1.
sebanyak 301000 ug atau sel yang difiksasi aikohol atau yang diradiasi 4500 rad dengan
Cesium radioaktif. Setelah diinkubasikan 37C selama 5 hari akan banyak dijumpai sel blast
yang besar dan pada keadaan ini sel siap untuk dilakukan fusi.
2. Pilihan sel miolema
Yang rnenjadi pertimbangan dalam memilih sel mieloma, adalah:
a) Spesies
Sel mieloma yang berasal dari spesies yang sama dengan binatang yang diimunisasi akan
mengurangi segregasi kromosom pasca fusi. Contoh yang ekstrim ialah hibridoma sel
mieloma mencit dengan sel limpa manusia, kromosom sel manusia dengan cepat mengalami
segregasi sehingga hasil hibrid menjadi tidak stabil. Dalam perkembangannya, pemilihan sel
mieloma yang berbeda spesies dapat dilakukan terutama untuk tujuan tertentu. Hibrid sel
mencit dengan tikus telah dibuat dan berhasil baik, tetapi perbedaan spesies yang terlalu jauh
dikatakan tidak produktif. Walaupun pembuatan antibodi monokional mencit dan tikus sudah
berhasil baik, gunanya secara klinis sangat terbatas karena tetap merupakan protein asing
untuk manusia. Karena itu dikembangkan hibrid manusia dengan mengembangkan sel
mieloma manusia yang sensitif terhadap hypoxanthinc-aminopterinthymidine. Tim dari
Stanford University telah berhasil membuat galur sel mieloma tersebut yaitu U-266 AR1
dengan nomor registrasi SKO-007. Sayangnya galur ini masih membuat sendiri IgE.
b) Sintesis imunoglobulin
Sel hibridoma mengekspresikan rantai imunoglobulin secara codominant, sehingga
imunoglobulin dan sel mieloma akan diekspresikan bersama imunoglobulin dan sel limpa
dengan kombinasi secara acak. Sebagai contoh, bila sel mieloma membentuk rantai berat dan
rantai ringan imunoglobulin, seperti juga halnya dengan sel limpa, maka imunoglobulin dan
sel hibrid merupakan kombinasi acak dari ke-4 rantai dan antibodi spesifik hanya terdapat
1/16 dari seluruh imunoglobutin yang terbentuk. Karena itu pengembangan diarahkan untuk
membuat sel mieloma yang tidak membuat rantai imunoglobulin tetapi tetap dapat fusi
dengan baik.
3. Medium biakan
Medium biakan umumnya DMEM atau RPMI 1640 dengan tambahan fetal calfserum
(FCS) dan aditif lainnya. Yang menjadi masalah adalah FCS harganya mahal, sutit didapat
dan kualitasnya sangat bervariasi tergantung sumbernya bahkan juga bervariasi untuk tiap
batch. Penambahan FCS sangat penting, bahkan pada waktu fusi, seleksi dan cloning kadar
FCS dalam medium sering dinaikkan. Dipilih FCS karena kandungan imunogtobulinnya
rendah sehingga tidak mempengaruhi sangat mendukung tumbuh dan kembang biak sel.
Usaha pengembangan dilakukan untuk mendapatkan medium tanpa serum karena memberi
keuntungan :
memungkinkan penetitian yang tak memperbotehkan adanya protein serum atau bahanbahan dan serum misatnya hormon, antibodi.
ekonomis, terutama untuk menumbuhkan sel dalam skala besar.
4. Fusi sel
Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga menghasilkan sel besar dengan
dua atau lebih inti yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis, disebut
heterokaryon, pada waktu tumbuh dan membelah diri terbentuk 1 inti yang mengandung
kromosom kedua induk disebut sebagai sel hybrid. Frekuensi fusi dipengaruhi bermacam
macam faktor :
jenis medium.
perbandingan jumlah sel timpa dengan sel mieloma.
jenis sel mieloma yang digunakan.
bahan yang mendorong timbulnya fusi (fusogen), misainya polyethylene glycol
Secara garis besar fusogen dibagi menjadi 2 kategori:
kulit akan tersaring oleh kelenjar limfe, makrofag, dan sel retikuler. Hanya sebagian kecil antigen yang
terlibat dalam proses imun. Oleh sebab itu, untuk mencegah eliminasi antigen oleh tubuh
dilakukan suntikan imunisasi langsung pada limpa dan ternyata hasilnya lebih baik dari cara
konvensional. Menyuntik hewan laboratorium (mencit) dengan antigen dan kemudian,
setelah antibodi telah terbentuk, mengumpulkan antibodi dari serum darah hewan tersebut
(antibodi yang mengandung serum darah disebut anti serum).
2. Fusi limfa kebal dan sel mieloma
Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limfa yang membuat antibodi akan cepat mati,
sedangkan sel mieloma dapat dibiakkan terus-menerus. Fusi sel dapat menciptakan sel hibrid
yang terdiri dari gabungan sel limfa yang dapat membuat antibodi dan sel mieloma yang
dapat dibiakkan secara terus menerus dalam jumlah yang tidak terbatas secara in vitro.
Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga menghasilkan sel besar dengan dua
atau lebih inti sel, yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis yang disebut
heterokarion.
Pada waktu tumbuh dan membelah diri terbentuk satu inti yang mengandung kromosom kedua
induk yang disebut sel hibrid.
Frekuensi fusi dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis medium; perbandingan jumlah sel
limpa dengan sel mieloma; jenis sel mieloma yang digunakan; dan bahan yang mendorong
timbulnya fusi (fusogen). Penambahan polietilen glikol (PEG) dan dimetilsulfoksida(DMSO)
dapat menaikkan efisiensi fusi sel. Mentransfer campuran fusi sel (sel limfosit B dan sel mieloma
ke medium kultur yang disebut medium HAT (karena mengandung Hipoxantin Aminopterin
Timidin).
Sel mieloma (sel-sel tumor sum-sum tulang yang akan tumbuh tanpa batas dilaboratorium dan
menghasilkan imunoglobulin) yang tidak mengalami fusi tidak dapat tumbuh karena
kekurangan HGPRT.
Sel limfosit B (limpa mencit yang telah terkena antigen sehingga memproduksi antibodi X)
yang tidak mengalami fusi tidak dapat tumbuh terus karena punya batas waktu hidup.
Sel hibridoma (dihasilkan oleh fusi yang berhasil) dapat tumbuh tanpa batas karena sel limpa
dapat memproduksi HGPRT dan sel mieloma dapat membantu sel limpa.
Fusi ini mengabungkan kemampuan untuk tumbuh terus menerus dari sel mieloma dan kemampuan untuk
menghasilkan sejumlah besar antibodi dari sel limfosit B murni.
3. Eliminasi sel induk yang tidak berfusi
Frekuensi terjadinya hibrid sel limfa-sel mieloma biasanya rendah, karena itu penting untuk
mematikan sel yang tidak fusi yang jumlahnya lebih banyak agar sel hibrid mempunyai
kesempatan untuk tumbuh dengan cara membiakkan sel hibrid dalam media selektif yang
mengandung hyloxanthine, aminopterin, dan thymidine (HAT).
4. Isolasi dan pemilihan klon hibridoma
Sel hibrid dikembangbiakkan sedemikian rupa, sehingga tiap sel hibrid akan membentuk
koloni homogen yang disebut hibridoma.
Tiap koloni kemudian dibiakkan terpisah satu sama lain.
Hibridoma yang tumbuh diharapkan mensekresi antibodi ke dalam medium, sehingga antibodi
yang terbentuk bisa diisolasi.
Pemilihan klon hibridoma dilakukan dua kali, pertama adalah dilakukan untuk memperoleh
hibridoma yang dapat menghasilkan antibodi, dan yang kedua adalah memilih sel hibridoma
penghasil antibodi monoklonal yang potensial menghasilkan antibodi monoklonal yang tinggi
dan stabil.Umumnya penentuan antibodi yang diinginkan dilakukan dengan cara enzyme
linked immunosorbent assay (EL1SA) atau radio immuno assay (RIA).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.accessexcellence.org/AB/IE/Monoclonal_Antibody.html
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/M/Monoclonals.html
Radji, Maksum.Imunologi &Virologi. Penerbitan PT ISFI; Jakarta.2010. Hal 8489.Riechmann L, Clark M, Waldmann H, Winter G.Reshapin
http://www.targetedcancerdrugs.com/Vectibix.jpg
http://en.wikipedia.org/wiki/Panitumumab (9Maret 2011, 20.30).