Anda di halaman 1dari 14

HIPERTROPI PROSTAT

Pengertian

Hipertropi prostat atau yang biasa disebut BPH (Benigna Prostat Hiperplasi).
Benigna Prostat Hiperplasi adalah perbesaran prostat, kelenjarprostat membesar,
memanjang kearah depan ke dalam kandung kemih danmenyumbat aliran urine,
dapat mengakibatkan hidronefrosis danhidroureter (Brunner & Suddarth, 2000).
NCI: Definition of Cancer Terms, BPH adalah suatu pembesaran jinak kelenjar
prostat, disebabkan oleh hiperplasia beberapa atau semua komponen dari prostat
yang meliputi jaringan dari kalenjarmaupun jaringan fibromuskuler yang
menyebabkan terjadinya penyumbatan uretra prostat dan brsifat non-kanker.

hiperplasia prostat adalah pembesanan prostat yang jinak bervariasi berupa


hiperplasia kelenjar. Namun orang sering menyebutnya dengan hipertrofi prostat,
namun secara histologi yang dominan adalah hiperplasia dibanding hipertrofi
(Anonim, 2009).
Etiologi
Menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun1998 etiologi dari
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah :
Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan
keseimbangan testosteron dan estrogen.
Ketidakseimbangan endokrin.
Faktor umur/usia lanjut
Unknown / tidak diketahui secara pasti.
Beberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya
hiperplasia prostat adalah:
Teori Hormonal
Teori Sel Stem (stem cell hypothesis)
TeoriDehidrotestosteron(DHT)
Patogenesis dan Patofisiologis Hipertropi
Prostat
Patogenesis
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kencing yang mengelilingi
uretra.
Karena itu jika terjadi pembesaran prostat maka uretra, saluran
keluar kemih ini akan terganggu dan akan menghambat aliran urine
peningkatan tekanan intravesikal.
Untuk dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih
kuat guna melawan tahanan tersebut perubahan anatomi : hipertrofi
otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula dan divertikel
buli-buli.
Tekanan intravesikal yang tinggi akan diteruskan keseluruh bagian
buli-buli, tak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua
muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke
ureter atau terjadi refluks vesikoureter. Keadaan ini jika berlangsug
terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis bahkan akhirnya
dapat jatuh kedalam gagal ginjal.
Patofisiologis
Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna Prostat Hipertrofi:
Retensi urin (urine tertahan di kandung kemih, sehingga urin tidak bisa keluar).
Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing.
Miksi yang tidak puas.
Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia).
Pada malam hari miksi harus mengejan.
Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria).
Massa pada abdomen bagian bawah.
Hematuria Urgency. Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksi.
Kolik renal l. Berat badan turun.
Pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harusdikeluarkan dengan kateter
Gejala generalisata juga mungkin tampak, termasuk keletihan, anoreksia, mual dan muntah,
dan rasa tidak nyaman pada epigastrik (Brunner & Suddarth, 2001).
Secara klinik derajat berat, dibagi menjadi 4 gradiasi, yaitu:
Derajat satu,
Derajat dua,
Derajat tiga,
Derajat empat
Epidemiologi Penyakit Hipertropi
Prostat
o Di dunia, diperkirakan jumlah penderita BPH sebesar 30 juta
o Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari setengah (50%) pada laki
laki usia 60-70 th mengalami gejala BPH dan antara usia 70-90 th
sebanyak 90% mengalami gejala gejala BPH (Suharyanto &
Abdul, 2009).
o Pada usia 40-an, kemungkinan seseorang menderita penyakit ini
sebesar 40%, dan seiring meningkatnya usia, dalam rentang usia
60-70 tahun, persentasenya meningkat menjadi 50%
o > 70 tahun, persen untuk mendapatkannya bisa sampai 90%

Tetapi secara umum sejumlah 20% pria pada usia 40-an, dan
meningkat pada pria berusia 60-an, dan 90% pada usia 70
Di Indonesia, BPH urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih.
Diperkirakan hampir 50% pria Indonesia yang berusia di atas 50 tahun
ditemukan menderita BPH.
Jumlah penderita BPH secara pasti belum bisa dinyatakan tetapi secara
prevalensi di RS.

contoh : di RS Cipto Mangunkusumo ditemukan 423 kasus BPH yang


dirawat selama tiga tahun (1994-1997) dan di RS Sumber
Waras sebanyak 617 kasus dalam periode yang sama
(Arisandi, 2008).
Pencegahan
Zat-zat gizi penting untuk menjaga kesehatan prostat adalah :
Vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting dalam mencegah
pertumbuhan sel kanker, karena menurut penelitian, 5-10% kasus BPH dapat
berkembang menjadi kanker prostat.
Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat.
Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu melancarkan
pengeluaran air seni dan mendukung fungsi ginjal.
L-Glysine, senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran rangsangan
ke susunan syaraf pusat.
Zinc, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma.
tips untuk mengurangi risiko masalah prostat :
Mengurangi makanan kaya lemak hewan
Meningkatkan makanan kaya lycopene (dalam tomat), selenium (dalam makanan
laut), vitamin E, isoflavonoid (dalam produk kedelai)
Makan sedikitnya 5 porsi buah dan sayuran sehari
Berolahraga secara rutin Pertahankan berat badan ideal
Penanggulangan
Penderita derajat 1 biasanya belum memerlukan tindakan
bedah, diberikan pengobatan konservatif.
Derajat II merupakan indikasi untuk melakukan
pembedahan, biasanya dianjurkan dengan eseksi
endoskopik melalui uretra (TUR P =Trans Urethral Resection
of Prostate).
Derajat III apabila diperkirakan pembesaran prostat sudah
cukup besar, sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka.
Pada penderita derajat IV, tindakan pertama yang harus
dilakukan ialah pembebasan penderita dari resistensi urine
total dengan memasang kateter atau sistostomi.
SEKIAN DAN
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai