Oleh :
HIMAYA 1015112330055
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Pengaruh Energi dan Kalor dalam Gizi Makanan (Proses Pengawet
pada Makanan)” Makalah ini berisikan tentang pengaruh pengolahan dan pengawetan
terhadap zat gizi makanan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Pemanasan adalah memasukkan bahan makanan pada suhu tinggi. Pemanasan bertujuan
mengurangi populasi mikroorganisme atau membunuh mikroorganisme yang ada dalam
bahan pangan, menginaktifkan enzim. Pemanasan yang digunakan dalam pengawetan pangan
tergantung dari jenis produk yang akan diawetkan.
Panas merupakan suatu bentuk enersi, diartikan sebagai pertukaran enersi diantara dua
macam benda yang berbeda suhunya. Perambatan panas atau pemindahan panas dapat terjadi
secara :
a. Konduksi
Konduksi terjadi jika enersi berpindah dengan jalan sentuhan antar molekul atau perambatan
panas terjadi dimana panas dialirkan dari satu partikel ke partikel lainnya tanpa adanya
gerakan atau sirkulasi. Perambatan panas secara konduksi berlangsung secara lambat.
Umumnya konduksi terjadi pada bahan berbentuk padat, seperti daging, ikan, sayur- sayuran,
buah-buahan, dll.
b. Konveksi
Konveksi terjadi jika enersi berpindah melalui aliran dalam media cair atau perambatan panas
dimana panas dialirkan dengan cara pergerakan atau sirkulasi molekul dari zat yang satu ke
zat yang lainnya. Pemanasan secara konveksi berlangsung secara cepat. Umumnya konveksi
terjadi pada bahan berbentuk cair seperti saribuah, sirup, air, dll.
Selain itu perambatan panas dapat terjadi secara radiasi dimana panas dialirkan secara
pancaran dan berlangsung tanpa media, misalnya sinar matahari. Pada bahan pangan yang
dikalengkan, perambatan panas yang terjadi dapat secara konduksi dan konveksi, contohnya
buah-buahan dalam kaleng yang diberi sirup, perambatan panasnya terjadi secara konduksi
pada buahnya dan konveksi pada sirupnya.
Pendinginan dan pembekuan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang
bersuhu sangat rendah. Suhu rendah dapat memperlambat aktivitas mikroba, menghambat
aktivitas enzim, menghambat reaksi kimia. Makin rendah suhu yang digunakan kecepatan
reaksi kimia dan pertumbuhan mikroba menjadi lambat.Ketika makanan dipaparkan ke
temperatur dingin, produk makanan tersebut akan kehilangan panas akibat laju pindah panas
yang terjadi dari makanan ke medium bertemperatur rendah di sekitarnya. Permukaan
makanan akan mengalami penurunan temperatur lebih cepat dibandingkan dengan bagian
dalamnya.Contoh alat pendinginan serta pembekuan adalah Lemari Es atau Kulkas. Istilah –
istilah Teknik yang berhubungan dengan Fisika di Bidang Pendinginan: Tekanan, Suhu,
Kalor (Panas)
1. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari
suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan
energi panas. Air yang terkandung dalam bahan makanan merupakan salah satu faktor
penyebab kerusakan bahan makanan. Dengan pengeringan kadar air akan menurun dan
mengakibatkan mikroba menjadi inaktif. Dengan pengeringan dapat mencegah pembusukan
makanan karena untuk dapat tumbuh dan berkembangbiak mikroba membutuhkan air dalam
jumlah yang cukup. Pengeringan pangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan pengeringan buatan menggunakan
alat pengering.
Keuntungan pengeringan :
a) Bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan.
b) Berat bahan menjadi berkurang sehingga mempermudah dalam pemindahan.
c) Biaya produksi menjadi lebih murah.
Kerugian pengeringan :
a) Sifat asal dari bahan yang dikeringkan dapat berubah, misalnya Bentuknya, sifat-sifat
fisik dan kimianya, penurunan mutu.
b) Berapa bahan kering perlu perlakuan tambahan sebelum dipakai misalnya harus
dibasahkan kembali sebelum digunakan.
2. Pengasapan
Pengasapan adalah salah satu cara memasak, memberi aroma, atau proses pengawetan
makanan, terutama daging, ikan. Makanan diasapi dengan panas dan asap yang dihasilkan
dari pembakaran kayu, dan tidak diletakkan dekat dengan api agar tidak terpanggang atau
terbakar.
Sewaktu pengasapan berlangsung, makanan harus dijaga agar seluruh bagian
makanan terkena asap. Waktu pengasapan bergantung ukuran potongan daging dan jenis
ikan. Api perlu dijaga agar tidak boleh terlalu besar. Bila suhu tempat pengasapan terlalu
panas, asap tidak dapat masuk ke dalam makanan. Sewaktu pengasapan dimulai, api yang
dipakai tidak boleh terlalu besar.
Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Makanan setelah
dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan. Bahan makanan
diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus
dan masuk ke dalam cairan tubuh, kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk melakukan
berbagai aktivitas (Sudiarti & Indrawani, 2008). Makanan atau hidangan yang dikonsumsi
sehari-hari sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila
tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2001). Kekurangan konsumsi
makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh
terganggu (Lusa, 2009).
2.5 Dampak Positif dan Negatif yang kita terima dari pengawetan makanan
1. Lebih ekonomis
2. Mudah ditemukan
3. Tidak menimbulkan efek samping karena menggunkan bahan alami seperti
Kunyit,Garam,Gula,Daun Pandan dll.
Sejauh ini pengawetan menggunakan bahan alami atau zat-zat alami jauh lebih aman dan
tidak menimbulkan efek samping atau dampak negatif berlebih bagi tubuh.
Pada pengolahan bahan pangan zat gizi yang terkandung dalam bahan pangan dapat
mengalami kerusakan bila di olah, karena zat itu peka terhadap PH pelarut, oksigen, cahaya
dan panas atau kombinasinya.Unsur-unsur minor terutama tembaga, besi, dan enzim dapat
mengkatalisis pengaruh tersebut. Bahan makanan mempunyai peranan yang penting sebagai
pembawa atau media zat gizi yang di dalamya banyak mengandung zat-zat yang di butuhkan
oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain-lain. Di dalam
masyarakat ada beberapa macam cara pengolahan dan pengawetan makanan yang di lakukan
kesemuanya untuk meningkatkan mutu makanan yang di maksut dengan tudak mengurangi
nilai gizi yang di kandungnya.
Pada dasarnya bahan makanan diolah dengan tiga macam alasan:
1. Menyiapkan bahan makanan untuk dihidangkan
2. Membuat produk yang di kehendaki termasuk di dalamya nutrifikasi bahan makanan,
(contoh: roti)
3. Mengawetkan, mengemas dan menyimpan (contoh: pengalengan)
Pengolahan makanan di lakukan dengan maksut mengawetkan, lebih intensif dari
pada memasak biasa kecuali bahan makanan harus di masak, juga misalnya pada
canning, makanan itu harus di sterilkan dari jasad renik pembusuk. Untuk beberapa
jenis makanan, waktu yang di perlukan untuk proses itu cukup lama, sehingga dapat
di pahami mengapa kadar zat makanan dapat menurun, akan tetapi dengan
penambahan zat makanan (nutrien) dalam bentuk murni sebagai pengganti yang
hilang maka hal seperti di atas dapat diatasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Banyak cara dalam melakukan pengawetan makanan baik tradisional dan modern.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya
simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan dan minuman
tersebut. Contohnya dalam pengawetan secara tradisional seperti Pengasapan, Penggaraman,
Pengeringan, Pemanisan. Pengawetan secara Modern seperti; Pendinginan, Pengalengan,
Pengemasan, dan Teknik Iradiator.
Oleh karena itu, seharusnya kita perlu menambah pengetahuan dan wawasan tentang
apa itu Pengawetan Makanan dan Minuman agar kita lebih selektif dalam memilih makanan
dan minuman berpengawet.
Selain itu, Pengawetan makanan dan minuman baik secara tradisional dan modern
sangat erat kaitannya dengan ilmu fisika. Beberapa konsep fisika yang diterapkan pada
pengawetan makanan dan minuman, meliputi : Suhu, Energi, Tekanan, Hampa Udara, Kalor
dan Termodinamika. Konsep Fisika adalah adalah ide-ide yang digunakan untuk
mendeskripsikan obyek yang diamati terutama dalam bidang ilmu alam meliputi sifat ruang,
gerakan, waktu, dan energi. Contoh Konsep Fisika adalah : Suhu, Kecepatan, Momentum,
dll.
DAFTAR PUSTAKA