Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 6

FAHRUL BRINALDI... 2102501010110


HIDAYATUL HUSNA... 2102501010111
GALUH JULY PERWIRIANI... 2102501010177

TRIPANOSOMIASIS
PENDAHULUAN

• Penyakit Surra pertama kali ditemukan oleh Griffiths Evans


(1980) menginfeksi kuda di India, sehingga diberi nama
Trypanosoma evansi.

• Ternak yang terserang penyakit Surra mengalami penurunan


kondisi terutama berat badan, kelainan fungsi tubuh dan
penurunan kualitas daging atau karkas

• Untuk melihat gejala klinis pada hewan yang terinfeksi oleh


Trypanosoma evansi perlu adanya pemeriksaan lanjutan di
laboratorium untuk mendeteksi parasit.
ETIOLOGI

• Trypanosoma (Trypanozoon) evansi


• Secara mekanis ditularkan oleh lalat tse tse

Faktor-faktor efektivitas penularan :


 Efektifitas penularan oleh vektor mekanis
 Kesesuaian dan kerentanan inang
 Terpenting kemampuan pembentukan penyakit parasit untuk
beradaptasi sendiri terhadap resistensi inang.
• Inang non alami : Ayam
MORFOLOGI
MORFOLOGI
MORFOLOGI

Bentuk pleomorfik dan berkisar dari panjang dan ramping,


hingga 42 μm (rata-rata 29 μm), hingga pendek dan kekar, 12–
26 μm (rata-rata 18 μm).
Membran bergelombang sangat mencolok
Kinetoplas kecil dan ujung posterior runcing
Memiliki flagel bebas yang berkembang dengan baik
Bentuk menengah rata-rata panjangnya 23 μm dan memiliki
ujung posterior tumpul dan flagel cukup panjang (Taylor et al.,
2016).
PATOGENESA PADA HEWAN
PATOGENESA PADA MANUSIA

Penyebab lainnya dapat terjadi karena mengkonsumsi daging yang


tidak sempurna pengeluaran darah nya dan disertai dengan prosedur
memasak yang tidak matang.
GEJALA KLINIS

 Pada sapi dan kerbau, kejadian surra bisa berbentuk akut, per-akut, dan subakut atau kronik
(Batan,2018).
• Akut :
 Terlihat dungu
 Berjalan terhuyung-huyung
 Melangkah melingkar
 Mata melotot
 Demam tinggi/pireksia
 Mati dalam 6-12 jam.

• Per-akut :
 Gejala saraf dan hewan penderita yang mati umumnya setelah memperlihatkan gejala klinik
(konvulsi, ataksia, mendadak buta, gila, dan gerakan berputar-putar).
 Dalam bentuk perakut, gejala saraf bisa dikelirukan dengan anthraks, ketosis bentuk saraf,
kista atau abses dalam otak. Penyebab kematian pada hewan disebabkan oleh penyumbatan
pembuluh darah kecil yang mendorong terjadinya anoksia dan kematian.
GEJALA KLINIS

• Kronis/subakut :
 Peningkatan suhu tubuh (intermittent)
 Depresi dan tidak bersemangat
 Gerakan memutar-mutar
 Produksi susu mendadak turun
 Limfonodus preskapularis mengalami pembesaran
 Konjungtivitis, Anemia, Emasiasi, Kelemahan.
 Keluar leleran kental dari mata
 Bobot badan yang menurun
 Sendi fetlock yang membengkok,
 Gangguan reproduksi (tertundanya birahi, kluron (abortus), dan stillbirth)
 Kekeruhan/opasitas kornea mata.

• Gejala klinis pada manusia : Demam serta berkeringat selama 15 hari,


disorientasi, agitasi, gelisah dan berperilaku kasar.
PENYEBARAN (CARA PENULARAN)

 Hewan karnivora yang memakan daging mengandung


trypanosoma.
 Penularan secara matternal (sebelum maupun sesudah kelahiran).
 Produk hewan tidak tuntas pengeluaran darahnya
 Dari paparan alat kandang yang terkontaminasi darah
mengandung trypanosoma
 Alat-alat medis non steril
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Sampel Organ
 sampel : organ yang mengalami lesi dari organ hati, paruparu, ginjal, jantung,
daging dan limpa.
 Isolasi dan identifikasi kuman pada media agar (Agar Darah, Dektrosa Salt
Agar, Nutrient Agar, MacConkey Agar) tujuan untuk uji morphologi.
 Apabila ditemukan morphologi yang menciri maka dilakukan pengecatan gram
untuk melihat kuman termasuk gram negatif atau positif.
 Kemudian dilakukan uji biokimiawi : SIM, H2S, oksidasi, fermentasi, glukosa,
laktosa, dektrosa, urease test, dll (Prayitno et al., 2018).

b. Pengambilan Ulas Darah


 Pengambilan darah melalui vena jugularis
 teteskan sedikit pada slide glass untuk pembuatan ulas darah tipis.
PENCEGAHAN

Pencegahan
• Pemberian 10 % Naganol dosis pencegahan : 1
gram/ekor intravena.
• Pembasmian serangga penghisap darah dengan insektisida.
• Pembersihan tempat yang basah dan rimbun.
• Pemotongan hewan sakit pada malam hari.
PENGOBATAN

Pengobatan
• Hewan yang sakit, dipisahkan dari yang sehat.
• Pemberian 10 % Naganol dengan dosis pengobatan 3
gram/ekor intravena.
• Moranyl 10 mg/ Kg berat badan.
• Antrycide/ Quinapiramine 3 –5 mg/ Kg berat badan.
• Berenil 3,5 mg/ Kg berat badan.
PENGENDALIAN

Ternak yang menderita penyakit Surra dapat dipotong di


bawah pengawasan Dokter Hewan berwenang dan dagingnya
dapat dikonsumsi/ diperdagangkan setelah dilayukan
sekurang kurangnya 10 jam setelah pemotongan.
TERIMA KASIH ...

Anda mungkin juga menyukai