Cara Tabulasi
0 [ A ]0 X1 Y1 Z1 Kn1
t1 [ A ]1 X2 Y2 Z2 Kn2
t2 [ A ]2 X3 Y3 Z3 Kn3
- - - - - -
- - - - - -
ti [ A ]i xi yi zi kni
Jika
1. x1 = x2 = x3 = x4, maka orde reaksi yang
dipelajari adalah nol
2. Y1 = y2 = y3 = y4, maka orde reaksi adalah 1,
demikia seterusnya
3.2 Metode Diferensial
Metode diferensial didasarkan atas penggunaan
persamaan laju secara langsung. Untuk kasus 1
komponen dengan persamaan laju :
R = k [ A ]a
Maka, In r = k + a In [ A ]
Pengaluran In r terhadap In [ A ] dari data
pengamatan akan menghasilkan garis lurus, dengan
koefisien kemiringan a dan perpotongan dengan
ordinat pada In k. Dengan demikian orde dapat
langsung ditentukan melalui penarikan garis lurus
terbaik berdasarkan data pengamatan dan penentuan
kemiringannya.
Bila reaksi terdiri dari atas 2 perekasi,
dengan persamaan laju, dituliskan sebagai
berikut :
r = k [ A ]a [ B ]b
Salah satu komponen dibuat berharga
tetap. Dengan cara menggunakan
konsentrasi yang jauh lebih besar dari yang
lain. Kika [ B ] >>> [ A ], maka perubahan harga
[ A ] tak akan banyak mempengaruhi [ B ]
sehingga selama reaksi dapat dianggap tetap
3.3 Metode Isolasi
Metode ini digunakan untuk menentukan
orde reaksi terhadap setiap reaktan reaksi
terdiri dari beberapa reaktan.
Misalnya reaksi : A + B + C P
Dimana persamaan laju reaksi :
-r = k [ A ]a [ B ]b [ C ]c
Untuk menentukan nilai a, b, dan c dapat
dilakukan langkah-langkah berikut ini.
1. Reaksi dilangsungkan dengan jumlah setiap
reaktan yang sesuai dengan stoikiometri
reaksi. Dari percobaan ini dapat diperoleh
nilai a, b, dan c (orde total reaksi)
2. Satu seri percobaan dengan A sebagai
reaktan pada berbagai nilai [ A ]0
3. Satu seri percobaan dengan B sebagai
reaktan pada berbagai nilai [ B ]0
Dari percobaan 2 akan diperoleh nilai a,
sedangkan dari percobaan 3 diperoleh nilai b