Hernia Files of Drsmed Fkur
Hernia Files of Drsmed Fkur
Nova Faradilla, S.
Ked Yayan A. Israr,
S. Ked
Files of DrsMed FK UR ( 0
http://www.Files-of-DrsMed.tk
PENDAHULUAN
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan
operasi. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang
menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria1.
Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya,
antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut
(disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah
hernia pada umbilikus atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke
kantung buah pelir.
Hernia ingunal indirek merupakan hernia yang paling sering ditemukan yaitu
sekitar 50% sedangkan hernia ingunal direk 25% dan hernia femoralis sekitar 15%. Di
Amerika Serikat dilaporkan bahwa 25% penduduk pria dan 2% penduduk
wanita
menderita hernia inguinal didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek
yang sering terjadi1.
Insidens hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 2%.
Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%.
Kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibanding laki-laki sama (10%) 4.
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anak-
anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis
untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada orang
dewasa
adanya faktor pencetus terjadinya hernia antara lain kegemukan, beban berat,
batuk- batuk kronik, asites, riwayat keluarga, dll1.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan operatif.
Peengobatan konservatif terbatas ppada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi herniayang telah direposisi.
Sedangkan prinsip dasar operasi hernia pada anak adalah herniotomi4.
1
HERNIA
Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.1,2,3,4,
Anatomi
a. Dinding Perut
Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari :1
1. Kutis
2. lemak subkutis
3. fasia skarpa
4. muskulus obligus eksterna
5. muskulus obligus abdominis interna
6. muskulus abdominis tranversal
7. fasia transversalis
8. lemak peritoneal
9. peritoneum.
2
b. Regio inguinalis
1. Kanalis inguinalis
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis
internus
yang merupakan bagian yang terbuka dari fasia tranversus abdominis. Di
medial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis
eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. Obligus eksternus. Atapnya ialah
aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya terdapat ligamentum inguinale.
Kanal berisi tali sperma pada lelaki, ligamentum rotundum pada perempuan.4
3
Klasifikasi Hernia
Secara umum hernia diklasifikasikan menjadi:1,5
1. Hernia eksterna, yaitu jenis hernia dimana kantong hernia menonjol secara
keseluruhan (komplit) melewati dinding abdomen seperti hernia inguinal
(direk dan indirek), hernia umbilicus, hernia femoral dan hernia epigastrika.
2. Hernia intraparietal, yaitu kantong hernia berada didalam dinding abdomen.
3. Hernia interna adalah hernia yang kantongnya berada didalam rongga
abdomen seperti hernia diafragma baik yang kongenital maupun yang didapat.
4. Hernia reponibel (reducible hernia), yaitu apabila isi hernia dapat
keluar
masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
5. Hernia ireponibel (inkarserata), yaitu apabila kantong hernia tidak dapat
kembali ke abdomen. Ini biasanya disebabkan oleh perlengkatan isi kantong
pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta, merupakan
jenis hernia ireponibel yang sudah mengalami obstruksi tetapi belum ada
gangguan vaskularisasi.
6. Hernia strangulasi adalah hernia yang sudah mengalami gangguan
vaskularisasi.
Sedangkan berdasarkan lokasinya hernia dikalsifikasikan menjadi:3,4,5
A. Hernia inguinalis
Etiologi
Hernia
inguinalis dapat
terjadi karena
anomali kongenital
atau karena sebab
yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada
lelaki ketimbang perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan
pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh
kantong hernia dan isi hernia. Selain itu diperlukan pula faktor yang dapat
mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.4,6
Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya
hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya
struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus
4
ketika berkontraksi dan adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi
trigonum
Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini
dapat menyebabkan terjadinya hernia.3,4
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis
antara lain:1,4
1. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis,
2. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat,
3. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat,
konstipasi, dan asites,
4. Kelemahan otot dinding perut karena usia,
5. Defisiensi otot,
6. Hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok, penuaan atau penyakit
sistemik.
Pada neonatus kurang lebih 90 % prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan
pada bayi umur satu tahun sekitar 30 % prosesus vaginalis belum tertutup. Akan
tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen. tidak sampai 10 % anak
dengan prosesus vaginalis paten menderita hernia. Pada lebih dari separuh populasi
anak, dapat dijumpai prosesus vaginalis paten kontralateral, tetapi insiden hernia tidak
melebihi 20 %. Umumnya disimpulkan adanya prosesus vaginalis yang paten bukan
merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi diperlukan faktor lain, seperti
anulus inguinalis yang cukup besar.4,5
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis
inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi,
kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga
dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding
perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah
apendektomi. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum, hernia
disebut hernia skrotalis.5
6
dibanding dewasa. Reposisi dilakukan dengan cara menidurkan anak dengan
pemberian sedativ dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil maka
anak akan dipersiapkan untuk operasi berikutnya. Jika reposisi tidak berhasil dalam
waktu enam jam maka harus dilakukan operasi sesegera mungkin.
Pemakaian bantalan atau penyangga hanya bertujuan agar menahan hernia
yang sudah direposisi dan tidak pernah menyembuh dan harus dipakai seumur hidup.
Cara ini mempunyai komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut
di daerah yang ditekan sedangkan strangulasi tentang mengacam. Pada anak-anak
cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang
mengandung pembuluh darah testis.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip
pengobatan hernia adalah herniotomi dan hernioplasti.
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian
direposisi, Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik dalam mencegah
residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenalnya berbagai metode hernioplastik
seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia tranversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus abdominis
internus dan m. internus abdominis yang dikenal dengan cojoint tendon ke
ligamentum inguinal poupart menurut metode basinni atau menjahit fasia tranversa,
m.tranversa abdominis, m.oblikus internus ke ligamentum cooper pada Mc Vay.
Teknik herniorafi yang dilakukan oleh basinni adalah setelah diseksi kanalis
inguinalis, dilakukan rekontruksi lipat paha dengan cara mengaproksimasi muskulus
oblikus internus, muskulus tranversus abdominis dan fasia tranversalis dengan traktus
iliopubik dan ligamentum inguinale, teknik ini dapat digunakan pada hernia direk
maupun hernia inderek.
Kelemahan teknik Basinni dan teknik lain yang berupa variasi teknik
herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot yang
dijahit. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun delapan puluhan dipopulerkan
pendekatan operasi bebas regangan. Pada teknik itu digunakan protesis mesh untuk
memperkuat
7
fasia tranversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahit dasar otot-
otot ke inguinal.
Komplikasi 4
Komplikasi hernia tergatung kepada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat bertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel, ini dapat
terjadi
kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ
ekstraperitoneal, disini tidak ada keluhan kecuali ada benjolan. Dapat pula isi hernia
terjepit oleh cincin
hernia yang akan menimbulkan hernia strangulata. Jepitan cincin hernia akan
menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi
bendungan
vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan terjadi
transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem akan menambah jepitan pada
cincin hernia
sehingga perfusi jaringan makin terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan
kantong hernia akan terisi transudat yang bersifat serosanguinis. Kalau isi hernia 8
terdiri dari
usus maka akan terjadi perforasi yang akhirnya akan menimbulkan abses
Gambaran klinis pada hernia inkaserata yang mengandung usus yang dimulai
dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit,
dan asam basah. Bila terjadi strangulasi akan menyebabkan gangguan vaskularisasi
dan akan terjadilah ganggern. Hernia strangulata adalah keadaan emergensi yang
perlu tindakan operatif secepatnya.
9
Hernia inguinalis direk (medialis)4
Hernia inguinalis direk adalah hernia yang kantongnya menonjol langsung ke
anterior melalui dinding posterior canalis inguinalis medial terhadap arteri
vena epigastrika inferior. Pada hernia ini mempunyai conjoint tendo yang kuat, hernia
ini tidak lebih hanya penonjolan umum dan tidak pernah sampai ke skrotum. Hernia
ini sering ditemukan pada laki-laki terutama laki-laki yang sudah lanjut usia dan tidak
pernah ditemukan pada wanita. Hernia direk sangat jarang bahkan tidak pernah
mengalami strangulasi atau inkaserata. Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan
hernia inguinalis direk adalah peninggian tekanan intraabdomen konik dan kelemahan
otot dinding di trigonom Hasselbach, batuk yang kronik, kerja berat dan pada
umumnya sering ditemukan pada perokok berat yang sudah mengalami kelemahan
atau gangguan jaringan-jaringan penyokong atau penyangga dan kerusakan dari saraf
ilioinguinalis biasanya pada pasien denga riwayat apendektomi. Gejala yang sering
dirasakan penderita hernia ini adalah nyeri tumpul yang biasanya menjalar ke testis
dan intensitas nyeri semakin meningkat apabila melakukan pekerjaan yang sangat
berat.
11
Terapi yang dilakukan pada penderita hernia femoralis adalah operasi. Pada
umumnya hernia femoralis cenderung untuk menjadi inkarserasi dan strangulasi.
Operasi terdiri atas herniotomi dan disusul oleh hernioplasti. Hernia femoralis
didekati melalui krural, inguinal dan kombinasi. Pendekatan krural sering dilakukan
pada wanita tanpa membuka kanalis inguinalis. Teknik pendekatan secara inguinali
adalah dengan cara membuka kanalis inguinalis. Pada hernia femoralis dengan
inkaserasi atau residif sering digunakan teknik pendekatan kombinasi. Teknik operasi
ini sering dikenal dengan the low operation (Lockwood), the high operation (Mc
Evedy) dan Lotheissen operation.
2. Hernia paraumbilikalis.4
Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah
di tepi kranial umblikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan
jarng terjadi sehingga dibutuhkan operasi koreksi.
12
3. Hernia ventralis4
Kebanyakan hernia ventralis disebabkan oleh insisi pada tubuh yang
sebelumnya tidak sembuh secara tepat atau terpisah karena tegangan abnormal.
Cacat ini memungkinkan penonjolan suatu hernia dan operasi umumnya
direkomendasikan.. Jika cacat ini berukuran kecil atau sedang , maka tindakan ini
relatf jelas dan memuaskan tetapi apabila hernia ventralsinya besar dan fasianya
jelek, merupakan prognosa yang jelek pada hernia ventralis. Pada umumnya tindakan
yang dilakukan adalah operasi dengan memobilisasi jaringan denga cermat dan untuk
mencapai penutupan langsung primer jika mungkin. Kadang-kadang penggunaan
kasa protesis seperti kasa marlex atau fasia lata diindikasikan.
4. Hernia epigastrika7
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan
prosesus xipoideus. Isi hernia berupa penonjolan jaringan lemak preperitoneal
dengan atau tanpa kantong peritoneum.
5. Hernia lumbalis7
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah trigonum
masing-masing trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt) berbentuk segitiga terbalik
dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (Petit) berbentuk
segitiga. Trigonum Grijfelt di batasi di kranial oleh iga XII, di anterior oleh tepi bebas
m. Obligus internus abdominis, sedangkan tutupnya m. Latisimussdorsi.
Trigonum petit dibatasi di kaudal oleh krista iliaka, di anterior oleh tepi bebas
m.obligus eksternus abdominis, dan posterior oleh tepi bebas m. Latisimuss dorsi.
Dasar segitiga ini adalah m. Oblikus internus abdominis dan tutupnya adalah fasia
superfisialis.
Hernia pada kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada pemeriksaan fisik
tampak dan teraba benjolan di pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII atau di tepi
kranial panggul dorsal.
Diagnosis di tegakkan dengan memeriksa pintu hernia. Diagnosis
banding
adalah hematoma, abses dingin atau tumor jaringan lunak. Pengelolaan terdiri
dari atas herniotomi dan hernioplasti. Pada hernioplasti dilakukan juga penutupan
defek.
13
6. Hernia Littre4
Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang
mengandung divertikulum meckel. Hernia Littre dianggap sebagai hernia
sebagian dinding usus.
7. Hernia Speighel4
Hernia Spieghel adalah hernia interstial dengan atau tanpa isinya melalui fasia
Spieghel. Hernia ini sangat jarang dijumpai. Biasanya dijumpai pada usia 40-70
tahun, tanpa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya terjadi dikanan
dan jarang bilateral.
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan benjolan di sebelah Mc burney
bagian kanan maupun sebelah kiri pada tepi lateral m. Rektus Abdominis. Isi hernia
dapat terdiri dari usus, omentum atau ovarium.
Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan ultrasonografi. Pengelolaan
terdiri atas herniotomi dan hernioplastik dengan menutup defek pada
m.tranversus abdominis dan m.abdominis internus. Hernia yang besar sangat
membutuhkan suatu protesis.
8. Hernia obturatoria4
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria.
Dapat
berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak retroperitoneum
masuk ke dalam kanalis obturatorius, disusul oleh tonjolan peritoneum parietal.
Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus yang dapat mengalami inkaserasi
parsial, sering secara Richter atau total.
Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-
tusuk dan parestesia di daerah panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat
penekanan pada n. Obturatorius (tanda howship Romberg) yang patognomonik. Pada
colok dubur atau pemeriksaan vaginal dapat ditemukan tonjolan hernia yang nyeri
yang merupakan tanda (Hoeship Romberg). Pengelolaan bedah dengan pendekatan
transperitoneal atau preperitoneal.
14
9. Hernia perinealis4,5
Hernia perineal merupakan penonjolan hernia pada perineum melalui defek
dasar panggul dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara, atau
sekunder setelah operasi melalui perineum seperti prostaktomi atau reseksi rektum
secara abdominoperineal.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tanpak dan
teraba benjolan diperieneum yang mudah keluar masuk dan jarang
mengalami inkaserasi. Pintu hernia dapat diraba secara bimanual dengan pemeriksaan
rektovaginal. Dalam keadaan ragu-ragu dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Biasanya pendekatan operatif dengan transperitoneal, perineal atau kombinasi
abdomino dan perineal.
15
KESIMPULAN
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Terdiri atas cincin, kantong,
dan isi hernia.
Secara umum diklasifikasikan menjadi, hernia eksterna, hernia
intraparietal,
hernia interna, hernia reponibel (reducible hernia), hernia ireponibel
(inkarserata) dan hernia strangulasi.
Berdasarkan lokasinya hernia diklasifikasikan menjadi hernia inguinalis,
hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia paraumbilikalis, hernia ventralis, hernia
epigastrika, hernia lumbalis, hernia Littre, hernia Speighel, hernia obturatoria, hernia
perinealis, hernia pantalon.
Gambaran klinik dan penegakkan diagnosis pada hernia tergantung dari
perkembangan dan lokasi hernia.
Penatalaksanaan hernia ada dua yaitu konservatif dan operatif, tergantung dari
gambaran klinis dan jenis hernia.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Stead LG, et all,. First aid for the surgery clerkship, Intrnational edition, The Mc
Graw-Hill Companies, Inc, Singapore, 2003, 307-317.
2. Manthey, D. hernia. http//www.emedicine.com [diakses tanggal 12 april 2007]
3. Schwartz, Shires, Spencer. Abdominal Wall Hernias. Principles of Surgery . 5th
Edition. The Mc Graw-Hill Companies, Inc, 1988. 1525- 1544
4. Sjamsuhidayat & Jong. Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC .
1997.523-538.
5. Mann CV. The Hernias, Umbilicus, Abdominal wall, In : Mann Russel RCG,
Williams NS.Bailey & Loves Short Practice Of Surgery. 22nd Edition. London:
ELBS With Chapmann & Hall, 1995, 1277-1290
6. Mansjoer A, Suprohaita, Ika wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta Edisi ke-
3, Jilid 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000.313-317
7. Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC. 1994.228-245.
8. Schwartz, Hernia dinding abdomen dalam Intisari prinsip-prinsip Ilmu bedah,
edisi VI, Jakarta : EGC, 2000, 509-518.
Files of DrsMed FK UR (
http://www.files-of-drsmed.tk
17