t
e 2. Target UCI min 80% bayi dg IDL di desa/kel
r 3. Target imunisasi lanjutan pd batita
c 4. Eradikasi polio dunia 2020
a 5. Validasi Eliminasi Tetanus Maternal &
p Neonatal
a 6. Eliminasi campak & pengendalian
i peny.rubela/ congenital rubella syndrome
n 7. Penyelenggaraan pemberian imunisasi yg
y aman & pengelolaan limbah medis (safety
a injection practise and waste disposal
management).
Indikator RPJMN/Renstra Target capaian
Kemenkes RI.
HK.02.02/Menkes/52/20 2015 2016 2017 2018 2019
15
Batita
30% 35% 40% 55% 70%
Bias
98 98 98 98 98
Imunisasi Kebijakan Strategis
Nasional
Titer Serologi Pre dan Post Difteri 0.01 IU/mL
Difteri
(0,12 0,19)
0,000
Post 159 1,228033 92,01 0 39,955
(0,57 1,88)
Tetanus
(8,58 12,62)
Kewajiban bersama
(Pemerintah,Prov,Kab/Kota, Puskesmas)
Alat ukur kinerja penyelengaraan imunisasi
Rutin : Teratur (Harian,Mingguan,bulanan, triwulan)
(RR /Kohor bayi, Kohor Ibu Rekapitulasi), PWS,Surveilans
KIPI
Pencatatan dan Pelaporan
Periodik
Internal (SS DQS, EVM, RCA)
Eksternal (DQA,Coverage Survei, VMA)
Penilaian
Sblm imunisasi, tenakes pelak. pelayanan
imunisasi hrs mlkn KIE ttg imunisasi yg mlpt :
jenis vaksin, cara pemberian, manfaat & risiko
terjadinya KIPI
KIE wajib dilaks. baik perorangan / massal
9
Pemerintah WAJIB menjamin pemeliharaan
kesehatan masyarakat, baik melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.
Pemerintah bersama tokoh agama dan
masyarakat WAJIB melakukan sosialisasi
pelaksanaan imunisasi.
Orang tua dan masyarakat WAJIB berpartisipasi
menjaga kesehatan, termasuk dengan memberikan
dukungan pelaksanaan imunisasi.
Vaksin baru Epidemiologi penyakit
Kajian
BPOM Diperlukan vaksin
Managemen program
1. Posyandu/Pustu/Puskesmas :
Buku kohort bayi/ibu, buku KIA, buku
register WUS, KMS, format pelaporan
vaksin,ADS,dll
2. Unit Pelayanan Swasta/RS :
kartu/buku imunisasi, buku register
WUS/kohort ibu, format pelaporan
vaksin,dll
3. Sekolah : register anak sekolah, kartu
tetanus seumur hidup
Pencatatan dilaksanakan di tingkat pelayanan
menggunakan kohort ibu.
Sebelum memberikan imunisasi TT, harus
dilakukan skrining tentang status imunisasi
Tetanus
Pencatatan sebaiknya dilakukan pada saat
melaksanakan pelayanan imunisasi dan
jangan ditunda.
Tepat waktu:
Laporan seharusnya diserahkan ke kabupaten/kota
paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya, tepat waktu.
Jangan terlambat
Akurat:
Sebelum mengirim pelaporan, lakukan pemeriksaan ulang
terhadap semua data yang dilaporkan. Pastikan bahwa data
yang dilaporkan sesuai dengan data sasaran dan jumlah hasil
imunisasi berdasarkan pencatatan di tempat pelayanan.
jenis, jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa serta status VVM saat diterima
atau dikeluarkan, harus dicatat dalam buku
stok vaksin dan pelarut (lampiran 5).
Sisa atau stok vaksin dan pelarut harus selalu
dihitung pada setiap kali penerimaan atau
pengeluaran vaksin dan pelarut
Masing-masing jenis vaksin mempunyai
kartu stok tersendiri.
Putih : PUSKESMAS
LAPORAN KEDATANGAN VAKSIN DI PUSKESMAS Merah : Dinkes Kab/Kota
Hijau : Arsip Pertinggal di Dinkes Kab/Kota
(VACCINE ARRIVAL REPORT/VAR)
Laporan ini diisi oleh Pelaksana / koordinator Imunisasi di Puskesmas untuk dilaporkan kepada Kadinkes Kab /Kasubdin P2M Kab
URAIAN KEDATANGAN
Tanggal Kedatangan Vaksin di Provinsi : .*) Nomor Kendaraan/No. Pol : .
Tanggal Kedatangan Vaksin di Kabupaten/Kota : .**) Nama Perusahaan Pengantar : .
Tanggal Kedatangan Vaksin di Puskesmas : .***)
Komentar :
...***
, 200..
Mengetahui, Penerima,
Ka.PUSKESMAS
(...) (...)
Catatan :
*) Diisi oleh petugas provinsi.
**) Diisi oleh petugas Kabupaten.
***) Diisi oleh petugas puskesmas
Keluar masuknya logistik imunisasi (ADS,
safety box, peralatan ranti dingin) termasuk
vaksin dan pelarut harus dicatat di buku
umum.
Pencatatan suhu lemari es dilakukan dua kali
setiap hari pada pagi dan sore hari dalam
grafik suhu
4
Format 2.a.14
KABUPATEN/KOTA :
PUSKESMAS :
BULAN/TAHUN :
KEPALA PUSKESMAS ..
Merk Lemari es. :
Grafik pencatatan suhu. Type / tahun :
Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
O
C P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S
.+16
.+15
.+14
.+13
.+12
.+11
.+10
.+9
.+8
.+7
.+6
.+5
.+4
.+3
.+2
.+1
0
.-1
.-2
.-3
.-4
.-5
FW.
FT.
VVM
Propinsi : Bulan : Catatan :
Kabupaten. : Tahun :
Puskesmas : Penanggung jawab
Keterangan :
FW = Freeze watch beri tanda bila freeze watch dalam keadaan BAIK, beri tanda X freeze watch pecah.
FT = Freeze Tag beri tanda bila freeze Tag dalam keadaan BAIK, beri tanda X freeze Tag bertanda silang.
VVM = Periksa kondisi VVM pada vaksin yang disimpan, ambil satu sampel dari vaksin yang disimpan tulislah kondisi VVM ( Kondisi A, B, C atau D )
Tujuan utama pemantauan kasus KIPI adalah
untuk mendeteksi dini, merespon kasus KIPI
atau diduga kasus KIPI dengan cepat dan
tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi
terhadap kesehatan individu dan terhadap
program imunisasi.
SUBDIT IMUNISASI DITJEN PP DAN PL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Setiap tanggal 15
Setiap tanggal 10
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/ KOTA
Setiap tanggal 5
PUSKESMAS
Alur Pelaporan
Umpan Balik
Gambar 1. Alur pelaporan dan pelacakan KIPI Serius
Menteri Kesehatan
Info
Vaksin
Website Keamanan Vaksin
47 7/6/2017
yang mener ima l apo r an
Dinas Keseha tan Prov ins i / Komda 24 - 72 jam dar i saa t penemuan
PP-K IP I Me la lu i webs i t e kasus
keamananvaks in