Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA PERFORMA SISTEM SUSPENSI TERHADAP


PASSENGER CAR

RENDRA PRAMANA PUTRA (2204141050)


JURUSAN TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
PENDAHULUAN
Tingkat kenyamanan kendaraan sangat erat hubungannya dengan sistem suspensi
kendaraan. Sistem suspensi kendaraan harus mampu mengisolasi atau mengurangi
getaran yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari permukaan
jalan. Pegas coil spring yang digunakan sebagai suspensi kendaraan baik untuk
kendaraan roda empat maupun mobil, adalah salah satu komponen utama untuk
meredam adanya geteran, karna itu bila komponen pegas ini tidak diperhitungkan
dengan baik maka akan menimbulkan efek negatip terhadap kenyamanan
penumpangnya.

Sistem suspensi terdiri atas beberapa komponen utama yang diantaranya,


pegas coil spring, peredam kejut ( shock absorber ), karet insulator, lengan
control atas, lengan control bawah, lateral control rod belakang dan yang lainya.
Masalah yang sering ditimbulkan oleh pegas coil spring adalah, timbulnya suara
benturan (bottoming) antara pegas coil spring dan rangka kendaraan. Masalah
tersebut terjadi akibat karna pegas menerima beban yang berlebihan dan
penggunaan kendaraan yang tidak sesuai aturan yang dianjurkan.
PERMASALAHAN
menganalisis tentang performa suspense
kenyamanan pada mobil penumpang (pasenggers car).
PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah yang terlalu meluas mengakibatkan pengertian yang
tidak fokus terhadap permasalahan, maka dari itu dalam penulisan
Proposal Tugas Akhir ini penulis perlu menggunakan batasan-batasan yang
jelas.
LANDASAN TEORI

1. SUSPENSI
Sistem suspensi merupakan salah satu sistem pada bagian chassis kendaraan.
Suspensi terdiri dari beberapa komponen yang terletak di antara bodi kendaraan
dan roda-roda. Sistem ini dirancang untuk meredam oskilasi (kejutan) dari
permukaan jalan sehingga getaran akibat oskilasi dapat berkurang. Selain itu fungsi
lain dari sistem suspensi adalah memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke
bodi melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda serta menopang bodi pada
aksel dan memelihara letak geometris antara bodi dan roda-roda. Sistem suspensi
memberikan kenyamanan dan stabilitas dalam berkendara serta memperbaiki
kemampuan cengkram roda terhadap jalan. Semakin baik performa dari sistem
suspensi maka akan semakin nyaman pula pengendara dalam mengendarai
mobilnya.
Sistem suspensi terdiri dari beberapa komponen seperti pegas, shock absorber,
suspension arm, ball joint, bushing karet, strut bar, stabilizer bar, lateral control
rod, dan bumper.
PEGAS

Pegas terbuat dari baja dan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
suspensi yaitu sebagai bantalan penyerap goncangan yang ditimbulkan oleh
keadaan permukaan jalan. Pegas merupakan komponen yang berperan dalam
penyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda agar tidak diteruskan ke bodi
kendaraan secara langsung serta untuk menambah kemampuan cengkram ban
terhdap permukaan jalan. Pegas dipasangkan diantara bodi dan roda. Pada mobil
terdapat komponen yang ditopang oleh pegas atau biasa disebut massa terpegas
dan juga ada komponen yang tidak ditopang oleh pegas yang disebut dengan
massa tak terpegas. Komponen yang termasuk massa terpegas antara lainbodi
dan semua komponen yang melekat pada bodi. Sedangkan yang termasuk massa
tak terpegas adalah roda, rem, dan aksel.
SHOCK ABSORBER
Shock absorber terbagi 2 yaitu :
Shock absorber kerja tunggal (single action)
Shock absorbertipe ini hanya memiliki satu katup dan juga terdapat satu
lubang orifice tanpa katup.

Gambar.shock absorber kerja tunggal Gambar.shock absorber kerja ganda


Shock absorber kerja ganda (multiple action)
Karakteristik dari shock absorber kerja ganda adalah memiliki piston
dengan dua katup. Shock absorber tipe ini baik saat ekspansi maupun
kompresi selalu bekerja meredam. Pada umumnya kendaraan-kendaraan
yang berkembang sekarang menggunakan tipe ini.``
2. Kenyamanan pada Passenger Car

Getaran Benda
Getaran dapat didefinisikan sebagai sebagai gerak bolak balik suatu benda
yang terjadi secara periodik. Gerak benda yang terjadi secara periodik
dapat dinyatakan sebagai gerakan dari suatu benda yang berulang dalam
selang waktu yang sama.
Frekuensi dan periode tersebut dapat
dirumuskan dengan persamaan berikut:
1
f =T

1
T = f

Keterangan:
f : Frekuensi (Hz)
T : Periode (s)
Gerakan Oskilasi Kendaraan
Kestabilan dalam sebuah kendaraan merupakan suatu hal yang mutlak harus
diciptakan, karena kestabilan dalam sebuah kendaran akan memberikan
kenyamanan bagi pengemudi dan penumpangnya. Gerakan yang terjadi pada bodi
kendaraan tersebut biasa disebut dengan gerakan oskilasi bodi. Berikut ini
merupakan jenis-jenis beserta penjelasan mengenai oskilasi bodi kendaraan
1. Pitching
Pitching adalah gerakan atau bergoyangnya bagian depan dan belakang
dari kendaraan yaitu ke atas dan ke bawah terhadap titik pusat grafitasi
kendaraan.

Gambar. Pitching pada mobil


2. Bounching
Bounching adalah gerakan naik turun dari bodi kendaraan secara keseluruhan. Gejala
ini mungkin terjadi pada saat kecepatan tinggi dan pada jalan yang bergelombang,
demikian pula bila pegas suspensi lemah.

Gambar.bouncing pada mobil


3. Rolling
Apabila kendaraan membelok atau melalui jalan yang terjal, maka pegas pada satu
sisi lainnya mengerut. Keadaan ini mengakibatkan bodi rolling pada arah samping (sisi
ke sisi).

Gambar.Rolling pada mobil


4.Yawing
Yawing adalah gerakan bodi kendaraan mengarah memanjang ke kanan dan ke kiri
terhadap titik berat kendaraan. Yawing kemungkinan terjadi pada jalan yang
menyebabkan pitching.

Gambar.Yawing pada mobil


3. Kemampuan Redam Shock Absorber
Shock absorber yang terpasang menjadi satu dengan pegas memiliki
kemampuan untuk menyerap kejutan dan getaran atau biasa disebut dengan
gaya redam. Gaya redam pada shock absorber terbagi menjadi dua, yaitu single
action dan double action. Gaya redam single action adalah gaya redam pada shock
absorber yang hanya terjadi pada langkah ekspansi (rebound stroke) atau hanya
pada langkah kompresi (compression stroke) saja. Sedangkan gaya redam double
action adalah gaya redam yang terjadi pada dua langkah kerja shock absorber
yaitu saat langkah ekspansidan langkah kompresi

Gambar . Gaya redam single action


METODE PENELITIAN

Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan
pendekatan one-shot model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu
kali pengumpulan data. Khusus dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
shock absorber yaitu shock absorber gas dan shock absorber elektromagnetik
sebagai objek penelitian, yang keduanya bergantian dipasangkan pada mobil
penumpang (pasenger car). Penelitian ini dilakukan dengan dua macam cara
pengujian yaitu uji kinerja shock absorber secara statis dan uji kinerja shock
absorber secara dinamis.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini akan menggunakan dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi
eksperimen langsung, yaitu metode pengumpulan data penelitian yang dengan
sengaja dan secara sistematis mengadakan perlakuan atau tindakan pengamatan
terhadap suatu variabel dan eksperimen yaitu mencari hubungan sebab
akibatantara dua faktor atau lebih yang sengaja dimunculkan dalam setiap
perbukuan. Pengambilan data pada penelitian ini didasarkan pada hasil pengujian
kerja statis dan dinamis dari shock absorber gas dan shock absorber
elektromagnetik.
Data akhir yang diambil adalah besarnya frekuensi natural (natural frequency)
pada masing-masing keadaan tersebut dan data diambil pada saat mobil melaju
pada berbagai medan, yaitu pada jalan aspal, jalan rumput, dan jalan terjal (off
road).
1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Pasenger car Toyota Avanza.
Pegas coil (coil spring) bagian depan dengan ketentuan:
Diameter batang pegas (d) : 6 mm
Jumlah lilitan (n) : 20 lilitan
Panjang pegas (L) : 222,50 mm
Diameter kolom pegas (D) : 43,75 mm
Shock absorber gas dan elektromagnetikbagian depan dengan ketentuan:
Panjang peredam kejut : 305 mm
Diameter batang peredam kejut : 8 mm
Diameter tabung peredam kejut : 24 mm
Panjang dudukan peredam kejut : 152 mm
Diameter dudukan peredam kejut : 29,10 mm
Lebar dudukan peredam kejut : 88,10 mm`
2. Peralatan Penelitian
A.Uji Kinerja Statis
1.Mesin actuator dalam posisi vertikal 90 sebagai alat pengukur redaman tekan dan
redaman tarik shock absorber.
2.Alat bantu penjepit shock absorber untuk mempertahankan posisi shock absorber
saat pengujian dengan actuator.
3.Alat perekam grafik yang akan menampilkan hasil pengujian.

B.Uji Kinerja Dinamis


1.Timbangan sebagai alat pengukur berat kendaraan dan berat penumpangnya (massa
keseluruhan).
2.Meteran sebagai alat pengukur panjang medan atau jalan yang akan dilalui untuk
pengujian.
3.Jangka sorong dan penggaris sebagai alat pengukur besarnya defleksi pegas.
Bolt point atau spidol sebagai alat pemberi tanda besarnya defleksi dan alat yang
digunakan untuk mencatat data yang diambil.
4.Kertas karton putih sebagai media untuk pemberian tanda besarnya defleksi.
5.Dudukan besi sebagai tempat pemasangan kertas karton dan spidol pada shock
absorber.
6.Speedometer sebagai alat pengukur kecepatan laju dari mobil.
7.Busur derajat sebagai alat pengukur besarnya sudut belok pada saat mobil
melakukan pengujian membelok ke kiri dan ke kanan.
8.Tool set.
3.Langkah Penelitian
A.Uji Kinerja Statis
1.Siapkan shock absorber beserta alat penjepit dan posisikan vertikal (90).
2.Kencangkan baut-baut pengikat pada alat bantu penjepit shock absorber supaya
pada saat proses pengujian tidak berubah posisi.
3.Set mesin actuator dalam posisi vertikal (90).
4.Setelah semuanya dalam posisi sejajar kemudian pasang shock absorber dengan
loadsell yang terhubungan dengan actuator.
5.Proses pengujian di lakukan dengan kecepatan 100, 300, dan 600 mm/s dengan
panjang langkah 100 mm.
6.Pengujian berlangsung dua kali per kecepatan yaitu uji redaman gaya tarik dan uji
redaman gaya tekan.
7.Saat peroses pengujian langsung dapat terhubung dengan alat perekam yang
berfungsi membuat grafik gerakan saat pengujian sehingga hasilnya langsung dapat
terbaca.
8.Melakukan analisis hasil pengujian dan membuat kesimpulannya.
B.Uji Kinerja Dinamis
Persiapan sebelum pengujian (pra pengujian) yang meliputi:
1.Memeriksa dan memperbaiki mobil secara keseluruhan supaya dapat melakukan
pengambilan data secara baik.
2.Memeriksa dan menyetel sistem suspensi pada mobil.
3.Melakukan penggantian komponen yang sudah rusak atau yang sudah tidak
berfungsi dengan baik, seperti busing karet, sil peredam kejut ataupun as roda. Hal
tersebut dilakukan apabila memang diperlukan.
4.Memastikan kembali bahwa mobil sudah siap, baik secara keseluruhan maupun
bagian sistem suspensinya untuk diambil datanya melalui uji jalan.
5.Menyiapkan alat pengukur massa untuk mobil dan penumpangnya (timbangan)
serta memeriksa alat tersebut apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.
6.Menyiapkan alat pengukur panjang lintasan jalan yang akan dilalui untuk pengujian,
dalam hal ini menggunakan meteran.
7.Menyiapkan dan memeriksa speedometer untuk persiapan pengukuran
kecepatan mobil pada saat pengujian.
8.Menyiapakan dan memasang alat bantu pengukur defleksi pegas shock absorber
dengan cara merangkainya pada masing-masing pegas shock absorber.
9.Menyiapkan dan memasang alat bantu pengukur besarnya sudut belok dengan
cara merangkainya pada sistem kemudi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
membatasi sudut belok pada saat melakukan pengujian membelok, baik itu
membelok ke kiri ataupun ke kanan.
10.Menyiapkan tool set.
11.Menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil-hasil dari pengujian.
Langkah Pengujian
1.Mengukur atau menimbang mobil penumpang (pasenger car) dan
penumpangnya terlebih dahulu, sehingga diketahui massa yang akan
bekerja pada saat pengujian.
2.Memposisikan mobil pada medan atau jalan tertentu yang akan
dilalui untuk pengujian.
3.Menghidupkan dan memanaskan mobil hingga mencapai suhu
kerja.
4.Menjalankan atau mengemudikan mobil pada jalan yang
ditentukan, dengan kecepatan tertentu dan jarak lintasan yang
tertentu.
5.Lakukanlah pengujian pada semua keadaan, yaitu pada keadaan
mobil berjalan lurus biasa, dipercepat, diperlambat, membelok ke kiri
dan membelok ke kanan.
6.Lakukan pula pengujian pada semua medan yang akan dilalui pada
saat pengujian, yaitu pada jalan aspal, jalan rumput dan jalan terjal
(off road).
7.Melakukan pengulangan sebanyak tiga kali pada masing-masing
pengujian untuk memastikan validitas hasil pengukuran.
8.Mencatat hasil pengukuran yang didapatkan dari alat-alat
pengukuran, kemudian menganalisa hasil pengukuran tersebut.
Membuat kesimpulan hasil penelitian.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif.
Analisis deskriptif ini berarti bahwa data yang telah didapatkan kemudian
dipaparkan dan dideskriptifkan secara terperinci untuk menjelaskan kinerja dari
shock absorber gas dan shock absorber elektromagnetik yang kemudian dianalisis
kestabilan dan kenyamanannya berdasarkan gaya redaman dan frekuensi
naturalnya (natural frequency).
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai