Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK HIBRIDOMA

Oleh :
NADA AZMI SALSABILA
(XII MIA A/08)

Kajian Teori
Pengertian Teknik Hibridoma
Tujuan Teknik Hibridoma
Perkembangan Teknik Hibridoma
Cara Pembuatan Sel Hibridoma
Cara Kerja Antibodi Monoklonal
Kegunaan Antibodi Monoklonal
Mendeteksi Kehamilan (HCG)
Manfaat Teknik Hibridoma
Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknik

Hibridoma

Pengertian Teknik Hibridoma


Hibridoma (hybrid =

sel asli yang dicampur, oma =


kanker) adalah sel-sel yang dihasilkan dari peleburan
(fusi) dua tipe sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal
yang mengandung gen dari kedua sel yang disebut sel
tunggal (sel hibrid).
Teknik Hibridoma adalah teknik pembuatan sel yang
dihasilkan dari fusi antara B limfosit dengan sel kanker.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil dua jenis sel
dari jaringan yang berbeda dari organisme sel tunggal.

Tujuan Teknik Hibridoma


Tujuan teknik hibridoma adalah untuk menghasilkan

antibodi dalam jumlah yang sangat besar, sehingga dapat


digunakan untuk diagnosa penyakit dan terapeutik

Perkembangan Teknik Hibridoma


Sejak diperkenalkan, teknik hibridoma ini telah mengalami

perkembangan untuk mendapatkan klon secara efisien


dan
maksimal.
Sejalan
dengan
tujuan
maka
pengembangan timbul pada cara-cara :
1. Imunisasi
2. Pilihan sel mieloma
3. Medium biakan
4. Fusi sel
5. Penumbuhan hibridoma

1. Imunisasi
Untuk memperbanyak jumlah sel B spesifik terhadap

antigen yang diinginkan, maka dapat dilakukan cara


imunisasi sehingga menghasilkan hasil fusi yang
maksimal.

2. Pilihan Sel Miolema


Yang menjadi pertimbangan dalam memilih sel mieloma

adalah :
Spesies Sel mieloma yang berasal dari spesies
yang sama dengan binatang yang diimunisasikan akan
mengurangi
segregasi
kromosom
pasca
fusi.
Sebaliknya, jika sel mieloma berasal dari spesies
berbeda dengan binatang yang diimunisasikan maka
tingkat segregasi semakin besar.

3. Medium Biakan
Medium biakan pada umumnya yaitu DMEM atau RPMI

1640 dengan tambahan fetal calfserum (FCS) dan aditif


lainnya. Penambahan FCS sangat penting pada waktu
fusi, karena kandungan imunoglobulinnya rendah
sehingga dapat mendukung tumbuh dan kembang biak
sel.

4. Fusi Sel
Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga

menghasilkan sel besar dengan dua atau lebih inti yang


berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis
Secara garis besar, fusogen dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu :
Virus berselubung virus Sendai
Reagensia tipofitik atau tipolitik lysole cithin dan
polyethylene glicol.

5. Penumbuhan Hibridoma
Berdasarkan pengamatan, penumbuhan hibrid pasca fusi

yang dilakukan dengan feeder cell (sel limpa tidak imun)


memberi hasil lebih konstan daripada yang tanpa feeder
cell. Feeder system dapat menggunakan sel limpa tidak
imun, thymocyte, makrofag peritoneum, supernatan
makrofag, lipopolisakarida (LPS), dan serum darah tali
pusat manusia.
Dalam feeder system terdapat faktor pendorong
penumbuhan sel, seperti :
LPS penambahan dextran sufat.

Cara Pembuatan Sel Hibridoma


1.

2.
3.
4.
5.

6.

Proses imunisasi dengan menggunakan antigen


tertentu yang disuntikan ke dalam tubuh mencit
(Mus musculus)
Sel B-limfosit mencit akan merespon antigen
sehingga terbentuk antibodi
Pemisahan
sel
B-limfosit
yang
sudah
mengandung antibodi dari organ limpa mencit
Sel B-limfosit kemudian difusikan dengan sel
kanker menghasilkan sel hibridoma
Fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan
membuat membran sel menjadi lebih permeabel
sehingga kedua sel bisa menyatu
Sel hibridoma kemudian diklon pada kultur sel
sehingga dihasilkan banyak sel yang memiliki
anti bodi tertentu sehingga dikenal dengan
antibodi monoklonal yang bisa disimpan lama
dalam keadaan dibekukan

Cara Kerja Antibodi Monoklonal


Tidak seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bekerja secara kurang
spesifik, tujuan pengobatan antibodi monoklonal adalah untuk
menghancurkan sel-sel limfoma non Hodgkin secara khusus dan tidak
mengganggu jenis-jenis sel lainnya.
Semua sel memiliki penanda protein pada permukaannya, yang dikenal
sebagai antigen.
Antibodi monoklonal dirancang di laboratorium untuk secara spesifik
mengenali penanda protein tertentu di permukaan sel kanker.
Antibodi monoklonal kemudian berikatan dengan protein ini.
Hal ini memicu sel untuk menghancurkan diri sendiri atau memberi tanda
pada siinduk kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh sel
kanker.
Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang dipakai dalam
pengobatan limfoma non Hodgkin, mengenali penanda protein CD20.
CD20 ditemukan di permukaan Sel B abnormal yang ditemukan pada jenisjenis limfoma non Hodgkin yang paling umum.

Kegunaan Antibodi Monoklonal


Untuk

mendeteksi
kandungan
hormon
korionik
gonadotropin ( HCG ) dalam urin wanita hamil.
Untuk mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya
racun tetanus dan kelebihan obat digoxin dapat
dinonaktifkan oleh antibodi ini.
Mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil
transplantasi jaringan lain.

Mendeteksi Kehamilan (HCG)


Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin

diantaranya adalah dengan metode aglutinasi (direct atau


indirect) dan metode strip. Keduanya berdasarkan reaksi
pembentukan kompleks antigen-antibodi (immunoassay).
Metode strip ini yang lazim dilakukan karena selain lebih
sensitif juga lebih praktis.

Reaksi antigen-antibodi

Reaksi pembentukan kompleks antigen-antibodi antara


HCG sebagai antigen dan anti-HCG sebagai antibodi
bersifat spesifik. Antibodi akan mengenali antigen pada
lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi poliklonal
adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui
ikatan dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari
sel B yang berbeda-beda. Sedangkan antibodi
monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu
epitop tertentu karena berasal dari satu sel B yang
dibiakan.

Terdapat 3 antibodi anti HCG pada strip

Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang pertama (anti


HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan anti-anti
HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga
antibodi itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang
berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut
berpindah ke area Test (T) dan Control (C) melalui gerakan
kapilaritas. Anti HCG-1 merupakan antibodi monoklonal
sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di area T
dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau tertanam, artinya
tidak dapat berpindah sehingga tidak ikut mengalir/berpindah
tempat.

Enzim yang terikat anti HCG-1 akan menjadi enzim aktif


bila ada ikatan antara anti HCG-1, HCG dan Anti HCG-2
di area T atau ikatan antara anti HCG-1 dan anti-anti HCG
di area C. Enzim aktif di area T dan atau C akan
mengubah substansi tak berwarna menjadi substansi
berwarna merah.

Bila urin mengandung HCG


HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti-

HCG. Gaya kapilaritas membawa senyawa ikatan HCG


dan anti HCG-1 menuju daerah T.
Di daerah T, anti HCG-2 akan berikatan dengan HCG
yang telah berikatan dengan anti HCG-. Terbentuklah
kompleks anti HCG-1, HCG, dan anti HCG-2. Enzim
menjadi aktif dan daerah T berwarna merah.
Selanjutnya, sisa anti HCG-1 yang belum berikatan
dengan HCG akan menuju daerah C dan berikatan
dengan anti-anti HCG-1. Kompleks ini akan
mengaktifkan enzin sehingga daerah T berwarna
merah.
Pada akhirnya, akan terlihat dua strip merah yaitu pada
daerah T dan daerah C dan diintepretasikan sebagai
hasil positif hamil.

Bila urin tidak mengandung HCG


Urin tidak mengandung HCG sehingga

tidak terjadi
kompleks anti HCG-1 dengan HCG. Anti HCG-1 yang
bebas kemudian menuju ke area T tempat anti HCG-2.
Karena tidak ada HCG maka tidak akan terjadi interaksi
antara anti HCG1 dan anti HCG-2 melalui perlekatan
dengan HCG.
Enzim pada anti HCG-1 tetap inaktif dan reaksi enzimatis
pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1
akan terus ikut gaya kapilaritas menuju daerah C.
Di daerah ini terjadi kompleks antigen-antibodi yaitu anti
HCG-1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-1 (sebagai
antibodi terhadap anti-HCG-1). Kompleks ini membuat
enzim aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna
merah hanya pada area C sehingga hanya ada satu garis
dan diintepretasikan sebagai hasil negatif hamil (tidak
hamil).

Manfaat Teknik Hibridoma


Melalui teknik hibridoma dapat dihasilkan hormon dan

antibodi dalam jumlah yang sangat besar.


Bekerja secara spesifik dalam menghancurkan sel-sel
mieloma

Dampak Positif Teknik Hibridoma


Dapat memproduksi antibodi dalam skala besar dan

hidup dalam jangka waktu lama sehingga dapat


digunakan untuk diagnostik dan terapi.
Pengukuran dengan pendeteksian dengan menggunakan
teknologi antibodi monoklonal relatif cepat, lebih akurat,
dan lebih peka karena spesifitasnya tinggi.
Karena spesifitasnya yang tinggi maka teknologi antibodi
monoklonal dapat digunakan untuk membunuh sel kanker
tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.

Dampak Negatif Teknik Hibridoma


Medium

dasar ditambah FCS (fetal calf serum)


merupakan hambatan karena harganya mahal, sulit
didapatkan serta hasilnya bervariasi.
Dikhawatirkan akan disalahgunakan untuk membuat
spesies jenis baru yang akan merugikan manusia.
Jika individu ini dihasilkan terus-menerus keseimbangan
ekosistem di dunia. akan merusak

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai