Anda di halaman 1dari 9

Masalah Industri

Dirgantara Indonesia
Kelompok 6
Febriand Madika Mangori
Genduk Yenti Wulandari
Maghfirah Risdha Insani
Mastaufiq Hidayat
Mia Aulia
Muhammad Adtzar Akbar
Muhammad Helmi Rahman
Novita Dewi Afsari

Outline
Tentang PT DI
Tentang PT DI

PT. Dirgantara Indonesia (DI) adalah industri pesawat terbang yang pertama
dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini
dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan pada 26 April 1976 dengan
nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai
Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti
nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober
1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi
Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.

Hingga saat ini, tercatat telah memproduksi 403 pesawat juga telah
mengekspor pesawat ke 10 negara. Negaranegara yang telah
menggunakan pesawat buatan PTDI antara lain adalah Thailand, Brunei
Darussalam, Filipina, Korea Selatan, Vietnam, Malaysia, Uni Emirat Arab,
Senegal, Burkina Faso dan Venezuela.
Tentang PT DI
Permasalahan
Penyebab Matinya IPTN Tahun 1998

Penyebab utamanya pemberian dana pinjaman dari International Monetary


Fund (IMF) untuk mengatasi krisis pada 1998.
Dalam salah satu klausul atau syarat yang harus dijalankan pemerintah
Indonesia dari IMF, terdapat butir yang menyatakan penghentian
pembiayaan pengembangan pesawat N250 dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
Saat itu, industri pesawat terbang nasional diusung oleh Industri
Penerbangan Teknologi Nasional (IPTN), yang belakangan berganti nama
jadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), terkait dengan masalah politik. Habibie
melanjutkan, dari 16 ribu pegawai PT DI, saat ini hanya tersisa 4 ribu.
Dengan meningkatnya masyarakat berpendapatan menengah, kebutuhan
Indonesia untuk memproduksi pesawat terbang sendiri menjadi krusial
untuk menopang industri penerbangan domestik. Sejumlah maskapai
penerbangan telah memesan impor pesawat untuk memenuhi kebutuhan
lalu-lintas udara yang semakin padat.
Permasalahan
1 Dekade
Industri pesawat terbang tersebut memiliki beberapa masalah, yaitu:
Pertama, keterlambatan penyelesaian dan pengiriman pesawat ke
konsumen, sehingga dikenakan denda. Misalnya seperti proyek pesawat N
111 pesanan Filipina yang dikenai denda sebesar Rp. 222,56 miliar; Proyek
pesawat C 212-400 pesanan Thailand, dikenai denda sebesar Rp. 175,8
miliar; dan Proyek pesawat Super Puma NAS332 pesanan TNI-AU, dikenai
denda Rp. 8,5 miliar.
Kedua, kebih banyak memasarkan produk Non PTDI, sehingga selisih
pendapatan dari penjualan produk tersebut tidak mencukupi biaya
operasional tahunan PTDI. Produk non PTDI yang dipasarkan PTDI (sebagai
perantara), antara lain C 295; Heli Serbu Bell 412; Heli Serang Fennec, EC
725; EC 135; dan AS 305
Ketiga, PT DI masih menggunakan mitra penjualan (Agen) untuk menjual
produk pesawat/helikopter ke dalam negeri (Kementerian Pertahanan)
dengan pendanaan berasal dari APBN terkait dengan masalah keselamatan,
belum adanya sertifikasi terhadap pesawat yang ada di Indonesia.
Ketiga adalah adanya kelemahan dalam Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
industri kedirgantaraan jumlahnya semakin berkurang.
Kemajuan PT DI
Pesawat purwarupa N219 rancangan PTDI
bersama LAPAN yang diterbangkan oleh pilot
penguji Esther Gayatri dari Bandara Husein
Sastranegara (proyek ini dilakukan oleh tenaga
kerja dalam negeri)
Tujuan untuk meningkatkan kualifikasi
kementerian perhubungan yang akan
memberikan sertifikasi
Implikasi PT. DI dengan Nilai-Nilai Pancasila

Sila ke-3 : Persatuan Indonesia


Persatuan artinya utuh tidak terpecah-pecah. Persatuan
mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan.
Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini mencakup
persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan keamanan. Sila ke-5 : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
PT. DI berkontribusi dalam menjaga pertahanan dan Indonesia.
keamanan Negara Indonesia, dengan memproduksi Keadilan sosial merupakan keadilan yang berlaku dalam
pesawat khusus pertahanan RI masyarakat di segala bidang kehidupan, baik material
maupun spiritual. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia berarti bahwa setiap warga Indonesia mendapat
perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan.
PT. DI berkontribusi dalam meningkatkan pemerataan
ekonomi di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini sesuai
dengan visi PT.DI yaitu menjadi perusahaan yang menjadi
kelas dunia dalam Industri Dirgantara yang berbasis pada
penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam
pasar global, dengan mengandalkan keunggulan
biaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai