Anda di halaman 1dari 64

Model Antrian & Model Trafik

Rekayasa Trafik

Sukiswo
sukiswok@yahoo.com
sukiswo@elektro.ft.undip.ac.id

Rekayasa Trafik, Sukiswo 1


Outline
Overview
Sistem Antrian
Karakteristik proses antrian
Notasi
Dasar sistem antrian
Model Trafik Suara/Voice

Rekayasa Trafik, Sukiswo 2


Sistem Antrian
Kedatangan utk layanan
Menunggu utk layanan
Mendapat layanan
Meninggalkan sistem

Rekayasa Trafik, Sukiswo 3


Sistem Antrian Umum

Rekayasa Trafik, Sukiswo 4


Karakteristik Proses Antrian
Pola kedatangan
Pola layanan
Disiplin antrian
Kapasitas sistem
Jumlah kanal layanan
Jumlah tingkat/stages layanan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 5


Pola Kedatangan
Stochastic
Distribusi probabilitas
Kedatangan tunggal/single atau batch
Kelakuan pelanggan
Pelanggan sabar
Menunggu selamanya
Pelanggan tidak sabar
Menunggu utk suatu perioda waktu dan memutuskan utk
pergi
Melihat antrian panjang dan memutuskan tdk bergabung
Mengubah barisan utk menunggu

Rekayasa Trafik, Sukiswo 6


Pola Kedatangan
Apakah time dependent?
Pola kedatangan Stationary (time independent
probability distribution)
Pola kedatangan Nonstationary

Rekayasa Trafik, Sukiswo 7


Pola Layanan
Distribusi utk waktu layanan
Layanan tunggal/single atau batch (mesin paralel)
Proses layanan tergantung jumlah pelanggan
menunggu (state dependent)
Layanan sangat cepat masih memerlukan
antrian?
Tergantung juga pada kedatangan
Mengasumsikan mutually independent

Rekayasa Trafik, Sukiswo 8


Disiplin Antrian
Cara pelanggan-pelanggan mendapatkan
layanan
First come, first serve
Last come, first serve
Random serve
Priority serve
Preemptive
Nonpreemptive
Rekayasa Trafik, Sukiswo 9
Kapasitas Sistem
Kapasitas terbatas
Ukuran sistem maksimum
Kapasitas tdk terbatas

Rekayasa Trafik, Sukiswo 10


Jumlah Kanal Layanan
Sistem antrian
multiserver
Single line service
Multiple line service

Rekayasa Trafik, Sukiswo 11


Tingkat/Stages Layanan
Single stage
Multiple stages
Tanpa feedback (Entrance Exam)
Dg feedback (Manufacturing)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 12


Notasi Antrian
Notasi Kendall (1953)
A/B/X/Y/Z
A : Distribusi waktu antar kedatangan
B : Distribusi waktu layanan
X : # kanal layanan paralel
Y : Kapasitas sistem
Z : Disiplin antrian

Rekayasa Trafik, Sukiswo 13


Notasi Antrian A/B/X/Y/Z

Rekayasa Trafik, Sukiswo 14


Notasi Antrian A/B/X/Y/Z
M/M/3//FCFS
Waktu antar kedatangan exponential
Waktu layanan exponential
3 server paralel
Ruang tunggu tdk terbatas
Disiplin antrian First-Come First-Serve

Rekayasa Trafik, Sukiswo 15


Notasi Antrian A/B/X/Y/Z
M/D/1
Waktu antar kedatangan exponential
Waktu layanan Deterministic
1 server
Ruang tunggu tdk terbatas (default)
Disiplin antrian FCFS (default)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 16


Notasi Antrian A/B/X/Y/Z
M/M/1
M/M/c/k
M/M/
Ek/M/1
M/G/1
G/M/m
G/G/1

Rekayasa Trafik, Sukiswo 17


Sistem Antrian - Dasar
G/G/m
Waktu antar kedatangan dg distribusi A(t)
Waktu layanan dg distribusi B(x)
m servers
Cn: pelanggan ke-n memasuki sistem

Rekayasa Trafik, Sukiswo 18


Sistem Antrian - Dasar
n: waktu kedatangan utkCn
tn: Waktu antar kedatangan (n n-1)
xn: service time for Cn

Rekayasa Trafik, Sukiswo 19


Sistem Antrian - Dasar
wn: waktu tunggu dlm antrian utk Cn
sn: waktu dlm sistem utk Cn (wn + xn)
: laju kedatangan rata-rata
: laju layanan rata-rata

Rekayasa Trafik, Sukiswo 20


Notasi Diagram Waktu

Rekayasa Trafik, Sukiswo 21


Sistem Antrian - Dasar
N(t): # pelanggan dlm sistem@waktu t
U(t): pekerjaan belum selesai/ unfinished
@waktu t
U(t) = 0 Sistem idle
U(t) > 0 Sistem busy
(t): # kedatangan pada (0,t)
(t): # keberangkatan pada (0,t)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 22


Sistem Antrian - Dasar

Rekayasa Trafik, Sukiswo 23


Sistem Antrian - Dasar
t : laju kedatangan
t = (t)/t = # kedatangan/waktu
(t) : waktu total semua pelanggan dlm
sistem (pelanggan-detik)
Tt = (t)/t = waktu sistem/pelanggan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 24


Sistem Antrian - Dasar

Rata-rata # pelanggan dlm sistem

Rekayasa Trafik, Sukiswo 25


Hasil Little

Jumlah rata-rata pelanggan dlm sistem antrian sama


dg laju kedatangan pelanggan ke sistem tsb,
dikalikan rata-rata waktu yg dihabiskan dlm sistem

Rekayasa Trafik, Sukiswo 26


Hasil Little

Nq = rata-rata # pelanggan dlm antrian


= laju kedatangan
W = rata-rata waktu dihabiskan dlm antrian

Rekayasa Trafik, Sukiswo 27


Hasil Little

Ns = rata-rata # pelanggan dlm fasilitas layanan


= laju kedatangan
x = rata-rata waktu dihabiskan dlm fasilitas layanan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 28


Model teletrafik
Dua fase dalam pemodelan
Pemodelan incoming trafik -> model trafik
Pemodelan sistem -> model sistem

Rekayasa Trafik, Sukiswo 29


Dasar Pemodelan
1. Deskripsi Trafik
2. Diagram Transisi Kondisi
3. Pola Kedatangan Panggilan
4. Pola Lamanya Waktu Pendudukan
5. Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 30


Deskripsi Trafik Pola lamanya waktu pendudukan
Pola lamanya waktu pelayanan
Sistem
Pola kedatangan panggilan

Berkas sempurna
Berkas tak sempurna
Sistem rugi
Sistem tunggu
FIFO
Etc.

Rekayasa Trafik, Sukiswo 31


Deskripsi Trafik (2)
Salah satu pendeskripsian matematis dari trafik adalah
birth and death process (Proses kelahiran dan kematian)

Merupakan salah satu kasus Markov chain dimana


perubahan keadaan (state) terjadi selangkah demi
selangkah (one step at a time)

Dalam jaringan telepon, proses kelahiran adalah proses


datangnya panggilan sedangkan proses kematian adalah
proses berakhirnya panggilan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 32


Deskripsi Trafik (3)
Pola kedatangan panggilan dan pola pendudukan
dideskripsikan dengan distribusi probabilitas

Bila deskripsi pola trafik dengan distribusi probabilitasnya


serta disiplin operasinya diketahui, maka banyak hal dapat
diketahui (harga rata-rata trafik, blocking dst.)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 33


Diagram Transisi Kondisi
Jumlah saluran dalam berkas yang diduduki disebut kondisi
(keadaan/state)
Proses kedatangan panggilan atau berakhirnya pendudukan dapat
merubah kondisi berkas yang bersangkutan
Kondisi dan perubahannya dapat digambarkan oleh suatu diagram
transisi kondisi
Kondisi : bulatan dan angka
Arah transisi : panah

b0 b1 b2 bn-1 bn

0 1 2 n

m1 m2 m3 mn mn+1
34
Diagram Transisi Kondisi (2)
Kondisi menyatakan jumlah saluran atau peralatan yang
diduduki
Probabilitas kondisi menyatakan lamanya suatu kondisi
berlangsung di dalam selang waktu tertentu (1 jam sibuk)
Probabilitas transisi menunjukkan peluang terjadinya
transisi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain di dalam
selang waktu yang sangat kecil (dt)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 35


Pola kedatangan panggilan
(Call Arrival Process)
Call arrival dapat diartikan percobaan pertama untuk
menghubungkan beberapa perangkat bagi terbentuknya
suatu panggilan (first attempt to connect some device for
the purpose of establishing a call) event sesaat
(instantaneous)
Pengertian di atas merupakan pengertian yang legitimate
karena proses pendudukan perangkat (seizing) pada
umumnya sangat singkat dibandingkan dengan holding
time-nya setelah seizure
Dengan fakta-fakta tersebut di atas marilah kita turunkan
distribusi kedatangan panggilan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 36


Pola kedatangan panggilan
(Call Arrival Process) (2)
Misalkan proses call arrival (seperti yang sudah
didefiniskan pada slide sebelumnya) berlangsung terus
pada selang waktu yang sangat lama dan
bayangkan selang waktu yang lama tersebut dibagi
menjadi interval-interval yang lebih kecil dengan durasi dt
Dengan membuat agar dt sangat singkat, kita dapat menjamin
bahwa peluang terjadinya kedatangan lebih dari satu (pada selang
dt) dapat diabaikan

dt dt dt

0 T
Rekayasa Trafik, Sukiswo 37
Pola kedatangan panggilan
(Call Arrival Process) (3)
Misalkan a menyatakan jumlah rata-rata
kedatangan per satuan waktu
Satu satuan waktu terdiri dari 1/dtinterval
Maka peluang suatu interval (yang dipilih secara
acak) mengandung sebuah kedatangan adalah
a/(1/dt) = a.dt = dengan kata lain ini adalah
peluang meunculnya pangggilan dalam interval dt

Rekayasa Trafik, Sukiswo 38


Pola kedatangan panggilan
(Call Arrival Process) (4)
Peluang bahwa ada tepat (exactly) sebanyak x panggilan
yang terjadi selama selang waktu T adalah merupakan
peluang bahwa ada sebanyak x dari T/dt interval yang
mengandung panggilan (dt dipilih agar T/dt merupakan
sebuah integer)
Maka x merupakan distribusi binomial, sehingga
distribusi peluangnya adalah :

( (
T
dt
( T
dt
(
-1 ( T
dt
(
-2 ( T
dt
(
- x +1 (1-adt)
(T/dt)-x
(a/dt)
x

px =
x!
T(T-dt)(T-2dt)(T-x-1dt)(1-adt)-x {(1-adt)1/dt}T ax
=
x!

Rekayasa Trafik, Sukiswo 39


Pola kedatangan panggilan
(Call Arrival Process) (5)
Bila dt 0, maka (1 adt)1/dt e-a, maka px
menjadi :
px
aT at
x
e
x!
Ini merupakan distribusi Poisson
Jadi pola kedatangan panggilan berdistribusi
Poisson
Mean value dari distribusi Poisson di atas adalah
at demikian pula dengan variansinya akan
berharga at ciri distribusi Poisson

Rekayasa Trafik, Sukiswo 40


Pola antar waktu kedatangan
(Interarrival time distribution)
Seperti sebelumnya, sumbu waktu dibagi kedalam interval-
interval yang lebih kecil dt
Misalkan dipilih suatu waktu secara acak (random instant)
Selang waktu sampai terjadinya suatu panggilan
berikutnya akan melebihi t, jika dan hanya jika interval
pertama, kedua ke-(t/dt) tidak mengandung
kedatangan panggilan.
Peluang terjadinya event ini adalah (1-adt)t/dt yang akan
cenderung menjadi e-at jika dt mendekati nol

Rekayasa Trafik, Sukiswo 41


Pola antar waktu kedatangan
(Interarrival time distribution)
Maka fungsi distribusi dari t (yaitu peluang bahwa selang
waktu sampai panggilan berikutnya lebih kecil dan sama
dengan t) adalah
F(t) = 1 e-at

Rekayasa Trafik, Sukiswo 42


Pola antar waktu kedatangan
(Interarrival time distribution)
Probability density function dari F(t) adalah
f(t) = dF(t)/dt = ae-at
Ini adalah distribusi eksponensial negatif
Mean value dari f(t) adalah 1/a yang
merupakan rata-rata selang waktu antar
kedatangan panggilan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 43


Pola lamanya waktu pendudukan
(service time distribution)
Diasumsikan bahwa sebuah panggilan berakhir secara acak
Dengan mengambil waktu awal (origin) merupakan saat
dimulainya panggilan, maka peluang bahwa panggilan
berakhir dalam selang (t,t+dt] adalah mdt (analogi dengan
kedatangan panggilan)
Peluang bahwa waktu pelayanan lebih besar dari t (H(t))
adalah sama dengan peluang bahwa panggilan tidak
berakhir dalam selang (0,t]

t t+dt
Rekayasa Trafik, Sukiswo 44
Pola lamanya waktu pendudukan
(service time distribution)
Dengan mempartisi selang (0,t] kedalam sejumlah n
interval dan dengan membuat agara dt=t/n maka peluang
berakhirnya panggilan setelah t (waktu pelayanan melebihi
t) adalah (1 mdt)n
Bila n menuju 0 maka
H(t) = e-mt

Rekayasa Trafik, Sukiswo 45


Pola lamanya waktu pendudukan
(service time distribution)
Peluang terjadinya pendudukan yang berakhir
pada waktu kurang dari t adalah F(t) = 1 - e-mt
Maka probability density function dari waktu
pelayanan adalah f(t) = me-mt
Dengan demikian waktu pendudukan berditribusi
eksponensial negatif dengan mean m-1
m disebut laju waktu pelayanan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 46


Pola lamanya waktu pendudukan
(service time distribution) (3)
Penyesuaian dengan notasi di diktat kuliah
a=
m = 1/h
= harga rata-rata kedatangan panggilan
1/ = selang waktu antar kedatangan panggilan
m = laju berakhirnya panggilan
1/ m = selang waktu antar berakhirnya pendudukan
h = harga rata-rata waktu pendudukan
1/h = selang waktu antar pendudukan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 47


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Akan dicari peluang bersyarat : suatu panggilan datang


pada selang (t,Dt) bila diketahui bahwa selama waktu t
tidak ada panggilan datang
Bila x adalah panggilan yang datang, maka kita akan
mencari P(x t+Dt | x > t)

t t+Dt

Pangggilan datang Tidak ada panggilan datang

Rekayasa Trafik, Sukiswo 48


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

P(t < x t+Dt)


P(x t+Dt | x > t) =
P(x > t)
P (x > t) = e-t
ingat P(x>t) = 1- P(x t)=1 (1- e-t) = e-t
P(t < x t+Dt) merupakan peluang bahwa (x >t dan x
t+Dt), atau bisa kita pandang juga sebagai usaha mencari
peluang munculnya panggilan pada selang (t+ Dt)
Maka P(t < x t+Dt) =1 P(x t) - P (x > t+ Dt)
=1 P(x t) (1 P (x t+ Dt))
= P (x t+ Dt) P(x t)
Rekayasa Trafik, Sukiswo 49
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

P(t < x t+Dt) = 1 P(x t) - P (x > t+ Dt)


= 1 P(x t) (1 P (x t+ Dt))
= P (x t+ Dt) P(x t)
= (1 e-(t+ Dt)) (1 e- t)
= e- t e-(t+ Dt)
Maka P(t < x t+Dt)
P(x t+Dt | x > t) =
P(x > t)
e- t e-(t+ Dt)
=
1-(1-e- t)
Rekayasa Trafik, Sukiswo 50
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan
P(t < x t+Dt)
P(x t+Dt | x > t) =
P(x > t)
e- t e-(t+ Dt)
=
1-(1-e- t)
e- t e-(t+ Dt)
=
e- t

= 1 e-Dt
Bila kita uraikan menggunakan deret Mc Laurin, akan kita peroleh

.Dt)2 .Dt)3
P(x t+Dt | x > t) = .Dt - + = P (Dt)
2! 3!
Rekayasa Trafik, Sukiswo 51
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan
Bila Dt 0 maka P(Dt) .Dt + 0(Dt)
0(Dt) merupakan fungsi Dt yang harganya akan lebih cepat
menjadi 0 daripada Dt nya sendiri bila Dt mendekati nol
P(Dt) tak tergantung t
Hanya mungkin terjadi satu peristiwa dalam suatu waktu
tertentu, karena bila terjadi lebih dari satu peristiwa maka
probabilitasnya akan sebanding dengan Dt2 (atau Dt3 dst.)
dan ini berarti akan menjadi nol (bila Dt mendekati nol)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 52


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Kita sudah memperoleh hasil sebagai


berikut (dengan Dt mendekati nol (dt)):
Peluang (datangnya 1 panggilan dalam waktu
dt) = t + 0(dt)
=laju rata-rata datangnya panggilan
Dengan analogi : Peluang (berakhirnya 1
pendudukan dalam waktu dt) = mt + 0(dt)
m=1/h= laju rata-rata berakhirnya panggilan

Rekayasa Trafik, Sukiswo 53


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Bila kita gunakan koefisien kelahiran dan


kematian :
Peluang (datangnya 1 panggilan pada kondisi n
dalam waktu dt) = bndt + 0(dt)
Peluang (berakhirnya 1 panggilan pada kondisi
n dalam waktu dt) = dndt + 0(dt)
Peluang (terjadi lebih dari 1 peristiwa datang
dan/atau berakhir dalam waktu dt) = 0(dt)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 54


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan
Kondisi n pada saat t+dt dapat terjadi melalui
beberapa kemungkinan :
Kondisi Kondisi Transisi Prob(transisi dlm
pada t pada dt/kondisi pada t)
(t+dt)
n n Tak ada yang datang (1-bndt)(1-dndt)=1- bndt-
ataupun berakhir dndt+0(dt)
n-1 n 1 panggilang datang bn-1dt(1- dn-1dt)+0(dt)=
dan tak ada yang bn-1dt+0(dt)
berakhir
n+1 n Tak ada yang datang (1- bn+1dt)dn+1dt +0(dt)=
dan 1 pendudukan dn+1dt+0(dt)
berakhir
Kondisi n Lebih dari 1 transisi O(dt)
lainnya
Rekayasa Trafik, Sukiswo 55
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Kita akan mencari probabilitas kondisi n pada waktu t :


P(n,t)
P(n,t+dt)=P(n,t)(1-bndt-dndt)+P(n-1,t)bn-1dt
+P(n+1,t)dn+1dt+0(dt)
(P(n,t+dt) P(n,t))/dt =-(bn+dn) P(n,t)+ bn-1P(n-1,t)
+dn+1P(n+1,t) + 0(dt)
Bila dt mendekati nol :
dP(n,t)/dt =-(bn+dn) P(n,t)+ bn-1P(n-1,t) +dn+1P(n+1,t) +
0(dt)
Ini disebut persamaan kondisi dan berlaku untuk
n=1,2,3,

Rekayasa Trafik, Sukiswo 56


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Persamaan kondisi dapat diselesaikan


dengan 2 kasus
Kasus 1 : P(n,t) bukan fungsi waktu. Hal ini
terjadi bila sistem dalam keadaan
kesetimbangan statistik (statistical equilibrium)
[jam sibuk dianggap merupakan keadaan yang
setimbang]
Kasus 2 : P(n,t) merupakan fungsi waktu

Rekayasa Trafik, Sukiswo 57


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Kasus 1
Karena P(n,t) bukan fungsi waktu, maka dP(n,t)/dt = 0
(berlaku untuk semua harga n)
Untuk n=0 : 0=-b0P(0)+d1P(1)
b0P(0)=d1P(1) pers (1)
Untuk n=1 : (b1+d1)P(1)=b0P(0)+d2P(2) pers (2)
Untuk n=2 : (b2+d2)P(2)=b1P(1)+d3P(3) pers (3)
Untuk n=3,4,dst. :
(bm+dm)P(m)=bm-1P(m-1)+dm+1P(m+1)
Rekayasa Trafik, Sukiswo 58
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan
Kasus 1 (cont.)
Substitusi dari persamaan (1) ke persamaan (2) dan seterusnya :
b1P(1)=d2P(2)
b2P(2)=d3P(3)
b3P(3)=d4P(4)

bmP(m)=dm+1P(m+1)
Ini disebut persamaan kesetimbangan

bm

m m+1
dm+1

Rekayasa Trafik, Sukiswo 59


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Kasus 2 :
dP(n,t)/dt = -(bn+dn) P(n,t) + bn-1P(n-1,t) +
dn+1P(n+1,t) + 0(dt)
Selisih aliran Aliran keluar
masuk dan keluar dr kondisi n Aliran masuk ke kondisi n

Untuk n=0
dP(0,t)/dt = -b0P(0,t) + d1P(1,t)

Rekayasa Trafik, Sukiswo 60


Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Untuk memudahkan solusi :


Tak ada pendudukan yang berakhir : dn=0
Rate datangnya panggilan sama untuk semua kondisi :
bn=a
Maka
(*) d(P0,t)/dt = -a P(n,t)+aP(n-1,t) untuk n1
(**) d(P0,t)/dt = -a P(0,t) untuk n=0
Untuk menyederhanakan penyelesaian, digunakan syarat
batas pada permulaan sistem (pada t=0 dan n=0) :
P(n,0) = 1 untuk n = 0 dan
P(n,0) = 0 untuk n 0
Rekayasa Trafik, Sukiswo 61
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Penyelesaian untuk P(0,t) dapat diperoleh


dari persamaan (**):
P(0,t) = e-at,harga ini bila dimasukkan ke
persamaan (*) n=1, akan didapat :
dP(1,t)/dt=-aP(1,t)+ae-at, bila persamaan ini
diselesaikan, akan memberikan P(1,t)=at.e-at,
kemudian persamaan tersebut digunakan untuk
menyelesaikan P(2,t)
Akan diperoleh dP(2,t)/dt=-aP(2,t)+a.at.e-at, yang
bila diselesaikan akan menghasilkan
P(2,t)=((at)2/2!)e-at
Rekayasa Trafik, Sukiswo 62
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

Secara induksi akan diperoleh :

(at)n -at Distribusi Poisson


P(n,t)= e
n!

Gambar P(n,t) untuk beberapa harga n dan t


dapat dilihat di diktat
Harga Mean =at
Harga variansi = at
Rekayasa Trafik, Sukiswo 63
Persamaan Kondisi dan Kesetimbangan

PDF = P (x t) = 1 P(x > t)

Peluang waktu interval panggilan


(at)0 -at lebih besar dari t atau peluang
P(0,t)= e
0! tidak ada panggilan yang datang
selama waktu t (P(0,t))
P(0,t)= e-at

Jadi PDF = F(t) =1 P(0,t) = 1 e-at


pdf = f(t) = ae-at
Rekayasa Trafik, Sukiswo 64

Anda mungkin juga menyukai