Rekayasa Trafik
Sukiswo
sukiswok@yahoo.com
sukiswo@elektro.ft.undip.ac.id
Berkas sempurna
Berkas tak sempurna
Sistem rugi
Sistem tunggu
FIFO
Etc.
b0 b1 b2 bn-1 bn
0 1 2 n
m1 m2 m3 mn mn+1
34
Diagram Transisi Kondisi (2)
Kondisi menyatakan jumlah saluran atau peralatan yang
diduduki
Probabilitas kondisi menyatakan lamanya suatu kondisi
berlangsung di dalam selang waktu tertentu (1 jam sibuk)
Probabilitas transisi menunjukkan peluang terjadinya
transisi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain di dalam
selang waktu yang sangat kecil (dt)
dt dt dt
0 T
Rekayasa Trafik, Sukiswo 37
Pola kedatangan panggilan
(Call Arrival Process) (3)
Misalkan a menyatakan jumlah rata-rata
kedatangan per satuan waktu
Satu satuan waktu terdiri dari 1/dtinterval
Maka peluang suatu interval (yang dipilih secara
acak) mengandung sebuah kedatangan adalah
a/(1/dt) = a.dt = dengan kata lain ini adalah
peluang meunculnya pangggilan dalam interval dt
( (
T
dt
( T
dt
(
-1 ( T
dt
(
-2 ( T
dt
(
- x +1 (1-adt)
(T/dt)-x
(a/dt)
x
px =
x!
T(T-dt)(T-2dt)(T-x-1dt)(1-adt)-x {(1-adt)1/dt}T ax
=
x!
t t+dt
Rekayasa Trafik, Sukiswo 44
Pola lamanya waktu pendudukan
(service time distribution)
Dengan mempartisi selang (0,t] kedalam sejumlah n
interval dan dengan membuat agara dt=t/n maka peluang
berakhirnya panggilan setelah t (waktu pelayanan melebihi
t) adalah (1 mdt)n
Bila n menuju 0 maka
H(t) = e-mt
t t+Dt
= 1 e-Dt
Bila kita uraikan menggunakan deret Mc Laurin, akan kita peroleh
.Dt)2 .Dt)3
P(x t+Dt | x > t) = .Dt - + = P (Dt)
2! 3!
Rekayasa Trafik, Sukiswo 51
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan
Bila Dt 0 maka P(Dt) .Dt + 0(Dt)
0(Dt) merupakan fungsi Dt yang harganya akan lebih cepat
menjadi 0 daripada Dt nya sendiri bila Dt mendekati nol
P(Dt) tak tergantung t
Hanya mungkin terjadi satu peristiwa dalam suatu waktu
tertentu, karena bila terjadi lebih dari satu peristiwa maka
probabilitasnya akan sebanding dengan Dt2 (atau Dt3 dst.)
dan ini berarti akan menjadi nol (bila Dt mendekati nol)
Kasus 1
Karena P(n,t) bukan fungsi waktu, maka dP(n,t)/dt = 0
(berlaku untuk semua harga n)
Untuk n=0 : 0=-b0P(0)+d1P(1)
b0P(0)=d1P(1) pers (1)
Untuk n=1 : (b1+d1)P(1)=b0P(0)+d2P(2) pers (2)
Untuk n=2 : (b2+d2)P(2)=b1P(1)+d3P(3) pers (3)
Untuk n=3,4,dst. :
(bm+dm)P(m)=bm-1P(m-1)+dm+1P(m+1)
Rekayasa Trafik, Sukiswo 58
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan
Kasus 1 (cont.)
Substitusi dari persamaan (1) ke persamaan (2) dan seterusnya :
b1P(1)=d2P(2)
b2P(2)=d3P(3)
b3P(3)=d4P(4)
bmP(m)=dm+1P(m+1)
Ini disebut persamaan kesetimbangan
bm
m m+1
dm+1
Kasus 2 :
dP(n,t)/dt = -(bn+dn) P(n,t) + bn-1P(n-1,t) +
dn+1P(n+1,t) + 0(dt)
Selisih aliran Aliran keluar
masuk dan keluar dr kondisi n Aliran masuk ke kondisi n
Untuk n=0
dP(0,t)/dt = -b0P(0,t) + d1P(1,t)