Anda di halaman 1dari 27

PENGGUNAAN DIKSI DAN

KALIMAT
Disusun Oleh :
Lailatul Khuziyah 2301414005
Berta Anggraeni Januarintias 7101414082
Ena Triana 7101414083
Siti Miftachul Janah 7101414248
Diyah Safitri 7101414319
Rosaviki Yusriya 7101414348
Asmara Tampi 7211414025
Heni Febriyana 7311414128
Apa saja yang akan dipelajari?

Pengertian

DIKSI

Jenis
Fungsi
Penggunaan

Pengertian

KALIMAT

Jenis
Pola
Penggunaan
PENGERTIAN DIKSI
1. Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam menulis
atau berbicara (Kridalaksana 1982:35)
2. Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan
seseorang membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikannya, dan kemampuan tersebut
hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat
dan pendengar atau pembaca (Widyamartaya
(1990: 45)
Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai
diksi, yaitu:
Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana
yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang
paling baik digunakan dalam situasi.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan,
dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok)
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau
kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh
sebuah bahasa.
Diksi adalah pemilihan kata dan penggunaan
kata secara tepat dengan ide atau gagasan untuk
mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
disampaikan kepada orang lain dan dinyatakan
dalam suatu pola kalimat baik secara lisan
maupun secara tertulis untuk memunculkan
fungsi atau efek tersendiri bagi pembaca.
JENIS DIKSI
Jenis diksi menurut Keraf :
Kata Slang
Denotasi
Kata Asing
Konotasi Jargon

Kata
Kata Abstrak Serapan Kata Populer

Kata Konkrit Kata Ilmiah

Kata Umum Kata Khusus


Denotasi adalah konsep dasar yang didukung
oleh suatu kata (makna itu menunjuk kepada
konsep, referen atau ide).
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang
mengandung arti tambahan, imajinasi atau
nilai rasa tertentu.
Kata abstrak adalah kata yang mempunyai
referen berupa konsep, kata abstrak sukar
digambarkan karena referensinya tidak dapat
diserap dengan panca indra manusia.
Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada
sesuatu yang dapat dilihat atau dirasakan oleh
satu atau lebih dari pancaindra.

Kata umum adalah kata yang mempunyai


cakupan ruang lingkup yang luas.

Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu


kepada pengarahan-pengarahan yang khusus
dan konkrit.
Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum
terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah.

Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai


oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum
terpelajar atau oleh orang kebanyakan.
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam
suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni,
perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-
kelompok khusus lainnya.
Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal,
yang disusun secara khas, bertenaga dan jenaka yang
dipakai dalam percakapan, kata slang juga merupakan
kata-kata yang tinggi atau murni.
Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa
asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena
belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah
disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa
Indonesia
PENGGUNAAN DIKSI
2 hal yang harus diperhatikan untuk
mendayagunakan diksi dengan tepat

Kesanggupan sebuah kata untuk


menimbulkan gagasan-gagasan
Ketepatan yang tepat pada imajinasi pembaca
seperti apa yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis

Apakah kita dapat mengungkapkan


pikiran kita dengan cara yang sama
Kesesuaian dalam semua kesempatan dan
lingkungan yang kita masuki
A. Ketepatan Diksi

ketepatan adalah kemampuan sebuah kata


untuk menimbulkan gagasan yang sama pada
imajinasi pembicara atau pendengar, seperti
yang dipikirkan atau dirasakan penulis atau
pemmbicara, maka setiap penulis atau
pembicara harus berusaha secermat mungkin
memilih kata-katanya untuk mencapai maksud
tersebut.
Keraf (2002:88-89) menjelaskan syarat
ketepatan diksi adalah sebagai berikut:
Membedakan secara cermat denotasi dan
konotasi
Membedakan dengan cermat kata-kata yang
bersinonim.
Membedakan kata-kata yang mirip dengan
ejaannya.
Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing,
terutama kata-kata asing yang mngandung
akhiran asing tersebut.
Lanjutan...
Kata kerja yang menggunakan kata depan harus
digunakan secara ideomatis.
Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau
pembicara harus membedakan kata umum dan
khusus.
Mempergunakan kata-kata indria yang
menunjukkan persepsi yang khusus.
Memperhatikan perubahan makna yang terjadi
pada kata-kata yang sudah dikenal.
Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Perbedaan ketepatan dengan kesesuaian:

KETEPATAN KESESUAIAN
Apakah pilihan kata yang dipakai Apakah pilihan kata dan gaya
sudah setepat-tepatnya, sehingga bahasa yang dipergunakan tidak
tidak akan menimbulkan merusak suasana atau
interpretasi yang berlainan antara menyinggung perasaan orang
pembicara dengan pendengar yang hadir
atau antara penulis dan pembaca
Tips
Syarat pemilihan kata dengan tepat agar tidak mengganggu
suasana :

Hindari bahasa atau unsur substandar

Gunakan kata-kata populer dalam situasi yang umum

Hindari Jargon

Hindari kata-kata slang

Jangan menggunakan kata percakapan

Hindari ungkapan usang

Jauhkan kata atau bahasa yang artifisial


Contoh:
Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang
tak lama kemudian. (SALAH)

Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami
sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh
semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga
seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan
waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang. (BETUL)
contoh
para ilmuan telah membuat
beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi
permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan
hewan liar dan kesehatan manusia.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama
pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan
memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil.
KALIMAT
Ahli tata bahasa dalam buku
chear(1994:240) berbicara seputar
kalimat bahwa kalimat adalah
susunan kata-kata yang teratur yang
berisi pikiran yang lengkap

Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan


gagasan pembicara atau penulis yang dapat
dipahami oleh pendengar atau pembaca (singkat),
hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata
(jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang
berlaku (tepat).
POLA KALIMAT JENIS KALIMAT :
Unsur kalimat 1. Pengucapan
(SPOK) : 2. Jumlah frasa
Subyek 3. Isi dan fungsi
Predikat
4. Unsur kalimat
Obyek
Keterangan
1. Pengucapan
Kalimat langsung :
Asmara berkata Ayo, kita selesaikan tugas kelompok hari
ini!
Kalimat tidak langsung :
Asmara mengajak teman-teman untuk menyelesaikan
tugas kelompok hari ini.
2. Jumlah frasa
Kalimat tunggal :
Siti menangis.
Kalimat majemuk :
Ena dan Diyah menanam biji jagung di halaman rumah.
3. Isi dan fungsinya
Kalimat perintah : Jangan berisik di perpustakaan!
Kalimat berita : Dinda akan pergi ke Lombok minggu
depan
Kalimat tanya : Kapan kamu akan menikah?
Kalimat seruan : Sungguh eloknya bukit itu!

4. Unsur kalimat
Kalimat lengkap :Mahasiswa berdemonstrasi di
Simpang Lima.
Kalimat tidak lengkap : Selamat makan!
Ciri kalimat efektif

Keutuhan Kepaduan Penekanan

Kehematan Kevariasian Kesejajaran


Keutuhan Kepaduan
Keutuhan atau kesatuan Adanya hubungan yang logis
gagasan adalah kalimat diantara unsur-unsur
harus memiliki struktur didalam kalimat.
gramatikal yang utuh. Contoh:
Contoh: Pencopet itu telah berhasil
ditangkap oleh polisi.
Buku itu diambil oleh saya
Seharusnya:
Seharusya: Pencopet itu telah ditangkap
Buku itu saya ambil oleh polisi.
Penekanan Kehematan
Adanya upaya penulis untuk Kalimat itu hanya
menonjolkan salah satu bagian menggunakan kata sesedikit
dalam kalimat sesuai dengan mungkin, tetapi dapat
kebutuhan. menyampaikan informasi
secara tepat dan jelas.
Contoh: Contoh:
Kami memilih Pak Anu sebagai Amuba itu hewan yang amat
Ketua RT. sangat kecil sekali

Seharusnya: Seharusnya:
Kamilah yang memilih Pak Anu Amuba itu hewan yang sangat
sebagai Ketua RT. sekali
Kevariasian Kesejajaran
Digunakan untuk Penggunaan bentuk-bentuk
menghindarkan pembaca bahasa yang sama atau
berkontruksi bahasa yang
dari kebosanan karena sama yang digunakan dalam
membaca kalimat yang pola susunan serial.
dan bentuknya sama. Contoh:
Contoh: Ayah muda menimang mesra
putra sulungnya, mendedangkan
Dokter muda itu belum dikenal lagu, dan bercanda.
oleh masyarakat desa Seharusnya:
Sukamaju Ayah muda menimang mesra
(S-P-O) putra sulungnya, mendendangkan
lagu, dan mengajak bercanda.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai