa
b. acridine orange
2. Deteksi antigen yang disekresi stadium
aseksual P. falciparum
- Parasight-F test (Pf)
- ICT(Immunochromatographic test)
untuk Pf dan Pv (enzim LDH= Lactose dehydrogenase &
aldolase)

Pendahuluan
3. Mendeteksi DNA atau RNA parasit:
repeated 21- pasangan basa
dapat dengan kertas filter atau
sediaan darah.
4. Autopsi, pada kasus kematian diduga
malaria

Pendahuluan
Pembuatan sediaan darah malaria
(darah tebal & darah tipis)

Pendahuluan
Pembacaan sediaan darah malaria secara
mikroskopik :
- Pemeriksaan sediaan darah tebal
dilakukan dengan memeriksa 100 lapangan
mikroskopis yang setara dengan 0,20 l
darah

Pendahuluan

Plasmodium dalam sediaan


Darah tipis

Plasmodium dalam sediaan


Darah tebal

Pendahuluan
Penghitungan jumlah parasit (darah tebal) :
1. Metode semi-kwantitatif :
+
= 1-10 parasit per 100 lapangan
++
=11-100 parasit per 100 lapangan
+++ = 1-10 parasit per 1 lapangan
++++ = > 10 parasit per 1 lapangan

Pendahuluan
2. Metode kwantitatif, pada :
a. darah tipis
n x total SDM
total SDM dalam 25 lapangan
n = jumlah parasit asexual dalam 25
lapangan

Pendahuluan
b. pada darah tebal
n x total jumlah leukosit /l
200
n = jumlah parasit asexual dalam
200 leukosit

Plasmodium vivax

Plasmodium vivax
Penyakit :
- Malaria vivax
- Malaria tertiana benigna
Distribusi geografi :
- Di daerah tropik, sub tropik & iklim dingin
- Di Indonesia tersebar di seluruh
kepulauan

Plasmodium vivax
Siklus hidup:

Pada tubuh manusia


- Dalam sel hati (jaringan)
a. siklus pre-eritrosit/eksoeritrositer primer
b. siklus eksoeritrositer sekunder
- Dalam darah siklus eritrosit (pada darah
perifer)

Plasmodium vivax
Dalam hati (hepatosit):
Skizon hati
- besarnya 45
- jumlah merozoit 10.000

Plasmodium vivax
Siklus eritrosit :
Dalam sel darah merah
merozoit
48 jam
skizon

trofozoit

makrogametosit
mikrogametosit

Plasmodium vivax
Stadium trofozoit dalam darah
Perubahan pada eritrosit
- eritrosit membesar
- ada titik Schffner
Trofozoit aktif, ameboid
infeksi multipel (kadang-kadang)
pigmen berwarna kuning tengguli

Plasmodium vivax

Trofozoit muda

Trofozoit matang (amuboid)

Plasmodium vivax
Dalam darah:
- stadium skizon
inti banyak (12 - 24)
menjadi merozoit
- pigmen berkumpul

Plasmodium vivax

pigmen

Skizon muda

Skizon matang

Plasmodium vivax
Dalam darah
stadium gametosit
- makrogametosit
- mikrogametosit

Plasmodium vivax
Makrogametosit & mikrogametosit

Plasmodium vivax
Masa tunas intrinsik:
10 - 14 hari
Masa tunas ekstrinsik:
14 hari, bila suhu 8 - 9 hari

Plasmodium vivax
Gejala klinik :
Gejala utama demam
- tidak teratur (stadium permulaan)
- teratur, setiap 48 jam (tiap hari ke-3)
demam tersiana

Plasmodium vivax
Gejala klinik :
- Kurva demam intermiten
- Tiap serangan demam berlangsung 8 jam
- Diantara 2 seramgam demam, penderita
tidak sakit

Plasmodium vivax

Plasmodium vivax
Gejala Klinik
- Anemia :
Pada malaria menahun lebih jelas, karena
P. vivax menyerang eritrosit muda (2% dari
total eritrosit)
- Splenomegali

Plasmodium vivax
Ada 2 strain:
1. Tropical strain(misalnya, Chesson strain)
- ditemukan di daerah tropis
- lebih cepat & sering relaps ( 35 hari)
2. Korean strain:
- ditemukan di daerah subtropis atau dingin
- relapsnya lebih lambat ( 6 - 9 bulan)

Plasmodium vivax
Diagnosis:
Menemukan parasit dalam sediaan darah
tebal & tipis (biasanya tampak berbagai
stadium)

Plasmodium malariae

Plasmodium malariae
Penyakit : malaria malariae
(malaria quartana)
Penyebarannya : di daerah tropis
Frekwensinya : rendah

Plasmodium malariae
Siklus hati (pre-eritrosit) :
- Berlangsung 13 - 16 hari
- Skizon hati 45 ikron

Plasmodium malariae
Siklus eritrosit (pada darah perifer)
Dalam sel darah merah
merozoit
72 jam
skizon

trofozoit

makrogametosit
mikrogametosit

Plasmodium malariae
Dalam darah: stadium trofozoit
Perubahan pada eritrosit
- eritrosit tidak membesar
- adanya titik Ziemann
Trofozoit tidak aktif (kompak)
Bentuk pita: pigment tengguli tua, kasar

Plasmodium malariae

Stadim trofozoit (bentuk pita)

Plasmodium malariae
Dalam darah: stadium skizon
- inti 8 - 12 buah bentuk bunga serunai
(inti = merozoit)
- pigmen berkumpul di tengah

Plasmodium malariae

Stadium skizon

Plasmodium malariae
Dalam darah: stadium gametosit
bentuk bulat (mirip P. vivax)
- makrogametosit
- mikrogametosit

Plasmodium malariae

Plasmodium malariae
Gejala Klinik :
- demam: intermiten, demam tiap hari
ke-4 (quartana)
- Gejala lain: - anemia
- splenomegali
- sindroma nephrotik (karena
pembentukan imun kompleks)

Plasmodium malariae
sindroma nephrotik :
a. glomerulus nephritis akut pada malaria
malariae :
- oedema seluruh tubuh/anasarca
- proteinuria
- lipiduria
Terbentuk kompleks imun (Ag-Ab) pada
membrana glomerulus ginjal

Plasmodium malariae
glomerulus nephritis akut dapat menjadi
glomerulus nefritis kronis dan akhirnya
menyebabkan gangguan fungsi ginjal
Pada keadaan ini, pemberian antimalaria
tidak akan menyembuhkan penyakit

Plasmodium malariae
Penyakitnya tidak berbahaya, sangat menahun
(kecuali pada sindroma nephrotik)
Penting pada malaria transfusi
relaps: - rekrudesensi
- rekurens

Plasmodium ovale

Plasmodium ovale
Penyakit : malaria ovale
Penyebaran:
- Terutama di Afrika
- di Indonesia: Irian Jaya
Timor
Flores

Plasmodium ovale
Siklus hidup :
Seperti pada P. vivax

Plasmodium ovale
Morfologi : mirip P. vivax
Kelainan eritrosit:
- bentuknya oval
- ujungnya bergerigi
- adanya titik James
Trofozoit tidak aktif

Plasmodium ovale

Stadium trofozoit

Stadium skizon

Stadium gametosit

Plasmodium ovale
Gejala Klinis :
- demam: intermitten (tersiana)
- Hitung parasit rendah
- Penyakit biasanya ringan
- Sering sembuh tanpa pengobatan

Plasmodium falciparum

Plasmodium falciparum
Penyakit : - malaria falciparum
- malaria tropika
- malaria tersiana maligna
Penyebaran: - Di daerah tropik (Afrika &
Asia tenggara)
- Di Indonesia tersebar di
seluruh kepulauan

Plasmodium falciparum
Siklus hidup :
- Dalam tubuh manusia:
a. Siklus hati (dalam sel hati):
hanya siklus pre-eritrositer saja, tidak
ada siklus ekso- eritrositer sekunder
b. Siklus eritrosit

Plasmodium falciparum
Morfologi :
- Siklus hati:
Skizon hati :
- besarnya 30 ikron
- jumlah merozoit 40.000

Plasmodium falciparum
Siklus eritrosit
Dalam darah tepi:
Stadium trofozoit muda
* Perubahan pada eritrosit:
- eritrosit tidak membesar
- titik Maurer
* Bentuk cincin: accol, marginal,
2 butir kromatin
(infeksi multipel)

Plasmodium falciparum
Siklus eritrosit:
Stadium aseksual lanjut
- di kapiler alat dalam (otak, jantung,
plasenta, paru-paru, ginjal dll)
- pada infeksi berat dapat ditemukan
dalam darah tepi

Plasmodium falciparum

P. falciparum dalam darah tepi

P. falciparum dalam kapiler


alat dalam

Plasmodium falciparum
Stadium skizon
- lebih kecil dari eritrosit (2/3 eritrosit)
- inti 8 - 24
- pigmen sudah menggumpal

Plasmodium falciparum
Stadium gametosit
- Bentuk khas (bentuk pisang)
makro & mikrogametosit
- Dibentuk dalam kapiler alat dalam

Plasmodium falciparum
Gejala Klinis :
- Derajat infeksi:
- lebih tinggi
- hitung parasit
- kadang-kadang > 500.000 parasit/l
- Skizogoni: 36 - 48 jam, tersian, subtersian

Plasmodium falciparum
Masa tunas instrinsik 9 - 14 hari
Gejala penyakit pada permulaan
Demam ringan - tersian
- subtersian
- kontinua
- tidak teratur

Plasmodium falciparum
Malaria berat/ malaria dengan komplikasi:
Definisi
Ditemukannya stadium aseksual P. falciparum
dalam darah disertai salah satu bentuk gejala
klinis di bawah ini (WHO, 1994)
(Penyebab lain: bakteri & virus disingkirkan)

Plasmodium falciparum
A. Gejala klinis di bawah ini (satu atau lebih):
- malaria otak
- anemia normositik berat
- gagal ginjal
- oedema paru
- hipogikemia
- syok
- perdarahan spontan/DIC
- kejang umum yang berulang
- asidosis
- malaria haemoglobinuria

Plasmodium falciparum
B. Manifestasi klinik lainnya (pada kelompok
atau daerah tertentu:
- Gangguan kesadaran (rousable)
- Penderita sangat lemah
- Hiperparasitemia
- Jaundice/Ikterus
- Hiperpireksia

Plasmodium falciparum
Malaria berat :
- Mortalitas 20% - 50%
- Kelompok risiko tinggi
a. hiper/holoendemik
- anak kecil (> 6 bulan s/d < 5 tahun)
- angka kematian tertinggi 1 - 3 tahun
- wanita hamil

Plasmodium falciparum
Malaria berat
- Kelompok risiko tinggi
b. hipo-mesoendemik
anak-anak dan orang dewasa
c. lain-lain: - pendatang
- travellers

Plasmodium falciparum
Malaria otak/Malaria cerebral:
- Penyebab kematian terbanyak dari malaria
berat (80%)
- Dewasa: beberapa setelah demam
- Anak-anak kurang dari 2 hari demam,
sering didahului kejang-kejang

Plasmodium falciparum
Malaria otak/Malaria cerebral:
- koma bila 30 menit tidak memberikan
respons motorik/verbal
- gejala sisa: 10% pada anak-anak di Afrika
5% pada dewasa di Thailand

Plasmodium falciparum
Anemia berat:
- Ht (hematokrit) < 15% atau
- Hb (hemoglobin) < 5 gr%
Merupakan komplikasi yang penting dan sering
ditemukan pada anak-anak
Gagal ginjal:
- urine out put < 400 ml/24 jam (dewasa)
12 ml/kg bb/24 jam (anak

Plasmodium falciparum
Gagal ginjal:
- urine out put < 400 ml/24 jam (dewasa)
12 ml/kg bb/24 jam (anak)
- kreatinin serum > 3 mg/dl
- biasa disertai oedema paru
- angka kematian mencapai 50%

Plasmodium falciparum
Oedema paru:
- biasa terjadi pada wanita hamil setelah
melahirkan
- pada perawatan dimana jumlah parasit mulai
menurun
- frekwensi pernapasan meningkat
- angka mortalitas 80%

Plasmodium falciparum
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
- terjadi perdarahan abnormal & spontan dari
gusi, epitaxis, petechiae & subconjuctiva
- jarang ditemukan( < 10% dari malaria otak)
- biasanya pada penderita non-imun

Plasmodium falciparum
Diagnosis:
- Menemukan parasit dalam sediaan darah
tepi
- Pada autopsi
Pigmen dalam sediaan otak dan alat dalam
lainnya (limpa, hati, jantung, ginjal dll)

Anda mungkin juga menyukai