A. Pengertian Antibodi
Antibodi dibuat oleh tubuh untuk merespon serangan bakteri atau virus. Antibodi ini
melindungi tubuh terhadap serangan infeksi. Antibodi dihasilkan oleh-oleh sel limfosit dan dapat
juga dihasilkan dengan menumbuhkan sel-sel ini dalam laboratorium. Sel-sel tersebut
kemungkinan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang sejenis, ini dikenal sebagai antibodi
monoklonal. Untuk memahami bagaimana hal ini bekerja, terlebih dahulu diperhatikan pengujian
mekanisme alami dari tubuh untuk membentuk antibodi. (http://id.shvoong.com/exact-
sciences/biology/2274042-pembuatan-antibodi-monoklonal-dengan-hibridoma/)
Gambar 1. Struktur suatu protein antibodi. Dua rantai ringan (berwarna) dan dua rantai berat (putih) terikat menjadi satu oleh
pengikat-pengikat disulfida. Rantai-rantai ringan dan berat itu masing-masing mengandung satu unit variabel (VL dan
VH) pada ujung terminal amino mereka . Rantai ringannya juga mengandung satu unit tetap (CL); bagian tetap dari
rantai berat mempunyai empat daerah (CH1, CH2, CH3, dan daerah engsel). (Watson : 1988)
Antibodi monoklonal dibuat dengan darisel hibrid yang mempunyai sifat lebih baik dari
antibodi poliklonal karena hanya mengikat 1 epitop serta dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas.
Terobosan teknik hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal terhadap antigen, membuka
era baru cara identifikasi dan memurnikan suatu molekul pada berbagai disiplin ilmu, juga
membuka cakrawala dalam prosedur diagnostik dan pengobatan dan pencegahan alternatif pada
keganasan dan berbagai penyakit lain.
Sel tertentu yang membuat imunoglobulin untuk dilepaskan ke dalam sirkulasi disebut sel
plasma. Sel-sel itu menetap dalam sumsum tulang bersama dengan prekursor sel darah. Satu
individu sel plasma hanya memproduksi satu tipe molekul imunoglobulin, yang hanya mengenali
antigen spesifiknya. Saat sel plasma membelah dan menghasilkan satu jalur sel keturunan atau
disebut juga dengan klon, sel-sel yang dihasilkan tersebut melanjutkan sintesis antibodi yang sama
dan spesifik terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal secara luas digunakan sebagai reagensia
diagnostik dan juga diaplikasikan untuk terapi.
Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi kedua jenis sel yaitu sel
limfosit B yang memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma) yang dapat hidup dan
membelah terus menerus. Hasil fusi antara sel limfosit B dengan sel kanker secara in vitro ini
disebut dengan hibridoma.
Apabila sel hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara genetik mempunyai sifat yang
identik akan memproduksi antibodi sesuai dengan antibodi yang diproduksi oleh sel aslinya yaitu
sel limfosit B. Hal yang penting diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang identik yang
dapat mensekresi antibodi yang spesifik.
Sel hibridoma mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara tidak terbatas dalam kultur sel,
sehingga mampu memproduksi antibodi homogen (monoklonal) yang spesifik dalam jumlah yang
hampir tidak terbatas. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan jika digunakan sebagai alat
diagnostik. Beberapa jenis kit antibodi monoklonal telah tersedia di pasaran untuk mendeteksi
bakteri patogen dan virus, serta untuk tes kehamilan.
Cara Pembuatan
Untuk mendapatkan antibodi yang homogen, prinsipnya terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Imunisasi mencit
2. Fusi sel limfa kebal dan mieloma
3. Eliminasi sel induk yang tidak berfusi
4. Isolasi dan pemilihan klon hibridoma
1. Imunisasi Mencit
- Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus, disuntikkan secara
subkutan pada beberapa tempat atau secara intra peritoneal.
- Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen secara intravena, mencit yang tanggap kebal terbaik
dipilih.
- Pada hari ke-12 hari suntikan terakhir antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan diukur
titer antibodinya.
- Mencit dimatikan dan limfanya diambil secara aseptis.
- Kemudian dibuat suspensi sel limfa untuk memisahkan sel B yang mengandung antibodi.
RESUME BIOLOGI
Cara imunisasi lain yang sering digunakan adalah imunisasi sekali suntik intralimfa (single-shot
intrasplenic immunization). Imunisasi cara ini dianggap lebih baik, karena eliminasi antigen oleh
tubuh dapat dicegah.
Resume
Teknik Hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama
maupun berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid ( hibridoma) yang
memiliki kombinasi dari sifat kedua sel tersebut. Teknik hibridoma ini sangat penting
untuk menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah yang besar.
Salah satu hasil dari teknik hibridoma ini adalah antibodi monoklonal. Antibodi
monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klona yang
hanya mengenal satu jenis antigen. Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan
menggunakan kelinci atau tikus.
Cesar Milstein dan George Kohler, adalah dua ilmuwan yang pertama
menghasilkan antibodi monoklonal di laboratorium pada tahun 1975. Pada tahun 1984
mereka menerima hadiah Nobel untuk penelitian ini. Masalah besar yang harus mereka
atasi adalah limfosit cepat mati jika berada di luar tubuh. Milstein dan Kohler harus
merangsang limfosit untuk dapat hidup di luar tubuh makhluk hidup dan berkembangbiak
dalam tabung reaksi. Untuk melakukan hal ini mereka menggunakan sel-sel tumor. Sel
tumor ini disebut juga sel mieloma. Sel-sel mieloma kehilangan kontrol untuk
berkembangbiak secara terkendali dan menghasilkan satu jenis antibodi, oleh sebab itu
tumor dalam tubuh dapat menjadi masalah yang serius dan beberapa jenis tumor dapat
menyebabkan kanker. Mieloma dihasilkan oleh sumsum tulang yang terinfeksi oleh
penyakit. Sel-sel tumor dapat masuk ke dalam tubuh dan dapat juga berkembangbiak di
luar tubuh makhluk hidup. Para ahli menggunakan sel-sel tumor untuk menghasilkan sel-
sel hibridoma.
RESUME BIOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
http://vivalapharmacy.blogspot.com/2011/03/teknologi-pembuatan-antibodi-monoklonal.html. Diakses 9
Februari 2020.