Anda di halaman 1dari 21

Bakteriofage

DJOKO PRIYATNO
Karakteristik Umum Virus
• Penyebaran luas
• Obligat parasit intraseluler
– Hidup pada sel hidup (inang)
– Hanya bereproduksi dalam inang yg
bermetabolisme (hidup)
– Bereplikasi dalam sel inang
– Tidak dapat hidup pada media buatan
• Pengelompokkan berdasarkan inang
– Bakteriofage --- menginfeksi bakteri
– Virus tanaman
– Virus hewan & manusia
Bakteriofage ?
• Virus yg menginfeksi bakteri
• Ditemukan oleh Frederick W Twort &
Felix d’Herelle
• Fenomena Twort – d’Herelle:
biakan bakteri menjadi lisis atau larut
& lenyap dimakan oleh jasad virus yg
disebut bakteriofage
Perbandingan Ukuran Virus vs Bakteri
Morfologi Bakteriofage
• Ukuran 20 – 23 nm  dpt lolos
filter bakteri
• Inti: asam nukleat yg dikelilingi
selubung protein (kapsid)
T2 – bakteriofage
– Kapsid: selubung protein 
disusun dari kapsomer2
– Gabungan inti & kapsid disebut
nucleokapsid
– Bentuk kapsid: icosahedral & helix
• Mempunyai ekor untuk
melewatkan asam nukleatnya
ketika menginfeksi sel inang
Morfologi umum bakteriofage
Susunan Dalam Sel Bakteriofage
• Asam Nukleat
– 4 kelompok asam nukleat yg
terdapat pada inti virus
• Utas ganda DNA (dsDNA)
• Utas tunggal DNA (ssDNA)
• Utas ganda RNA (dsRNA)
• Utas tunggal RNA (ssRNA)
• Protein selubung (kapsid)
mengandung enzim yg berperan dlm
replikasi asam nukleat yaitu enzim
polimerase
– Kapsid melindungi inti dari serangan enzim
nuklease & senyawa lain yg berbahaya bagi
Susunan bagian dalam sel
bakteriofage inti virus di dalam sitoplasma inang
– Komponen lemak penyusun kapsid sangat
beragam tapi fosfolipid mrpk komponen
lemak yg dominan
Tipe Morfologis Bakteriofage
1. Tipe A. Tipe yang paling kompleks, kepala
heksagonal, ekor kaku dengan seludang kontraktil,
serabut ekor dan DNA berjumlah 2.
2. Tipe B. Serupa tipe A, kepala heksagonal, tidak
memiliki seludang kontraktil, ekor kaku, mengenai
serabut ekor (ada atau tidak ada serabut ekor),
dan DNA berjumlah 2.
3. Tipe C. Tipe ini dicirikan oleh sebuah kepala
heksagonal, ekor lebih pendek dari kepalanya.
Ekornya tidak memiliki seludang kontraktil,
mengenai serabut ekor (ada atau tidak ada
serabut ekor), dan DNA berjumlah 2.
Tipe Morfologis Bakteriofage
4. Tipe D. Tipe ini memiliki sebuah kepala
tanpa ekor, dan kepalanya tersusun dari
kapsomer-kapsomer besar, dan DNA
berjumlah 1.
5. Tipe E. Tipe ini memiliki sebuah kepala
tanpa ekor, dan kepalanya tersusun dari
kapsomer-kapsomer kecil, dan RNA
berjumlah 1.
6. Tipe F. Tipe ini berbentuk filamen dan
DNA berjumlah 1.
Asam nukleat fage
O Tipe morfologis fage yang berbeda-beda juga
dicirikan oleh tipe asam nukleatnya yang
berbeda-beda pula.
O Fage berekor mengandung DNA berutasan
ganda.
O Fage dengan kapsomer besar (kelompok D)
dan berbentuk filamen (kelompok F)
mempunyai DNA berutasan tunggal.
O Fage –fage kelompok E mempunyai RNA
berutasan tunggal.
Reproduksi Bakteriofage

• Cara-cara menginfeksi sekaligus


digunakan sebagai cara
bereproduksi (memperbanyak diri)
• Dua tipe cara menginfeksi, yaitu
litik atau virulen dan tenang atau
lisogenik
a. Daur Litik atau Virulen.
Fase adsorbs (penempelan)
1. Awalnya ujung ekor menempel / melekat pada
dinding sel bakteri.
2. Virus menempel hanya pada tempat-tempat khusus,
yaitu pada permukaan dinding sel bakteri yang
memiliki protein khusus yang dapat ditempati protein
virus.
3. Menempelnya protein virus pada protein dinding sel
bakteri itu sangat khas, mirip kunci dan gembok.
4. Virus dapat menempel pada sel-sel tertentu yang
diinginkan karena memiliki reseptor pada ujung-ujung
serabut ekor.
5. Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim
(enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada
dinding sel bakteri atau inang.
 Fase Infeksi (penetrasi)

1. Selubung sel berkontraksi sehingga mendorong inti ekor


ke dalam sel melalui dinding dan membran sel,
2. Virus menginjeksikan DNA ke dalam sel bakteri.
3. Namun demikian, selubung bakteri yang membentuk
kepala dan ekor bakteriofage tetap tertinggal di luar sel.
4. Setelah menginfeksi kemudian akan terlepas dan tidak
berfungsi lagi.
5. Enzim lisozim DNA virus akan menghancurkan DNA
bakteri, sehingga DNA virus mengambil alih kehidupan.
6. DNA virus mereplikasi, melakukan sintesis protein dari
ribosom bakteri yang akan diubah menjadi bagian-
bagian kapsid, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor.
7. Terjadi proses perakitan, kemudian DNA virus masuk ke
dalamnya, maka terbentuklah tubuh virus yang utuh.
 Fase litik

1. Ketika perakitan telah selesai tubuh virus baru 


ambil alih metabolik sel inang
2. Setelah sekitar 20 menit, dari infeksi awal 200
bakteriofage yang telah terakit
3. sel bakteri  lisis  virus –virus baru keluar 
menginfeksi sel-sel bakteri lain sebagai inangnya
• Adsorption or
DOCKING with the host
DOCKING &
PENETRATION
receptor protein
• Entry or PENETRATION of
the viral nucleic acid into
the host cytoplasm
BIOSYNTHESIS &
MATURATION • BIOSYNTHESIS of
the viral components
• Assembly (MATURATION)
of the viral components into
complete viral units
• RELEASE/LISIS of the
completed virus from
the host cell
b. Daur Lisogenik
 Fase adsorbs (penempelan)
 Fase Infeksi (penetrasi)
 Fase penggabungan
1. DNA bakteri terinfeksi DNA virus  benang ganda
berpilin DNA bakteri putus
2. DNA virus menyisip di antara putusan  bergabung
dengan benang bakteri.
3. Bakteri yang terinfeksi akan memiliki DNA virus.

Fase pembelahan
1. DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri
2. DNA virus menjadi tidak aktif  profage.
3. Jika DNA bakteri replikasi profage ikut melakukan
replikasi. Jumlah profage DNA virus akan mengikuti
jumlah sel bakteri inangnya.
 Fase sintesis
1. jika profage terkena zat kimia tertentu atau radiasi tinggi
 aktif  menghancurkan DNA bakteri
2. DNA virus  mensintesis protein sel bakteri (inangnya)
untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru
dan sekaligus melakukan replikasi diri menjadi banyak.
 Fase perakitan
1. Kapsid-kapsid dirakit  kapsid virus utuh  berfungsi
sebagai selubung virus Kapsid baru virus
terbentuk.
2. DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna
membentuk virus-virus baru.
 Fase litik
1. Fase ini sama dengan daur litik.
2. Setelah terbentuk bakteri virus baru terjadilah lisis sel.
3. Virus-virus yang terbentuk berhamburan keluar sel bakteri
guna menyerang bakteri baru.
Hubungan antara fase litik dan lisogenik
Beberapa contoh virus Bakteriofage
1. Subfamili : Corticoviridae
Genus : Corticovirus
Spesies : Alteromonas phage PM2
2. Subfamili : Fuselloviridae
Genus : Fusellovirus
Spesies : Sulfolobus virus
3. Subfamili : Lipothrixviridae
Genus : Lipothrixvirus
Spesies : Thermoproteus virus
4. Subfamili : Myoviridae
Genus : T4-like phages
Spesies : coliphage T4 Bacteria
5. Subfamili : Microviridae
Genus : Chlamydiamicrovirus
Spesies : Chlamydia phage 1

Anda mungkin juga menyukai