Tujuan
Dasar Teori
Kesimpulan
Lampiran Foto
Data hasil pengujian tambahan
Tujuan
a. Mempelajari harga keuletan logam terhadap beban
dinamik (benturan).
b. Mempelajari jenis patahan logam terhadap beban
dinamik.
c. Mempelajari ketahanan beban terhadap pengaruh
perubahan temperatur.
BACK
Bahan uji spesimen
Baja dan Aluminium masing masing 3 spesimen
a. 1 spesimen dipakai untuk suhu rendah, dimasukkan
kedalam nitrogen cair (-80C)
b. 1 spesimen untuk suhu kamar(27C)
c. 1 spesimen untuk suhu tinggi, dimasukkan dalam
dapur pemanas (200C)
Masing masing spesimen telah diberi takikan di salah
satu sisi material dan berada ditengah-tengah sisi
material uji.
Dasar Teori
Dasar pengujian impak adalah penyerapan
energi potensial dari pendulum beban yang
berayun dari suatu ketinggian tertentu dan
menumbuk benda uji mengalami deformasi.
Pada pengujian impak banyaknya energi yang
diserap oleh material untuk terjadinya
perpatahan merupakan ukuran ketahanan
impak atau ketangguhan material tersebut.
Setelah material uji patah akibat deformasi,
bandul pendulum melanjutkan ayunannya
hingga posisi h. Bila material tersebut tangguh
yaitu mampu menyerap energi lebih besar
maka makin rendah posisi h.
Ketangguhan material di nilai dari kemampuan
material menyerap beban kejut yang besar
tanpa terjadinya retak atau deformasi.
Metode Charpy
Benda Uji metode Charpy memiliki luas penamang
lintang bujur sangkar (10*10 mm) dan memiliki
takik(notch) berbentuk V dengan sudut 45 derajat,
dengan jari-jari dasar 0,25mm dan kedalaman
2mm. Benda uji diletakan pada tumpuan dalam
posisi mendatar dan bagian yang bertakik diberi
beban impak dari ayunan bandul. Metode tersebut
biasa digunakan di Amerika Serikat.
Metode Izod
Benda uji Izod mempunyai penampang lintang
bujur sangkar atau lingkaran dengan takik V di
dekat ujung yang dijepit. Metode ini biasa
digunakan di Inggris dan Eropa.
Jenis patahan Impact
1. Patah Ulet, ditandai dengan permukaan patahan
berserat yang berbentuk dimpel yang menyerap
cahaya dan berpenampilan buram.
2. Patah Getas, ditandai dengan permukaan
patahan yang datar yang mampu memberikan
daya pantul cahaya yang tinggi(mengkilat)
3. Patah campuran, merupakan kombinasi dari
patah getas dan patah ulet.
Prosedur pengujian
1. Ukurlah benda uji sebelum di uji bentur dengan
alat uji impact. (panjang, lebar, tinggi, tinggi
takikan)
2. Siapkan dapur pemanas dan thermos es(berisi
nitrogen cair)
3. Letakkan satu benda uji ke dalam dapur pemanas
(200C)
4. Masukkan satu benda uji ke dalam thermos es
dan amati temperaturnya dengan menggunakan
thermocouple (suhu -80C)
5. Lakukan pengujian untuk spesimen dengan
kondisi suhu kamar.
6. Siapkan alat uji impak yang akan digunakan,
kunci pembentur dengan benar, naikkan
pengangkat pembentur sesuai dengan energi
terpasang yang diinginkan (sudut ) dengan
memutar handle beban pembentur, catat
sudut .
7. Letakkan pengunci secara bergantian pada
anvil dengan menggunakan penjepit yang
sekaligus berfungsi sebagai penyenter.
8. Lepaskan pengunci dengan menekan tombol
kunci pembentur. Setelah pembentur berayun
mematahkan benda uji, maka pengatur yang
berayun dapat dihentikan dengan mengerem
secara perlahan-lahan
9. Amati sudut pada dial yang ditunjukkan oleh
jarum beban, catat besarnya sudut dan energi
yang terserap (energi patah)
10. Hitung keuletan bahan yang anda uji
11. Ulangi langkah 5 s.d 9 untuk spesimen
yang bertemperatur tinggi dan rendah.
Bahan Uji Baja
(Spesimen 2) 27C
A0= 9.85 x 8.10 =79.785 mm2
(Spesimen 2) 27C
A0= 8.1 x 6 =48.6 mm2
2 27 Patah ulet
2 27 Patah ulet
Semakin rendah suhu pada material baja, semakin rendah harga impact. Dan
semakin rendah suhu , semakin rendah energi yang terserap.
Diagram HI terhadap suhu pada material
alumunium