Anda di halaman 1dari 27

JURNAL KRETINISME

Lili Putri Roesanti 131511133122


Adilla Kusuma Dewi 131511133124
JURNAL KE-1

Judul :Lingual tiroid Didiagnosis Sebagai


Penyebab Kretinisme: Laporan Kasus

Penulis :Jasmine Ara HAQUE, Hosne Ara


RAHMAN, Waseka Akhter JAHAN

Tahun : 21 Maret 2014


JURNAL KE-2
Judul :Nilai Diagnostik Indikator Fisik Dibandingkan
Baku Emas Untuk Menegakkan Diagnosis
Terduga Kretin Pada Batita

Penulis : Mohamad Samsudin, Suryati Kumorowulan,


Sri Supadmi

Tahun : 05 Juni 2014


Kekurangan asupan iodium yang berat merupakan penyebab
utama terjadinya gangguan akibat kekurangan iodium. Kretin
merupakan akibat lanjut dari kekurangan iodium sejak dalam
kandungan, ditandai antara lain dengan retardasi mental.

Di Indonesia banyak dijumpai daerah endemik gondok dan


kasus kretin. Diagnosis kretin dapat ditegakkan lebih akurat
dengan pemeriksaan laboratorium, namun biayanya mahal dan
kurang praktis dikerjakan di lapangan.

Saat ini telah tersedia alat deteksi dini hipotiroid untuk usia
neonatus (NHI, Quebec) yang lebih murah dan mudah
diterapkan tetapi belum tersedia untuk usia di atasnya. Perlu
dikembangkan instrumen untuk usia tersebut yang mudah,
murah dan memberikan hasil diagnostik yang bisa diandalkan.
Penelitian dengan diagnostic test ini dilakukan untuk
mempelajari nilai diagnostik indikator fisik untuk menegakkan
diagnosis anak terduga kretin pada usia bayi dan batita.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magelang, Wonosobo,


Wonogiri, dan Ponorogo, selama 10 bulan. Subyek penelitian
adalah bayi dan anak batita.

Informasi yang dihasilkan berupa instrumen deteksi dini suspek


kretin (DDSK) usia batita di tingkat masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi subyek dengan TSH


tinggi sebesar 4.6% dan FT4 rendah (hipotiroid) sebesar 98.8%.
Proporsi subyek

Hasil diagnosis DDSK menunjukkan subyek terduga kretin sebesar


11.9%, sedangkan hasil diagnosis baku emas (gabungan hasil tes
Denver, Bayley, pemeriksaan klinis dan laboratorium) sebesar 11.3%.

Terdapat hubungan bermakna (p<0.001) antara hasil uji positif dengan


terdapatnya anak terduga kretin dengan nilai Se=47.1% dan Sp=92.5%.
Dibandingkan baku emas, uji diagnostik indikator fisik dapat
menegakkan diagnosis terduga kretin pada anak usia bawah
tiga tahun.

Perlu dilakukan beberapa perbaikan pada komponen dan


skrining instrumen DDSK.

Uji diagnostil baku emas adalah (gold standard, yaitu diagnosis


hasil skrining (tes Denver II, gejala klinis) dan diperkuat hasil
laboratorium yaitu kadar TSH dan FT4 sedangkan uji
diagnostik indikator fisik (gejala dan tanda klinis kretin)
menggunakan form uji deteksi dini suspek kretin atau DDSK.
JURNAL KE-3
Judul :Yodium dan Pemberantasan
Kretinisme "Dekat"

Penulis : Sana Syed, MD, MSc

Tahun : 04, April 2015


JURNAL KE-4
Judul : Cretinism Revisited (Ditinjau Kembali)

Penulis : Ankit Srivastav, Indira Maisnam, Deep Dutta,


Sujoy Ghosh, Satinath Mukhopadhyay,
Subhankar Chowdhury

Tahun : 19 April 2013


Kretinisme adalah kondisi pertumbuhan fisik yang kerdil dan
pertumbuhan mental disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid
kongenital yang tidak diobati (hipotiroidisme kongenital).
Hipotiroidisme kongenital bisa bersifat endemik, genetik, atau
sporadis. Kretinisme endemik sangat umum terjadi di wilayah
selatan Eropa di sekitar Pegunungan Alpen, Bangladesh, China,
dan Nepal. Kretinisme sporadis dan genetik berasal dari
perkembangan yang abnormal, atau fungsi kelenjar tiroid pada
janin (abnormal). Namun, kretinisme hampir sepenuhnya tidak
ditemukan di negara maju dengan diagnosis dini dengan skrining
pada bayi baru lahir dan program suplementasi yodium.
JURNAL KE-5
Judul :Kretin Endemik dan Kretin Sporadik
(Hipotiroid Kongenital)

Penulis : Suryati Kumorowulan dan Sri Supadmi

Tahun : 03 Desember 2010


Kretin merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh
hipotiroidisme ekstrem pada waktu bayi dan anak yang
ditandai oleh kegagalan pertumbuhan. Istilah kretin
mencakup 2 hal yaitu kretin endemik dan kretin sporadik.
Keduanya berbeda secara etiologi namun masih berkaitan
dengan hormon tiroid.

Di Indonesia, penyakit kelenjar tiroid yang berhubungan


dengan kekurangan yodium ini berada di antara sejumlah
kelainan sistem endokrin yang paling sering ditemukan.
Diagnosis dan terapinya berdasarkan pada fungsi fisiologi
dan biokimia hormone tiroid. manifestasi klasik akibat
kekurangan ini adalah munculnya gondok/goiter dan
timbulnya kretin atau cebol
Klasifikasi kretin terbagi atas:
I. Kretin endemik Kretin endemik merupakan kelainan akibat
kekurangan yodium yang berat pada saat masa fetal dan merupakan
indikator klinik yang penting bagi gangguan akibat kekurangan
yodium. Tanda-tanda klinis yang menonjol yaitu adanya retardasi
mental, postur pendek, muka dan tanga sembab dan seringkali tuli
mutisme dan tanda tanda kelainan neurologis.

II. Secara epidemiologi, kretin endemi selalu berhubungan


dengandefisiensi yodium yang berat, dan secara klinis gejalanya
disertai dengan adanya defisiensi mental. Gejala lain yang terlihat
mencolok adalah gangguan pertumbuhan (cebol)

III. Seseorang dikatakan kretin endemik apabila dia lahir di daerah gondok
endemik dan menunjukkan gejala dua atau lebih dari tiga gejala ini:
retardasi mental, tuli sensorineural, dan gangguan neuromuskular.
Kretin endemik dapat disertai atau tidak disertai dengan hipotiroidisme
Manifestasi klinik kretin terdiri dari tiga tipe
nervosa, tipe miksedematosa, dan tipe
campuran
Kretin tipe campuran
Kretin sporadik atau dikenal juga sebagai hipotiroid kongenital
berbeda dengan kretin endemik.

Etiologi kretin sporadik bukan karena defisiensi yodium,


melainkan karena kelenjar tiroid janin yang gagal dalam
memproduksi hormone tiroid secara cukup karena berbagai macam
sebab.

Penyebab terjadinya kretin sporadik atau hipotiroid kongenital


adalah kekurangan hormone tiroid pada bayi baru lahir oleh karena
kelainan pada kelenjar tiroid seperti tidak adanya kelenjar tiroid
(aplasia), kelainan struktur kelenjar (dysplasia, hypoplasia), lokasi
abnormal (kelenjar ektopik) atau ketidakmampuan mensistesis
hormone karena gangguan metabolik kelenjar tiroid
(dishormonogenesis).
Manifestasi klinik
Penegakan diagnosis hipotiroid kongenital/kretin
sporadik didasarkan pada gejala klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium. Hipotiroid
kongenital/kretin sporadic yang tidak diobati akan
memberikan gejala klinis yang khas, sehingga
mudah dikenali oleh yang berpengalaman.
Apabila diagnosis hanya didasarkan pada gejala
klinis saja, maka diagnosis akan terlambat 6-12
minggu atau lebih, sehingga diperlukan
pemeriksaan laboratorium yang mendukung.

Anda mungkin juga menyukai