DEPARTEMEN KARDIOLOGI
120100264
120100210
120100436
PENDAHULUAN
Penyakit jantung katup dapat terdiri daripada stenosis
(penyempitan) atau regurgitasi (aliran darah balik).
Mitral regurgitasi merupakan salah satu penyakit katup
penyakit katup jantung yang paling umum dan dapat
menyebabkan gagal jantung (heart failure).
Regurgitasi katup mital adalah aliran darah yang
kembali pada saat sistolik dari ventrikel kiri ke atrium
kiri. Hal tersebut terjadi karena kecacatan dari salah satu
komponen fungsi katup mitral yang tergantung oleh
interaksi yang komplek antara fungsi daun katup mitral,
pendukung subvalvular (korda tendinea dan otot papiler),
TINJAUAN PUSTAKA
CONGESTIVE
HEART DISEASE
(CHF)
Gagal jantung dapat
didefinisikan sebagai
kelainan struktur atau
fungsi jantung yang
menyebabkan
kegagalan jantung
untuk memberikan
suplai darah untuk
memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
DEFINISI
FISIOLOGI
Intra
kardia
l
Hipertensi
Tirotoksikosis
Anemia
Iatrogenik
Ekstra
kardial
ETIOLOGI
Endokard:
Endokarditis
Penyakit katup
jantung
Mitral valve
prolaps
Miokard:
Penyakit jantung
iskemik
Miokarditis
Perikardium:
Perikarditis
konstriktiva
Efusi perikardium
backward
foward
Atrium
Atrium
dextra
dextra
Ventrikel
Ventrikel
dextra
dextra
ParuParuParu
Paru
Atrium
Atrium
Sinistra
Sinistra
Ventrikel
Ventrikel
Sinistra
Sinistra
TUBUH
Vena
Vena Cava
Cava Superior
Superior
Venektasi temporal
JVP & HJR (+) terjadi
karena jantung dextra gagal
untuk menyesuaikan aliran
balik vena
Vena
Vena Cava
Cava Inferior
Inferior
Hepatomegali kongestif dan
nyeri
tekan
hepar
karena
penimbunan cairan pada ruang
intertitial
Nokturia Redistribusi cairan
& reabsorbsi pada waktu
berbaring dan berkurangnya
vasokonstriksi
ginjal
pada
waktu istirahat
ATRIUM DEXTRA
RIGHT ATRIUM
HYPERTROPHY
VENTRIKEL DEXTRA
RIGHT VENTRIKEL
HYPERTROPHY
1. Dada kanan cembung
2. Pulsasi epigastrium dan parasternal dextra
3. Terdapat bising fungsional di katup trikuspid jenis
pansistolik murmur dengan Punctum maximum di
SIC IV LSB, tidak menjalar, dipengaruhi inspirasi
derajat II-III/IV
4. Batas jantung kanan bawah berada di SIC IV 2 jari
lateral
PARU-PARU
1. DISPNEU ON EFFORT
Kongesti pada paru mengurangi kelenturan paru meningkatkan
kerja otot pernafasan terutama saat beraktifitas
2. PAROXYSMAL NOCTURNAL DYSPNEA
Pada malam hari/saat tidur terjadi depresi pusat pernafasan
mengurangi ventilasi reaksi adregenik berkurang cairan
ekstravaskuler ke intravaskular beban stimulasi bertambah
3. ORTOPNEU
Redistribusi cairan dan estremitas bawah ke dada peningkatan
aliran balik vena dan tekanan kapiler paru saat terbaring aliran
balik vena lebih lancar ditambah pengisian atrium dan ventrikel
kanan lebih banyak timbul sesak saat berbaring
4. ASMA CARDIALE
Eksperium diperpanjang disertai bunyi nafas mengi akibat
bronkospasme
5. EDEMA PULMO
Cardiomegaly
LEFT ATRIUM
LEFT VENTRIKEL
1. Batas jantunng kiri bawah bergeser ke kaudo lateral (SIC
VI 2 Jari lateral LMCS)
2. Pada auskultasi M2 > M1, pansistolik murmur di apeks
menjalar ke axilla derajat III/IV terdapat bising karena
katup tidak bisa tertutup sempurna karena ventrikel yang
hipertrofi
3. Gallop terjadi karena pengisian cepat pada diastolik awal,
pada ventrikel yang distensi
4. Dada kiri tampak cembung
5. Pulsasi parasternal
TUBUH
TUBUH
jantung Sistolik
Gagal jantung sistolik yang utama berkaitan
dengan curah jantung yang tidak adekuat dengan
kelemahan, kekelahan, berkurangnya toleransi
terhadap exercise, dan gejala lain dari hipoperfusi.
Gagal
Jantung Diastolik
Gagal jantung diastolik berhubungan dengan
peningkatan tekanan pengisian. Pada banyak
pasien yang mempunyai hipertrofi ventrikel dan
dilatasi, abnormalitas kontraksi dan relaksasi
terjadi secara bersamaan.
Berdasarkan letak
Gagal
jantung kanan
Gagal jantung kanan terjadi Jika abnormalitas
yang mendasari mengenai ventrikel kanan secara
primer seperti stenosis katup paru atau hipertensi
paru sekunder terhadap tromboembolisme paru
sehingga terjadi kongesti vena sistemik.
Gagal
jantung kiri
Pada gagal jantung kiri, ventrikel kiri secara
mekanis mengalami kelebihan beban atau
melemah, mengalami dispnea dan ortopnea
akibat dari kongesti paru.
Kriteria mayor
Kriteria minor
-krepitasi
-takikardia (120x/mnt)
-kardiomegali
-hepatomegaly
-S3 gallop
-batuk nocturnal
-efusi pleura
-HJR
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Framingham Criteria
Kelas I
Pasien dengan penyakit jantung tetapi
tidak ada pembatasan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan
kelelahan berlebihan, palpitasi, dispnea
atau nyeri angina.
Stadium B
Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur
Pasien dengan penyakit jantung dengan
jantung yang berhubungan dengan
sedikit pembatasan aktivitas fisik. Merasa
perkembangan gagal jantung, tidak
nyaman saat istirahat. Hasil aktivitas
terdapat tanda dan gejala.
normal fisik kelelahan, palpitasi, dispnea
atau nyeri angina.
Stadium C
Kelas III
Gagal jantung yang simpatomatis
Pasien dengan penyakit jantung yang
berhubungan dengan penyakir
terdapat pembatasan aktivitas fisik.
structural jantung yang mendasari
Merasa nyaman saat istirahat. Aktifitas
fisik ringan menyebabkan kelelahan,
palpitasi, dispnea atau nyeri angina.
Stadium D
Kelas IV
Penyakit structural jantung yang
Pasien dengan penyakit jantung yang
lanjut serta gejala gagal jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
sangat bermakna saat istirahat
melakukan aktivitas fisik apapun tanpa
Non Farmakologis
TATA LAKSANA
1. Bed rest
Pada CHF suplay O2 menurun, maka demand O2
harus diturunkan dengan tirah baring
2. Posisi setengah duduk
Meningkatkan komplians paru sehingga suplay O2 dapat
meningkat
Untuk menurunkan Venous return sehingga preload
pengisian ventrikel & vol end diastolic bertambah
kontraktilitas SV CO
3. Diet rendah garam
Pada CHF: CO + perfusi Ginjal ( di sel aparatus
jukstaglomerular) mensekresi renin retensi Na+H20
4. Diet rendah serat
Cegah konstipasi sehingga mengurangi beban kerja
jantung
PEDOMAN
PENGOBATAN
GAGAL
JANTUNG
Angiotensin
Converting Ezyme
Inhibitor (ACE Inhibitor)
PENYEKAT
ANTAGONIS
ALDOSTERON
ANGIOTENSIN
(ARB)
RECEPTOR BLOCKERS
HYDRALAZINE
DAN ISOSORBIDE
DINITRATE (H-ISDN)
DIGOKSIN
DIURETIK
Etiologi
Patofisiologi
Fase akut
Gambaran Klinis
1.
2.
3.
Pemeriksaan Diagnostik
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
Elektrokardiog
rafi
Foto Toraks
FotoToraks
(03/10/2016)
DISKUSI KASUS
DISKUSI KASUS
DISKUSI KASUS
DISKUSI KASUS
DISKUSI KASUS
DISKUSI KASUS
KESIMPULAN
MHS, laki-laki, usia 19 tahun, mengalami
CHF Fc III ec. MR sev, TR sev ec RHD dan
diberi pengobatan :
- Tirah baring
- O2 2-4 L/i
- Inj Furosemide 20 mg/ 12jam
- Spironolactone 1x25 mg
- Simarc 1x2 mg
- Digoxin 1x0,25 mg
- Captopril 3x6,25 mg