Anda di halaman 1dari 20

Disusun Oleh :

Jesica Chrsitiani Harsono - 14.A1.0010


Valencia Yoan Putri - 14.A1.0021
Imanuella Yukano - 14.A1.0031
Carissa Natasha Juwono - 14.A1.0056
Natasha Imaculata Sherly - 14.A1.0143

MASJID AGUNG JAWA TENGAH


Tanah Banda Masjid Ditukar guling (ruislag) Dari PT. Sambirejo,
Masjid Besar Kauman seluas 250 hektar, lewat
seluas 119,1270 Ha, dgn tanah di Kabupaten berpindah ke PT. Tens
Semarang, th 1980 PT. Sambirejo
dikelola oleh BKM Demak Indo Tjipto Siswojo

Longmarch dari Masjid


Tanah di Demak tidak Tanah Banda Masjid Dibentuk Tim Terpadu, Th 1999, ribuan umat
Agung Kauman ke rumah
baik, ada yang sdh jadi Agung Kauman Semarang dimotori oleh Islam memberi pressure
Tjipto Siswojo di Kota
laut, kuburan, sungai dll hilang Bakorstanasda Jateng kepada Tjipto Siswojo
Lama

Gubernur Jateng
Tjipto Siswojo akhirnya Dari 119,1270 hektar, 8 Juli 2000 di R. Paripurna 29 Nov 2001, Sayembara
Mardiyanto : tetenger
mau menyerahkan sertif baru ditemukan 69,2 DPRD Jateng, TS Desain Arsitektur Masjid
diambil 10 heltar di Jl.
tanah hektar menyerahkan sertif tanah Agung Jawa Tengah
Gajah Raya

Pemenang : PT. Atelier


Enam Bandung (Ir. H.
9 Sept 2002, Menteri
Agama, ketua Umum
MUI, Gubernur Jateng,
Diresmikan 14 Nov 2006
oleh Presiden RI saat itu,
Sejara
h
Susilo Bambang
Ahmad Fanani) menanam tiang pancang
Yudhoyono
pertama
Lokasi dan Gaya Arsitektur
Lokasi : Jl. Gajah Raya 128, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan
Gayamsari, semarang, Jawa Tengah
Gaya Arsitektur perpaduan antara:
Jawa atap berbentuk limasan (di bawah kubah utama)
Timur Tengah (Arab Saudi) kubah dan 4 minaret
Yunani 25 pilar-pilar Kolasium, dipadukan dengan kaligrafi Arab
yang sangat indah
Luasan Masjid
Luas Area : 10 hektar
Luas Bangunan Induk : 7.669
m2
Luas Pelataran : 7.500 m2
Jamaah yang dapat ditampung
: 8000 orang
Bangunan Masjid Utama
Lantai Dasar Masjid
Hall
Ruang Tamu VIP
Ruang Pengelola Masjid (BKM)
Ruang Informasi
Loker pria dan wanita
Lavatory pria dan wanita
Tempat wudhu pria dan wanita (93 keran
wudhu, sayap kanan 50 buah, kiri 14 buah)
Gudang
Lift, Tangga Penghubung, Tangga Darurat
Bangunan Masjid Utama
Mezanine Lantai Dasar Masjid
Dimanfaatkan untuk perluasan ruang sholat, daya tampung 1000 jamaah
Lantai 1 Masjid
Untuk ruang Shalat utama, ruang Imam, ruang Mimbar Khatib, juga perluasan Ruang Shalat di sebelah kiri dan kanan Ruang Shalat Utama. Daya
tampung 4000 jamaah
Mezanine Lantai 1 Masjid
Untuk ruang shalat wanita. Daya tampung 1000 jamaah
Convention Hall, Taman Bacaan, Office
Space
Di sayap kanan terdapat convention hall, daya tampung
2000 orang
Di sayap kiri merupakan perpustakaan modern Digital
Library dan office space, yang merupakan ruang
perkantoran untuk disewakan
Fasilitas:
Lantai 1 Pre Function, Ruang Serbaguna dan Stage, Ruang
Ganti, Pantry, Gudang, Ruang Service
Lantai 2 Ruang Akad Nikah, Ruang Operator Perluasan,
Ruang Shalat, Ruang Service
Area Parkir Mobil (120 buah), sepeda motor (200 buah),
bus (15 buah)
Plasa Masjid
Luas 7000m2
Merupakan perluasan ruang shalat, mampu menampung 10.000 jamaah
Dilengkapi oleh 6 payung raksasa, dapat membuka dan menutup otomatis
Filosofi perencanaan Masjid Agung Jawa Tengah merupakan perwujudan dan kesinambungan
historis pengembangan agama Islam di tanah air
Lantai dasar Plasa Masjid untuk parkir, mobil 680 buah, sepeda motor 670 buah
Menara
Menara Al-Husna Tower, tinggi 99 meter
Di lantai dasar merupakan studio Radio DaIs (Dakwah Islam)
Di lantai 2 dan 3, digunakan untuk Museum Kebudayaan Islam
Di lantai 18 terdapat kafe Muslim, lantainya dapat berputar 360
Di lantai 19 adalah menara pandang, dilengkapi dengan 5 teropong yang
dapat melihat Kota Semarang

Penginapan
Untuk mendukung fungsi Masjid sebagai objek wisata religius, terdapat wisma
penginapan yang terdiri dari 23 kamar berbagai kelas
Ada juga area hiburan, seperti arena bermain dan kereta kelinci yang akan
membawa pengunjung mengelilingi kompleks masjid
Menara (makna fisiologi)
Di dalam bangunan induk dilengkapi Menara disebut juga manarah atau minaret merupakan
dengan empat buah Minaret masing- bangunan tinggi dan ramping tempat mengumandangkan
masing tingginya 62 meter. Salah adzan sebagai panggilan untuk menunaikan ibadah shalat.
satu Minaret dilengkapi dengan lift
yaitu Minaret bagian depan (Timur)
Kanan

Jika perhatikan atapnya, di atas atap tersebut


terdapat satu buah kubah dengan empat minaret
atau menara yang berdiri di setiap sudutnya.
Empat minaret tersebut diartikan sebagai
Sahabat-sahabat Nabi yang telah banyak
membantu Nabi dalam menyabarkan agama Islam
pada zaman dahulu seperti Abu Bakar Shiddiq,
Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin
Abi Thalib.
menara yang ada pada Masjid Agung
Jawa Tengah ini, menara ini tidak lagi
menjadi tempat bagi muadzinnya untuk
adzan di atasnya, melainkan di atas
menara ini sudah diletakkannya
pengeras suara, jadi muadzin hanya
perlu adzan dari tempat ruang utama
shalat
Menara ini merupakan pengamatan dari
menara yang ada di kota Kretek Kudus,
yang setelah melakukan pengamatan
menara ini kemudian diadopsi di Masjid
Agung Jawa Tengah ini
Makna-makna filosofi di Masjid Agung Jawa Tengah
keempat minaret yang berdampingan dengan kubah yang ada
diatas tempat shalat utama berjumlah empat, yang diartikan
sebagai sahabat-sahabat Nabi seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar
Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
Air Mancur (makna fisiologi)
Sebelum kita memasuki area Masjid Agung
Jawa Tengah ini di depan gerbang pun sudah
nampak keindahan yang terpancar. Keindahan
itu berupa adanya air mancur. Secara tidak
langsung air mancur biasanya bertujuan
sebagai suatu hiasan untuk memperindah
suatu bangunan. Di Masjid Agung Jawa tengah
ini terdapat dua air mancur. Air mancur yang
terletak di depan pintu gerbang itu berjumlah
sembilan, sedangkan air mancur yang kedua
terletak di halaman dekat parkiran itu
berjumlah lima.
Selanjutnya bisa kita lihat pada arsitektur air mancur. Di Masjid Agung Jawa Tengah ini terdapat dua air mancur,
yang pertama terdapat di depan gerbang, air mancur tersebut berjumlah sembilan, jadi air mancur itu diartikan
dengan Air Mancur Walisongo. Air mancur kedua yaitu terdapat di dalam gerbang dekat parkiran, air mancur
tersebut berjumlah lima, jadi air mancur yang kedua ini diartikan dengan Air Mancur Rukun Islam.
Banner (Gerbang) makna fisologi
Berikutnya kita memasuki plasa masjid.
pada plasa ini terdapat Banner yang
dinamakan dengan gerbang Al-Qanathr yang artinya Megah
dan Bernilai. Tiang pada Gerbang Al-Qanathr ini berjumlah
25 buah yang diartikan sebagai 25 Nabi sebagai
pembimbing umat Islam diseluruh dunia.1 Pada Banner
gerbang bertuliskan lafadz dua kalimat syahdat yang
berbunyi Asyhadu Alla Illa Ha Illallah dan Asyhadu Anna
Muhammadar Rasulullah. Sedangkan pada bidang datar
tertulis huruf pegon yang berbunyi Sucining Guna
Gapuraning Gusti.
Makna Fisiologi
Payung
Payung raksasa ini dapat membuka dan menutup secara
otomatis. Saat dibuka dapat menutupi plasa pelataran
masjid. Tingginya 20 m dan jari-jari 14 m. Jumlah 6 payung
melambangkan rukun iman :
Iman kepada Allah
Iman kepada malaikat
Iman kepada kitab
Iman kepada rosul
Iman kepada hari kiamat
Iman kepada qodo dan qodar
Makna Fisiologi
Minaret
Terdapat 4 buah minaret (tinggi 62m). Minaret bagian depan (timur)
dilengkapi dengan lift. Unsur arsitektural islam dari kebutuhan
panggilan shalat. Cirinya menjulang ke atas seperti pensil yang
diserut.
Kubah
Berbentuk setengah lingkaran dari cor beton dengan garis tengah 20
m. Kubah merupakan lambang kebersamaan umat di seluruh dunia
yakni penyeragaman dan penghormatan pada budaya yang
melahirkan dan menyebarkan agama Islam yakni budaya Arab
Mediteranian. Kubah dibuat berwarna putih sehingga panas matahari
akan terpantul kembali. Kubah juga digunakan untuk penguatan
suara dalam masjid.
Interelasi disini adalah hubungan antara nilai-
nilai ajaran atau kebudayaan Jawa dengan Islam
Awal mula masuknya Islam di tanah Jawa itu tak akan lepas dari wali-
wali yang pernah berjuang dalam mempertahankan agama Islam
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha
dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam.
Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di
Jawa.
Para wali ini mendirikan masjid, baik sebagai tempat ibadah maupun
sebagai tempat mengajarkan agama

INTERELASI ISLAM DAN BUDAYA JAWA


Adapun cara-cara yang dipakai para wali dalam menghadapi budaya lama (Hindu) itu adalah :
Mengganti secara keseluruhan (subtitution) tradisi lama dengan tradisi baru, contoh sembahyang di
kuil diganti dengan sembahyang di Masjid sehingga tidak ada unsur pengaruh Hindu di Masjid.

Lahirnya sinkretisme Islam-Jawa berkaitan dengan masuknya Islm di Jawa. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Jawa dapat dijumpai dengan adanya tulisan-tulisan, tradisi, dan kepercayaan yang tercampur di
dalamnya antara aspek-aspek dari ajaran Islam dengan unsur-unsur kepercayaan lama

Proses sinkretisasi antara Islam dengan Jawa yang berlangsung lembut, menyatu, dan bersifat total, pada
akhirnya menjadikan Islam-Jawa seakan-akan tidak bisa dipisahkan sampai satu sama lain. Bahkan, jika kita
meneropong Jawa saat ini yang terlihat adalah ciri Islm yang begitu besar mempengaruhinya. Begitu juga
sebaliknya, jika kita meneropong Islam di Jawa, maka tradisi-tradisi Jawa pun sangat kental bercampur
dengannya.
Melaksanakan Syariat Islam Dengan
Kemasan Budaya Jawa.
Bangunan Masjid di berbagai wilayah mengalami penambahan ornamen-
ornamen seni untuk menambah unsur estetik Masjid seperti hiasan kaligrafi
pada interior Masjid, penambahan menara yang digunakan untuk menyeru
orang-orang beriman untuk shalat, dan adanya makam disekitar Masjid.

Arsitektur Masjid yang bernuansa lokal secara psikologis telah


mendekatkan masyarakat setempat pada Islam

Ketika Islam masuk di Jawa keberadaan arsitektur Jawa yang telah


berkembang dalam konsep dan filosofi Jawa tidak dapat dinafikan oleh Islam.
Jadi, agar Islam dapat diterima sebagai agama orang Jawa, maka simbol-
simbol Islam hadir dalam bingkai budaya dan konsep Jawa
Ciri Tipe Masjid Indonesia Yang Berasal
Dari Jawa
1. Denahnya berbentuk segi empat.
2. Fondasi bangunan berbentuk persegi dan pejal (massive) yang agak tinggi.
3. Atap Masjid berbentuk tumpang, terdiri dari dua sampai lima tingkat yang semakin keatas semakin mengecil.
4. Di sisi barat atau barat laut terdapat bangunan yang menonjol sebagai mihrab.
5. Di bagian depan dan kadang-kadang di kedua sisinya ada serambi yang terbuka atau tertutup.
6. Halaman sekitar Masjid dikelilingi oleh tembok dengan satu atau dua pintu gerbang.
7. Dibangun di sebelah barat alun-alun.
8. Arah mihrab tidak tepat ke kiblat.
9. Dibangun dari bahan yang mudah rusak.
10. Terdapat parit air yang mengelilinginya atau di depan Masjid.
11. Awalnya dibangun tanpa serambi.

Anda mungkin juga menyukai