Anda di halaman 1dari 78

LAPANGAN TERBANG

JUMAT
KLAS A : 08.00
KLAS D : 16.00
Bandar udara atau bandara yang juga populer disebut dengan
istilah airport dari bahasa Inggris merupakan sebuah fasilitas
dimana pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat.
Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas
pacu namun untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi
berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO
(International Civil Aviation
Organization) : Bandar udara adalah
area tertentu di daratan atau
perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara
keseluruhan atau sebagian untuk
kedatangan, keberangkatan dan
pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara
menurut PT (persero) Angkasa Pura
adalah "lapangan udara, termasuk
segala bangunan dan peralatan
yang merupakan kelengkapan
minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan
udara untuk masyarakat".
PENDAHULUAN

KOMPETENSI

Mendiskripsikan keberadaan lap. ter,


sejarah, klasifikasi dan bagian-2 lap
terbang
SUB POKOK BAHASAN

Struktur dan organisasi transportasi


udara di dunia
Sejarah perkembangan dan
klasifikasi lap terbang
Bagian-3 lapangan terbang
Struktur dan organisasi transportasi
udara di dunia

ORGANISASI INTERNASIONAL PENERBANGAN


SIPIL
ICAN : International Conference for Air
Navigation (1919
ICAO : International Civil Aviation Organization
April 1947 : 26 negara
1990 : 160 negara
Modus Operandi ICAO dinyatakan dalam Article
44 dari Convention :

ICAO has sovereign body, the Assembly, and a governing body,


the Council. The Assembly meets at least once in three years and
convened by the Council. Each Contracting State is entitled to one
vote and decisions of the Assembly are taken by a majority of the
votes cast except when otherwise provided in the Convention. At
this session the complete work of the Organization in the technical,
economic, legal and technical assistance fields is reviewed in detail
and guidance given to other bodies of ICAO for their future.
ORGANISASI NON PEMERINTAHAN

IATA : International Air Transport Association


AACI : Airports Association Council International
ITA : Institute of Air Transport

Di U.S.A ada :
1. FAA : The Federal Aviation Administration
2. NTSB : The National Transportation Safety Board
FAA
Regulating air commerce in ways that best promote its development and
safety and fulfill the requirements of national defense
Controlling the use of the navigable airspace of the US and regulating
both civil and military operations in such airspace
Promoting, encouraging, and developing civil aeronautics
Consolidating research and development with respect to air navigation
facilities
Installing and operating air navigation facilities
Developing and operating a common system of air traffic control and
navigation for both civil and military aircraft
Developing and implementing programs and regulation to control aircraft
noice, sonic boom, and other enviroonmental effects of civil aviation
Bertanggung jawab (secara administrasi) dalam
9 prinsip :

1. Safety and Regulation


2. Airspace and Air Traffic Management
3. Air Navigation Facilities
4. Research, Engineering and Development
5. Test and Evaluation
6. Air Programs
7. Registration and Recording
8. Civil Aviation Abroad
9. Other Programs
MENGAPA BUTUH ANGKUTAN UDARA?

LUAS DAERAH
KEADAAN ALAM
FASILITAS

KEUNTUNGAN :
MEMPERCEPAT WAKTU TEMPUH :
- ANTAR DERAH, PULAU, NEGARA

KERUGIAN :
- BIAYA MAHAL ????
MAKA DIPERLUKAN :
SARANA ------ PESAWAT TERBANG
PRASARANA ---- LAPANGAN TERBANG

Sesuai fungsinya lap. terbang dibagi menjadi


(menurut FAA) :
Lokal : route terbang <= 500 miles
: route terbang <= 1000 miles
Continental : route terbang >= 1000 miles
Intercontinental : penerbangan antar benua
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
LAP. TERBANG DI INDONESIA

TUGAS :
DEFINISIKAN ISTILAH2 YANG BERKAITAN DENGAN

LAPANGAN TERBANG
BUAT MAKALAH MENGENAI SEJARAH DAN

KEBERADAAN LAP. TER DI INDONESIA


TULIS KEMBALI KASUS-KASUS KECELAKAAN

DALAM KEGAGALAN PENDARATAN DAN


PENYEBABNYA
DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN YAAAA!
PENGELOMPOKAN LAP TER/
BANDARA DI INDONESIA

KELAS I : jml penumpang :> 1 jt/th (11 bh)


KELAS II : jml penumpang : 500.001 1 jt/th
(17 bh)
KELAS III : jml penumpang : 250.000 500.001/th
(23 bh)
KELAS IV : jml penumpang : 100.001 250.000/th
(44 bh)
KELAS V : jml penumpang : 50.001 100.000/th
(31 bh)
KELAS V : jml penumpang : 25.001 50.000/th
KELAS VI : jml penumpang : < 25.000/th
PENGEMBANGAN BANDARA DI
INDONESIA.
ASPEK PENGEMBANGAN
1. Mempercepat arus lalu lintas penumpang, kargo & servis
melalui transportasi udara ke setiap pelosok di Indonesia
2. Mempercepat wahana ekonomi, memperkuat kesatuan
nasional dalam rangka memantapkan wawasan
nusantara
3. Mengembangkan transportasi udara secara integrasi
dengan sector lain
KRITERIA PRIORITAS PENGEMBANGAN

1. LOKASI
2. TINGKAT KENAIKAN JML PENUMPANG
3. MOBILITAS PESAWAT RATA-2 PER TAHUN
4. JUML PENDUDUK
5. PERTUMBUHAN GRDP
6. FUNGSI BANDARA SEBAGAI PUSAT
KEGIATAN ATAU HANYA PELENGKAP
KLASIFIKASI LAPANGAN TERBANG
Menurut ICAO :
Lapangan terbang dibagi dalam kelas-2
berdasarkan panjangnya, diberi kode huruf A E
terkait dengan panjang landasan yang diberi kode
angka 1 4
Kode angka tersebut dibaca sebagai ARFL
(Aeroplane Reference Field Length) yang dapat
dilihat pada tabel Aerodrome Reference Code.
Mula-mula :
Huruf A : Lap ter terpanjang >= 2000 m
Huruf E : Lap ter terpendek : 600 750 m
Sejak 23 Maret 1983 :
Berdasarkan panjang landasan yang diberi angka
1 4.
1:Terpendek < 800 m ; 4:Terpanjang > 1800 m
Kode tsb diberi pasangan huruf A E
Huruf A : utk pesawat dg lebar sayap < 15 m
dan jarak terluar roda pendaratan
< 4,5 m berpasgn dg kode angka 1
Huruf E : utk pesawat dg lebar sayap 52-60 m
jarak terluar roda pendaratan s/d 14
m dan berpasgn dg kode angka 4
Menurut FAA
Utk perenc. Geometri runway lap ter dibagi 2 :
* Pengangkutan udara (Air Carrier)
* Pesawat-2 umum (General Aviation)
General Aviation dibagi menjadi :
Basic Utility stage I
Utility Basic Utility stage II
General General Utility
Aviation Basic Transport
General Transport
Keterangan :

Lap ter utility : melayani pesawat transport dg berat


kurang dari 12.500 lbs (non jet) , lap ter perintis
* Basic utility stage I : melayani 75% pswt jenis
propeler, berat < 12.500 lbs & pswt-2 kecil ~3rb lbs.
* Basic utility stage II : melayani 95% pswt propeler
berat ~ 8.000 lbs. Dirancang sbg Business jet,
Corporate jet, Excecutive jet.
Lap ter Basic Transport : melayani pswt transport

utk General Aviation dg berat kotor ~ 175.000 lbs


BAGIAN-2 LAPANGAAN TERBANG
>AERODROME :
BAGIAN DARI SUATU DARATAN TERMASUK GUDANG-2, INSTALASI ALAT-
2 YG DISEDIAKAN UTK DIPERGUNAKAN SELURUHNYA/SEBAG. UTK
PENDARATAN, PENERBANGAN ATAU PEMBERANGKATAN SELURUH
GERAKAN PESAWAT
>APRON
TEMPAT PARKIR PESAWAT (BAG DR AERODROME YG DIGUNAKAN UTK
MELAYANI PENUMPANG. MENAIKKAN BARANG DARI INSTALASI KECIL)
>TAXIWAY
Jalan yang menghubungkan antara apron dan
runway
>RUNWAY
Jalan utk melayani keberangkatan/take off dan
pendaratan pesawat
>HOLDING POINT
Suatu titik di mana pesawat hrs berhenti utk
mengontrol kondisi sebelum masuk ke runway
>HANGGAR
Tempat reparasi pesawat
>TERMINAL
Tempat pelayanan penumpang
II.Karakteristik pesawat terbang
sehubungan dengan perenc.
lap.ter

* KOMPETENSI
Mendiskripsikan karakteristik pesawat terbang
yang berhubungan dengan perencanaan
lapangan terbang

* SUB POKOK BAHASAN


Karakteristik pesawat terbang
Istilah-2 berat pesawat terbang
Pengaruh prestasi pesawat tebang terhadap
panjang runway
Lingkungan lapangan terbang
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG
SEHUBG DG PERANCANGAN LAP TER
Ukuran pesawat (panjang, lebar & tinggi)
Landing gear
Wheel base (jarak roda depan & belkg)
Minimum Turning Radius
Lebar ekor
Ground take off weight
Kapasitas pesawat
Jarak take off dan landing (panjang runway yang
diperlukan)
Contact area
perhatikan gambar dan tabel-2
PENGERTIAN DAN
ISTILAH
WEIGHT (BERAT)
Ada 6 istilah berat pesawat (nanti)
Data berat pesawat --- utk merenc tebal
perkerasan dan kekuatan runway, taxiway
dan apron
* UKURAN (SIZE)
Lebar sayap dan panjang badan pesawat
(fuselag) mempengaruhi dimensi parkir dan
apron, selanjutnya mempengaaruhi
konfigurasi terminal, lebar runway, taxiway,
jarak antara dua pesawat
KAPASITAS
Diperlukann utk perec terminal building dan
sarana lainnya
PANJANG RUNWAY
Berpengaruh terhadap luas tanah yang
dibutuhkan
PISTON ENGINE AIRCRAFT
Pesawat yg digerakkan oleh perputaran
baling-2 dengan tenaga mesin piston
TURBO PROP
Pesawat yang digerakkan oleh baaling-2
dengan tenaga mesin turbin
TURBO JET
Pesawat digerakkan dgn daya dorong
semburan jet

TURBO FAN
Turbo jet yg ditambahkan fan (kipas) di
belakang untuk mengirit bahan bakar
BERAT PESAWAT

Berat pesawat dan komponen-2 berat


sangat menentukan dalam menghitung
panjang runway dan kekuatan perkerasan

Ada 6 macam pengertian berat


pesawat
1. OPERATING WEIGHT EMPTY
Adalah berat pesawat termasuk di dalam
nya crew dan peralatan pesawat yg biasa
disebut No Go Item tetapi tdk termasuk
bahan bakar dan penumpang/barang-2 yang
membayar
Operating weight empty besarnya tidak
tetap untuk pesawat-2 komersial,
tergantung konfigurasi tempat duduk.

2. PAY LOAD
Adalah produksi muatan
(barang/penumpang) yg
membayar/mendptkan penghasilan bagi
perushaan. Termasuk di dalamnya :
penumpang, barang, surat-2, paket-2,
excess bagasi.
Max. Structural Pay Load adalah muatan
max yg diijinkan utk pesawat tsb, diterbitkan
oleh DITHUBDAR sertifikat
Max. Pay Load biasanya < Structural Pay
3. ZERO FUEL WEIGHT

Adalah batasan berat, spesifik pd tiap


jenis pesawat, diatas batasan berat tsb
tambahan berat hrs berupa bahan
bakar, shg ketika pesawat sedang
terbang tdk terjadi momen lentur yg
berlebihan pd sambungan.

Sayap pesawat berupa rongga-2 yg


berhubungan seperti bejana berhubgan
shg saat pesawat miring bahan bakar
tetap terbagi rata tidak mengumpul ke
satu sisi
4. MAXIMUM RAMP WEIGHT

Berat pesawat yang diijinkan utk taxi. Pada


saat pesawat taxiing dr apron ke runway
berjalan dg kekuatannya sendiri,
membakar bahan bakar shg kehilangan
berat.
Selisih dan perbedaan maximum ramp
weight sangat kecil (ratusan kiloigram)
5. MAXIMUM STRUCTURAL LANDING
WEIGHT
Berat max pesawat saat mendarat.
- Main gear (roda pendaratan) utama,
strukturnya direnc utk menyerap gaya yg
lebih besar
- Selama terbang pesawat kehilg berat dg
terbakarnya bahan bakar
- Main gear direnc utk menahan berat yg
lebih kecil dr max structural take off weight
terutama utk pesawat transport.
6. MAXIMUM STRUCTURAL TAKE OFF
WEIGHT

Berat max pesawat termasuk crew, berat


pesawat kosong, bahan bakar, pay load yg
diijinkan oleh pabrik, shg momen tekuk yg
terjadi pada badan pesawat, rata-2 masih
dalam kemampuan material pembentuk
pesawat.
Bahan bakar pesawat yg diperlukan terdiri
dari 2 komponen :
a.BB yg diperlukan utk perjalanan
(tergantung jarak tempuh, tinggi jelajah & pay load)
b.BB yg diperlukan utk cadangan menerbangi terbang
alternatif
Di Indonesia : Dirjenhubdar
Di Amerika : FAR (Federal Aviation Regulation)

Tergantung :
- jarak lap ter alternatif
- waktu tunggu utk mendarat
- jarak kembali ke lap ter asal

Sehingga berat pesawat terdiri dari


operating weight empty (OWE) dan 3
komponen :
> Pay Load
> B B perjalanan
> B B cadanan
6. INGAT !!!!!
Pada saat mendarat --- OWE, P L , BB cadg
(bila mendarat ke lap ter tujuan)
Landing weight tidak boleh > dari MSLW
Berat lepas landas (take off weight)
terdiri dari berat waktu mendarat (LW) +
BB perjalanan, tidak boleh melebihi STOW
max (maximum structural take off
weight)
TABEL DISTRIBUSI KOMPONEN BERAT
PESAWAT PROSENTASE TAKE OFF WEIGHT

OWE PAY BBM BBM

LOAD PERJL CADG


JARAK PENDEK 66 24 6 4

JARAK MENENGAH 59 16 21 4
JARAK JAUH 44 42 42 5

Tampak bahwa jarak tempuh makin jauh BB


perjalanan meningkat, Pay Load menurun
BERAT STATIK PADA MAIN GEAR DAN
NOSE GEAR
Pembagian beban statik antara main gear dan nose
gear tergantung pada type pesawat dan tempat
pusat gravitasi pesawat : - agar
seimbang
- ditentukan oleh pabrik
- pengaturan muatan
Utk merencanakan kekuatan landasan :
Dianggap : 5 % beban dibrk ke nose gear
95% beban dibrk ke main gear
(bila ada 2 main gear masing-2 : 47,5% misal Boeing
747)
* PUSARAN ANGIN

Pd saat sayap mengangkat pswt, timbul


pusaran angin di ujung-2 sayap
Pusaran angin terbentuk oleh 2 silinder
messa udara yg berputar berlawanan
sepanjang sayap, meluas dan memanjang
di blkg pswt sepanjang grs terbang
Pusaran angin disebut wake turbulence
membahayakan pswt terbang di blkgnya
Semakin berat pesawat pusaran
angin mudah terbentuk
Bila pswt sdh tinggi pusaran
angin menjauh
Bila tdk ada angin lama pusaran >

2 menit
ATURAN PEMISAHAN LALU
LINTAS UDARA

Yang terkait dg perenc Aerodrome yaitu


yg menyangkut wake turbulence
Pemisahan diatur secara horisontal,
pemisahan maks pswt ringan
(TOW<150t) yg mengikuti pswt berat = 5
Nautical Mile. (1NM = 1,852 Km)
Pswt berat saling membuntuti hrs
dipisahk maks 4 NM
Pswt berat membututi pswt ringan = 3
NM
PENGARUH KEMAMPUAN PESAWAT
TERHADAP PANJANG RUNWAY DALAM
PERECANAAN GEOMETRIK

a. Kecepatan awal utk mendaki (Initial Climb


Out Speed) : V2
Kecept min, pilot diperkenankan utk
mendaki sesudah pswt mwncapai
ketinggian 10,5 m (35 ft) di atas
permukaan runway
b. Kecepatan putusan (decision Speed) : V1
Kecept yd ditentukan di mana bila mesin
mengalami kegagalan sblm V1 tercapai,
pilot hrs menghentikan pswt, tetapi bila
kerusakan pswt setelah tercapai V1, pilot
hrs terus menerbangkan pswt
c. Kecepatan Rotasi (Rotation Speed) : Vr
Kecept pd saat tsb pilot mengangkat hidung pswt
agar pswt mulai lepas landas dengan menarik
handel ke belakang.
d. Kecepatan Angkat (Lift Off Speed) : Vlof
Kecept dari kemampuan pswt, di saat itu badan
pswt mulai terangkat dari landasan
e. Jarak Lepas Landas (Take Off Distance)
Jarak horisontal yang diperlukan utk lepas landas
dg mesin tidak bekerja tetapi pswt telah mencapai
ketinggian 10,5 m (35 ft) dr permuk landasan atau
115% dari jarak horisontal yg diperlukan utk lepas
landas dg mesin-2 bekerja, pswt telah mencapai
10,5 m, mana yg lebih besar
f. Take off Run
1. Jarak dari awal take off ke suatu titik
dimana dicapai Vlof ditambah jarak, pswt
mencapai ketinggian 10,5m dari Vlof pd
keadaan mesin pswt tidak bekerja (in operatif)
2. Jarak dr awal take off ke satu titik di mana
dicapai Vlof x 115% + jarak, pswt
mencapai 10,5 m dari Vlof x 115%.

Dalam hal 1 & 2 dipilih yang terbesar

g. Acceleration Stop Distance


Jarak yg diperlukan utk mencapai kecept V1
ditambah jarak yg diperlukan utk berhenti dr titik
V1.
h. Stop way
Perpanjangan landasan digunakan utk
menahan pswt pd waktu gagal lepas
landas

i. Clear way
Areal di luar akhir landasan yg lebarnya
min 500 ft. Clear way merupakan
perpanjang as landasan, tdk boleh lebih
dr panjang Take Off Run, masih dlm
kontrol Kepala Pel Udara
* GERAKAN-2 PESAWAT

Take off pswt berangkat yg mampu


naik dg beban pswt dr landasan
Terbang naik sampai tinggi jelajah

Terbang datar dg kecept jelajah

Turun dr ketinggian jelajah

Approach di bandara

Landing

Taxing
PENGARUH PRESTASI PESAWAT
TERBANG THD PANJANG LANDAS PACU

Faktor-2 yang mempengaruhi panjang landas pacu


dpt digolongkan :

1. Persyaratan prestasi yg ditetapkan oleh


pemerintah thdp pembuat dan operator pesawat
terbang
2. Lingkungan di bandar udara
3. Hal-2 yg menentk bobot kotor pendaratan dan
lepas landas utk setiap tipe pesawat terbang
Untuk pesawat terbang dg mesin
turbin, panjang landas pacu ditentukan
oleh salah satu dari 3 keadaan sbb :

1. LEPAS LANDAS NORMAL


2. LEPAS LANDAS DENGAN
KEGAGALAN SATU MESIN
3. PENDARATAN
Keterangan :
* Keadaan normal : semua mesin bekerja
TOD : take off distance (jarak lepas landas untuk bobot p.
terbang hrs 115% dari jarak sebenarnya yg ditempuh pesawat
utk mencapai ketinggian 35 (D35) --- perlu CL (clearway) dg
lebar > 500 ft simetris thdp sb runway

Kegagalan mesin
Mnrt peraturan : jarak lepas landas yg dibuthk =D35
Stopway : daerah henti, di luar landas pacu dg lebar >= lebar
runway
* Keadaan Pendaratan

Menurut Peraturan :
LD (landing distance) : jarak
pendaratan yg di buthk utk setiap p.
terbang yg menggnk bandar udara hrs
cukup utk memungkinkan pesawat
benar-2 berhenti pada jarak
pemberhentian (SD : stop distance) =
60% LD.
GARIS MENDAKI MNIMUM TG DIPERLUKAN PESAWAT MESIN TURBIN
TANPA HALANGAN DENGAN 1 MESIN MATI

Take off Take off flight path Perjalanan


distc
Jalur lepas landas
Transisi

Ketinggian min 1500


Alternatif

Lift off

Ketinggian min 400

Roda pendaratan
Ditarik masuk
Ditarik masuk

D35
Sirip sayap

Landasan
L.O.F

Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4


Persamaan menentukan panjang runway utk
p.terbang mesin turbin dalam 4 kondisi

1. NORMAL TAKE OFF

FL = FS + CL max
TOD = 1,15 (D35)
CLmax = 0,50 (TOD 1,15 LOD)
TOR = TOD CL max
FS = TOR
Persamaan menentukan panjang runway utk
p.terbang mesin turbin dalam 4 kondisi

2. ENGINE FAILURE TAKE OFF

FL = FS + CL max
TOD = D35
CLmax = 0,50 (TOD LOD)
TOR = TOD CLmax
FS = TOR
Persamaan menentukan panjang runway utk
p.terbang mesin turbin dalam 4 kondisi

3. Engine Failure Aborted Take Off


FL = FS + SW
FL = ASD

4. LANDING
FL = LD
LD = SD/0,60
FS = LD
Dari keempat kasus di atas dipilih salah
satu byg terpanjang

Secara ringkas dpt dujelaskan sbb :


FL = Max (TOD1, TOD2, ASD, LD)
FS = Max (TOR1, TOR2, LD)
SW= ASD Max (TOR1, TOR2, LD)
SWmin = 0
CL = Min (FL-ASD, CL1max, CL2max)
CLmin = 0 ; CLmax = 100 ft = 300 m
CONTOH : Tentukan panjang runway yg dibthk
menurut FAR part 25&121 utk pesawat bermesin
turbin dg karakteristik :

Normal take off : LD = 7000 ft


D35= 8000 ft
Engine Failure : LD = 8300 ft
D35= 9100 ft
Engine Failure Aborted Take Off
: ASD = 9500 ft
Normal Landing : SD = 5000 ft
Penyelesaian :

1. NORMAL TAKE OFF


TOD = 1,15 (D35) = 1,15 x 8000 = 9200 ft
CLmax = 0,50 (TOD 1,15 LOD) = 0,50(9200-1,15x7000)
= 575 ft
TOR = TOD CL max = 9200 575 = 8625 ft

2. ENGINE FAILURE TAKE OFF


TOD = D35 = 9100 ft
CLmax = 0,50 (TOD LOD) = 0,50(9100-8200) = 450 ft
TOR = TOD CLmax = 9100 450 = 8650 ft
Perhitungan
3. Engine Failure Aborted Take Off
ASD = 9500 ft

4. LANDING
LD = SD/0,60 = 5000/0,60 = 8333 ft

Maka dari persamanaan tersebut dihitung :


Harga yang paling besar :
FL = max (9200 ; 9100 ; 9500; 8333)
= 9500 ft
FS = max (8625 ; 8650 ; 8333)
= 8650 ft
SW= 9500 max (8625;8650 ;8333)
= 9500 8650 = 850 ft
CL = min (9500 (9500;575;450))
=0
SKET PANJANG RUNWAY :

FULL STRENGTH PARTIAL STRENGTH


PAVEMENT PAVEMENT

850 8650 850


10.350

Panjang runway hrs dikoreksi terhadap :


1. Elevasi Ce = 1 + (0,07x5/300)
2. Temperatur Ct = 1+0,01(T-(15-0,0065E)
3. Gradient (slope) Cs = 1 + 0,10 S
LINGKUNGAN LAP. TERBANG

Lingkungan lap terbang yang berpengaruh


terhadap perhitg runway adalah :
a. Temperatur
b. Angin permukaan
c. Kemiringan runway
d. Ketinggian/elevasi lap ter di atas muka air
laut
e. Kondisi permukaan landasan
LINGKUNGAN LAP. TERBANG

Standar perhitungan runway adalah


ARFL : Aerodrome Reference Field Length
Menurut ICAO, ARFL adalah :
landas pacu minimum yg dibthk utk lepas landas, pd max
sertificated take off weight, elevasi m.a.l, kondisi standar
atmosfer, keadaan tanpa angin yang bertiup, tanpa
kemiringan
Setiap pesawat mempunyai ARFL yang berbeda,
(ditentukan pabrik pembuatnya)
a. Temperatur

Standar temperatur : 59o F atau 15o C


Temperatur >>> mk runway mkn panjang, krn
density udara rendah, daya dorong rendah.
Koreksi temperatur (ICAO) : 1% panjang runway
utk kenaikan 1oC atau 0,56% utk kenaikan 1oF
Utk setiap kenaikan 1000 m dari m.a.l temperatur
turun 6,5oC atau setiap kenaikan 1000 ft
temperatur berkurang 3,566oF
Rekomendasi ICAO faktor koreksi temperatur (Ft) :

Ft = 1+0,01(T-(15-0,0065h) utk sat metrik


Ft = 1+0,056(T-(59-0,0036h) utk sat imperial
T : Aerodrome Reference Temperature
b. Ketinggian (Altitude)

Rekomendasi ICAO :
ARFL bertambah 7% setiap kenaikan 1000 ft
(300m) dihitung dari m.a.l
Faktor koreksi :
Fe = 1 + 0,07 h/300 dlm sat metrik
Fe = 1 + 0,07 h/1000 dlm sat imperial
h = Aerodrome altitude
c. Kemiringan ladasan (Runway
Gradient)

Landasan yg miring ke atas dibuthk


panjang > dari landasan yang datar
Menurut ICAO circular 91-AN/75, 1970 :
hubungan antara kemiringan uniform dan
perpanjangan atau pengurangan panjang
landasan adalah linier
Untuk pesawat bermesin turbin : koreksi
7-10% stiap kemiringan uniform 1%
Kriteria perenc. Lap ter : batas kemiringan landasan
1%
FAA memperkenalkan Effective Gradient yaitu beda
tinggi antara titik tertinggi dan terendah penampang
memanjang landasan dibagi panjang landasan yang
ada.
Fs = 10%berlaku utk kondisi lepas
bagi landasan no kode 2,3
dan 4, pesawat mesin turbo
jet
Fs = 20% pesawat mesin piston&turbo
Fs = 1 + 0,1 S (utk metrik dan imperial)
d. Angin permukaan (Surface wind)

Bila bertiup angin halauan (head wind)---


landasan pendek
Bila bertiup angin buritan (tail wind) ----
panjang
Perkiraan pengaruh angin thdp landasan :
kekuatan angin %
pertambh/pengurangan Angin max ijin = 10 knot

Yang terbaik : tanpa


landasan tanpa angin
tiupan angin

+5 -3
e. Kondisi permukaan landasan

Tidak boleh ada standing water (genangan air tipis


pada landasan) , krn licin, daya rem jelek, dan dpt
mengurangi traksi saat akan take off
Standing water utk jet max 1,27 cm (NASA,FAA)
TOW hrs dikurangi
Drainase hrs baik dan dapat membuang air pd
permukaan landasan dg cepat
Roda yg berputar di atas standing water disebut
hydro planning --- koef gesek berkurang,
kemampuan kemudi hilang.
*Hydro planning mrpk fungsi : tekanan angin
roda pesawat, kondisi kembangan ban dan
bentuk landasan (Grooves)

Vp = 10 p mph Vp = kecept hydro planning


Vp = 10 p mph p = tek angin ban roda pesawat

Grooves arah transversal : dalam 6 mm ; jarak 2,54 cm tiap


lekukan (FAA, Advisory Circular 150/5.370-8 : grooving of
runway pavement
AERODROME REFERENCE CODE
(ICAO, Maret 1983)

Kode elemen 1 Kode elemen 2

Ko ARFL Kode Wing Outer main gear


de huruf span wheel span
1 < 800 m A Sampai, tdk Sampai, tdk termasuk 4,5 m
termsuk 4,5 m

4,5 6 m
2 800 1200 B 15 24 m
24 36 m 69m
3 1200-1800 C
36 52 m 9 14 m
4 >=1800 m D
52 60 m
E 9 14 m

Anda mungkin juga menyukai