Anda di halaman 1dari 19

BY FATAHILLAH

0307101050014
DEFENISI IKTERUS
Ikterus berarti jaringan tubuh berwarna kekuning-
kuningan, meliputi kekuning-kuningan pada kulit dan
jaringan dalam yang ditandai dengan perubahan
warna pada plasma, kulit, dan selaput lendir menjadi
kuning oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam
serum.
Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila
konsentrasi bilirubin serum > 5mg/dl
APAKAH YANG DIMAKSUD DG BILIRUBIN ITU?
Bilirubin adalah zat yang terbentuk sebagai akibat dari
proses pemecahan Hemoglobin pada system RES
dalam tubuh. Selanjutnya mengalami proses konjugasi
di liver, dan akhirnya diekskresi (dikeluarkan) oleh
liver ke empedu, kemudian ke usus
KLASIFIKASI
Ikterus Neonatorum Non Obstruktif :
1. Fisiologis
2. Non Fisiologis
Ikterus Neonatorum Obstruktif
Klasifikasi
A. Ikterus Fisiologis
- Timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai dasar patologis
- Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan
atau mempunyai potensi menjadi 'kernikterus
- Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi
Klasifikasi
B. Ikterus Patologis
- Timbul pada 24 jam pertama kelahiran
- Kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia (kadar bilirubin total/indirek
>13 mg/dl pada bayi cukup bulan, >10mg/dl pada bayi
kurang bulan)
- Peningkatan bilirubin >5mg/dl/hari
- Ikterus menetap pada usia > 2 minggu
MANIFESTASI KLINIS IKTERUS
Bayi kelihatan berwarna kuning, biasanya mulai pada
muka dan, ketika kadar serum bertambah, turun ke
abdomen dan kemudian kaki.
Tekanan kulit dapat menampakkan kemajuan anatomi
ikterus (muka ~5mg/dL, tengah - abdomen ~ 15mg/dL)
Ikterus pada bagian tengah abdomen, tanda-tanda
dan gejalanya merupakan faktor resiko tinggi yang
memberi kesan ikterus nonfisiologis, atau hemolisis
Manifestasi Klinis
Ikterus akibat pengendapan bilirubin indirek pada
kulit cenderung tampak kuning-terang atau orange
Ikterus pada tipe obstruktif (bilirubin direk) kulit
tampak berwarna kuning kehijauan atau keruh
Derajat Ikterus Menurut Kramer
Kramer I : Pada kulit kepala dan leher
Kramer II : Pada kulit tubuh diatas pusat
Kramer III : Pada kulit tubuh dibawah pusat dan dada
Kramer IV : Pada lengan dan tungkai
Kramer V : Pada telapak tangan dan telapak kaki
Efek Hiperbilirubinemia
Bilirubin dapat menghambat enzim-enzim
mitokondria serta mengganggu sintesis DNA.
Bilirubin dapat menghambat sinyal neuroeksitatori
dan konduksi saraf (terutama pada nervus auditorius)
sehingga menimbulkan gejala sisa berupa tuli saraf.
Ensefalopati bilirubin; Hal ini terjadi akibat terikatnya
asam bilirubin bebas dengan lipid dinding sel neuron
di ganglia basal, batang otak dan serebelum yang
menyebabkan kematian sel.
Efek Hiperbilirubinemia
Ensefalopati bilirubin
A. Gejala Akut : TDD Tiga tahap
Tahap 1 (1-2 hari pertama):
Reflex isap lemah, hipotoni, kejang.
Tahap 2 (pertengahan minggu pertama):
Tangis melengking, hipertoni, epistotonus.
Tahap 3 (setelah minggu pertama) :
Hipertoni
Ensefalopati bilirubin
B. Gejala Kronik :
Pada tahun pertama:
hipotoni, motorik terlambat.
Setelah tahun pertama didapati :
gangguan gerakan, kehilangan pendengaran
sensorial.
Juga dapat menyebabkan : Atetosis, paralisis otot
mata, cerebral palsy, epilepsi, retardasi mental.
PATOFISIOLOGI IKTERUS
Produksi bilirubin yang Berlebihan
Sekresi bilirubin yang Menurun :
1. Defek pegambilan bilirubin
2. Defek konjugasi bilirubin
Eksresi bilirubin yang menurun
Metabolisme & Eksresi Bilirubin
Metabolisme & Eksresi Bilirubin
Degradasi Hb Biliverdin (hemooksigenase)
Bilirubin (direduksi o e biliverdin reduktase)
Bilirubin + Albumin (bilirubin indirek) Hepar
(bilirubin indirek dikonjugasi menjadi bilirubin
diglukoronide (bilirubin direk) dg bantuan e
Glukoronil transferase) sdgkn e uridin difosfat
glukoronide transferase (UDPG:T) yang
mengkatalisasi pembentukan bilirubin
monoglukoronide bilirubin direk diekskresi dengan
cepat ke sistem empedu kemudian ke usus Feses,
sebagian kecil bilirubin direk dihid-rolisis menjadi
bilirubin indirek dan direabsorpsi. Siklus ini disebut
siklus enterohepatis
PENCEGAHAN IKTERUS
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya
dengan :
Pengawasan antenatal yang baik
Menghindari obat yang dapal meningkatkan ikterus pada
bayi pada masa kehamilan dan kelahiran, misalnya
sulfafurazole, novobiosin, oksi-tosin.
Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan
neonatus
Penggunaan fenobarbilal pada ibu 1 - 2 hari sebelum
partus
PENCEGAHAN IKTERUS
Iluminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir.
Pembenan makanan yang dini; Hal ini mungkin sekali
disebabkan karena dengan pemberian makanan dini
terjadi pendorongan gerakan usus, dan mekonium
lebih cepat dikeluarkan, sehingga peredaran
Enterohepatik bilirubin berkurang.
Pencegahan infeksi.
Pedoman Pengelolaan Ikterus Menurut waktu timbulnya
dan kadar bilirubin
(modifikasi dari MAISELS. 1972)

Anda mungkin juga menyukai