Nim : 2021321005
Bioteknologi monoklonal
Sistem kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk
melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita.
Tipa-tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat
membedakan dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self).
Kegunaan:
• Mengetahui cara kerja anti bodi, kita dapat memanfaatkannya untuk
keperluan deteksi, kuantitasi dan lokalisasi.
• Teknologi antibodi monoklonal digunakan untuk deteksi kehamilan,
alat diagnosis berbagai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.
• Membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.
• Mendeteksi penyakit-penyakit pada tanaman dan hewan, kontaminasi
pangan, dan polutan lingkungan.
Cara pembuatan:
1. Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi
kedua jenis sel yaitu sel limfosit B yang memproduksi antibodi dengan
sel kanker (sel mieloma) yang dapat hidup dan membelah terus
menerus. Hasil fusi antara sel limfosit B dengan sel kanker secara in
vitro ini disebut dengan hibridoma.
2. Apabila sel hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara
genetik mempunyai sifat yang identik akan memproduksi antibodi
sesuai dengan antibodi yang diproduksi oleh sel aslinya yaitu sel
limfosit B.
Tahap-tahap pembuatan antibodi monoklonal secara bioteknologi
A. Imunisasi mencit
Ket.
1. Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau
virus, disuntikkan secara subkutan pada beberapa tempat atau secara
intra peritoneal.
2. Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen secara intravena, mencit
yang tanggap kebal terbaik dipilih.
3. Pada hari ke-12 hari suntikan terakhir antibodi yang terbentuk pada
mencit diperiksa dan diukur titer antibodinya.
4. Mencit dimatikan dan limfanya diambil secara aseptis.
5. Kemudian dibuat suspensi sel limfa untuk memisahkan sel B yang
mengandung antibodi.
B. Fusi limfa kebal dan sel mieloma
1.
1. Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limfa yang membuat
antibodi akan cepat mati, sedangkan sel mieloma dapat
dibiakkan terus-menerus. Fusi sel dapat menciptakan sel hibrid
yang terdiri dari gabungan sel limfa yang dapat membuat
antibodi dan sel mieloma yang dapat dibiakkan secara terus
menerus dalam jumlah yang tidak terbatas secara in vitro.
2. Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga
menghasilkan sel besar dengan dua atau lebih inti sel, yang
berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis yang disebut
heterokarion.
3. Pada waktu tumbuh dan membelah diri terbentuk satu inti
yang mengandung kromosom kedua induk yang disebut sel
hibrid1.
Antibodi ini akan mengikatkan pada antigen spesifik yang dimiliki sel-sel kanker
dengan berbagai cara.
1. Trastuzumab
mdzol.com
Trastuzumab merupakan antibodi monoklonal yang menghambat reseptor
HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor pada kanker payudara.
Reseptor HER2 mampu untuk membentuk heterodimer.
2. Pertuzumab
Dengan melakukan hal ini dihipotesakan bahwa kedua antibodi ini secara
kombinasi dapat secara lebih komprehensif menghambat jalur sinyal HER2 dari
pada jika digunakan masing-masing secara terpisah
3. Nimotuzumab
cienciadecuba.wordpress.com
Nimotuzumab merupakan antibodi monoklonal IgG1 dengan target Epidermal
Growth Factor Receptor (EGFR) yang teroptimisasi. Nimotuzumab diproduksi
oleh CIMAB S.A di Kuba.
EFGR adalah protein yang terikat pada Epidermal Growth Factor. Dalam keadaan
normal, ikatan ini EGFR dengan Epidermal Growth Factor akan merangsang
aktivitas enzim tirosin kinase dan kemudian mengaktivasi sejumlah molekul
dalam sel, sehingga akan mengendalikan pertumbuhan sel.