Anda di halaman 1dari 29

KARSINOMA KOLON

Pembimbing : dr. Hertanto, Sp.B


Penyusun : Khadijah
(2006.04.0.0155)
Anatomi Usus Besar
Usus besar merupakan tabung muskular
berongga dengan panjang sekitar 5 kaki
(sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum
sampai kanalis ani.
Diameter usus besar rata-rata sekitar 2,5 inci.
Usus besar dibagi menjadi sekum, Kolon, dan
rektum.
Kolon dibagi menjadi tiga bagian yaitu kolon
asenden, transversum, desenden, dan sigmoid
vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri
mesenterika superior dan inferior.
Histologi Anatomi kolon
Usus besar terdiri atas membran mukosa
tanpa adanya lipatan kecuali pada bagian
distalnya (rektum) vili usus tidak dijumpai
pada bagian usus ini.
Kelenjar usus berukuran panjang dan ditandai
dengan banyaknya sel goblet dan sel absorbtif
dan sedikitnya sel enteroendokrin. Sel
absorbtifnya berbentuk silindris dengan
mikrovili pendek dan tak teratur.
Di dalam lamina propria, banyak dijumpai sel
limfoid dan nodul yang menyebar sampai ke
dalam submukosa
Fisiologi kolon
Fungsi usus besar yang paling penting adalah
mengabsorbsi air dan elektrolit, berfungsi sebagai
reservoir yang menampung massa feses yang
sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung.
Kolon mengabsorbsi air, natrium, klorida, dan
asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan
kalium dan bikarbonat. Hal tersebut menjaga
keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah
dehidrasi.
KANKER KOLON
Kanker usus besar atau disebut juga kanker
kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang
berasal dari mukosa kolon atau rectum.
Kebanyakan kanker kolonrektal berkembang
dari polip, oleh karena itu polipektomi kolon
mampu menurunkan kejadian kanker
kolonrektal.
Stadium Kanker
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging
pada kanker kolorektal, namun yang biasa dipakai
adalah sistem TNM
T : Tumor primer
TX = Tumor primer tak dapat ditentukan
T0 = Tak ada bukti tumor primer
Tis = Karsinoma in situ
T1 = Tumor hanya mengenai lamina propria
T2 = Tumor mengenai tunika muskularis
T3 = Tumor mengenai jaringan perikolik atau perirektal
T4 = Tumor menginvasi organ sekitar
N : Kelenjar limfe regional
NX = Kelenjar limfe regional tak dapat ditentukan
N0 = Tak ada metastasis kelenjar limfe regional
N1 = Metastasis kelenjar limfe regional
M : Metastasis
MX = Metastasis jauh tak dapat ditentukan
M0 = Tak ada metastasis jauh
M1 = Ada metastasis jauh

Penggolongan stadium klinis :


1. Stadium 0 = TisN0M0
2. Stadium I = T1N0M0
3. Stadium IIA = T2N0M0 / T3N0M0
4. Stadium IIB = T1-2N1M0
5. Stadium III = T3N1M0 / T4 N apapun M0
6. Stadium IV = T apapun N apapun M1
Epidemiologi
kanker kolonrektal mencapai urutan ke-4 di dunia dengan
jumlah pasien laki laki sedikit lebih banyak daripada
perempuan
Angka insiden tertinggi terdapat pada Eropa, Amerika,
Australia, dan Selandia baru, sedangkan angka insiden
terendah pada India, Amerika Selatan, dan Arab.
Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per
100.000 penduduk. Dewasa ini kanker kolonrektal telah
menjadi salah satu dari kanker yang banyak terjadi di
Indonesia, data yang dikumpulkan dari 13 pusat kanker
menunjukkan bahwa kanker kolonrektal merupakan salah
satu dari lima kanker yang paling sering terdapat pada pria
dan wanita.
Etiologi
- pola makan yang salah (diet tinggi lemak
rendah serat)
- obesitas
- Sering terpapar bahan pengawet
- merokok
- konsumsi alkohol
- Jarang melakukan aktivitas fisik
- riwayat polip usus dalam keluarga
Tanda dan gejala
Gejala dari kanker usus besar sendiri
tergantung lokasi lesi secara anatomis, tipe,
dan komplikasinya termasuk obstruksi hingga
perdarahan.
Pada kanker kolon kanan, pasien biasanya
datang ke dokter dengan keluhan fatigue dan
lemah disertai anemia berat. Biasanya pada
feses tidak didapatkan perdarahan masiv,
namun dapat terdeteksi occult blood.
Pada kanker kolon kiri perdarahan biasanya lebih
masiv. Feses biasanya hitam dan disertai mukus.
Sedang pada kanker rektum, sering didapati
hematokezia.
Gejala dan tanda yang lainnya
- Diare dan sembelit yang tidak jelas
- Penurunan berat badan
- Rasa sakit di bagian perut
- Perut masih terasa penuh, meskipun sudah buang
- air besar
- Rasa lelah yang terus menerus
Diagnosa
Tanda dan gejala :
anemia mikrositik
hematokezia
nyeri perut
berat badan turun
perubahan defekasi.

pemeriksaan pada darah di feses (dugaan


neoplasma)
Laboratoris
Urinalisis, jumlah leukosit, dan hemoglobin
Serum protein, kalsium, bilirubin, alkaline,
fosfat, dan kreatinin hanya diperiksa bila
ada indikasi klinis.
carcinoembryonic antigen (CEA)
Pemeriksaan penunjang
CT-scan
Pemeriksaan spesifik
1. Proctosigmoidoscopy
2. Colonoscopy
3. Endorectal Ultrasound untuk evaluasi
diagnosa kanker menggunakan rigiditas massa.
Evaluasi histologis
Foto polos abdomen
Foto abdomen left lateral decubitus
Foto polos abdomen LLD tampak
pneumoperitoneum
Barium enema
penatalaksanaan
1. pembedahan
2. terapi adjuvan
a. Radioterapi
b. kemoterapi
pencegahan
A. pencegahan primodial
B.pencegahan primer
C. pencegahan sekunder
D. pencegahan tertier
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai