Anda di halaman 1dari 35

Entomologi

Ilmu yang mempelajari tentang vektor, kelainan dan


penyakit yang disebabkan oleh artropoda.
Menurut perannya :

1. yang menularkan (vektor dan HP )


2. yang menyebabkan penyakit (parasit)
3. yang menimbulkan kelainan krn toksin
4. yang menyebabkan alergi
5. yang menimbulkan entomofobia
Vektor Malaria
Nyamuk yang berperan : Anopheles
Morfologi :
* telur : satu persatu diatas permukaan air,
perahu, mempunyai sepasang pelampung
* Larva : mengapung sejajar permukaan air,
bagian badan khas; spirakel pd bgn posterior
abdomen, tergal plate tengah dorsal abdo
men, bulu palma pd bgn lateral abdomen
Vektor Malaria

* Pupa : tabung pernapasan lebar dan pendek


* Dewasa : palpus jantan dan betina sama
panjang dg probosis, bedanya apikal palpus
jantan berbentuk gada.
* Sayap : sisik sayap membentuk gambaran
hitam-putih
Daur hidup : metamorfosis sempurna, telur
=>larva, pengelupasan kulit 4 kali => pupa
=> dewasa
Vektor malaria
Perilaku : aktif mengisap darah hospes malam hari
Jarak terbang : 0,5 3 km

Umur di lab : 3-5 minggu

Epidemiologi : Pemberantasan malaria dapat


dilakukan dg cara ;
1. mengobati penderita
2. kawat kasa, kelambu dan repellent
3. sanitasi lingkungan
Vektor Filariasis

Vektor filariasis perkotaan : Culex


quinguefasciatus
Filariasis bancrofti pedesaan : Anopheles atau
Aedes kochi, Culex dan Armigeres obsturbans
Vektor filariasis malayi: Anopheles, Mansonia
dan Coquilettidia
Vektor filariasis timori: Anopheles barbirostris
Morfologi Non-Anophelini (culicini)
Telur : berkelompok membentuk rakit.
Aedes => bentuk lonjong dan dinding spt anyaman
kasa
Culex => seperti peluru
Mansonia => mirip duri
Larva : tergantung pada permukaan air, sifon

mengandung bulu dan pekten, sisir dgn gigi sisir,


segmen anal dg pelana.
Pelana utk menentukan genus, Culex pelana tertutup,

Aedes terbuka
Vektor Filariasis
Pupa : tabung pernapasan sempit dan panjang
Dewasa betina: palpi lebih pendek dari
probosis, jantan palpi lebih panjang dr probosis
Sayap : Mansonia => lebar dan asimetris

Aedes dan Culex; sempit dan panjang


Ujung abdomen Aedes ; lancip

Mansonia ; tumpul,terpancung
Vektor filariasis
Daur hidup : metamorfosis sempurna
Waktu pertumbuhan telur dewasa 1-2 mgg
Bertelur di air jernih atau keruh
Perilaku : Culex, mengisap darah malam
Aedes , mengisap darah siang
Mansonia, siang dan malam
Vektor filariasis

Epidemiologi : Pemberantasan filariasis =>


1. Pengobatan penderita
2. Pemberantasan vektor
3. pencegahan gigitan vektor
4. meningkatkan pengetahuan penularan
Vektor demam berdarah dengue
Vektor utama : Aedes aegypti
Vektor potensial : Aedes albopictus
Morfologi dan daur hidup : warna hitam dg bintik
putih dikaki. Khas; gambaran lira putih pada
punggung
Telur ; gambaran kain kasa
Larva ; pelana terbuka dan gigi sisir berduri lateral
Metamorfosis ; sempurna
Vektor DBD

Tempat perindukan : air jernih, berdekatan dg


rumah penduduk, biasanya < 500 meter.
Perilaku nyamuk dewasa betina : mengisap
darah siang hari, dalam atau luar rumah.
Pengisapan dari pagi sampai petang dg dua
puncak (8.00-10.00) dan (15.00-17.00).
Tempat istirahat semak atau tanaman rendah,
benda tergantung di rumah. Umur di alam
bebas 10 hari
Vektor DBD
Tersebar luas di seluruh Indonesia
Pengendalian:
a. mencegah gigitan.
b. mengubur benda penampung air
c. membersihkan tempat air
d. pemberian temefos ( abatisasi )
e. fogging dengan malathion 2kali dg jarak 10
hari di daerah wabah.
f. pendidikan kesehatan dan lingkungan
Vektor DBD
Pengukuran kepadatan populasi nyamuk yang
belum dewasa dilakukan dg pemeriksaan tempat
perindukan dari 100 rumah. 3 angka yang perlu
diket :
a. House index (angka rumah) : % rumah
positif larva
b. Container index (tempat perindukan) : %
tempat perindukan positif larva
c. Breteau index : jumlah tempat perindukan positif
larva dalam tiap 100 rumah
Vektor penyakit sampar
Sampar atau pes disebabkan oleh bakteri
Yersinia pestis
Gejala klinis : pinjal menginfeksi melalui
gigitan dan tinja yang mengandung Y.pestis.
Bakteri menyebabkan peradangan dan
pembesaran kelenjar limfe terbentuk benjolan
atau bubo. Y.pestis masuk aliran darah (pes
septikemi) jika masuk ke paru (pes paru).
Penderita dapat meninggal 2-3 hari.
Vektor penyakit sampar

Morfologi dan daur hidup :


X.cheopis, S.cognatus dan N.sondaica =>
ordo SIPHONAPTERA, badan pipih
laterolateral, uk 1,5-4mm, parasit tikus.
Metamorfosis : sempurna
telur di atas tanah 2-12 hr menetas jadi larva,
1-2 hr jadi pupa dan akhirnya dewasa.
Vektor penyakit sampar

Epidemiologi : Pes sebenarnya penyakit


tikus (zoonosis), ok itu pemberantasan
a. menangkap dan membunuh tikus
b. memberantas tikus dg rodentisida
Vektor mekanik
1. Musca domestica (lalat rumah)
* berperan sbg vektor mekanik : amebiasis, disentri
basilaris dan cacing usus.
* Tempat perindukan ; timbunan sampah, tinja manusia
dan binatang.
* Tiap 3-4 hr bertelur 75 150 butir.
* Jarak terbang ; 10 km
* Umur : 2-4 minggu
* Pencegahan : membersihkan rumah, kawat kasa,
menutup makanan dan samijaga
Vektor mekanik

2. Periplaneta (kecoa)
menjadi vektor mekanik amebiasis, lambliasis,
askariasis dan isosporiasis
Periplaneta americana (kecoa Amerika) banyak
ditemukan di rumah - rumah
HOSPES PERANTARA
HP : jasad tempat parasit tumbuh menjadi bentuk
infektif yg dapat ditularkan kepada hospesnya
( mis;manusia )
Beberapa artropoda yg penting sbg HP parasit,
diantaranya:
1. Pinjal
2. Kumbang
3. Lengkibang
4. Udang / ketam
Hospes Perantara

1. Ctenocephalides canis ( pinjal anjing ) dan


Ctenocephalides felis ( pinjal kucing ) dapat mjd
HP cacing Dipylidium caninum di Filipina
2. Tenebrio molitor ( kumbang tepung ) sbg HP
cacing Hymenolepis diminuta di Jepang
3. Fontaria virginiensis (lengkibang ) ditemukan di
kebun kebun, menjadi HP cacing Hymenolepis
diminuta di India
4. Potamon dehaani (ketam) dan Cambarus virilis
(udang) HP cacing Paragonimus westermani di
Jepang
Insektisida dan resistensi
Insektisida : bahan yg mengandung persenyawaan kimia yg
digunakan untuk membunuh serangga.
Insektisida yg baik :
1. daya bunuh besar dan cepat serta tidak berbahaya
bagi manusia dan ternak
2. murah dan mudah didapat
3. susunan kimia stabil dan tidak mudah terbakar
4. mudah digunakan dan dapat dicampur dg berbagai
pelarut
5. tidak berwarna dan tidak berbau
Insektisida dan resistensi
Istilah yg berhub dg insektisida:
1. ovisida = membunuh stadium telur
2. larvisida = membunuh stadium larva/nimfa
3. adultisida = membunuh stadium dewasa
4. akarisida = membunuh tungau
5. pedikulisida= membunuh tuma
Insektisida dan resistensi

Menurut cara masuk, dibagi :


1. Racun kontak : insektisida masuk melalui
eksoskelet kedalam badan serangga
2. Racun perut : masuk kedalam serangga
melalui mulut, jd hrs dimakan
3. Racun pernapasan : masuk melalui sistem
pernapasan dan permukaan badan
Insektisida dan resistensi
Insektisida yg perlu diketahui :
1. Fenitrotion 40 WP : bersifat menguap,
penggunaannya dg penyemprotan residu pd
dinding rumah. Daya residu > 2 bulan.
Digunakan utk pengendalian Anopheles
2. Temefos : untuk pengendalian larva Aedes
aegypti, nama dagang Abate 1%, berbentuk
granula, daya residu 1 bulan
Insektisida dan
resistensi
3. Piretrum : berasal dr kepala bunga seruni
(Chrysanthemum sp), daya bunuh besar,
neurotoksik dan paralisis serangga. Tidak
toksik tp menyebabkan iritasi bronkus.
Dipakai dlm obat nyamuk dg konsentrasi
rendah shg bekerja sbg repellent.
4. Diquat : herbisida, utk membunuh tumbuh
tumbuhan air tempat berlindung nyamuk
Mansonia sp. Bersifat racun kontak
Resistensi

Resistensi : kemampuan serangga utk bertahan


terhadap pengaruh insektisida yg
mematikan.
Dibagi:
1. Resistensi bawaan; turun temurun dan
perubahan gen
2. Resistensi didapat: serangga yg rentan
menyesuaikan diri terhadap insektisida,
sehingga tdk mati dan membentuk populasi
baru yg resisten
Sarcoptes scabiei

Kudis
Infestasi dan sensitisasi
Vavietas hominis
Morfologi dan daur hidup

Famili : Sarcoptidae
Ordo : Acari
Kelas : Arachnida
Badan : ovale dan gepeng
Ukuran : 300 x 350 mikron (betina )
150 x 200 mikron (jantan)
Dewasa : 4 pasang kaki
2 ps kaki depan, 2 ps kaki belakang
Setelah kopulasi : jantan mati
Betina gravit : meletakkan telur di
lapisan Stratum korneum.
Terowongan sambil bertelur
Siklus hidup : telur - dws 1 bulan
Patologi dan gejala klinis

Gatal tu malam
Sensitisasi eksret dan sekret
didahului bintik2 merah ( rash )
Hidup di terowongan tempat
predileksi : jari tgn, pergelangan bgn
ventral, siku luar, ketiak depan,
umbilikus, gluteus, ekstremitas,
genital eksterna dan areola mammae
Bayi : telapak tangan dan kaki
Terowongan : putih abu2, rata2 1 ml,
lurus dan berkelok
Ditemukan bila blm tdpt infeksi
sekunder,
Ujung terowongan : vesikula dan
papula kecil
Umumnya pd kulit putih dan jarang pd
penderita org indonesia
Diagnosis

Ditemukan S.scabiei dg mencongkel


dr kulit, kerokan dan biopsi
DD/ ; prurigo
Pengobatan

Sulfur presipitatum 5 10 % : larva,


nimfa dan dewasa
Th/ minimal 3 hari
Gamabenzen heksa klorida : obat
pilihan, krn efektif utk semua stadium
Tdk utk anak krg dr 6 thn ;
neurotoksik
Obat lain Yg efektif utk semua
stadium : benzilbenzoat 20 - 25 %,
dan krotamiton ( mahal )
Epidemiologi :

dpt tjd pd satu keluarga,

Anda mungkin juga menyukai